Vampayeer ✅

By SumilLiMiloni

9K 1.3K 384

"100 tahun yang kau lalui dengan banyak penderitaan yang kau alami, ternyata tidak seberat diriku." - Singhan... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh

Sembilan Belas

211 28 10
By SumilLiMiloni


Terima kasih buat kalian💐

***

🍅 Sabtu, 9 Desember 2023 🍅

****

🌻 Selamat Membaca.... 🌻

**💕💕💕**

[Masa lalu, 1900]

Hari berlalu menjadi siang. pintu terbuka dan bagaimana laki-laki berparas tampan itu menemukan Sing duduk meringkuk diatas kasur memeluk dirinya sendiri.

"Apa kau akan seperti itu?" tanyanya. Dirinya masuk dan mencium aroma darah yang telah kering, dan juga gelas yang sudah pecah berkeping-keping itu.

"Biarkan aku pulang. Aku harus menemui ibuku, kekasih ku dan orang-orang yang berada di dekat ku, bisakah aku pulang?" tanya Sing.

Sing selalu terlihat gagah dan berani sebelumnya. namun kali ini, laki-laki berusia 23 tahun itu terlihat seperti seorang anak-anak yang baru saja di culik.

"Kau akan pulang kemana? Pada akhirnya kau akan dibuang di lingkungan mu, ketika mereka mengetahui kau bukan manusia lagi. Kau juga tidak akan bisa hidup dengan mereka, kau hanya akan membunuh mereka perlahan-lahan dan satu demi satu."

"Apa kau tau itu?" ujar laki-laki itu. Dirinya membersihkan kekacauan yang dibuat oleh Sing.

"Apa yang kau tau! Biarkan aku pulang!"

"Setelah ku ingat-ingat, kau benar-benar seperti ku. Aku pernah seperti dirimu, merasa hancur, sedih dan kecewa. Ingin sekali pulang. Namun, pada akhirnya tidak ada tempat untuk kita yang sebenarnya sudah mati, kita bukan manusia dan bagian dari mereka lagi."

"Mungkin kau memiliki tempat untuk pulang, namun pada akhirnya kau akan sendirian seperti ku." ucapnya ke Sing.

"Tenanglah, perlahan-lahan kau akan melupakan semuanya. Meski tidak mudah, kau akan bisa melewatinya. Aku yakin itu." ujarnya lagi.

Sing semakin kuat memeluk dirinya sendiri.

"Apa kau benar-benar tidak lapar? Bagaimana jika kau makan bersama denganku?" tanyanya ke Sing.

Sing mengangkat kepalanya melihat laki-laki yang berdiri di dekat pintu itu.

"Aku akan menemanimu untuk makan, kau tidak suka darah, bukan? Makanan manusia? Kau harus mencobanya jika begitu."

"Bagaimana jika aku kabur?"

Laki-laki itu tersenyum lebar.

"Kau tidak akan bisa kabur. Jadi, berhentilah untuk berpikiran seperti itu."

"Bangunlah." laki-laki itu meminta Sing untuk bangun dan segera pergi bersama dengannya.

"Siapa namamu?" tanya Sing.

"Park Jisung."

"Lalu, kau?"

"Singhantara Alam Samasta."

Laki-laki yang tengah membuka pintu itu tersenyum, "Nama yang indah."

Sing mengikuti laki-laki bernama Park Jisung itu. Bagaimana suasana Siang itu cukup sunyi dan sepi, bahkan Sing tidak melihat siapapun sepanjang laki-laki itu berjalan menuruni tangga.

"Tempat ini besar dan luas. Namun, cukup sepi."

"Saat siang, mereka memilih untuk bersembunyi ataupun pergi keluar dan hidup diantara manusia. Karena pada dasarnya kebanyakan dari kami adalah manusia normal sebelumnya."

"Jadi, jangan anggap. Kau satu-satunya yang malang dan menderita." ujar laki-laki bernama Park Jisung itu.

"Gunakan ini." Park Jisung memberikan sebuah jubah hitam yang memiliki tudung untuk menutupi kepala.

"Sekarang kau bukan manusia, cahaya matahari dan panasnya siang dapat membuat mu terluka, namun tidak akan membunuh mu. Jadi, lebih baik gunakan saja. Lagipula, kau terlihat begitu pucat." ucap Park Jisung.

Sing mengenakan jubah hitam itu, dan menutupi kepalanya dengan tudung.

Mereka memilih untuk keluar dari area yang terlihat seperti kastil kerajaan yang besar dan megah itu, pintu gerbang dan kastil pun terlihat cukup jauh.

"Kau ingin makan apa?" tanya Jisung.

"Bisakah kita pergi ke rumah ku? Mungkin saja, ibuku tengah mempersiapkan pemakaman ayah ku? Apa itu boleh?" ujar Sing.

Park Jisung mengangguk mengerti. Bagaimana itu bukan permintaan yang berat, dan dirinya masih bisa mengawasi Sing.

Mereka berjalan berdua melewati setiap sudut kota yang damai dan tenang hari itu.

"Hei, Sing. Bagaimana jika kau memakan pizza itu, sepertinya enak. Karena cukup ramai." ujar Jisung. Laki-laki itu menunjukkan restoran pizza kepada Sing.

Namun, terlihat Sing tidak tertarik, "Aku sedang tidak ingin makan. Aku hanya ingin melihat kondisi ibuku." ujar Sing.

Park Jisung paham posisi Sing sekarang.

Mereka terus berjalan disepanjang jalan melewati orang-orang yang juga berjalan.

Akhirnya keduanya tiba disebuah rumah besar, dimana cukup ramai di luar.

"Ramai sekali." ucap Jisung. Laki-laki itu juga melihat beberapa orang terlihat tengah menangis tersedu-sedu.

"Sepertinya ayahmu sangat dicintai oleh orang-orang, namun kenapa dia menjual mu kepada Ayah kita?" ucap Park Jisung.

"Ayah kita? Siapa? Vampir yang sudah membunuh ayah ku? Iblis itu?" Suara Sing berubah. Tatapan laki-laki itu juga berubah.

"Kau pantas membencinya, aku juga. Namun, tidak ada yang bisa kita perbuat, bukan?"

"Permisi." Seseorang melewati keduanya. Seseorang yang menutupi kepalanya dengan kain putih itu juga melewati kerumunan.

Sing baru menyadari sesuatu, "Bau ini. Yuna?" Sing mengenal betul bau tubuh Yuna dari wangi-wangian yang menjadi pengharum tubuh perempuan itu.

Sing hendak berjalan maju dan berteriak memanggil sosok Yuna yang kini telah menghilang di balik kerumunan orang-orang.

Park Jisung menahan Sing untuk tidak gegabah. "Jangan bodoh, tetaplah menunduk. Aku memberimu kesempatan tidak untuk kau nodai!" ucap Park Jisung.

"Namun, aku merindukannya." ujarnya.

Park Jisung menarik pergi Sing dari kerumunan itu dan mengajaknya untuk naik ke atap rumah hanya dengan sekali loncatan.

Sing yang tiba-tiba ada di atap rumahnya dengan sekali loncat itu terkejut.

"Bagaimana bisa?"

"Aku akan memberikan mu kesempatan untuk melihat mereka dengan lebih jelas. Namun, dari atas sini." ucap Park Jisung.

Sing mencoba untuk mengatur keseimbangan agar laki-laki itu tidak melorot jatuh kebawah.

Park Jisung dengan cepat memegang lengan Sing. "Tenanglah. Jika kau tenang, kau akan seimbang."

Sing menarik napasnya yang terasa berbeda. "Aku masih bisa bernapas? Namun, rasanya aneh." ujar Sing.

"Apa itu kekasih mu?" Jisung menunjuk seorang perempuan yang baru saja masuk melewati gerbang.

"Yuna..."

"Ibu!" Yuna memeluk seorang perempuan yang berjalan pelan-pelan mendekati Yuna.

Keduanya mampu mendengar suara yang sedikit jauh itu.

Mata Sing berkaca-kaca. Laki-laki itu tidak bisa melakukan banyak hal saat ini.

"Aku sangat menyayangi kedua perempuan itu. Namun, saat ini, bahkan aku tidak bisa mendekati mereka dan bahkan memeluk mereka." ucap Sing.

Park Jisung menoleh dengan cepat, matanya terbuka dengan lebar.

"Kita harus segera kembali." ucap Jisung.

"Bisakah sedikit lebih lama?"

"Sing! Kita harus kembali, atau kita tidak akan bisa keluar lagi! Ayah telah datang, sebelum dirinya mengetahui kau tidak ada di rumah, sebaiknya kita kembali." jelas Park Jisung.

Namun, dari tatapan Sing yang masih melihat kedua perempuan itu menangis dan memeluk sama lain, menandakan Sing masih tetap ingin disana.

"Sing!"

"Namun..."

"Kita akan kembali nanti!"

Park Jisung tidak membutuhkan persetujuan dari Sing.
Segera dirinya membawa Sing dari sana dengan cepatnya.

****

Park Jisung

****

Jangan pergi, ya? Tetaplah bertahan sampai ending 🌻


***

Mohon maaf untuk cacat logika dan kepenulisan dari cerita ini🌻

Continue Reading

You'll Also Like

23.5K 2.9K 30
"Bang, kalau harus di suruh milih buat pulang abang mau pulang kemana ?" "Kemanapun asal abang bisa ngeliat kamu." _________________________ Kata Eva...
4.2K 498 19
❝Wain hilang, dan ternyata kepercayaan kita satu sama lain juga hilang.❞
10.3K 832 34
INDIGO BOY'S S2: Kisah Para Siswa baru Yang Sangat Penasaran dengan yang namanya "kemampuan Indigo", Mereka nekat menggunakan Berbagai cara untuk bis...
1.7K 137 21
Gimana jadinya idol K-Pop berbeda grup dengan otaknya yang hanya setengah disatukan dalam obrolan chat random. Kepo liat aja sendiri