About Us 1 (2Hwang)

historiachoi_14 рджреНрд╡рд╛рд░рд╛

5.8K 358 181

Especially for you, penumpang kapal Hwang Yeji & Hwang Hyunjin ЁЯШЙ - kumpulan cerita 2hwang - рдЕрдзрд┐рдХ

Midnight Date
Jealous
Best Of Me ЁЯФЮ
Tears of First Love (1)
Tears of First Love (2)
Tears of First Love (Yeonjun)
Ice Cream
Anamnesis/Pasangan Takdir (Mystery)
Winter Magic (Bitter Chocolate)
A Moment
Future Is Ours (1)
Future Is Ours (2/end)
Destiny (1)
Destiny (2/end)
YOU SAID OUR THIRD PERSON? YOU SURE?! (1)
YOU SAID OUR THIRD PERSON? YOU SURE?! (2/end)
In My Eyes
Move On (My Lucy)
Move On (My Lucy) - end
YEARNING SUMMER (1)
YEARNING SUMMER (2)
-
Remedy
AT LAST TRAIN STATION
The One I Love (1-2)
The One I Love (2-2)
After Party ЁЯФЮ
No Skin Contact (Special Collab)
Go Away

Runaway

177 14 10
historiachoi_14 рджреНрд╡рд╛рд░рд╛

⚠️Note:
Sebelum kalian baca ini aku ingin menyampaikan sesuatu...udah lama aku gak upload 2hwang. Alasannya karena aku lagi oleng ke kapal lain, tapi alasan utamanya juga karena beberapa ff 2hwang terakhir kurang kalian hype jadi aku ngerasa lesu dan kena writer block. Jadi please, kalau kalian mau aku semangat terus...bantu aku nge-hype ff yang aku tulis dengan vote dan komen banyak" yaa biar aku bisa nulis terus untuk kalian ^^



Theme song: Runaway (U&I) – Galantis

Think I can fly, think I can fly when I'm with you

My arms are wide, catching fire as the wind blows

I know that I'm rich enough for pride,

I see a billion dollars in your eyes

Even if we're strangers til we die

I wanna run away

I wanna run away

Anywhere out this place

I wanna run away

Just U and I,I,I,I,I

U and I,I,I,I,I

U and I,I,I,I,I

U and I,I,I,I,I

Just U and I

I wanna run

Chase the morning sun when I'm with you

Give it all away

Catching fire as the wind blows

I know that I'm rich enough for pride,

I see a billion dollars in your eyes

Even if we're strangers til we die

I wanna run away

I wanna run away

Anywhere out this place

I wanna run away

Just U and I





***


"Bukan Hyunjin-ssi, bukan seperti itu posenya. Lebih alami dan lebih menghadap ke samping. Ya...bagus. Bagus! Lagi. Teruskan!"

Hyunjin menghela nafas panjang setelah mengikuti rentetan perintah dari fotografer demi mendapatkan pose yang bagus untuknya. Ini adalah job kesekian kali bagi Hyunjin berpose untuk cover majalah. Dulu dia berpikir bahwa hanya berpose, tersenyum, atau cukup diam saja terlihat begitu mudah bagi seorang model tapi nyatanya tidak. Pekerjaan ini sulit. Datang ke tempat yang asing dan orang-orang asing yang jarang dilihatnya, didandani dengan make up yang terkadang begitu tebal, disuruh berpose dengan sempurna dan mengikuti perintah-perintah sang fotografer. Semuanya melelahkan. Namun demi uang dan popularitas, Hyunjin terpaksa harus mengikuti semuanya.

"Kerja yang bagus Hyunjin-ssi, kau boleh melihat hasil jepretannya,"ucap seorang asisten. Hyunjin lalu mendekati asisten yang membuka laptop di depannya. Foto-foto yang keluar hasilnya cukup bagus namun Hyunjin masih merasa kurang puas. Walau sudah cukup lama malang melintang di dunia ini dan sudah berapa ratus kali pemotretan, Hyunjin selalu merasa kurang puas karena dia selalu ingin sempurna.

"Kau selalu hebat melakukan pekerjaanmu Hyunjin-ah,"sebuah tepukan pelan mampir dibahunya. Hyunjin menoleh dan itu adalah manajernya yang tau tentang sifat Hyunjin.

"Tapi entah kenapa aku selalu tidak merasa puas, aku merasa ingin melakukan yang berbeda dari sebelumnya Hyung,"ucap Hyunjin. Perasaan itu menekannya, kadang ia lelah dengan ambisi dan kompetisi di dunia gemerlapan ini. Dia ingin menjadi yang terbaik dari yang terbaik namun ada banyak pekerjaan yang harus dia lakukan untuk mencapai itu dan Hyunjin merasa dia masih belum banyak melakukan yang terbaik.

***

Comeback, comeback, dan comeback lagi.

Ok, untuk apa mengeluh? Bukankah ini mimpi yang dia inginkan dulu? Walau dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang leader dan dituntut sempurna. Sempurna, sebenarnya itu adalah kata yang tepat menggambarkannya. Namun jangan ditanya berapa besar beban yang dipikul dengan satu kata dan eksprekasi itu, hanya gadis bermata monolid ini yang bisa rasakan. Lalu tentang comeback, rasanya baru beberapa bulan yang lalu mereka comeback, lalu ke Jepang dan comeback lagi seolah tidak ada istirahat, sekarang mereka mendapat berita untuk comeback lagi dengan konsep comeback yang lebih seksi dan dewasa memperlihatkan bahwa group ini bukan girl crush ala anak muda lagi karena mereka sudah memiliki tiga junior grup perempuan dibawah mereka, ITZY dituntut lebih sempurna. Sama halnya seperti comeback mereka yang terakhir, Yeji dan teman-temannya sekali lagi menari dengan sangat energik dengan musik yang catchy.

Yeji menyukai dance, tapi siapa sangka dia terlalu memaksakan tubuhnya untuk menjadi sempurna.

"Untuk apa ITZY comeback lagi secepat ini? Apa mereka tidak sadar mereka itu sudah flop? Sekarang jamannya aespa, IVE, Le Sserafim, Newjeans...bahkan STAYC musiknya lebih enak daripada mereka,"

Yeji terdiam mendengar seseorang mengatakan hal itu. Dia tidak ingin terlihat seperti sudah mendengarnya, namun dia mendengarnya dan apakah orang itu tidak sadar bahwa dia jelas bisa mendengarnya? Ini adalah backstage panggung dan beberapa grup idola ada disini lalu yang lebih parahnya adalah mereka itu junior ITZY. Yeji hanya menelan senyum pahitnya, bahkan juniornya pun sudah menginjak harga dirinya. Oh seandainya Twice atau Stray Kids comeback saat ini juga lalu mendengar seseorang mengatakan hal itu, Yeji yakin sekali Nayeon akan menyemprot mereka habis-habisan dan Bangchan akan menyindir mereka dengan halus.

"Yeji-ah, hwaiting! Kau harus tunjukkan pada mereka bahwa kau luar biasa!"Yeji tersentak ketika pundaknya dipukul. Memalingkan wajahnya pada sumber suara, Yeji tersenyum pada Karina yang sudah tersenyum ramah padanya. Nampaknya Karina pun mendengar omongan tersebut.

"Itu benar Yeddoeong-ah, tidak peduli apa kata orang, dari dulu aku sangat kagum dengan kalian,"Giselle memutar bola matanya dengan kesal ke penjuru ruangan, mencari-cari siapakah junior yang berani mengatai seniornya seperti ini. Padahal mereka semua terlihat seperti sampah. Mereka tidak lain dari kumpulan gadis-gadis muda yang menjual paha dan aegyo pada ahjussi-ahjussi.

"Aku tidak ingin memberku mendengarnya, mereka bisa sangat down,"Yeji tersenyum pahit.

"Oh tentu saja mereka tidak akan berani mengatakan itu lagi,"ucap Giselle yang sadar bahwa beberapa junior disana sudah tau mereka ditatap Giselle dan Karina dengan tajam karena membicarakan senior mereka seperti itu. Yeji tersenyum kecil. Walau pun mereka beda grup, beda agensi, tapi mereka bertiga sesama line 00 sangatlah akrab. Mereka memiliki grup chat dan dengan anggota aespa, ITZY lebih akrab dibanding yang lain. Namun walau sudah mendapat dukungan dari mereka, Yeji masih merasa ada beban besar dipundaknya. Dia ingin membawa ITZY kembali ke masa keemasan mereka lagi seperti setelah debut dulu. Memang besar sejak debut membawa beban tersendiri bagi Yeji. Sering pertanyaan apakah mereka akan terus booming seperti ini di masa depan terlintas di benak Yeji dulu saat awal mereka debut. Harapan dan pujian yang ditoreh pada mereka, merupakan beban yang sangat besar bagi Yeji sang leader.

Yeji hanya tidak ingin mengecewakan mereka, terutama Midzy yang masih percaya pada mereka hingga sekarang.

***

Hyunjin tidak bisa tertidur setelah sejam berguling-guling diatas kasurnya. Beban, tekanan, tanggung jawab, popularitas, fans, skandal, semua memenuhi kepalanya. Skandal tentang apa? Ya tentang groupnya, tentang masalah bullying yang sampai sekarang masih sering dibawa-bawa oleh haters, tentang gosip miring antara dia dengan Karina atau Heejin atau setiap idola cantik di industri ini dan entahlah, tentang apa pun itu yang menyangkutnya. Penat? Ya. Penat. Sudah 5 tahun menjalani kehidupan sebagai idol, Hyunjin tidak pernah berpikir dunia gemerlapan ini membuatnya bosan. Teringat ketika dia masih menjadi seorang siswa biasa, pria biasa yang tidak dikenal siapa pun selain kerabatnya. Dia ingin kembali menjadi orang biasa. Jika saja bisa....

Yeji menangis lagi. Entahlah, dia sendiri tidak tau apa membuatnya membuka portal diskusi netizen lagi? Lagi-lagi komentar tentang comeback ITZY yang tidak memuaskan bagi mereka. Padahal Yeji dan yang lain sudah merasa ini yang terbaik, ini yang diinginkan fans, mereka sudah banyak improve. Dia merasa bebannya terlalu berat. Sangat berat untuk mengembalikan nama baik ITZY lagi. Seolah kerja keras yang selama ini Yeji lakukan tidak terbayar dengan seharusnya. Namun Yeji menggelengkan kepalanya langsung, Yeji tidak boleh berpikir seperti itu. Yeji sudah memutuskan untuk masuk ke industri ini, harusnya dia bertanggung jawab pada keputusannya, itulah penilaian orang lain. Oh, ayolah...Yeji adalah manusia biasa. Apa mereka bisa terus sempurna menjadi selebritis, jika mereka adalah selebritis? Masih untung Yeji tidak lari ke obat-obatan terlarang, menghisap ganja dan seks bebas untuk melepas stress ala seleb-seleb Korea. Jalannya masih lurus, dengan semua masalah yang ada Yeji masih berusaha berpikir postif dan menaikkan motivasi grupnya.

"Eonnie kenapa belum tidur? Bukankan besok kita harus syuting Idol Human Theater?,"Yuna sang maknae menegur Yeji.

"Ah Yuna-ya, ini eonnie mau tidur. Kau juga tidurlah, istirhat,"ucap Yeji sebelum berjalan meninggalkan sofa di ruang tengah. Memasuki kamarnya yang gelap. Tetap saja, bebannya tidak keluar. Sesuatu masih menumpuk, menggunung didadanya. Terasa sesak. Yeji ingin terbang bebas.

***

Hyunjin mempercepat langkahnya melihat sosok yang seperti dikenal olehnya. Walau memakai mantel berhoodie yang besar dan menyembunyikan postur tubuhnya, Hyunjin seperti familiar. Dia sangat familiar hingga dia berlari kecil menangkap orang itu.

"Yeji-ssi?!"

Yeji menoleh, airmata menetes dari matanya yang sejak tadi sudah berkaca-kaca. Melihat orang yang mereka kenali, keduanya saling mundur dan menciptakan jarak. Malam begitu dingin hingga hawa nafas yang mereka keluarkan membentuk segumpalan uap.

"Apa yang kau lakukan malam-malam begini Hyunjin-ssi?"tanya Yeji mencoba mengontrol suaranya yang parau.

"Aku tidak bisa tidur, bagaimana denganmu?"tanya Hyunjin, mencoba terdengar normal walaupun dia begitu kaget dan bingung kenapa Yeji menangis. Hyunjin mencoba cuek. Dia lalu melihat jam tangannya. Pukul 00.15, sudah selarut ini.

"Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar,"jawab Yeji. Hyunjin menggumam dan bingung mau berkata apa. Mereka tidak akrab, itu dia masalahnya. Walau melewati masa training bersama, namun mereka tidak pernah dekat. Hyunjin tau Yeji adalah ace dalam hal dance sama dengannya namun mereka bahkan jarang sekali bertemu kecuali ada evaluasi bersama. Ruang dan jadwal training pria dan wanita berbeda sejak dulu. Lalu setelah debut pun, mereka hanya bertemu dan bertegur sapa seadanya saat di acara musik atau pun di perusahaan. Walau Hyunjin tau ada banyak yang mengagumi Yeji seperti Felix atau Bangchan, bahkan idol-idol dari grup lain, namun Hyunjin tidak pernah terlalu memperhatikan Yeji selain karena orang-orang mengatakan wajah mereka mirip. Hyunjin terlalu sibuk memikirkan pekerjaannya dibanding mengurus hal-hal remeh seperti itu.

Mereka secara definitive adalah orang asing satu sama lain.

"Mau kutemani? Bahaya jalan-jalan sendirian,"akhirnya kata-kata itu terucap juga dari bibir tebal Hyunjin. Yeji melebarkan bola matanya, tidak percaya dengan yang diucapkan Hyunjin. Dia juga berpikir sama seperti Hyunjin, mereka asing. Namun malam ini Yeji bisa melihat jelas aura yang terpancar dari binar mata Hyunjin, atau suara yang berbicara dengan pasti padanya, yang jelas malam ini Hyunjin dan dirinya memiliki kesempatan untuk berbicara. Yeji mengangguk dan berjalan diikuti Hyunjin.

"Oh, kau cukup fashionable berpakaian hanya untuk keluar jalan malam-malam begini,"Hyunjin memecahkan keheningan yang cukup lama tercipta ketika melihat Yeji sedikit membuka mantelnya hanya untuk mengeratkannya lagi. Yeji tersenyum simpul dan melirik Hyunjin yang berjalan disampingnya.

"Kau juga cukup stylish dengan gaya rambut undercut yang dikuncir seperti itu. Kau memakai konsep waktu tampil di VMA lagi?"tanya Yeji.

"Tidak. Tidak. Aku hanya pusing dengan gaya rambut. Sejujurnya aku tidak sadar bahwa pada akhirnya rambutku seperti ini,"jawab Hyunjin. Yeji tertawa renyah sambil menaruh telapak tangannya yang menggumpal di depan mulutnya. Hyunjin mendapati Yeji begitu manis, dia lalu tersenyum diam-diam.

"Dengan gaya rambut seperti pria metroseksual dan onepiece yang kukenakan, kita lebih cocok pergi ke klub malam,"canda Yeji. Hyunjin berhenti setelah mendengarnya, membuat Yeji kaget dan ikut berhenti.

"Hyunjin-ssi?"

"Kau suka dance kan?"tanya Hyunjin.

"Kau tau aku, orang mengenalku karena itu,"jawab Yeji. Hyunjin mengetahuinya, tapi bukan itu maksudnya. Hyunjin ingin mengajak Yeji menari dengan sepuasnya. Dia ingin melepaskan rasa penatnya. Dia keluar untuk melegakan pikirannya namun dia bertemu Yeji. Dan melihat senyum, tawa, tatapan mata kucing Yeji yang ternyata sangat hangat dan ramah, Hyunjin ingin melepaskan bebannya dengan Yeji.

"Kau tadi menangis,"ucap Hyunjin. Yeji menaikkan alisnya melihat ekspresi wajah serius Hyunjin.

"Dan sekarang kau bisa tersenyum,"ucap Hyunjin lagi.

"Ne?"

Hyunjin tau, Yeji membutuhkannya. Sama seperti yang dia butuhkan saat ini. Entah apa masalah Yeji, entah apa yang membuatnya menangis, entah apakah yang mereka rasakan sama. Yang jelas dia yakin hal itu bisa melepaskan beban ataupun kesedihan. Hyunjin ingin melakukannya dengan Yeji. Ingin mengajaknya.

"Ingin mengajakmu melarikan diri,"

"Ne?!"Yeji memiringkan kepalanya kebingungan mendengar gumaman Hyunjin. Hyunjin tersadar mendengar suara Yeji dan langsung menatapnya dengan lekat.

"Ayo kita melarikan diri,"Hyunjin menarik tangan Yeji dan berlari menyusuri trotoar. Berlari begitu cepat sehingga Yeji harus menyesuaikan langkahnya dengan langkah Hyunjin yang lebih cepat dan lebar karena dia adalah laki-laki. Tapi tangan Hyunjin tidak pernah melepaskan tangannya. Mereka berlari menyongsong angin malam yang secara mengejutkan begitu segar ketika bertabrakan dengan wajah mereka.

Yeji nyaris menikmati apa yang mereka lakukan dibawah cahaya lampu gedung-gedung kota yang sunyi hingga Hyunjin berhenti dan menyetop taksi. Mereka lalu menaiki taksi itu tanpa bersuara sama sekali. Itu lebih bagus, karena saat ini mereka menutup wajah mereka dengan hoodie dan masker, mencoba untuk tidak dikenal. Bersuara pun tidak walau Yeji memiliki banyak pertanyaan. Seperti, sebenarnya mau kemana mereka sekarang?

"Berhenti disini pak!"Hyunjin bersuara dengan cukup dalam, membuat suaranya cukup tidak dikenal. Sopir taksi itu menghentikan mobil lalu setelah menyerahkan uang, Hyunjin menarik tangan Yeji turun dari taksi.

"Kau bercanda...,"ucap Yeji dengan mulut ternganga melihat tempat yang akan mereka masuki.

"Tidak, aku tidak bercanda. Ayo kita lepaskan beban dan kesedihan di dalam sini,"Hyunjin tersenyum lebar lalu menarik tangan Yeji lagi.

Yeji mengernyitkan wajahnya ketika memasuki gedung yang mulai mendentumkan musik yang keras dengan beat cepat sesaat setelah mereka menapakkan kaki mereka di dalamnya. Di dalam begitu gelap dan hanya sorotan lampu-lampu disko dan laser yang menari-nari membuat Yeji bisa melihat sekilas wajah orang-orang disekitar mereka. Seakan tidak mempedulikan reaksi Yeji, Hyunjin masih menariknya mencari sesuatu. Hyunjin lalu mempersilakan Yeji duduk di sebuah sofa empuk setelah dia menemukan tempat strategis untuk mereka. Hyunjin sangat lega karena betul yang dikatakan seniornya Yugyeom, jika tempat ini sangat aman untuk selebritis seperti mereka. Ini adalah sebuah klub kelas atas dimana pengunjungnya adalah orang-orang kantoran, bule-bule atau sosialita yang tidak mengenal dunia idol. Masuk kesini pun cukup mudah untuk selebritis seperti mereka, Hyunjin hanya memperlihatkan ktpnya dan milik Yeji lalu mereka bisa melongsong dengan santai.

"Hyunjin-ssi, apa kita tidak akan dikenali orang?"tanya Yeji cukup cemas.

"Tidak, lihat saja mereka sibuk menari. Lagian disini adalah tempat sosialita dan orang kantoran yang tidak punya waktu menonton televisi. Ayo, lepaskan mantelmu dan menarilah. Kita bebas disini! Kau boleh memesan minuman apa pun yang kau mau!"Hyunjin melepaskan jaketnya dan mulai bergoyang mengikuti irama lagu yang dimainkan DJ. Yeji sempat terdiam namun melihat Hyunjin, dia tersenyum. Sesuatu mendorongnya untuk mengikuti apa yang dilakukan Hyunjin, menikmati musik klub yang berdentum keras keseluruh penjuru ruangan. Mungkin bisa membuatnya lupa untuk sesaat akan beban yang dia miliki.

"Kalian mau pesan apa?"tanya seorang pelayan menghampiri meja Hyunjin dan Yeji.

"Tequilla,"jawab Yeji dengan santai.

"Vodka,"jawab Hyunjin, sekarang berdiri dan menari mengikuti beat lagu. Yeji sempat tertegun melihat Hyunjin. Hyunjin seakan melepaskan sesuatu dibenaknya, sebuah beban? Dia terlihat sangat menghayati musik, menggila.

"Yah, ayo ke tengah,"Hyunjin menarik tangan Yeji ketika lagu Galantis yang berjudul Runaway (U&I) mulai berputar. Oh, ini lagu kesukaannya –kesukaan author juga sih sebenarnya ^_^ - Yeji tersenyum lebar dan melepaskan mantelnya, memperlihatkan tubuh seksinya yang dibaluti one piece putih dengan belahan dada cukup terbuka. Hyunjin bisa saja mematung melihat sosok dihadapannya namun itu bukan menjadi sebuah masalah lagi. Masalahnya sekarang adalah, mereka ingin melepaskan beban yang begitu berat. Mereka ingin bersenang-senang.

Just U and I,I,I,I,I

U and I,I,I,I,I

U and I,I,I,I,I

U and I,I,I,I,I

Just U and I

Yeji berteriak kegirangan sambil meloncat-loncat mengikuti irama lagu, terkadang berpegangan tangan dengan Hyunjin yang membuatnya berputar bagaikan ballerina. Gadis itu melakukan goyangan yang agak sensual dengan meliukkan pinggulnya, sedikit menekan bagian perut Hyunjin yang menari di depannya. Lekukan badannya sempurna, bagaikan huruf S yang meliuk-liuk, rambutnya yang panjang menutupi wajahnya ketika dia menundukkan tubuhnya, lalu mengekstensikan dirinya kembali sehingga surai rambut panjang itu sekarang terhempas kebelakang, memperlihatkan lehernya yang jenjang. Hyunjin menarik Yeji lebih dekat dengannya, seakan memeluknya dari belakang, menaruh tangannya dipinggang gadis itu dan sedikit menundukkan wajahnya untuk melihat ekspresi wajah Yeji yang penuh ekstasi menikmati musik yang semakin cepat.

"Ini minumannya,"

Yeji dan Hyunjin mengambil gelas dari nampan yang dibawa oleh pelayan yang tadi. Meneguk minuman mereka dengan penuh kegembiraan sehingga beberapa tetes tequila pun terjatuh mengalir ke dagu dan lehernya. Begitu seksi, begitu penuh ekstasi, sangat menghayati dan seakan melupakan dunia sekitarnya. Hyunjin tidak bisa berhenti mengagumi kesempurnaan yang berada dalam genggamannya, bersama alunan musik dia menyelaraskan gerakannya dengan Yeji. Mereka menari dengan sepuasnya, segila mungkin, hingga lelah. Mereka melupakan dunia untuk melepaskan penat.

"UWOOOOOHHH!!!!"teriak Yeji. Sekarang bukan lagi tarian seksi yang menggoda yang dilakukan Yeji. Gadis itu semakin menggila dan menggebu-gebu dan Hyunjin sudah tidak menahannya lagi. Hyunjin pun bergabung dengan semangat Yeji, mengikuti beat lagu DJ Tiesto yang sangat cepat. Semakin mereka mabuk dengan minuman yang mereka hirup, semakin terhanyut mereka ke dalam goyangan dan musik. Yeji berteriak-teriak lepas, kegirangan, takjub bahwa dia sudah merasa begitu ringan saat ini dibawah hamparan lampu laser yang menari-nari menyorot tubuhnya. Lupa semua dengan masalahnya, lupa akan tanggung jawabnya, lupa dengan bebannya. Masa bodoh dengan nama baiknya!

"Yeji-ah, kau mau hangover?"Hyunjin menarik tubuh Yeji yang menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan energik, sekali lagi meletakkan tangannya dipinggul gadis itu, membuat tubuh yang lebih pendek darinya itu menyadar ditubuh yang lebih besar dan tinggi milik Hyunjin. Yeji nyaris tidak peduli dengan panggilan baru Hyunjin yang mulai merasa akrab dengannya, namun Yeji hanya tersenyum mendengar Hyunjin memanggilnya seperti itu. Seakan tidak ada lagi jarak diantara mereka, Yeji merasa nyaman dan mengangguk.

Hyunjin lalu mengambil satu gelas tequila lagi dan menuangkannya ke mulut Yeji dari belakang. Yeji mengekstensikan lehernya –tubuhnya masih menyender dibadan Hyunjin- dan meneguk tequila yang disuguhkan Hyunjin. Sekali lagi air mengaliri lehernya, membuat Hyunjin tanpa sadar menjilati aliran tequila dileher Yeji yang jenjang. Sekali lagi Yeji tidak ambil pusing karena disini peraturannya adalah: mereka bersenang-senang. Yeji memutar tubuhnya dan mengalungkan lengannya pada leher Hyunjin, pinggul keduanya bergoyang mengikuti irama musik. Dan mereka pun kembali menari sesuka hati seakan hari esok tidak akan datang.

"Itu tadi sangat hebat Yeji-ah! Goyanganmu...liukan tubuhmu...kau harus lihat sendiri bagaimana dirimu tadi, kau sempurna. Luar biasa!"ucap Hyunjin sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa setelah mereka lelah. Dentuman musik masih mewarnai tempat itu, lampu laser masih menari-nari tidak tentu arah, menerangi ruangan gelap yang begitu ramai. Yeji duduk disamping Hyunjin, meneguk tequillanya sekali lagi.

"Kau juga Hyun, kau selalu terlihat mengagumkan ketika menari,"puji Yeji. Hyunjin tersenyum puas dan menatap wajah Yeji. Mereka begitu dekat. Sangat dekat hingga entah apa lagi yang dipikirkan keduanya yang sudah mulai mabuk, begitu Yeji semakin menatap Hyunjin tanpa berkedip, Hyunjin yang semakin mendekatkan wajahnya pada Yeji, -dan gadis itu tidak bergeming- sebuah ciuman mampir dibibir gadis cantik tersebut. Jika dalam keadaan sadar, mungkin saja Yeji bisa terkejut dan gugup menerimanya. Tapi saat ini dia tidak berada dalam kesadarannya yang normal, dia tidak terlalu mabuk namun dia cukup mabuk tapi percayalah, dia masih menyadari apa yang terjadi. Yeji membalas ciuman Hyunjin dan ciuman itu semakin dalam dan dalam ketika Hyunjin mengubah posisinya lebih nyaman untuk memeluk Yeji dan menciumnya, tangan Hyunjin mengusap leher Yeji dan menarik surai rambutnya ke belakang.

"Haruskan kita mengakhiri malam ini di tempat tidur?"tanya Yeji setelah Hyunjin melepaskan ciumannya. Hyunjin yang juga berada dalam kondisi yang sama seperti Yeji cukup sadar dengan apa yang terjadi namun keadaan membuatnya memutuskan untuk benar-benar mabuk, atau lebih tepatnya bertingkah seolah dia benar-benar mabuk. Hyunjin merenggut bibir Yeji lagi dan merambatkan ciumannya ke pipi hingga daun telinga gadis itu.

"Seharusnya seperti itu,"bisik Hyunjin.

***

Think I can fly, think I can fly when I'm with you

My arms are wide, catching fire as the wind blows

Yeji mencoba membuka matanya ketika cahaya menyilaukan menyerang tubuhnya dengan seketika. Kepalanya terasa berat dan nyut-nyutan, seluruh tubuhnya terasa pegal dan nyeri terutama dibagian selangkangannya. Ketika dia bisa membuka matanya dengan sempurna untuk menyambut mentari pagi, Yeji menyadari bahwa saat ini dirinya berada disebuah tempat tidur tanpa memakai sehelai benang pun ditubuhnya dan hanya ditutupi oleh selimut putih yang tebal. Hyunjin berada disampingnya, tertidur lelap. Ya, Hyunjin disampingnya. Tanpa pakaian, sama sepertinya.

"Ugh...,"Yeji menyapukan rambutnya kebelakang, merasa sangat pening namun berusaha melirik jam. Pukul 7. Oh God, pukul 7! Pukul 7! Yeji langsung mencari ponselnya dan ketika menemukannya, ponsel itu sudah mati. Member dan manager pasti meneleponnya, sibuk mencarinya dan dia tidak mengangkat telepon mereka sama sekali –mana bisa?! Yeji lalu melirik Hyunjin yang berada disampingnya lagi, pria itu mulai terbangun dan langsung terduduk saat melihat Yeji.

"Argh...Yeji-ssi...,"Hyunjin mengusap rambutnya ke belakang, kepalanya terasa nyut-nyutan. Yeji hanya menatap Hyunjin dengan datar, namun dalam hatinya merasa kecewa mendengar Hyunjin memanggilnya dengan nama Yeji-ssi lagi, bukan Yeji-ah seperti semalam. Lama mereka terdiam. Keduanya mengumpulkan puing-puing kejadian semalam. Kejadian ketika mereka memutuskan untuk melarikan diri. Kejadian yang membuat mereka berakhir di tempat tidur ini. Keduanya ingat dengan jelas setiap hal yang mereka lakukan semalam, karena memang keduanya tidak cukup mabuk untuk bercinta.

"Maafkan aku...aku...,"

"Tidak apa. Terima kasih sudah membuatku bersenang-senang semalam,"Yeji mencium pipi Hyunjin dengan santainya. Sebenarnya mencoba santai, membuat dirinya sendiri tidak terlihat memalukan. Hyunjin tertegun, namun jauh dilubuk hatinya merasa kecewa mendengar Yeji mengatakan bahwa mereka bersenang-senang semalam, hanya bersenang-senang. Hyunjin menyingkirkan kekecewaannya, apa yang dia pikirkan? Mereka memang tidak bercinta karena cinta. Mereka hanya secara simple, tidur bersama, melakukan hubungan seks tanpa ikatan apa pun.

"Aku harus pergi, ada jadwal Idol Human Theater dan aku telat. Aku duluan ya,"ucap Yeji. Namun Hyunjin menahan tangannya, membuat Yeji kembali terjatuh ke tempat tidur.

"Hyunjin?"

Hyunjin terkejut dengan apa yang dilakukannya. Apa yang diharapkannya? Mereka adalah orang asing, mereka hanya senior dan junior disebuah agensi, nilai tambahan bahwa mereka seumuran dan memiliki wajah mirip dan marga yang sama. Tapi kenapa Hyunjin merasa sesuatu telah berubah sejak semalam. Lebih tepatnya sejak dia melihat wajah Yeji, berpikir bahwa bersama gadis ini...dia ingin melarikan diri. Dia bisa melarikan diri dan terbang sejauh mana pun.

"Terima kasih...,"

Yeji tertegun saat Hyunjin mencium pipi gadis itu.

"Aku harap kita bisa melarikan diri lagi,"ucap Hyunjin. Menyelami tatapan mata Yeji. Gadis yang membuatnya merasa nyaman hingga rasanya kemana pun bersama Yeji, Hyunjin akan menikmati waktunya.

"Euh...eum...ya...,"Yeji tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Jantungnya berdebar begitu cepat sejak semalam terlebih ketika melihat binar mata Hyunjin. Kehangatan Hyunjin merambat kesekujur tubuhnya. Tapi mereka semalam hanya bersenang-senang kan? Melepaskan diri dari beban dan stress yang dirasakan. Mungkin jika mereka tidak bertemu, mereka tidak akan seperti ini. Mungkin jika Hyunjin bertemu gadis lain, bukan dengannya Hyunjin akan berakhir di tempat tidur ini. Bukan dengan dirinya, Hyunjin melarikan diri.

"Tapi hanya kau dan aku,"

Wajah Yeji merah padam ketika mendengar suara Hyunjin sekali lagi berbisik ditelinganya. Yeji menoleh untuk melihat wajah Hyunjin yang tampan, wajah Hyunjin pun terlihat merah padam. Keduanya sempat terdiam untuk beberapa saat, mencoba mencerna apa yang Hyunjin katakan, apa yang Yeji rasakan, apa yang keduanya rasakan. Hingga Yeji memberanikan dirinya meraih wajah Hyunjin, memiringkannya untuk bertemu dengan bibirnya.

"Benar ya...hanya boleh denganku,"ucap Yeji disela-sela ciuman mereka. Membuat Hyunjin tersenyum lebar.


Think I can fly, think I can fly when I'm with you


"Aku harap kita bisa melarikan diri lagi. Hanya kau dan aku,"


FIN

рдкрдврд╝рдирд╛ рдЬрд╛рд░реА рд░рдЦреЗрдВ

рдЖрдкрдХреЛ рдпреЗ рднреА рдкрд╕рдВрджреЗ рдЖрдПрдБрдЧреА

65K 1.1K 18
A mixture of one-shots all based around a party in the hidden leaf. There are text one-shots, spin the bottle one-shots, 7 minutes in heaven and a co...
maddison sloan | GREYS ANATOMY am рджреНрд╡рд╛рд░рд╛

рдлреИрдирдлрд┐рдХреНрд╢рди

1.1M 48.5K 95
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
5.8K 200 24
Shin Yena, cousin of the 17 year old girl named Shin Yuna and the 19 year old girl named Shin Ryujin. Shin Yena, 17, turning 18 2 days after Yuna's 1...
The prince's Tutor (PruCan) Alexandra Randall рджреНрд╡рд╛рд░рд╛

рдлреИрдирдлрд┐рдХреНрд╢рди

177K 9.2K 26
Gilbert is a very spoiled prince who more then often gets his way. But when his father decides it is time to make the boy into a true prince, he trav...