Our Love Forever

By callplanet4

476 64 13

Rating: T-K Bercerita kisah perempuan Konan yang sebenarnya ingin mendapatkan hati sahabatnya. Tapi ia cuma p... More

Chapter 1

chapter 2

175 26 2
By callplanet4

Selamat membaca

Acara pesta

Musik diskotik terdengar sampai ke seluruh halaman, banyak sekali murid-murid kelas 12 ikut hadir memeriahkan. Tentu mereka datang karna stress dan tekanan yang hebat semasa di sekolah, berpakaian ala seadanya dan pastinya tetap keren.

Rumah itu dimiliki oleh keluarga Sasori, pemuda kaya raya dari pemilik tambang berlian di Afrika. Walaupun tidak sekaya perusahaan teknologi setidaknya keluarga itu mudah membeli apapun yang dunia ini ciptakan.

"Halo akhirnya kalian datang kemari," sambut Sasori untuk Neji dan Naruto.

"Pestamu sangat megah Sasori," ujar Neji usai berjabat tangan.

"Terimakasih... Lakukan apapun yang kau mau kawan," balas Sasori riang.

"Hei Naruto.. apa kabar?"

"Baik, bagaimana dengan mu?" Naruto ikut berjabat tangan.

"Luar biasssaa!! Wuuu aku tidak menyangka ketua OSIS mau melakukan kesenangan kecil di sini. Mau ku ambilkan minuman?"

Naruto menggeleng dan tetap tersenyum ramah "aku bisa ambil sendiri.. mungkin bersenang-senang sedikit tidak masalah."

"Haha~ aku suka itu, ku pikir kau orang yang idealis.. tapi setelah melihatmu di sini, pandangan ku langsung berubah. Kau sama dengan murid lainnya, masih punya jiwa hehe."

"Yahh emang awalan yang bagus untukku. Boleh kah kita?" Naruto memberikan kode agar di ijinkan bergabung.

Sasori melebarkan lengan dengan senang hati "silahkan tuan-tuan, nikmati pesta yang ada."

"Terimakasih."

Naruto dan Neji masuk ke dalam pesta yang megah itu, berbagai minuman alkohol dan permainan kecil perorangan yang mampu memancing gelak tawa bersama. Cuma Neji yang menikmati andrenalin di tempat ini, tapi Naruto berniat keliling mencari Konan.

"Hei Naruto kau mau kemana? Sepertinya kau tidak menikmati."

"Nanti aku bergabung Neji," Tolak Naruto melangkah duluan.

Terus Berjalan sampai ke keluar rumah dan menemukan murid lain yang sedang bersenang-senang di area sekitar kolam. Ia tetap tidak menemukan Konan, dia pikir yang benar saja Konan suka acara beginian.

Lagi-lagi Naruto hanya menyia-nyiakan waktunya di sini. Para Perempuan memandang tertarik akan keberadaannya sekaligus tidak menyangka pria termaskulin seperti Naruto berada di tempat seperti ini.

Diantara perempuan yang tertarik, cuma 1 perempuan yang berani mengambil langkah berani. Perempuan berpakaian kebaratan dengan rambut merah panjang dan iris emas yang terkonsentrasi kepada satu target yang tidak lain adalah Naruto,  nama perempuan itu adalah Makima dan dia adalah mantan pacarnya Naruto dari kelas 12 F


"Sial," Naruto berdiri mematung ketika ketika Makima ada di hadapannya.

"Naru-kun, aku senang kamu di sini," senyum Makima.

Mungkin sebagian besar pria di pesta ini akan kepincut akan senyumannya, tapi tidak mempan untuk Naruto. Baginya Senyuman itu melambangkan kedustaan dan kemunafikan, ia kesal melihatnya.

"Apakah kamu sedang mencari ku? Kebetulan aku di sini untukmu."

"Jangan salah paham, aku tidak berniat mencari mu," balas Naruto berbalik badan.

Greb

"Lepaskan!" Desis Naruto kepada Makima yang sembarangan memeluk lengannya erat-erat.

Makima tersenyum santai, wajahnya yang ayu mendekat ke telinga Naruto berniat menggoda "stt jangan berisik, ingat kamu membawa nama sekolah di sini.. Hihi jangan khawatir aku tidak berniat macam-macam."

Naruto menghela nafas sejenak, tidak ada gunanya marah-marah tidak jelas di tengah pesta. Itu akan membuat dirinya malu sendiri "terserah kau."

"Hihi aku senang kamu di sini Naru-kun," mereka berdua kembali ke dalam pesta yang makin meriah. Terlihat Neji membawa Mic sambil berteriak kepada murid lain untuk memulai permainan baru yang seru, Makima melirik Naruto dan sesuatu di luar perkiraan banyak orang, secara mengejutkan Makima langsung menarik dirinya seakan perempuan itu Naruto pojokkkan di sudut ruangan.

"Makima, apa yang kau lakukan?" Bisik Naruto tidak habis pikir.

Posisi mereka begitu intim, Makima bisa merasakan bau nafas Naruto yang harum dan segar. Rasanya sama seperti dulu saat mereka masih pacaran. Untung semua orang tidak peduli sekitar, ruangan pesta ini tidak terlalu terang pencahayaan kecuali lampu disco kelap-kelip yang menyilaukan mata sesaat. Naruto berniat memberontak tapi sudah terlambat, ia dipojokkan akan kuncian Makima yang sulit dilepas. Padahal cuma perempuan tapi siapapun mengakui kekuatannya, apalagi Makima adalah pemimpin organisasi beladiri di sekolah.

"Aku masih mencintaimu Naru-kun. Aku tidak paham kenapa kamu memutuskan ku?" Rengek Makima menatap Naruto sayu.

"Jawaban yang seharusnya kamu ketahui sendiri Makima, sekarang lepaskan aku," bisik Naruto yang hanya di dengar Makima.

Perempuan itu sangat tidak puas atas respon Naruto, ia kecewa sekaligus marah Untung tertutupi wajahnya yang memelas. Mata emasnya menatap mata Naruto yang indah, ingin sekali ia mencumbunya saat itu tapi hatinya ragu. Perlahan kekangannya melonggar sehingga Naruto dengan mudah melepaskan diri.

"Aku kesini cuma ingin mencari Konan, apakah kamu melihatnya?" Tanya Naruto kepada Makima yang menunduk sedih.

"Konan ya? Aku tidak melihat," geleng Makima.

"Huh.. bodoh sekali aku ke sini," ujar Naruto ingin sekali meninggalkan tempat ini.

"Tunggu! Ku mohon tinggallah di sini lebih lama, aku ingin bicara empat mata dengan mu," cegah makima sambil memeluk lengan Naruto kembali.

Naru menghempaskan tangan tangan sampai genggaman tangan Makima terlepas, walaupun Naruto tidak melukainya sedikitpun, tetap saja Makima merasa hatinya hancur berkeping-keping.

"Hiks!"

Naruto terbata ketika Makima mulai meneteskan air mata yang di iringi isakan yang pilu "hiks, aku mengira kamu laki-laki yang baik Naru-kun. Kamu Teganya huaaa!"

Benar-benar merepotkan pikir Naruto, terpaksa ia harus berusaha menghentikan tangisannya biar orang lain tidak salah paham ataupun sadar aktifitas mereka berdua Barusan.

"Okay Makima, kumohon tenanglah... maafkan aku," Naruto memeluknya dengan lembut dan hati-hati, membuat dia hangat dan tetap nyaman beberapa saat sampai si empu tenang kembali.

"Hiks~ temani aku Naru," tatap Makima memohon.

"Baiklah Maki, sekarang jangan menangis lagi okay?" Balas Naruto melunak sambil menatap mata Makima, perempuan itu mulai tersenyum bahagia dalam tangisnya.

Week end

Menjelang pagi yang damai, satu penghuni baru bangun dari tidur cantiknya. Matanya agak berat dan rambut birunya sedikit berantakan, ia melangkah menuju kamar mandi lalu melakukan rutinitas pagi sebelum melakukan kegiatan yang sebenarnya.

Setelah selesai berpakaian, ia datang ke dapur buat memasak. Rumah sederhana cuma dua orang yang tinggal, selain Konan tentu saja ayahnya yang ada di sini.

Beliau masih tertidur, Konan enggan membangunkannya. Saat menunggu masakan matang secara sempurna, ia bisa melakukan beres-beres rumah walaupun sebentar. Nampak botol alkohol dan rokok bertebaran di mana-mana dan jelas wajahnya tidak menunjukkan kebahagiaan sama sekali.

Mata coklatnya nampak sangat redup,  bibirnya tidak tersenyum. Konan Setiap hari sangat tersiksa menyaksikan pemandangan rumah masa kecilnya yang terlihat seperti tempat sampah.

Saat ia sibuk membersihkan putung rokok di meja tamu, decitan kamar sebelah mulai terdengar. Muncullah sosok pria dengan wajah setengah teler, tangannya masih memegang sebotol miras semalam. Sungguh tragis hidup Konan, perempuan itu cuma menatap diam sebelum pria berambut merah panjang itu bertanya.

[Jouichirou Yukihira]

"Konan-chan. Apakah itu kamu?" Tanyanya dengan mata menyipit tidak nampak.

"Ha'i Tousan, sebentar lagi ku siapkan sarapan untukmu."

"Terimakasih... Tousan sangat lapar." Konan menghela nafas ketika ayahnya pergi ke dapur. Wajahnya melirik jam dinding yang sudah berubah arah pukul, waktu masakan siap dihidangkan.

"Apakah kamu sudah makan?" Tanya
Jouichi.

"Baru saja matang ayah.. ini saja masih sangat panas," balas Konan datar.

"Oh aku lupa, maafkan Tousan," cengirnya dengan muka telernya.

Setelah hidangan sarapan muncul di meja, dengan lahap Jouichi memakan apapun yang ada di depannya. Ia sejenak menatap Konan guna mengajak bergabung"ayo Konan, ambil mangkok mu. Kita makan bersama. Seperti biasa masakan mu sangat lezat!"

"Terimakasih, tapi Ayah duluan saja, aku mau pergi keluar sebentar," jawab Konan yang kini sudah berbalut setelan jaket dan topi putih yang senada.

"Konan kamu mau ke-" Jouichi ingin sekali bertanya tapi putrinya terlanjur menutup pintu rumah dari luar.

Konan kini bernafas lega. Rasanya berat sekali keluar dari kandang itu, tapi sekarang dia bebas dan bisa merasakan pengalaman di luar rumah dengan santai.

Konan memutuskan jalan-jalan, ia sedikit tersenyum akhirnya. Walaupun pagi ini sangat dingin, ia tetap mampu melakukan yang dia inginkan. Kakinya terus menyisir jauh dari rumah, lalu sampailah di taman yang dipenuhi anak-anak berserta orang tua dengan berbagai aktivitas keluarga yang bewarna.

Hari libur sama dengan hari yang sangat spesial dan berharga ketika kamu adalah orang yang berjuang hidup dari kerasnya dunia. Konan menyaksikan anak-anak bermain dengan riangnya, berdiri dalam diam tetapi bibirnya tersenyum dengan damai. Sampai tidak sadar kalau sahabatnya ada di sampingnya.

"Wow kamu tampak bahagia sekali Konan?" Goda Naruto.

"Na-naruto?" Konan memerah ketika senyuman malaikat itu mengarah padanya.

"Jangan tanya kenapa aku tahu kamu di sini, memang aku selalu tahu tentang dirimu," cengir Naruto.

"Ohya? tidak semua, mungkin hanya 50 persen saja," balas Konan dengan senyuman manis.

"terserah apa katamu," ujar Naruto terkekeh.

"Ngomong-ngomong sejak kapan kamu datang ke sini Naru?" Lanjut Konan

"Dari pagi buta, aku terus menunggu kapan bidadari ku turun dari surga dan akhirnya aku bisa menyaksikan parasnya yang cantik dari dekat."

"Hmm kata gombalan kelas 10 ternyata masih bisa ku dengar," respon Konan yang bikin Naruto keceplosan tertawa.

"Jujur itu cukup ampuh jika masih digunakan," balas Naruto tersenyum bangga.

"Dasar Playboy," canda Konan ikut tertawa kecil.

Mereka berdua seketika senyap tanpa obrolan, sampai Konan duluan yang harus memulai  "Naru.."

"Ya?" Naruto menunggu.

"Maaf atas kejadian yang semalam, aku tidak sempat menelepon mu balik," cicit Konan sedikit tidak enak hati.

Naruto yang mendengar kejujuran itu cuma tersenyum maklum "tidak apa-apa. Ku pikir kamu sedang melalui hari yang berat."

"Huh agak Cukup berat, tapi aku bisa mengatasinya," senyum Konan penuh optimisme.

"Itu baru semangat... Dan bagaimana kalau kita sedikit bersenang-senang dengan jajanan di sekitar sini? Aku yang traktir."

"Baiklah kalau kamu memaksa Naru-kun," lirik Konan sengaja jahil sambil mendahului langkah Naruto.

"Apa? Itu seperti ungkapan yang tidak mendasar," protes Naruto sambil menyusul konan.

Selang beberapa puluh detik, Konan sudah berada di depan kedai kecil. Di sana Konan menunjuk dua menu makanan dengan riangnya, setelah itu baru Naruto menyusul dan sampai di kedai.

"Kamu mau minum apa Naru-kun?"

"Teh Hijau hangat satu," balas Naruto.

"Kalau begitu 2 teh hijau hangat, Jiisan!" Balas Konan bersemangat.

"Kau yakin? Itu seperti minuman tanpa gula," Tanya Naruto memastikan.

"Tidak ada salahnya mencoba, benar bukan?" Elak Konan tetap keras kepala.

"Hehe kamu benar, aku tidak sabar melihat momen itu segera," seringai Naruto yang penasaran dengan Konan setelah teh itu jadi.

Beberapa puluh menit kemudian, makanan hangat yang mereka pesan sudah habis tertelan dalam perut. Naruto dengan penuh syukur dan motivasi ingin hidup sehat dengan tenang meminum tehnya yang sedikit hambar.

Berbanding terbalik ketika Konan menjajal minumannya, Naruto benar rasanya sedikit hambar dan ia sangat tidak suka rasa yang hambar "Naru -kun..."

"Hmm?" Gumam Naruto menunggu rayuan Konan.

"Bolehkah aku pesan minuman yang lain? Aku menyesal memesan ini, maaf aku khilaf," tingkah laku Konan benar-benar terlihat manis di mata Naruto, tapi sayang pemuda itu bukanlah orang sembarangan yang bisa takluk akan drama wanita.

"Hehe habiskan setengahnya baru kamu boleh memesan minuman yang kamu suka," balas Naruto belum puas menjahili.

"Yahh Naru..." Konan nampak kecewa berat sambil menatap nanar minuman itu, apalagi dia sengaja tidak menyisipkan uang di dalam dompet. Lagian siapa juga yang menyangka akan didatangi lalu ditraktir oleh Naruto.

Tidak lupa mereka selalu membubuhi obrolan hangat di sela sarapan mereka sampai selesai. Setelah  berselang cukup lama dari pagi yang sangat dingin, kini suhu mulai hangat di luar. Karna ini weekend, mangkanya banyak orang berbagai kalangan usia mulai memenuhi taman dan trotoar. Kedai-kedai yang tadinya masih tutup sekarang mulai buka dan ramai wisatawan. Konan dan Naruto beruntung tidak harus mengantri, mereka bisa melanjutkan kegiatan yang lain setelah membayar bill mereka sarapan.

"Ngomong-ngomong itu tadi makanan terenak yang pernah ku coba," Ujar Naruto memecah kesunyian.

"Tentu saja, itu adalah tempat makan favorit ku," balas Konan tersenyum simpul.

Mereka berjalan santai ke arah mereka bertemu, sepertinya Konan merasa pertemuan mereka harus berakhir singkat. Tapi Naruto tidak merasa demikian, ia berfikir ingin mengajak Konan ke tempat lain.

"Mungkin kamu mau pergi bersama ku ke tempat lain yang lebih menarik, cuma kita berdua.. aku janji kamu bakal menyukainya," ajak Naruto.

"Apakah lama?" Tanya Konan Ragu.

"Ohh kamu tidak bisa lama-lama ya? Kalau begitu sampai jam berapa?" Tanya Naruto balik.

"Nanti siang aku ada urusan dan kebetulan aku pamit ke Tousan kalau aku cuma keluar rumah sebentar," Konan merasa berat hati, sungguh sial momen spesial dengan Naruto harus kandas, tetapi dia memang harus bertanggung jawab.

"Okay tidak apa-apa Konan, kita bisa buat jadwal baru.. nanti ku hubungi lewat WhatsApp dan Jangan lupa dibalas okay," balas Naruto terlihat tidak ambil pusing ataupun merasa kecewa.

"Aku janji akan fast respon, terimakasih atas waktunya Naru-kun" balas Konan tersenyum tulus.

"Aku juga berterimakasih sudah menemaniku Konan, sampai nanti,"
Mereka berpisah pada saat itu, mereka berdua saling melambaikan tangan serta senyum lalu diiringi langkah demi langkah manjauhi satu sama lain.

Terimakasih untuk waktu yang kalian luangkan... Alangkah baiknya vote jika kalian suka dan berkomentarlan sesuatu kalian ingin ungkapkan untuk cerita ini.  Semoga hidup kalian diberkahi selalu






Continue Reading

You'll Also Like

228K 11.4K 36
"GW TRANSMIGRASI? YANG BENER AJA?" ... "Klo gw transmigrasi,minimal jangan di peran antagonis lah asw,orang mah di figuran gitu,masa iya gw harus mat...
294K 366 4
21+
1M 74.3K 74
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
651K 33.7K 42
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...