Garis Takdir || Lokal || [END...

By Aescha_kimwei

645 236 6

☆★JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA, TINGGALKAN VOTE DAN JUGA KOMENTARNYA★☆ Menceritakan tentang hubungan rumah... More

Prolog
Main Cast
Chapter 1 : Awal yang bahagia
Chapter 2 : Perjodohan
Chapter 3 : Perjodohan II
Chapter 4 : Tak ditakdirkan bersama
Chapter 5 : Kehidupan baru
Chapter 6 : Dicampakkan
Chapter 7 : Tersakiti
Chapter 8 : Hanya pura-pura
Chapter 9: Hubungan lain
Chapter 10 : Cemburu
Chapter 11 : Penentangan
Chapter 12 : Membutuhkan perhatian
Chapter 13 : Berhasil
Chapter 14 : Tergoda
Chapter 15 : Pelampiasan
Chapter 16 : Kedekatan
Chapter 17 : Manja
Chapter 18 : Tergoda II
Chapter 19 : Bermain-main
Chapter 20 : Tak bisa memilih
Chapter 21 : Tak terkendali
Chapter 22 : Orang yang sama
Chapter 23 : Tak sadar
Chapter 24 : Hanya sebagai pemuas
Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya
Chapter 26 : Kabar gembira
Chapter 27 : Sadar
Chapter 28 : Akur
Chapter 29 : Mulai perhatian
Chapter 30 : Menyadari kesalahan
Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan

Chapter 32 : Keharmonisan dan cinta

28 7 6
By Aescha_kimwei

Hari menjelang sore, Arsya yang telah menyelesaikan tugas-tugasnya pun bergegas pulang. Sesampainya di rumah, ia sudah disambut oleh Ireen yang menunggu kepulangannya. Mereka makan malam bersama dan bercerita untuk lebih mengenal satu sama lain. Hingga pada akhirnya Ireen tidur dalam pelukan Arsya.

Hidup mereka semakin hari semakin damai. Arsya yang semulanya sering bersikap kasar lambat laun berubah lebih lembut, ia menjadi sosok pribadi yang lebih baik dengan adanya Ireen di sampingnya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama baik itu dengan menonton film bersama, bermain game atau hanya sekedar bercerita tentang kehidupan mereka.

Hingga suatu hari, orang tua Arsya memergoki mereka berdua yang tengah bermesraan. Mereka yang melihat itu senang karena Arsya sudah bisa menerima Ireen dalam kehidupannya.

Setelahnya mereka berbicara bersama dan Arsya pun memutuskan untuk berbicara dengan kedua orang tuanya. Mereka yang mendengar cerita Arsya mengenai masa kecilnya yang hampa pun merasa bersalah dan meminta maaf akan hal tersebut. Arsya yang awalnya berat untuk melupakannya pun memutuskan untuk memaafkan kedua orang tuanya dan melanjutkan hidupnya bersama Ireen dengan tenang.

Mereka hidup dengan kebahagiaan yang semakin hari bertambah, saling mencintai dan menjadi sepasang kekasih yang akur.

Beberapa bulan kemudian, kini usia kandungan Ireen ganjil 9 bulan. Ireen sendiri sering mengalami kontraksi pada perutnya. Hingga suatu hari, Ireen benar-benar merasa sakit pada perutnya dan Arsya merasa khawatir. Ia pun dengan segera membawanya ke rumah sakit.

Setelah sampai di rumah sakit, Ireen di kabarkan akan segera lahiran. Arsya yang tau pun langsung menghubungi orang tuanya dan juga orang tua Ireen. Mereka yang mendengarnya pun merasa senang dan langsung bergegas pergi ke rumah sakit.

Setengah jam menunggu kemudian, dari dalam ruangan persalinan terdengar suara tangisan bayi. Arsya yang mendengarnya pun merasa lemas dan menangis haru.

"Ahh, akhirnya😢," ucap Arsya merasa lega sekaligus haru.

Setelah menyelesaikan semua keperluan yang ada, Arsya juga kedua orang tuanya dan orang tua Ireen pun menjenguk Ireen dan sang bayi dikamar rawat inap.

Arsya langsung saja memeluk Ireen dan mengucapkan terima kasih berulang kali padanya.

"Terima kasih ya, sayang😢.
Kamu sudah berjuang untuk bayi kita selama ini😖," ucapnya lirih sembari memeluk Ireen.

Ireen tak bisa mengatakan hal apa-apa selain menangis haru sambil menatap sang bayi yang ada di baby box nya.

"Ireen," panggil Arsya dengan lembut.

"I-iya Sya," jawab Ireen masih gemetaran.

"Apa kamu mau memanggil baby?
Panggil dengan namanya," ucapnya sembari menggenggam tangan Ireen.

"Ari, iya, Ari, Ariandra😖."

"Hahhaha, ayolah tersenyum, hmm.
Panggil lagi dong baby nya," pinta Arsya memelas.

"Ari....
Apa kamu tau apa kepanjangannya?" tanya Ireen sembari menatap Arsya dan kemudian ke bayinya yang saat ini tengah di gendong oleng kedua orang tua mereka.

"Ehmm, tidak, apa kepanjangannya?" tanyanya sembari merangkul Ireen.

"Arsya dan .... Ireen," jawab Ireen sambil mengelus pipi Arsya.

"Aku benar-benar beruntung bisa bertemu dan menghabiskan sisa hidupku denganmu, Ren," lirih Arsya merasa terharu.

"Terima kasih untuk segalanya, sayang," sambungnya sembari memeluk Ireen dengan erat.

Kedua orang tua mereka yang melihatnya pun ikut terharu. Mama Ireen kemudian menyerahkan bayi mereka kepada keduanya. Ireen pun menggendong bayinya dengan perlahan.

"Ari😢," panggil Ireen sambil mengelus kepala bayinya dan mencium pipinya.

"Dia tampan sepertiku😋," canda Arsya.

"☺Tapi baby Ari lebih tampan."

"Sayang, jangan bikin aku cemburu ya," peringat Arsya.

"Ma, pa, gantengan baby Ari kan dari pada Arsya?😉" tanya Ireen sambil memberi kode.

"Ehmm, iya, lebih gantengan baby Ari🤭," jawab mama Arsya.

"Iya, kalah jauh sama Arsya," timpal papa Arsya juga.

"Ckk, nyebelin😑," ucap Arsya cemberut.

Mereka semua pun tertawa melihat reaksi yang Arsya berikan.

Setelah istirahat beberapa saat, Ireen dan bayinya pun di perbolehkan untuk pulang.

Saat tiba di rumah, dan mereka bersantai bersama di ruang tengah, tiba-tiba saja mereka kedatangan tamu yang tidak lain adalah Jo dan Wulan.

Jo mendapat kabar dari orang tuanya yang di kabarin oleh mama Ireen soal kelahiran Ireen. Dan Jo pun mengajak Wulan untuk menjenguk Ireen dan bayinya di rumah sakit. Tapi sayangnya setelah mereka sampai di rumah sakit, ternyata mereka semua sudah pulang. Jo dan Wulan pun akhirnya pergi ke kediaman Arsya dan Ireen.

"Wah wah wahh, selamat ya, yang udah jadi orang tua," ucap Wulan sembari duduk di sofa memandangi baby Ari.

"Iya Lan, makasih. Emhh, kamu mau gendong baby Ari?" tanya Ireen menawarkan.

"Eee, sepertinya enggak😅."

"Kenapa?"

"Aku kurang suka anak-anak😐."

"Hmm, ya sudah. Kalau kamu gak mau, aku aja yang gendong," ucap Jo berlalu menghampiri Ireen dan menggendong bayinya dan kemudian duduk kembali di samping Wulan.

"Dia lucu loh sayang😆," sambung Jo.

"Hmm, ya, aku bisa melihatnya🙄."

"Oh ayo lah, coba kamu belai dia," pinta Jo.

"Huhh, awas aja kalau dia sampai nangis."

Wulan pun membelai pipi baby Ari dengan lembut dan berhati-hati.

"Tuh, gak nangis kan☺," jawab Jo.

"Iya, Jo, aku bisa melihatnya."

"Kalau gitu ... aku tak sabar untuk punya baby juga," bisik Jo.

"Dalam mimpimu😑. Aku belum mau punya bayi. Jadi sayang sekali😏."

"Ya sudah, terserah kamu aja deh," jawab Jo berlalu memberikan baby Ari pada Ireen lagi.

"Ngambek nih kamu?😏" ejek Wulan.

"Ya sudah, awas aja entar kalo kamu macem-macem. Ngambek kamu berarti😋."

"Oh ya Jo, kalian kapan nih punya momongan juga?👀" tanya Ireen tiba-tiba.

"Tidak dalam waktu dekat😏," jawab Wulan langsung.

"Setidaknya ... kami sudah pernah melakukannya👀," jawab Jo sambil berbisik pada Ireen.

"🤭Kamu ini Jo."

"Huhh, apa kalian tak ada niatan untuk nyusul?" tanya Arsya menggoda.

"Masa kalah sih sama kami😏," sindirnya.

"😅Aku ngikut apa kata Wulan aja. Kalau dia bilangnya gak dulu, berarti ya enggak," jawab Jo.

"Ehmm, suamiku pengertian sekali ya," ucap Wulan mengunyel-ngunyel pipi Jo.

"☺Setidaknya kan, gak selamanya kamu nolak buat punya anak😉," jawab Jo.

"Hmm, yang ada semua aset ku diambil sama papa mama😐. Nanti saja setelah kita siap. Aku bahkan belum bisa masak dengan benar."

"🤭Jangan khawatirkan soal itu, Jo pandai masak, jadi dia pasti ajarin kamu," ucap Ireen.

"Iya, aku tau, dia sudah beberapa kali mengajariku. Tapi tetap saja menyebalkan😐. Lebih mudah bekerja di perusahaan dari pada bekerja di dapur😑."

"Semua itu perlu proses. Awalnya juga kan kamu gak bisa ngurusin perusahaan, tapi karena kamu ya belajar, jadinya bisa. Sama halnya dengan memasak," jelas Ireen.

"Hmm, tidak juga😏.
Aku bahkan sudah memegang kendali perusahaan diusia 17 tahun😋," ucapnya dengan nada bercanda.

"Apa bener? Bukannya di usia 20 ya kamu udah mulai megang kendali perusahaan papa?🤔" tanya Jo mengingat perkataan papa Wulan.

"Dari siapa kamu tau?🤨"

"Papa😅😋," jawab Jo.

"Ckk, dasar😒.
Tetap saja usia 20 itu masih terlalu muda untuk memikul tanggung jawab sebesar itu🙄. Harusnya aku memberontak lebih dulunya😩."

"Sudahlah, semuanya sudah terjadi. Apa pun itu, kamu tetap istriku☺," sahut Jo.

Ireen dan Arsya pun tertawa kecil mendengar ucapan Jo.
Ireen dan Arsya benar-benar dalam fase bahagia, terutama lagi mereka kini sudah ada buah hati yang melengkapi rumah tangga mereka. Arsya menyayangi Ireen lebih dari sebelumnya. Hubungan rumah tangga mereka kini sangat harmonis, sama halnya dengan rumah tangga Jo dan Wulan.

Mereka pun hidup bahagia selamanya dengan takdir yang telah di tentukan.

END
#23 Desember 2023

Continue Reading

You'll Also Like

140K 22.9K 103
[17+][bukan BL]Kabira, dikenalkan pada Aru oleh orang tuanya dengan maksud akan dijodohkan. Namun gadis yang akrab disapa Bira itu jatuh hati pada Pa...
15K 1.5K 59
Jika mendengar kata "Dia" siapa yang ada dipikiran kalian? Dia yang menjadi orang spesial dalam hidup kalian? Atau Dia yang selalu kalian benci? Atau...
2.7M 7.9K 2
(TERSEDIA DI PLATFORM KUBACA) "Marry, bagaimana perasaanmu?" Seseorang bertanya sambil mengarahkan kameranya kepadaku, sontak aku langsung menatapnya...
2K 1.1K 41
Apa aku bisa bahagia dengan caraku sendiri?~Ayana Renjani Tidak perlu lari jalani saja,dan lihat segala sesuatu di sekitarmu~Mahesa Abimana Start 25...