Garis Takdir || Lokal || [END...

By AilvFma2329

582 236 6

☆★JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA, TINGGALKAN VOTE DAN JUGA KOMENTARNYA★☆ Menceritakan tentang hubungan rumah... More

Prolog
Main Cast
Chapter 1 : Awal yang bahagia
Chapter 2 : Perjodohan
Chapter 3 : Perjodohan II
Chapter 4 : Tak ditakdirkan bersama
Chapter 5 : Kehidupan baru
Chapter 6 : Dicampakkan
Chapter 7 : Tersakiti
Chapter 8 : Hanya pura-pura
Chapter 9: Hubungan lain
Chapter 10 : Cemburu
Chapter 11 : Penentangan
Chapter 12 : Membutuhkan perhatian
Chapter 13 : Berhasil
Chapter 14 : Tergoda
Chapter 15 : Pelampiasan
Chapter 16 : Kedekatan
Chapter 17 : Manja
Chapter 18 : Tergoda II
Chapter 19 : Bermain-main
Chapter 20 : Tak bisa memilih
Chapter 21 : Tak terkendali
Chapter 22 : Orang yang sama
Chapter 23 : Tak sadar
Chapter 24 : Hanya sebagai pemuas
Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya
Chapter 26 : Kabar gembira
Chapter 27 : Sadar
Chapter 28 : Akur
Chapter 29 : Mulai perhatian
Chapter 30 : Menyadari kesalahan
Chapter 32 : Keharmonisan dan cinta

Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan

14 7 0
By AilvFma2329

Keesokan harinya, di dini hari, Ireen terbangun dari tidurnya karena merasa gelisah. Ia pun berlalu pergi ke ruang tengah untuk mengecek keadaan Arsya.

Sesampainya di ruang tengah, Arsya tengah berbaring di sofa namun ia terlihat nampak gelisah dan tak bisa tidur. Ireen kemudian menghampirinya dan menggoyang tubuhnya. Tapi Arsya malah berpura-pura merajuk karena Ireen beneran tega membuatnya tidur di sofa untuk pertama kalinya.

"Sya, Arsya," panggil Ireen.

"Hmmm," jawab Arsya tak menanggapi Ireen dan hanya memasang ekspresi cemberut.

"Emhh, tidur di kamar yuk," ajaknya.

"Enggak usah, aku disini aja," jawabnya kembali membaringkan diri di sofa.

"Ckkk, Arsya~😫
Ayolah, aku tak bisa tidur," pinta Ireen sambil menarik-narik tangan Arsya.

Arsya pun bangun dari rebahan nya dan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Ireen.

Sesampainya dikamar, Arsya kembali berbaring tanpa memperdulikan Ireen.

"Arsya~😣," lirih Ireen memanggil sambil berdiri di depan pintu.

"Hmmhh," jawab Arsya dengan tidur membelakangi Ireen karena masih ngambek dengannya.

"Ughhh...."

.....Arsya tak memperdulikan Ireen yang ngambek karena ia sendiri merasa kesal harus tidur di sofa untuk pertama kalinya.

"Sya😫."

"Ckk, apa?" tanyanya malas sambil duduk dari rebahan nya.

"😕Bukan apa-apa," jawab Ireen sambil bersandar pada head board dengan tangannya yang ia lipat.

"Gak usah ikutan ngambek," ucapnya menatap Ireen.

"🤨Kamu ngambek?"

Arsya pun seketika terdiam dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa karena aku udah nyuruh kamu tidur di luar? Kan bukan aku yang mau."

"Tetap saja, aku tak menyukainya😒."

"Salahkan baby nya, jangan akunya dong😫."

"Hmmhh," jawab Arsya yang hanya melipat kedua tangannya dan mengalihkan pandangannya dari Ireen.

"Sudah ah, kalau gitu kamu lanjut tidur aja sana," sahut Ireen sambil duduk di pinggir kasur.

"Kalau kamu gak bujuk aku, aku bakal ngambek selama seminggu," ancam Arsya berbaring membelakangi Ireen.

"😫Bujuk kaya gimana?"

"Bagaimana kalau ciuman?😏
Kamu pasti bisa melakukannya kan?
Kalau enggak ya gak masalah sih, tapi aku akan ngambek denganmu selama seminggu."

"Ta-tapi?" jawab Ireen bingung.

"Ya sudah, jangan berbicara denganku selama seminggu," ucapnya kembali memunggungi Ireen.

"Ckk...."

Ireen pun naik ke kasur lalu membalik tubuh Arsya dan memberinya ciuman singkat.

"Udah😣."

"Kamu sebut itu ciuman?🤨"

"Ya, lalu?"

"Itu bukan ciuman melainkan kecupan.
Ini yang namanya ciuman," ucap Arsya langsung mencium Ireen dengan lembut untuk beberapa saat.

"Ingat itu baik-baik ya," sambung Arsya saat melepaskan ciumannya dan kembali berbaring dengan membawa Ireen ke pelukannya.

"Selamat beristirahat, Ren."

Arsya kembali mengecup bibir Ireen singkat sebelum kembali tidur dengan Ireen dalam pelukannya.

Ireen menatap Arsya tak percaya dengan apa yang barusan saja ia lakukan padanya. Setelahnya, Ireen pun kembali bisa tidur dengan tenang.

Keesokan paginya, Ireen bangun dan mendapati dirinya masih dalam pelukan Arsya. Ireen berusaha untuk melepaskannya, tapi tak bisa.

"Sya, apa kamu gak pergi ke kantor hari ini?"

"Apa kamu mau mengusirku lagi?" tanya Arsya dengan mata yang masih terpejam.

"😅Eee, i-itu...."

"Sudah kembalilah tidur. Jangan membantah," peringat nya dengan mengeratkan pelukan.

"Aku udah gak ngantuk lagi kok Sya."

"Ckk, apa kamu tak bisa setidaknya menemaniku tidur?!" tanya Arsya mulai kesal.

"Aku masih mengantuk, jadi biarkan aku beristirahat."

"Oh ayolah, bangun," sahut Ireen sambil mengelus pipi Arsya.

"Huhh, ya sudah, kamu bangun saja.
Aku akan tidur sendiri," ucapnya seraya melepaskan pelukan dan tidur membelakangi Ireen.

"Tapi aku mau kamu bangun juga," jawab Ireen sambil menindih Arsya menyamping.

.....Arsya tak memperdulikan Ireen dan kembali melanjutkan tidurnya.

"Arsya," panggilnya lirih sembari menggigit pelan pundak Arsya.

"Jangan menggangguku, Ren," ucapnya dengan mata terpejam.

"Ckk, ya sudahlah," jawab Ireen ingin berlalu dari Arsya.

Arsya langsung saja menarik Ireen agar tak meninggalkannya dan membawa Ireen ke pangkuannya dengan lembut.

"Kamu benar-benar menguji kesabaran ku, Ren," ucap Arsya lirih.

"Apa? Katanya mau tidur? Ya udah sana tidur."

"Ckk, kenapa kamu gak peka sih?!" tanyanya sebal.

"Mana morning kiss nya?"

"🤨Bukannya sudah ya tadi?🤔"

"Kapan?🤨"

"🤔Beberapa jam yang lalu."

"Itu enggak terhitung😑."

Ireen pun lalu mencium kedua pipi Arsya dengan gemas.

"Aku bilang kiss, itu kecupan di pipi.
Aku maunya disini😗."

"Kamu ini~," jawab Ireen sambil menutup wajah Arsya dengan telapak tangannya.

"Ren~
Morning kiss~"

"Hmmmm🙂."

Ireen pun lalu membaringkan Arsya bersamaan dengan dirinya lalu memberinya ciuman beberapa saat.

Setelahnya, Ireen tetap diam di atas Arsya sembari memeluknya.

"Hmm, dari tadi kek," ucap Arsya sembari memeluk Ireen.

"Emhh, boleh aku minta sesuatu?" tanya Ireen sambil menatap Arsya.

"Kamu mau minta apa?" tanyanya lembut.

"Eeee itu, aku mau, kamu bilang, kalau kamu, cinta aku😕."

"Hmm, I love you, Ren😣."

"😖Arsya~," ucap Ireen tak bisa menahan air matanya lagi.

"Owhh, ayolah, jangan menangis," ucapnya lirih.

"Apa aku sedang bermimpi sekarang?😖"

Arsya pun mencubit kedua pipi Ireen pelan.

"Kamu enggak sedang bermimpi, Ren," ucapnya mengunyel pipi Ireen.

"Awww, sakit~😖"

"Hahhaha, iya maaf ya," ucap Arsya seraya mengecup kedua pipi Ireen.

"Mama papa pasti bakal senang kalau kita udah dekat seperti ini," ucap Ireen sambil membaringkan dirinya lagi pada Arsya.

"Hmm, aku tak peduli soal mereka.
Yang terpenting kita bisa menikmati hidup ini dengan baik. Aku akan senang kalau seperti itu."

"Tapi, tak ada salahnya kan kalau kita beritahu mereka?"

"Tidak, jangan sekarang," jawabnya memeluk Ireen erat.

"Kapan?" tanya Ireen mendongakkan kepalanya.

"Biarkan mereka tau dengan sendirinya saja," jawab Arsya sambil membenamkan kepalanya pada dada Ireen.

"Hmm, baiklah kalau itu yang kamu mau.
Eee, kamu apa tak pergi ke kantor?" tanya Ireen sambil mengelus kepala Arsya.

"Huhh, aku akan bersiap-siap dulu," jawabnya sembari berlalu ke kamar mandi.

Ireen pun kemudian menyiapkan jas dan juga kemeja yang akan Arsya kenakan untuk hari itu.

"Hitam atau navy ya?🤔"

Tak berapa lama, Arsya pun menghampiri Ireen.

"Oh ya Sya, kamu hari ini mau pakai yang warna hitam, atau navy?" tanya Ireen sembari memperlihatkan kedua pakaian tersebut.

"Ehmm, aku akan memakai warna navy saja," ucapnya sembari mengambil pakaian tersebut dari Ireen.

"Okey, kalau begitu cepat bersiap. Aku akan buatkan sarapan. Mau sarapan apa kamu?"

"Toast," jawabnya sembari berganti pakaian.

"Baiklah, kalau udah siap cepatlah turun," ucap Ireen berlalu.

"Iya, istriku yang cantik," ucapnya menggoda Ireen.

Ireen tak menghiraukannya dan segera berlalu ke dapur untuk membuatkan sarapan. Beberapa saat kemudian, Arsya pun menghampiri Ireen ke dapur.

"Arsya, ini sarapan mu udah siap," ucap Ireen sembari meletakkan sarapan untuk Arsya.

"Selamat makan," ucap Arsya pun duduk dengan full senyum dan mulai memakan sarapannya.

"Kamu mau minum kopi, atau teh?"

"Aku mau kopi saja. Terima masih ya, Ren☺️."

Ireen kemudian membuatkan secangkir kopi untuk Arsya.

"Ini, kopi cinta untuk suami ku, tercinta🤭."

"Hahhaha, bisa aja kamu🤭."

Arsya pun menerima kopi tersebut dan meminumnya.

"Aku sudah selesai, aku berangkat kerja dulu ya."

Arsya berlalu mendekati Ireen dan mengecup kedua pipi juga bibirnya.

"Kamu istirahat aja, jangan banyak gerak ya," ucapnya mengingatkan Ireen.

"Emhh Sya, jangan pulang, larut malam ya."

"Iya, aku akan pulang sebelum jam makan malam ya."

"Baiklah. Makan malam mau apa?"

"Bagaimana kalau semur ayam?🤔"

"🤭Siap.
Kalau gitu semangat kerjanya," ucap Ireen sambil membenarkan dasi Arsya.

"Sipp, udah keren dan ganteng🤭.
Tapi ... jangan ngelirik cewek lain ya di kantor."

"Iya, sayangku😘.
Aku pergi dulu ya☺️👋🏻," jawab Arsya pamit pergi setelah mengecup Ireen.

Arsya pun berlalu ke kantor mengendarai mobilnya. Ia mengikuti beberapa meeting dan mengerjakan dokumen yang perlu ia periksa sepanjang hari, berharap waktu akan segera sore agar ia bisa pulang untuk bertemu dengan Ireen.

TBC
#23 Desember 2023

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 42.3K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
3.7M 54.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.9M 93.1K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...