Garis Takdir || Lokal || [END...

By Aescha_kimwei

645 236 6

☆★JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA, TINGGALKAN VOTE DAN JUGA KOMENTARNYA★☆ Menceritakan tentang hubungan rumah... More

Prolog
Main Cast
Chapter 1 : Awal yang bahagia
Chapter 2 : Perjodohan
Chapter 3 : Perjodohan II
Chapter 4 : Tak ditakdirkan bersama
Chapter 5 : Kehidupan baru
Chapter 6 : Dicampakkan
Chapter 7 : Tersakiti
Chapter 8 : Hanya pura-pura
Chapter 9: Hubungan lain
Chapter 10 : Cemburu
Chapter 11 : Penentangan
Chapter 12 : Membutuhkan perhatian
Chapter 13 : Berhasil
Chapter 14 : Tergoda
Chapter 15 : Pelampiasan
Chapter 16 : Kedekatan
Chapter 17 : Manja
Chapter 18 : Tergoda II
Chapter 19 : Bermain-main
Chapter 20 : Tak bisa memilih
Chapter 21 : Tak terkendali
Chapter 22 : Orang yang sama
Chapter 23 : Tak sadar
Chapter 24 : Hanya sebagai pemuas
Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya
Chapter 26 : Kabar gembira
Chapter 27 : Sadar
Chapter 28 : Akur
Chapter 30 : Menyadari kesalahan
Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan
Chapter 32 : Keharmonisan dan cinta

Chapter 29 : Mulai perhatian

13 7 0
By Aescha_kimwei

Beberapa saat kemudian, Ireen sampai di rumah. Ia takut jika Arsya mengetahui kalau dia pergi begitu saja dari rumah tanpa sepengetahuannya. Ireen kemudian berjalan perlahan memasuki rumah dan akan berlalu ke kamarnya.

Namun, saat ia merasa aman karena di rumah tak ada Arsya, ia tiba-tiba terkejut saat memasuki kamarnya yang ternyata Arsya tengah berada di kamarnya sambil rebahan pada kasur.

"A-Arsya?" panggil Ireen terkejut dan bingung.

"Kenapa?" tanya Arsya dengan santai.

"E-eee, ka-kamu, ngapain ada di-sini? Bukannya kamu, seharusnya, kerja?" tanya Ireen yang masih berdiri di balik pintu yang sudah ia tutup sedari tadi.

"Apa salah aku mau di rumah?"

"Eng-gak, tapi, maksud ku, kenapa harus di-kamar ku?" tanyanya gugup.

"Mulai sekarang kamu pindah ke kamar utama," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Ireen.

"Dan aku tak menerima penolakan."

"Emhh, ta-tapi, kenapa harus, pindah?
Aku nyaman kok, di sini."

"Apa kamu mau memancing keributan?!" tanya Arsya mulai kesal.

"Apa susahnya kamu pindah tidur bersamaku?!! Suka tak suka, malam ini kamu mulai tidur dikamar utama, denganku!!" ucapnya sebelum berlalu pergi.

"Ahh, dan ya, aku sudah memindahkan semua barang-barang mu," sambungnya sembari menghentikan langkahnya.

"Jadi kamu tak perlu capek lagi untuk berkemas."

Setelah mengatakannya Arsya pun kembali berlalu ke kamar tidur utama.

"😫Kenapa malah jadi seperti ini sih," keluh Ireen.

Ia pun berlalu ke kasur dan membaringkan dirinya hingga tak berapa lama ia terlelap dalam tidurnya.

Arsya yang menunggu kedatangan Ireen pun merasa semakin kesal karena ia tak kunjung datang ke kamar.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengecek Ireen kembali. Sesampainya dikamar, Arsya melihat Ireen yang tengah tertidur dengan pulas.

"Huhh, merepotkan," ucapnya kesal.

Arsya pun mendekati Ireen dan menggendongnya dengan perlahan untuk memindahkannya ke kamar utama.

Setelah membaringkan Ireen ke kasur, Arsya berbaring disampingnya dan ikut terlelap sembari memeluk Ireen dengan pelan.

Keesokan harinya, Ireen bangun dan mendapati dirinya sudah berada di kamar utama dengan Arsya yang berada di sampingnya dengan memeluk dirinya.
Ireen pun perlahan menjauhkan tangan Arsya karena dirinya ingin ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk Arsya. Namun entah kenapa, Arsya tiba-tiba bangun dan menyuruh Ireen tetap beristirahat.

"Tidurlah kembali, kamu perlu banyak istirahat agar kesehatanmu tetap terjaga."

Arsya pun kembali membawa Ireen berbaring dan memeluknya dengan erat agar Ireen tak bisa melarikan diri.

"Eemhh Sya, ini sudah jam 06:30. Aku mau buat sarapan, eee sebentar lagi kamu juga ke kantor kan."

"Aku akan cuti beberapa hari," ucapnya tanpa membuka mata.

"Sekarang kembalilah tidur sebelum aku marah."

"Tapi aku tak mengantuk lagi," sahut Ireen menjawab.

"Ckk, apa kamu tak bisa menurut barang sekali?!" tanya Arsya dengan membentak.

"Akhh, sudahlah, aku akan ke kantor saja hari ini!"

Arsya pun berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan meninggalkan Ireen.

Ireen kemudian segera bangun dan berlalu ke dapur. Ia ingin membuatkan sesuatu untuk Arsya.

"Hmmm, apa yang Wulan katakan itu benar ya kalau Arsya suka....
Tapi, gak ada salahnya juga kan ya mencobanya terlebih dahulu," ucap Ireen membuatkan Arsya sarapan sebelum Arsya menemuinya di dapur.

"Sya, kamu, sarapan dulu ya.
Ini aku ada buatin Strawberries and Cream French Toast. Aku harap, kamu menyukainya," sambungnya.

Arsya yang mendapati sarapan toast tersebut pun menatap Ireen bingung.

"Eeee ada apa? Apa bukan selera mu juga ya? Kalau gitu aku akan buatkan yang lain," ucap Ireen seraya ingin mengambil lagi sarapan itu dan berniat akan menggantinya.

"Tidak perlu," sahut Arsya sembari duduk dan memakan sarapannya dalam diam.

"Terima kasih untuk makanannya," ucapnya sembari berlalu pergi dengan tak menyisakan apapun di piring.

"Hmmm, dia benar-benar tak mempedulikan ku," ucap Ireen lesu sambil membereskan meja dan juga mencuci piring.

Ireen kembali mengerjakan pekerjaan rumahnya yang tak seharusnya ia kerjakan sendirian dalam keadaannya yang sekarang. Hingga menjelang siang, Ireen merasa lelah dan berlalu ke kamar utama untuk beristirahat. Ia pun mengistirahatkan dirinya sebelum Arsya pulang dengan membawakan makan siang untuk mereka.

Saat Arsya tiba di rumah, rumah tampak bersih dari sebelumnya. Arsya menduga kalau Ireen telah membersihkan semuanya. Arsya lalu mencari Ireen ke dapur dan bahkan di kamar Ireen. Karena di seisi rumah tak ada, Arsya lalu kepikiran kalau mungkin saja Ireen berada di kamar utama.

Arsya pun langsung bergegas ke kamar utama dengan membawa makan siang mereka. Dan sesampainya ia di kamar, ia mendapati Ireen tengah tertidur seperti biasa karena kecapean.

Arsya menatap kasian melihat Ireen yang selalu mengurus dirinya. Ia menatap Ireen beberapa saat sebelum membangunkannya untuk makan siang bersama.

"Ren, ayo bangun dulu, kita makan siang bersama," ucap Arsya lembut sembari menggoyangkan tubuh Ireen dengan pelan.

"Emhh, ya?" tanya Ireen setengah sadar.

"Eh? Arsya? Kamu kok, udah pulang?" tanya Ireen bingung saat baru menyadari kehadiran Arsya.

"Ini aku bawa makan siang," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Ireen.

"Tumben," lirih Ireen pelan.

"Apanya tumben?🤨"

"😅Ahh, bukan apa-apa," jawab Ireen sembari ingin bangun.

"Ughh!!" lirihnya saat merasakan kesemutan pada tangannya.

"Ken-kenapa?!" tanya Arsya panik.

"Apa perutmu sakit lagi?!!"

"Enggak, tangan ku kesemutan😖," jawab Ireen sambil memegangi tangan kanannya yang terasa sedikit nyeri.

"Ckk, pasti gara-gara kamu bersih-bersih tadi," ucapnya ketus sembari memijit tangan Ireen.

"Udah dibilangin juga jangan cape-cape, jangan banyak gerak apalagi bersih-bersih berlebihan kaya gini. Ngeyel banget sih," omelnya sinis dengan masih memijit tangan Ireen.

"Apa kamu ... perhatian dengan ku?"

Arsya pun seketika terdiam setelah mendengar perkataan Ireen.

"🙂Gak apa-apa kalau gak di jawab.
Kalau gitu kita makan sekarang aja, ya," ucap Ireen mengalihkan pembicaraan sambil mulai makan secara perlahan-lahan.

"Hmm, selamat makan," ucap Arsya memakan makan siangnya.

Mereka pun makan siang bersama dalam diam. Hingga selesai makan tiba-tiba Ireen menanyakan sesuatu pada Arsya.

"Eemhh Sya, apa kamu mau menceritakan soal, masa lalu mu, pada ku?" tanya Ireen.

"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya soal itu?" tanyanya kembali sembari melihat HP nya.

"A-aku? Hanya ingin tau.
Karena, terkadang, sikapmu selalu berubah dengan ku. Apa mungkin ada kaitannya dengan masa lalu mu?"

"Hanya perasaanmu saja," jawabnya sembari berlalu untuk membersihkan sisa makan siang mereka.

Setelahnya, Arsya kembali ke kamar dan duduk di sofa sebelum Ireen menghampirinya.

"Sya, please, izinkan aku mengetahui tentang dirimu," pintanya sambil menggenggam erat tangan Arsya.

"Kenapa kamu mau tau soal itu?🤨"

"Apakah salah kalau aku ingin tau tentang dirimu?"

"Huhh, ya sudah," jawab Arsya menyerah.

Arsya pun mulai menceritakan masa lalunya pada Ireen.

TBC
#22 Desember 2023

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 107K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.8M 59.8K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
15K 1.5K 59
Jika mendengar kata "Dia" siapa yang ada dipikiran kalian? Dia yang menjadi orang spesial dalam hidup kalian? Atau Dia yang selalu kalian benci? Atau...
2.7M 7.9K 2
(TERSEDIA DI PLATFORM KUBACA) "Marry, bagaimana perasaanmu?" Seseorang bertanya sambil mengarahkan kameranya kepadaku, sontak aku langsung menatapnya...