AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

Od nazieranff

3.9M 304K 314K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... Viac

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Kenangan 1 Minggu Kita
(49.) Ditinggal Sementara

(10.) Zeya Cemburu?

79.2K 5.7K 3.8K
Od nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--2 RIBU VOTE AND 3 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, SPILL BUAH FAV KALIANNNN😁😎☝️AGHU SIE MANGGAA YAAH

HAPPY 400k READS REMOY🥹💓 JANGAN LUPA NABUNG YA

••••••••••••••••

"Karena sikap gengsimu, aku bahkan tidak mempercayai jika dirimu juga bisa cemburu."
-Agaskar Vakenzo Delvan-
••••••••••••••

"Meow..."

Agaskar menarik napas panjang, ia memejamkan matanya dalam-dalam. Lelaki itu baru saja menyelesaikan mandinya. Namun ia tak bisa tenang, karena di kamar sendirian bersama tiga ekor kucing berbulu.

Makhluk yang selama ini ia hindari, makhluk yang ia hentikan untuk berinteraksi, sekarang justru harus ia gendong, ia cium, ia peluk demi mengikuti ngidam sang istri. Mau tidak mau, suka tidak suka Agaskar akan tetap melakukannya.

"Meow..."

"Anjing lo, nggak usah deket-deket sama gue." Baru saja kucing berbulu itu melangkah sedikit, ketua geng motor Wolviper itu langsung panik.

Agaskar mengambil baju Zeya dari dalam lemari, kemudian mengikatkannya menjadi masker guna agar tidak terhirup bulu kucing. Ia menghindari agar tidak bersin, setelah itu Agaskar bergegas mengambil sapu di pojok kamar.

"Gila gue lama-lama bareng tiga kucing ini."

Layaknya kura-kura ninja dengan tongkatnya, Agaskar sudah bersiap menyerang kucing berbulu tersebut apabila berani melangkah atau mendekat padanya. "Fak, satu aja udah bikin gue merinding. Ini ada tiga sial."

"ZEYAAAA!!" panggil Agaskar pada istrinya.

"ZEYAAAA AYOLAH AMBIL KUCING LO DULU, GUE TERJEBAK DISINI NGGAK BISA KELUAR!"

Sejujurnya percuma jika Agaskar berteriak, karena Zeya ada di bawah. Gadis itu mengatakan akan membuat sarapan untuknya, jadi ia turun lebih dulu. Agaskar pikir, Zeya membawa kucing-kucing ini.

Namun salah, sangat salah dugaannya. Mengapa perempuan itu justru meninggalkan tiga kucing berbulu ini saat Agaskar mandi?

"Heh, keluar lo keluar!" Agaskar menoel salah satu kucing berbulu putih dengan sapu yang terlihat garang dan pemarah.

Seorang Agaskar panas dingin hanya karena dihadapkan dengan kucing berbulu, jika dia di hadapan musuhnya terlihat garang dan pemberani. Namun hanya berhadapan dengan makhluk gemoy itu, Agaskar lemas tak berdaya.

"Anying ini kucing siapa sih warna putih nggak mau pergi juga udah gue toel-toel malah jadi cicak," ujar Agaskar mengusap keringatnya yang bercucuran di pelipisnya.

"Itu lagi ada warna kuning, ada Kuceh. Untung kucing tetangga yang ireng tadi udah nggak ada, mati gue ada empat kucing." Agaskar meneguk salivanya, ia sedang memikirkan strategi.

"Kayaknya gue harus buat gebrakan, biar nih kucing kaget dan langsung pergi keluar pas gue bukain pintu. Kucing warna kuning kayaknya nggak terlalu agresif, kuceh juga lumayan kalem."

"Kucing putih ini emang anjing, bikin gue kaget mulu." Agaskar yang masih dengan masker kura-kura ninja sedang berpikir sejenak.

Tak lama, Agaskar pun memutar musik rock yang mampu menggetarkan kucing-kucing itu dan terpelonjat kaget secara bersamaan.

"HAYOLOH HAYOLOH LARI KEMANA HAYOLOHHHH!!!" Dengan suara berat dan besarnya, Agaskar menakuti dengan mengejar dan membentak kucing-kucing tersebut dengan sapu yang dipukulkan ke lantai.

Satu kucing berwarna kuning ke orenan langsung berlari sedari awal mendengar suara bising itu, namun target yang diharapkan Agaskar keluar ternyata tak berpengaruh apapun. Kuceh dan kucing putih itu hanya melirik ke sumber suara.

"Oasu, malah diem aja ni makhluk berdua." Agaskar kesal, kemudian mematikan music di ponselnya.

Dengan penuh hati-hati, Agaskar berjongkok, ia mengeluarkan napas panjang melalui mulutnya agar dapat tahan dengan bulu makhluk bertaring ini. Tangannya gemetar, saat akan menyentuh Kuceh yang memang anteng.

Hingga akhirnya, tangan Agaskar untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun berhasil menyentuh badan hewan berbulu itu, First reaction yang Agaskar keluar sangat syok. "Anjing kenyal banget."

"Heh Kuceh, keluar lo sekarang sebelum gue lempar? Keluar nggak, lo? Nurut sama gue, lo mau nikah sama Kumoy, kan? Gue ini calon mertua lo kalau lo lupa," ucap Agaskar pada Kuceh.

"Meow.... Meowwww..." jawab Kuceh.

"Iya tau, sekarang lo pergi dari kamar, turun dan jangan masuk kesini lagi. Lihat Kumoy, dia nggak pernah masuk tanpa izin. Lo cinta mati kan sama Kumoy? Nurut sama gue."

Dengan raut wajah yang bisa dibilang sedih itu pun Kuceh hanya mampu mengeong dan berjalan pergi keluar, karena jalannya yang lambat karena membawa badan yang besar, sesekali Agaskar menggeser langkahnya dengan sapu.

Setelah Kuceh pergi dan keluar dari kamar, setidaknya usaha Agaskar hanya untuk mengusir kucing agresif berwarna putih ini. Namun tunggu, tangan Agaskar bergetar hebat setelah menyadari banyaknya bulu menempel.

"Tahan Kar, tahan. Lo pake masker, hidung lo ketutup. Tahan oke, lo nggak akan bersin, percayalah," monolog Agaskar meyakinkan diri.

Baru saja mengucapkan itu, Agaskar dikejutkan dengan kucing putih yang sudah berdiri memegangi lututnya. Kedua tangan kucing itu menumpu tepat di lutut Agaskar yang membuat lelaki itu sempat membeku.

Keduanya saling bertatapan satu sama lain. "Meowww...."

"AAAAAAAAAAAA!!!!" Dengan suara baritonnya, Agaskar berteriak sekencang mungkin dan langsung mengibaskan kakinya seperti main bola agar terlepas dari genggaman sang kucing putih.

"ZEYAAAA!!" Dengan begitu ia langsung bergegas lari turun ke bawah menyusuri anak tangga untuk menyusul sang istri yang tengah berada di dapur.

"ZEYAAAAA LO DIMANAA ZEYY?!" Suara teriakan Agaskar sangat jelas terdengar oleh Zeya yang sedang sibuk ikut membantu Bi Sakura memasak untuk menyiapkan sarapan.

"ZEYAAA!!" Teriakan terakhir Agaskar memanggil namanya, lelaki itu langsung mendekapnya sangat erat.

Tubuh Zeya terguncang dalam sekejap ketika tubuh Agaskar menempel di dadanya, hal itu membuat Zeya terkejut bukan main. "Astaga, gue pikir lo maling, Kak!"

Zeya kemudian membuka kain yang digunakan Agaskar untuk cosplay menjadi kura-kura ninja. "Lo pake tanktop gue, Kak?" tanya Zeya saat menyadari bahwa itu adalah tanktop miliknya.

Agaskar menggeleng, kepalanya masih tenggelam di pundak Zeya. "Nggak tau...hiks....gue asal ngambil. Maaf sayang.... Hiks..."

"Nangis?" tanya Bi Sakura tak menyangka bahwa suami majikannya seperti anak kecil, Zeya pun mengangguk cepat dan mengisyaratkan Bi Sakura untuk tetap diam.

"Banyak kucing, Zey... Hiks... Banyakk kucingggg....." Agaskar menangis sesenggukan disana.

Zeya pun membalas dekapan Agaskar dengan mengusap punggung lelaki itu, kepalanya mendongak karena Terpaku pada pundak Agaskar yang lebih tinggi.

"Cupcup sayang, udah ya jangan nangis. Nggak ada kucingnya lagi."

"M-Masih ada, Zey....hiks...." Agaskar menggeleng dengan air mata yang terus membasahi pipinya.

"Nih minum dulu, Kak. Tenangin diri lo dulu." Zeya memberikan Agaskar segelas air minum dari Bi Sakura, perempuan itu mengusap lembut rambut suaminya yang masih berantakan.

Agaskar pun menyeruput segelas air putih itu, kemudian memeluk Zeya kembali. Lelaki itu benar-benar ketakutan. "Sama kucing lo sampe segininya ya, Kak, giliran sama musuh aja berdarah-darah dan luka nggak ngaruh."

"Bagi gue kucing berbulu lebih mengerikan dibanding musuh yang bawa senjata, Zey...." Agaskar menampilkan puppy eyes nya.

Saat keduanya duduk di salah satu kursi meja makan, Zeya benar-benar duduk di pangkuan Agaskar.

Padahal ia yang sedang menenangkan lelaki itu, ketika Agaskar mulai tenang bersandar di dekapannya, kucing putih pun naik ke atas meja

"Anjing lo dateng lagi ngagetin gue!" Agaskar nampaknya benar-benar kesal. "Kucing siapa sih, ini?"

"Kucing Sonia, namanya kalau nggak salah Kazon, artinya Kucing Arhez Sonia," jawab Zeya. "Soalnya dikasih Kak Arhez katanya."

"Arhez yang dingin gitu ngasih kucing kayak reog gini?" tanya Agaskar tak menyangka.

Agaskar pun mendekati kucing putih itu yang tengah menjilat tubuhnya. "Lihat aja, gue bakal bales perbuatan lo, tungguin aja."

"Meowww... meowwww... meowww...."

Zeya yang memperhatikan interaksi keduanya pun hanya keheranan. "Kok malah berantem sih, kalian?"

"APA LO?! DIA PUNYA GUEE!" ucap Agaskar dengan nada sombong pada Kazon.

••••••••••••

"Mbak, ini kita jadi foto nggak, ya? Saya ada job lagi nanti," ucap salah seorang fotografer

Meskipun sudah menangis meminta mohon agar membatalkan untuk tidak berfoto dengan kucing berbulu itu, tetap saja tidak bisa dihindarkan. Agaskar tetap diminta Zeya untuk melakukannya.

"Kak, ayo ih buruann foto. Biar cepet selesainya." Zeya menedengus pelan, sebab sudah 2 jam Agaskar diminta berfoto tak kunjung terlaksana.

Setiap ingin berfoto, Agaskar selalu refleks berteriak dan kaget akan kucing tersebut. Padahal ia sendiri sudah diberikan keringanan oleh Zeya, karena tidak berfoto dengan Kuceh, melainkan kucing milik Vanda yang berwarna kuning bernama Valen yang artinya Vanda Galen.

"Anjing.... Anjing...." Agaskar menghela napas panjang. "Kayaknya air mata gue tadi sia-sia, gue pikir bakal nggak jadi foto, taunya tetap terlaksana." Kedua pundak Agaskar melemas pasrah.

Agaskar menggaruk pelipisnya yang gatal, posisinya sudah bersampingan dengan Valen, keduanya ada di taman belakang rumah.

Satu kursi dan saling berjejeran. Sesekali Agaskar menjauh karena masih was-was, namun Zeya selalu kembali mendorongnya.

"Zeyyy...."

"Kak!" Zeya mendekati Agaskar, menepuk kedua pundak Agaskar. "Lo sayang sama gue, kan?"

Agaskar mengangguk.

"Lo cinta sama gue, kan?"

Agaskar kembali mengangguk.

"Lo sayang dan cinta sama calon anak kita kan, Kak?!"

Agaskar benar-benar mengangguk lebih cepat dari sebelumnya.

"Kalau gitu, ayok foto bentar aja sama kucing lucu ini, ya." Kali ini Zeya benar-benar membujuk Agaskar sangat lembut, trik agar Agaskar tak bisa menolak.

"Please... Lo nggak mau anak kita ileran, kan?"

Agaskar menggeleng pasrah. "Kalau gitu, foto ya. Tiga kali cekrek aja, lo pegang kepalanya, lo tatap kepalanya, abis itu lo cium kepalanya," tutur Zeya.

Kalimat terakhir berhasil membuat kedua mata Agaskar membelalak sempurna, diiringi dengan saliva yang diteguknya kasar. Ia hanya memandangi Zeya tanpa ekspresi, datar layaknya tripleks.

Zeya pun berjalan mundur, mensejajarkan posisi dengan fotografer yang sudah siap. Sementara Agaskar melirik ke samping bawahnya, baiklah ia akan mencoba untuk tahan,

Meskipun Agaskar tahu, bahwa sebentar lagi ia akan bersin brutal dan memungkinkan dirinya pilek malam ini, padahal besok pagi ia harus ke kampus karena persiapan PKKMB.

Agaskar menarik napasnya melalui hidung lalu mengeluarkannya dari mulut dalam beberapa kali, setelah itu ia dengan penuh senyum paksa mulai menurunkan posisi tubuhnya mendekati kucing tersebut.

Cekrekk!!

Cekrekkk!!!

Cekrekkkk!!!!

Baru usai beberapa detik pada ambil gambar terakhir, Agaskar langsung meloncat pergi menjauh dari kucing itu. Ia menghindar dan tak kuasa menahan hidungnya yang ingin bersin.

"H-HACCHIMMMMM!!!" Finally, Agaskar merasa sebentar lagi bersin brutal akan datang.

"Ah, fuck! Gue nggak bisa ke kampus kayaknya malam ini buat persiapan besok," gumam Agaskar menutupi hidungnya.

"HACHIMMMM!!!

"H-HACCCHIMMMM!!!"

"HACCHIMMMM!"

Zeya meringis saat mendapati Agaskar yang bersin-bersin seperti itu, merasa sedikit kasihan. "Mbak, ini hasil fotonya," ucap sang fotografer kemudian menampilkan foto Agaskar bersama kucing tersebut.

"OMG! Cakep banget, Pak. Tolong nanti dicetak ukurang yang paling gede, ya, mau saya pajang soalnya."

"H-HACHIMMMM HACCHIMMMM!!" Entah sudah keberapa Agaskar bersin, terlihat lelaki itu mulai lelah dan lemas.

DDDRRRRTTTTTTT DDRRRRTTTTT

Di tengah bersinnya, tiba-tiba ponsel Agaskar berdering, lelaki itu pun berdeham agar dapat mengangkat sambungan telepon tanpa pertanyaan. "Halo, kenapa, Sav?"

"Weh, Kar! Dimana? Anak-anak nyariin kan kita harus nginap malam ini di kampus buat acara persiapan besok PKKMB!"

Agaskar menghela napas panjang. "Gue kayaknya nggak bisa nginap, tapi gue usahain besok subuh kesana."

"BUSET! SUBUH?! Apa nggak terlalu anu lo."

"Anu apa? Jam 4 gue kesana, sholat subuh disana juga. Sekalian bangunin lo semua, aula jangan dikunci," pinta Agaskar.

"Napa lo nggak jadi nginep?"

"Sibuk," jawab Agaskar.

Savion tertawa dari seberang telepon. "Sibuk atau karena hidung lo lagi merah akibat bersin-bersin karena foto sama kucing?! HAHAHAHAHAHAHA."

TUTTTTT TUTTTTTTT

Telepon terputus, diputus langsung oleh Agaskar yang emosi mendengar ejekan Savion barusan, jika tidak berjauhan, sudah habis Savion di tangannya.

"HAAACCHIMMMM! Agaskar kembali bersin. "Zey, gue nggak kuat lagi, Zey..."

BRUKKKKKKKKK!!!

Tidak, Agaskar tidak pingsan. Lelaki itu hanya lemas yang langsung Zeya sambut, dirinya sebagai istri lalu memopang tubuh Agaskar. "Kak, hasil fotonya bagus banget!" ucap Zeya antusias.

Hasil foto Agaskar dengan Kucing

••••••••••

Malam sudah menunjukkan pukul 19:02, Agaskar dan Zeya sudah berada di dalam satu kamar. Perempuan itu memberikan obat pada Agaskar, obat pereda bersin.

Lampu kamar pun sudah dimatikan, seakan keduanya sudah bersiap-siap untuk tidur. Meskipun bersin Agaskar belum juga usai, setidaknya bersin tersebut sudah lebih mendingan dari sebelumnya.

"Pelan-pelan minumnya, Kak," ucap Zeya berulang kali mencoba meniup hidung Agaskar yang memerah. "Maaf ya, Kak, karena permintaan gue lo jadi kayak gini."

Agaskar menggeleng pelan, ia yang tengah berbaring di kasur itupun bangkit lagi mengambil posisi duduk.

"No problem babe, demi anak kita. Lebih baik gue bersin karena alergi daripada anak gue ileran nanti."

Zeya tertawa kecil, begitu pun dengan Agaskar. "Nanti gue mau taro fotonya buat di pajang disana."

"Lakuin apa yang lo mau, selagi itu buat lo seneng. Asal jangan ngelanggar aturan gue aja," tutur Agaskar.

Belum sempat Zeya menjawab, Agaskar sudah menarik tangannya untuk mendekat. "Tidur sayang, besok lo PKKMB hari pertama bakal cape," ujar Agaskar.

Zeya menatap Agaskar dengan intens, jari telunjuknya yang nakal meraba leher hingga dada Agaskar. "Lebih cape mana sama panitia alias wapresma nya?"

Agaskar mengusap rambut Zeya, rambut yang dijedai dengan rapi itu dilepaskan olehnya. Menguraikan rambut tebal Zeya berwarna coklat gelap yang bergelombang.

"Gue jadi panitia sendiri, lo jadi maba berdua, sayang."

"Hah?!"

Tak lama, perut Zeya terelus oleh tangan kekar Agaskar, lelaki itu mengubah posisi dengan mendekatkan wajahnya pada perut Zeya yang mulai membuncit.

"Anak Papiw jangan nakal, ya, cukup Mamiw yang nakal," ucap Agaskar.

"Loh kok gue sih, Kak?" Zeya tak terima.

"Lo itu nakal, sangat nakal," ujar Agaskar dengan sensasional, nadanya pelan namun berat yang mampu membuat bulu kuduk meremang. "Lo juga binal."

"Lo suka ya sama yang binal, Kak?" tanya Zeya, kali ini ia memicingkan mata ke arah Agaskar seolah bertanya dengan serius.

"Tumben lo nggak nampar gue, malah nanya itu. Gue suka cewek binal, apalagi itu hasil servisan gue sendiri." Agaskar mengedipkan sebelah matanya seraya mendecak nakal.

"Lo sendiri ngerasain perbedaannya, kan." Tangan Agaskar mulai bermain di sekujur lengan Zeya, meraba-rabanya lembut seakan memberi suatu rangsangan.

"Makin kesini, body lo makin hot yang ngebuat gue nggak bisa tahan."

"Tapi bentar lagi gue gendut, body gue nggak akan bagus lagi kayak yang lo suka."

"Kata siapa, hm?" Agaskar memajukan posisi mendekati leher Zeya, lalu mengecupnya sesekali, endusan Agaskar membuat Zeya merinding yang begitu kuat.

"Justru lo nanti makin seksi dengan perut buncit lo yang ada baby itu, dan gue nungguin moment nya."

"Moment gue lahiran?"

Agaskar menggeleng. "Sebelum lahiran, kan kita harus sering-sering main biar baby nya cepet keluar. Jadi gue bisa goyang lo tiap malam."

"Ya ampun, Nak. Maaf ya, kalau nanti ada guncangan di dalam. Itu ulah Papiw kamu, marahin aja dia nanti kalau kamu udah lahir," keluh Zeya sembari mengelus perutnya membuat Agaskar tertawa geli mendengarnya.

"Ayo bobo sayang, jam 4 nanti gue harus ke kampus lebih dulu buat ngasih briefing ke anak-anak BEM. Sekarang mau ngabisin waktu dulu bareng lo," imbuh Agaskar.

Zeya pun tak menolak, ia langsung mengambil posisi di sebelah Agaskar. Agaskar pun memeluknya dari belakang, seolah menjadikan Zeya sebagai guling yang hangat untuk tidurnya malam ini.

Perempuan itu tak protes, hanya diam saat sang suami mendekapnya nyaman dari arah belakang. Namun yang mengganggu adalah, bibir Agaskar yang tak berhenti mendarat di leher hingga daun telinganya.

"Ssshh, Kak..." Zeya sempat mendesah, menegur apa yang Agaskar lakukan. "Lo mau gue temenin tidur atau nggak?"

Agaskar tentu mengangguk spontan. "Cuddle babe... Tapi gue mau night kissing dulu sebelum tidur, biar gue nggak bersin lagi."

"Beneran?" tanya Zeya dengan lugu dan polosnya, tak menyadari bahwa itu hanyalah akal-akalan Agaskar saja.

"Coba aja kalau nggak percaya, abis kita ciuman pasti gue udah nggak bersin lagi."

Diamnya Zeya dianggap Agaskar setuju, lelaki itu langsung menguasai tubuh Zeya di atas dengan cepat tanpa menindihinya, ia langsung mengecup leher Zeya beberapa kali dengan cukup ganas. "Buka sayang," pinta Agaskar.

"Yang mana?" tanya Zeya lagi.

"Semuanya..." Napas Agaskar sudah tersengal, ia asik menyusuri leher Zeya dengan nikmat. "Buka semuanya sayang."

"B-buka sendiri bisa kan, Kak?" tawar Zeya yang justru membuat senyum Agaskar mengembang.

Jemari Agaskar pun bermain melepas satu-persatu kancing kemeja piyama yang Zeya kenakan, baru dua kancing terbuka saja Agaskar sudah terpukau bagaimana bentuk tubuh yang istrinya miliki, padahal ia sudah sering melihatnya.

Agaskar melanjutkan mainnya dengan membuka seluruh kancing piyama Zeya yang menampilkan tanktop berwarna merah.

"Perfect," puji Agaskar melihat hasil servisnya sudah di depan mata.

"Kenapa punya lo indah banget bikin gue mabuk, fuck!" Agaskar tak henti-hentinya mengumpat saking candunya.

"Kak...." bisik Zeya, dadanya membusung terangkat ke atas, seolah-olah memberikan kode pada Agaskar untuk memberikannya.

Agaskar tersenyum miring, jarang-jarang istrinya meminta lebih dulu seperti ini. Kalau memang setiap ia kena alergi bulu kucing bayaran setelahnya ini, mungkin Agaskar tak akan jadi masalah mau setiap hari melakukannya.

"Teriak aja nggak usah ditahan, nggak ada yang denger. Cuman kita berdua malam ini," ujar Agaskar lalu menurunkan tanktop Zeya hingga menampilkan milik istrinya yang ia katakan sempurna sebelumnya.

Agaskar menarik Zeya untuk bangkit dan duduk di atas pangkuannya, dengan begitu kedua kaki Agaskar akan lurus ke depan, sementara Zeya duduk di atas pahanya agar ia bisa lebih dekat menjangkau benda indah itu.

Zeya benar-benar berhasil dibuat Agaskar gila, setelah Agaskar melakukannya. Itu benar-benar menciptakan kesan yang sangat nikmat, tak ada duanya meski ini belum sebanding dengan permainan utama.

"Ssshh, Kak...." Desahan Zeya semakin mempercepat Agaskar untuk memakannya lebih dalam, rambutnya pun sudah berantakan karena ulah Zeya yang mengacaknya.

Saat Agaskar yang tengah asik bermain-main pada kedua benda miliknya, ponsel Zeya yang tak jauh dari posisinya itu berbunyi.

Terdapat notifikasi Instagram, Zeya langsung mengambil ponselnya itu dengan posisi yang tak berubah.

Zeya berusaha tenang, meskipun mulutnya sesekali mengeluarkan desahan yang tak tertahankan begitu Agaskar menggigit dadanya. Apalagi tangan Agaskar tak berhenti memanjakan dan memberi kenikmatan pada keduanya.

"Irish Zeverly?" Zeya menyebut nama itu, Agaskar mendengarnya namun ia tak menggubris apapun, lelaki itu masih asik menerkam benda yang sangat ia sukai.

"Kak?" panggil Zeya.

"Hm." Agaskar hanya berdeham pelan, masih melahap dengan nikmat.

"Siapa Irish Zeverly?!"

Setelah pertanyaan itu terdengar jelas pada indera pendengarannya, barulah secara perlahan Agaskar berhenti bermain dan fokus menatap Zeya.

"Irish?" ulang Agaskar, Zeya pun mengangguk cepat.

Dan Agaskar tersenyum sembari mengusap bibirnya yang basah. "Cemburu, sayang?"

"Gue tau notifikasi pesan dia masuk ke hp lo kan, karena lo megang ig gue. Dia kayaknya ngechat lagi karena udah nggak gue bales, itu sekretaris BEM kampus. Dan lo mau bales, nggak?!" tawar Agaskar.

"Bales, gimana?" Zeya bingung.

"Pap aja kita sekarang lagi ngapain, biar dia puas dan tau kalau gue punya istri."

"NGGAK GITU JUGA KONSEPNYA, KAK!!" pekik Zeya menjewer daun telinga Agaskar.

"Ampun, sayang! Mau lanjut lagi, please!" Agaskar merengek seperti anak kecil yang meminta susu.

Sementara di sisi lain, Zeya mendadak kepikiran dengan isi pesan yang dikirimkan oleh perempuan tersebut.

Tentunya akan Zeya ingat dan username nya, dan... mengapa hatinya panas begitu mendapati pesan itu untuk Agaskar?

Apakah itu pertanda ia sekarang bisa memiliki rasa cemburu pada lelaki itu?

••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI??? MAU YANG LEBIH HOT? ATAU DIKURANGIN HOT NYAA?😀

Kalau kalian jadi Zeya, sebel ngga suami kalian di chat cewek kayak Irish?😁

FOTO WITH KUCEH DONE
Ngidam Zeya yang mana lagi yang belum Agaskar kabulin nihh??😜

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

SIAP MENUNGGU UPDATED BAB BARU? SPAM "💥" SEBANYAK-BANYAKNYA YAA. UPDATED BERGANTUNG DI TARGET...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Minggu, 26 November 2023 (2864 kata)

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

766K 56K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
What should we do? Od .

Tínedžerská beletria

335K 32.2K 44
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plest...
1.8M 82.9K 52
Niatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu mone...
Kak Elang: ELAZEL Od Ejl_Jk

Tínedžerská beletria

5.1M 380K 53
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...