AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

3.9M 304K 314K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Kenangan 1 Minggu Kita
(49.) Ditinggal Sementara

(9.) Agaskar with Kuceh?!

88K 6K 6.5K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3RIBU VOTE AND 5 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?! SETELAH TEMBUS AKU AKAN SEGERA UPDATED LAGI YA SENGKU.

ABSENN DULUU, SIAPA YANG UDAH NUNGGUIN ASKARAZEY UP, SPILL BIAS KALIANNNN😁😎☝️AGHU JAY ENHYPEN

HAPPY GOING TO 300k READS REMOY, MAKASIHH BNYAKK YG UDH MERAMAIKAN BAB SEBELUMNYA YA🥹💓 JANGAN LUPA NABUNG YA, BUAT VERS CETAKNYA IHIY

••••••••••••••••

"Bagaimana cara membuatmu percaya, jika sedikit saja sikap ku salah, kamu selalu menyimpan rasa curiga."
-Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

Terakhir, lelaki itu mengecup dahi istrinya dengan sangat amat lembut. "Gue pergi dulu, i love you! MUACHHHH BANYAK-BANYAK!"

"Yeah, love u too, Kak." Zeya tertawa kecil melihat Agaskar yang menjauh sembari melemprkan kiss-bye padanya.

Hingga mobil yang tadinya terparkir di depan rumah sudah lenyap dari pandangan Zeya, barulah ia sempat berpikir sejenak. Benaknya mendadak menumpuk dengan beberapa pertanyaan.

"Jayver? Kok gue kayak nggak asing sama namanya, tapi gue nggak tau siapa dia—OH SONIA!!" seru Zeya begitu ingatannya terkuras. "Tapi gue udah lupa Sonia cerita apa ya soal si Jayver ini?"

Beberapa menit Zeya mencoba berpikir untuk menguras memorinya, tetap saja hasilnya nihil karena perempuan itu tidak mengingat apa-apa. Zeya mengedikkan kedua bahunya kemudian beranjak masuk ke dalam rumah.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang sudah memantau dari kejauhan entah dari kapan. Sosok di dalam mobil itu menggunakan teropong agar dapat menangkap moment dari jauh.

"Jayver? Ketua Wolviper generasi ke-2, syukurnya udah mati," gumamnya menyunggingkan senyum puas, setelah itu menjalankan mobilnya.


•••••••••••••

Dari siang hingga sore, anak-anak Wolviper benar-benar mengadakan tahlilan di salah satu panti asuhan untuk mengenang ketua mereka terdahulu.

Seluruh anak-anak Wolviper baik inti maupun anggota umum nampak berhadir karena diwajibkan oleh sang Ketua, Agaskar. Walaupun dia sendiri terlambat berhadir karena lupa.

Jam sudah menunjukkan pukul 17:17 sore, semua makanan beserta uang tunai untuk panti asuhan telah resmi diberikan. Kini, mereka hanya tinggal pulang menuju markas menggunakan mobil Agaskar.

"Untung lo dateng, Kar. Lo yang ngadain lo juga yang telat," celetuk Savion yang berada di belakang.

Agaskar yang sedang menyetir mobil itu melirik sang inti dari kaca spion mobil. "Iya, sorry. Gue lupa karena lagi sibuk aja di rumah."

"Sibuk apaan, sibuk mesra-mesraan sama Zeya?!" sahut Galen yang juga berduduk sejejer dengan Savion.

"Pasti lo iri kan, Len? Karena mereka bisa tinggal serumah, terus udah SAH, nggak kayak lo yang masih LDR hahahahah!" ejek Savion dengan tawa puasnya.

Galen menoleh, menatap Savion kesal seolah mengatakan bahwa temannya itu tidak tau diri. "Lo nggak ngaca apa, Sav? Dua tiga pasir, mending LDR daripada HTS." Galen memiringkan senyum kemenangan.

Gelak tawa Savion yang tadinya menghiasi mobil dalam perjalanan, mendadak terhenti saat mendapat semprotan dari Galen yang membahas tentang HTS.

"Hanying, lo!" balasnya. "Biarin HTS, daripada lama-lama pacarana nggak nikah."

Karena ucapan Savion itu membuat Arhez yang menjadi penengah duduk antara Savion dan Galen yang berada di kanan kirinya lantas melirik sinis. "Gue diem, kenapa kena juga?"

"Lah gue nyindir Galen, bukan lo. Tuh lihat Galen kan dulu pernah pacaran sama Vanda terus putus, sekarang balikan. Itungannya kan sama aja tuh pacar-pacaran lama tapi nggak nikah," ujar Savion memperjelas.

"Ya terus kenapa? Bilang aja lo sirik kan karena lo nggak dibolehin pacaran."

"Dih ngapain gue sirik, Dedek Javas aja bilang pacarana itu haram."

"Ya terus HTS lo pikir halal? Semua yang lo lakuin haram ya anjing."

"Astaghfirullah, Len. Lo itu polisi, masa lo kasar sama masyarakat imut kayak gue?" papar Savion mulai mengeluarkan drama dengan mengelus dada.

Galen sendiri terdiam selama beberapa menit begitu Savion mengatakan kata 'polisi', sedangkan Arhez yang menjadi penengah mereka hanya bisa menjadi penonton dengan tolehan kanan tolehan kiri.

"Najis masyarakat imut, jenis Masyarakat kayak lo yang cocok gue bawa ke polsek!" sanggah Galen terlihat benar-benar kesal.

BRUKKKKKKKK!!!

"Anjingg!!"

"Hanying sialan!"

Itu adalah suara Galen dan Savion yang terkejut secara bersamaan begitu Agaskar menancapkan rem secara mendadak.

"Astaghfirullahaladzim, gue pikir kuyang cowok di sebelah gue," tutur Javas menghela napas panjang saat ingin membuka pintu mobil, namun melihat ada sebuah kepala yang terhimpit disana.

Savion memukul-mukul kursi. "Bangsat, Kar. Kepala gue masuk ke samping kursi ini gimana cara ngeluarinnya, hanying lo!"

Sedangkan tubuh Galen tersentak ke depan seperti cicak tepat pada kursi Agaskar yang tengah menyetir, lelaki itu merintih kesakitan.

"Woi Hez! Diem aja lo, bantuin gue bangun kek buat balik duduk," tegur Galen.

Arhez menggaruk pelipisnya lebih dulu. "Oh iya, baru lihat gue."

"ARHEZ ANJING!" Galen yang merupakan seorang Taruna Akpol begitu sangat berbeda ketika sudah bersama teman-teman asalnya.

Tentunya Galen menjaga nama baik instansi yang sedang ia jalani sekarang sebagai seorang Taruna, ketika berada di asrama pendidikan, lelaki itu benar-benar mengikuti peraturan yang ada.

Bahkan bisa saja anak-anak Wolviper yang mengenali Galen, dan melihat bagaimana dirinya berada di lingkungan sana, tidak akan percaya dan menyangka bahwa itu adalah sosok Afgalen Hizeki Faldevion.

"Makanya pakai sabuk pengaman biar aman," ujar Arhez membantu Savion dan Galen yang kena musibah tanpa di duga.

"GIMANA MAU PAKAI SABUK PENGAMAN, KALAU TALI SABUK SATUNYA LO PAKE BUAT PENGAMAN LO DI TENGAH, HEZ!" jawab Galen dan Savion bersamaan.

"Idih ikut-ikutan lo," sahut Savion.

"Lah lo yang duluan ngikutin gue!" tegas Galen.

"Paham kan kenapa gue bilang mereka upin-ipin?" cetus Agaskar menggeleng lalu keluar dari mobil karena sudah muak dengan tingkah drama teman-temannya.

"Udah-udah, itu yang lain udah nunggu di markas. Daripada lo semua sibuk LDR, HTS, pacarana dan lain-lain, mending jomblo kayak gue biar langsung dapet jodohnya," final Javas.

Savion meregangkan sendi-sendi leher dan kepalanya, lalu menoleh pada Galen seakan memberikan kode untuk perang selanjutnya, begitu pun Galen melakukan hal yang sama.

Arhez hanya bisa diam tanpa suara karena bingung mau menanggapi bagaimana, ia pun melepaskan sabuk pengaman yang memang ia curi dari bagian Savion dan Galen. Begitu ingin keluar mobil, tiba-tiba pintu tidak bisa terbuka.

"Sial," umpat Arhez. "WOI AGASKAR GUE MASIH DI DALAM! KENAPA MALAH LO KUNCIIN?!"

•••••••••••••

"Nah itu mereka." Itu adalah suara Irham yang langsung notice kedatangan 5 inti mereka yang baru saja tiba di markas. "Coba kasih tau."

"Bos, lo udah tau belum kalau Wave ketua Walerus udah bebas beberapa minggu lalu abis 2 tahun hukuman penjara?" ucap Alwi, salah satu anggota Wolviper.

Agaskar mengangguk cepat saat duduk di sebuah kursi di tengah-tengah anggotanya. "Tau, emang kenapa?"

"SESANTAI ITU?!" sahut Zaidan menggeleng tak percaya. "2 tahun lalu lo inget kejadian apa yang ngebuat war kita sepecah itu?"

"Nggak usah 2 tahun lalu, 6 tahun lalu tepat dimana kepergian Bang Jayver itu udah jelas ulahnya siapa," sahut Savion memegangi leher dan wajahnya yang masih sakit.

"Walerus," balas Galen spontan. "Tapi bukan Wave, waktu itu Walerus belum jatuh pimpinannya sama Wave."

Mendengar itu, Agaskar mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Wave itu ketua generasi ke-2, jadi jalannya ketua gen 1 Walerus itu bareng Bang Jayver yang jadi ketua gen-2 Wolviper."

"Gue rasa Wave tau, tentang siapa ketua gen-1 Wolviper," imbuh Arhez membuat semuanya berpikir.

Javas menghela napas pelan, ia menyandarkan punggungnya pada dinding kursi. "Ya Allah, kita dibuat mikir dari tahun 2017 sampe 2023 sekarang. Siapa sebenarnya ketua Gen-1? Karena Semua rahasia ada di tangan Bang Jayver, kita telat buat minta dia bocorin. Keburu meregang nyawa."

"Kenapa nggak minta bocorin sama Wave?" balas Savion lagi. "Bukannya dia hampir seangkatan kan? Dia pasti tau soal menyoal Wolviper sebelumnya."

Agaskar menggebrak meja cukup keras, membuat orang-orang di dalam markas terkejut. "Lo gila, Sav? Nggak mungkin Wave mau bocorin itu tanpa ada imbalan. Kalau dia minta imbalannya Zeya, gimana? Apa gue harus ngorbanin istri gue cuman karena misi kayak gini?!"

"Ya terus kalau bukan dengan cara itu lagi, kita harus gimana?!" Savion ikut berdiri. "Emang selama 6 tahun berlalu ini lo punya cara buat ngungkit itu semua, Kar?!"

"Dari kita kelas 10 SMA, dari sejak kita berlima dinobatin jadi inti Wolviper sama Bang Jay, terus Bang Jay meninggal dan ninggalin banyak pertanyaan untuk kita semua. Kemana lagi kita harus cari tau?"

"Bentar." Javas menengahi perdebatan antara Agaskar dan Savion. "Sebenarnya tujuan kita buat nyari tau soal siapa ketua Gen-1 ini apa? Gue ketinggalan kayaknya."

Agaskar mendengus kasar, ia memutarkan bola matanya malas lalu kembali duduk ke posisi semula. Tak lama, ia mulai menceritakan alasan mengapa ia baru-baru ini mengungkit hal yang sudah lama.

Flashback on

"Gas, lo udah tau siapa ketua Wolviper gen-1?" tanya seorang lelaki yang tidak sengaja ditemui Agaskar di malam hari begitu pulang dari skatepark.

"Belum, Bang. Sampai detik ini anak-anak juga belum ada yang tau," sahut Agaskar.

Lelaki itu menepuk atas pundak Agaskar. "Lo harus cepet cari tau, walaupun gue juga udah bukan wakil ketua Wolviper lagi, gue juga masih nyari tau soal itu. Karena rahasia itu dibawa pergi sama Jay."

"Kita nggak bisa nyalahin Jay perkara rahasia yang belum sempat terungkap karena dia udah pergi sebelum bocorin, tapi justru karena Walerus yang udah nggak dipimpin lagi sama Wave itu, lo harus ekstra hati-hati."

"Kenapa? Kan Wolviper juga udah di tangan gue, dia gen-1 yang jaraknya jauh banget ke gue," balas Agaskar masih belum paham.

"Gas," ujar lelaki itu lagi dengan serius. "Ketua gen-1 menghilang dan ngasih jabatan ke Bang Jayver itu secara paksa yang nggak baik, karena dia kalah ngelawan Walerus."

"Takutnya, karena dia tau Walerus udah pecah, dia bakal ngambil Wolviper lagi dari lo."

Flashback off

"Gila sih kalau sampai itu terjadi." Galen tak habis pikir mendengar cerita yang baru saja disampaikan, karena ia sendiri pun baru mendengarnya.

Agaskar memejamkan matanya dalam-dalam. "Gue nggak akan biarin itu terjadi, Wolviper nggak akan jatuh ke siapa pun sebelum ada generasi yang pas untuk melanjutkan."

DDDRRRTTTTT DDDDRRTTTTT

Di tengah pembicaraan serius, ponsel Agaskar berbunyi beberapa kali yang ternyata itu adalah notifikasi dari pesan istrinya.

my zey🦢
18:12
Kak Agaskar
Dimana?
Panggilan tidak terjawab☎️
Sibuk banget sampe lupa istri, ke kampus juga ngga. Ngapain di markas? Tawuran ya?
Mending pulang deh sekarang

Spam chat, biasanya Agaskar senang dan tersenyum begitu mendapat rentetan pesan dari Zeya yang terbilang jarang melakukannya. Namun kali ini ia tidak bisa, Agaskar sulit berpikir karena bentroknya masalah.

Agaskar Kiw-Kiw Cekerukuk
18:15
Gbs, gue lagi di markas bareng anak-anak.
Klo ad apa2 mnta tolong sma bang roki atau aboy aja
Jgn ganggu dulu gue lgi sibuk

Mau tidak mau Agaskar mengatakan hal tersebut pada istrinya, meskipun tidak sesuai fakta. Namun, karena formasi inti yang lengkap mengharuskan Agaskar berada di markas sebagai ketua

my zey🦢
18:20
Oh, yaudah sih
Gue cuman mau bilang

Gue baru coba baju yang lo beliin tadi, gimana?

Raut wajah Agaskar semulanya biasa saja saat Zeya mengirimkan foto, detik berikutnya ia baru saja mengunduh foto tersebut.

CRANGGGGGGG!!!

Agaskar kelepasan, ponselnya terjatuh membuat sekujur tubuhnya gemetar seketika. Tingkah Agaskar itu mengejutkan banyak orang termasuk para inti dan anggotanya.

"Buset, Kar? Napa lo panas dingin gitu? Dimarahin ama Zeya, lo?" tegur Savion.

Agaskar meneguk salivanya kasar, ia langsung mengambil ponselnya yang terjatuh. Sebelum membalas pesan, lelaki itu menarik napas panjang dengan menahannya dulu di gembungan pipi.

Agaskar Kiw-Kiw Cekerukuk
18:24
Ah, shit! Lo ngegodain gue, hm?

my zey🦢
18:25
Ngga kok, lo lanjutin aja dulu sana

Agaskar Kiw-Kiw Cekerukuk
18:26
Ngga! Gue pulang sekarang
Lo cobain baju lo, gue cobain semua yang ada di tubuh lo!

Tanpa pikir panjang, Agaskar langsung beranjak dari tempat membuat semua orang disana bingung keheranan. "Lo mau kemana, Kar?" tanya Javas. "Katanya mau ngumpul."

"Lo sama Galen masih di Indonesia, kan?" tanya Agaskar menoleh sekilas. "Gue cabut dulu."

Galen menggeleng spontan. "Nggak, Kar. Gue mingdep udah di Semarang."

"Goblok! Semarang juga Indonesia, anying sia!" sahut Savion menoyor kepala Galen pelan membuat sang empu hanya terkekeh.

"Masih, santai. Gue minggu depan baru balik ke Yaman," jawab Javas.

Setelah mendengar jawaban Javas dan Galen, Agaskar mengeluarkan kunci mobil dari dalam sakunya dan melangkah keluar markas. Kepergian Agaskar itu langsung diikuti oleh Savion.

"Woi, Kar! Lo beneran pulang?!" tanya Savion saat sang ketua sudah masuk ke dalam mobi. "Katanya tadi mau tawuran, eh apa tuh ngobrolin soal-soal tawuran geng motor kita?"

Agaskar tak menggubris apapun dari pertanyaan Savion, hanya fokus menghidupkan mobil dan bersiap untuk pergi. Savion benar-benar seperti casper yang transparan dimatanya.

"Anying, gue dicuekkin. Lo anggep gue bayangan apa cuman tembok disini, Kar?"

"Jalan aspal," jawab Agaskar terakhir sebelum akhirnya pergi lebih dulu.

Savion hanya bisa mengerjapkan kedua matanya beberapa kali saat melihat kepergian Agaskar yang tak memberikan penjelasan atau jawaban apapun dari pertanyaannya.

"Gue sebagai masyarakat imut merasa tersakiti karena dicuekki seperti ini, gue akan mengadukan kasus ini ke Galenupin atas kasus pencuekkan masyarakat," tutur Savion dengan nada lebay dan dramatis.

••••••••••••••

Agaskar melonggarkan ikat pinggang pada celana jeans nya, begitu melangkah memasuki kamar. Lelaki itu benar-benar disambut pemandangan indah, melihat istrinya yang tengah tengkurap tengah menonton drama melalui laptop.

Entah Zeya sadar atau tidak, jika suaminya sudah pulang dan telah beranjak ke kamar. Yang pasti, fokus perempuan itu hanya pada drama yang di tontonnya dengan mengenakan pakaian dinas.

Secara perlahan, Agaskar mencoba menyentuh kaki Zeya dengan lembut yang tentu membuat sang empu terpelonjat kaget dan langsung menoleh.

"Cuddle babe... pwease...." Pembukaan dari Agaskar memang seperti itu, ia akan memeluk Zeya dengan erat lebih dulu.


"Kak Agaskar?! Ngagetin aja deh, lo!" celetuk Zeya mengelus dadanya.

"Ssssssttttt, u so pretty, babe..." bisik Agaskar lalu menggigit kecil daun telinga Zeya.

Zeya memejamkan matanya dalam, rangsangan Agaskar benar-benar kuat hanya dalam beberapa detik. Terutama ketika kecupan bibir lelaki itu turun mengenai leher hingga dadanya.

Agaskar menarik kedua kaki Zeya agar tubuhnya turun mendekat, meninggalkan laptop yang masih menyala di ujung kasur. Suaminya itu benar-benar menatapnya penuh nafsu yang tak tertahankan.

"Lo pinter ya, bisa buat gue ninggalin segalanya demi lihat lo pakai baju secantik dan se seksi ini. Diajarin siapa, hm?"

"You..." jawab Zeya menarik kaos Agaskar dari bawah sampai ke atas hingga kaos itu terlepas dengan kedua tangannya yang nampak lihai.

Terlihat jelas, smirk yang tercetak di wajah Agaskar. Posisinya sudah mengunci pergerakan Zeya yang berada di bawah kuasanya, Agaskar bagaikan singa yang sudah siap menyergap mangsa.

"Lo harus tanggung jawab, udah bikin serigala yang tidur tenang jadi terusik karena lihat wanitanya mempesona malam ini," tutur Agaskar dengan deru napas yang menggebu-gebu.

"Emang boleh, sayang?" tanya Zeya dengan nada manja. "Jangan lupa, ada anak Tuan Agaskar di perut ini."

Agaskar tertawa kecil, ia masih mengelus lembut seluruh bagian lengan Zeya. "No problem, di luar kan bisa."

Detik berikutnya, Agaskar yang sudah telanjang dada dengan ikat pinggang yang terbuka, menarik kasar Zeya untuk bangun sejenak. Tangan kekar lelaki itu mencoba menurunkan tali baju yang dikenakan istrinya.

Setelah semuanya terlepas hingga tak tersisa sehelai benang pun, Agaskar kembali berbisik. "Kalau udah di puncak, jangan lupa ingetin untuk di luar."

Bisikan itu beriringan dengan dorongan, dimana lampu kamar langsung dimatikan oleh Agaskar. Membiarkan malam yang masih muda menjadi saksi bisu untuk pahala mereka.

Lagi-lagi, Zeya terpesona karena semua yang ada di diri Agaskar.

"Zeyh... I like playing with u." Itu adalah suara Agaskar di beberapa menit kemudian, suara berat yang bisa membuat bulu kuduk merinding. "Gue suka semua."


•••••••••••

Sinar matahari menembus ventilasi dan celah-celah jendela kamar, sudah jelas bahwa hari telah menjelang pagi.

Seorang perempuan membuka kedua matanya dan mencoba melepaskan pelukan seorang lelaki di belakang untukmengambil posisi duduk.

Tubuhnya menggeliat untuk meregangkan sendi-sendinya dalam beberapa saat untuk mengumpulkan nyawa, pandangannya mulai bersih melihat keadaan sekitar.

Pakaian berserakan dimana-mana, mulai pakaian luar hingga pakaian dalam ada di lantai. Zeya mengerjapkan kedua matanya seolah tak percaya, padahal kejadian ini bukan berlangsung sekali saja.

Saat Zeya melirik ke bawah tubuhnya, sontak perempuan itu langsung mencari pakaian mana yang dekat dengannya. Mau tidak mau ia mengambil kaos Agaskar yang jatuh di samping ranjang.

"Dasar gila," umpat Zeya memegangi kepalanya. "Dia beneran nyerang gue cuman karena pake baju itu."

Zeya langsung beranjak dari ranjang, dan mengambil seluruh pakaian yang berserakan di lantai sebelum membuka tirai kamarnya. Sedangkan Agaskar masih tertidur pulas seakan kenyang karena sudah mendapatkan jatah.

Agaskar menepuk beberapa kali tangannya, meraba-raba kasur yang ada di sampingnya. Merasa tidak menemukan apa-apa, mengharuskan mata yang tadinya tertutup menjadi terbuka seketika.

"Sayang... Lo dimana?" gumam Agaskar masih dengan mata yang remang-remang. "Guten morgen babe..."

Kebiasaan lelaki itu selalu menyapa istrinya setiap pagi, entah Zeya mendengar atau tidak, merespon atau tidak, yang pasti Agaskar akan tetap melakukannya.

Agaskar melirik ke lantai, dimana semua sudah bersih. Padahal ia ingat betul kejadian tadi malam, semua bajunya maupun baju Zeya ia lemparkan asal ke lantai hingga berserakan dan menyisakan tubuh tanpa sehelai benang pun.

"Kok tadi malem enak banget, ya...." gurau Agaskar lagi, nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya. "Makin gede aja..."

Agaskar berguling-guling di atas kasur dengan selimut. "Pengin lagi anjir, arghhhh!!! Gila juga gue lama-lama diginin."

"Servisan gue nggak sia-sia, udah nanem bibit unggul, alat-alatnya makin berkembang dan berfungsi dengan baik." Agaskar masih bericau. "Tinggal nunggu junior gue launching."

Begitu Agaskar ingin menutup kembali matanya untuk melanjutkan tidur, hal tak disangka-sangka pun terjadi.

"Meow....Meowww..."

Kepala Agaskar yang tadinya miring dalam posisi tengkurap, mendadak bangun, kedua matanya segar setelah mendengar suara kucing yang bisa ia pastikan itu bukan kumoy.

"What the fuck, itu pasti suara kucing berbulu," ujar Agaskar.

Dan benar saja, begitu Agaskar berpaling ke samping, ia mendapati tangannya sudah ditindihi oleh kucing berbulu berwarna abu-abu tua kehitaman.

Agaskar meneguk salivanya kasar. "S-SAYANGGGG!! ZEYAAAAAA!! KUCINGGG LO NGAPAINNN ADAAA DISINIIII!!!"

"Zey, please.... Tolongin gue, MAMOYY PAPOYYY!!" Agaskar semakin histeris berteriak saat kucing berbulu itu berjalan dan mencoba ndusel di tangannya.

"Anjing anjing anjing, gue nggak mau bersin. Gue nggak mau pilek, anjing, mending lo jauh-jauh dari gue sekarang," ucap Agaskar dengan napas yang tersengal. "Lo juga bukan kuceh, warna lo gelap. Kuceh warna terang."

Bukannya menyingkirkan, tubuh Agaskar seperti dibuat membeku tak bisa apa-apa ketika kucing berbulu itu menindihi satu tangannya. Ia benar-benar freeze tak bisa melakukan apapun.

Agaskar hanya bisa meringis pasrah di atas kasur, ingin menangis tentunya ia gengsi jika ketahuan Zeya, istrinya. Lelaki itu hanya dapat menghela napas panjang dengan harapan Zeya lekas datang.

"Kak Agaskar? Lo udah bangun ternyata," imbuh Zeya dari ambang pintu kamar yang baru saja terbuka.

"Zey ini kucing siapa, kenapa ada disini, sih? Ambil cepetan gue nggak mau bersin, gue udah tahan hidung gue. Ambil buruan!" pinta Agaskar memohon.

Zeya mengangkat satu alisnya, seraya mengulum tawa. "Ini tuh kucing Sonia, Kak. Sengaja gue pinjem sebentar."

"Pinjem ngapain, sih? Emang Kuceh belum cukup buat lo?"

"Cukup, kok. Ini tuh cuman kebutuhan property aja."

"Properti apaan lagi sih, Zey?" Agaskar benar-benar di ujung nyawa, saking tidak bisa menahannya dengan kucing berbulu yang masih setia ndusel tiduran di tangannya.

Zeya kemudian menggeser beberapa pet cargo yang berisikan Kuceh dan beberapa kucing berbulu lainnya. "Gue pinjem kucing Vanda sama kucing Sonia. Jadi, totalnya ada 3 sama Kuceh."

"Tadi malem gue udah kasih jatah buat lo, berarti hari ini lo mau kan foto bareng kucing-kucing lucu ini? Please, Kak... Gue pengin banget lihat lo gendong dan meluk mereka."

"Ya....please...."

Raut wajah Agaskar benar-benar kaget, mulutnya menganga. "Perjanjiannya kan sama Kuceh, doang? Kenapa jadi bejibun kucing berbulu gini?"

Zeya mengusap perutnya yang mulai membuncit itu. "Nggak tau deh, coba tanyain anak lo. Dia pengin lihat foto ayahnya dengan banyak kucing berbulu."

Agaskar menggeleng-gelengkan kepalanya, napasnya seolah-olah sudah habis dan hanya bisa menjerit histeris. "COBAAN APALAGI INI!! ARGHHHHHHHHH!!"


••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

APA YANG KALIAN TAU DAN KALIAN INGAT TENTANG SOSOK VANORIS? APAKAH ADA KAITANNYA DENGA WAVE?

SUDAHH PUASSS MELIHAT AGASKAR FRUSTASI DENGAN NGIDAMNYA ZEYA ATAUU BELUMMM?!😏😏☝️

KIRA-KIRA AGASKAR NGABULIN 2 NGIDAM ZEYA YG LAINNYA LAGI NGGA YAA? ATAU JUSTRU ADA NGIDAM BARU ZEYA YG LEBIH EKSTREM?😩

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

SIAP MENUNGGU PLOT TWIST BARU DI BAB-BAB SELANJUTNYA? SPAM "💋" SEBANYAK 2 rb UNTUK LANJUT, MAU LIHAT ANTUSIAS KALIAN NIHH. CEPAT LAMBATNYA UPDATED BERGANTUNG DI TARGET YAAA...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Minggu, 19 November 2023 (3399 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 366 9
"A-aku hamil kak" ucap seorang gadis dengan kepala menunduk. ups mungkin sekarang dia lebih cocok dipanggil seorang wanita. "Lu yakin tuh anak gua? b...
1.7M 134K 86
[FASE 2; DARK-ROMANCE; CHAPTER PRIVATE] Kisah mereka belum benar-benar usai. Setelah memasulkan kematiannya, Akselio Kastara Nalendra semakin memili...
ALANSKA By bobaaaa

Teen Fiction

3.1M 197K 32
"Lo harus hamilin gue." Mata Alanska berkedut kaget. "Sinting lo?" "Gue cuma minta buat lo hamilin gue apa salah?" "Salah lah. Otak lo dimana sih? Di...
NAJESA By 세이시

Teen Fiction

188K 11K 41
Ke mana pun mereka pergi, rumah dan keluarga adalah tempat untuk kembali. Tapi, kehangatan dan keramahan rumah, tak berlaku baginya. "Karena rumah, t...