Airin dan Alex tengah berduaan di mobil hendak pulang setelah bekerja. Sampai saat ini Airin belum memberitahu Alex yang masih belum ada kesempatan.
"A."
"Hm?"
"Ada yang mau aku omongin."
"Oh iya, semalem kamu mau bilang kan? Apa?" tangan Airin memelintir ujung bajunya. Ia gugup sekaligus takut akan reaksi Alex yang tak sesuai expektasinya nanti.
"Kalau aku hamil, aa marah gak?" ucap Airin takut-takut.
Cekiitt!!
Alex meng rem mobilnya secara mendadak. Alex menoleh kepada Airin.
"Kamu hamil?" tanyanya.
"Ih jawab dulu pertanyaan aku, jangan nanya balik."
Alex menghela nafas. "Untuk apa aku marah sayang? Kalau kamu emang hamil aku seneng banget malah."
Airin mengulum bibirnya.
"Jadi kamu beneran hamil?" Airin mengangguk pelan sambil tangannya mengeluarkan testpack yang sudah bergaris dua merah dengan sangat jelas. "Alhamdulillah."
Alex menatap lekat benda pipih itu, ia mengucap syukur dengan matanya yang berkaca-kaca, lalu menatap istrinya dan memeluknya dengan sayang.
"Makasih sayang, makasih. Aku cinta sama kamu, i love you sayang." bisik Alex dengan air matanya yang mulai menetes ke pundak Airin.
Airin sungguh tak menyangka dengan reaksi Alex akan seperti ini. Airin memeluk balik suaminya dan juga tak kuasa menahan tangisnya.
"I love you too, soon to be Daddy." bisik Airin.
Tok tok!!
Seseorang mengetuk kaca mobil Alex dan mulai marah-marah karena Alex berhenti di tengah jalan yang membuat mobil-mobil di belakangnya susah lewat.
***
Niatnya mau langsung pulang tapi Alex memilih untuk putar balik ke rumah sakit. Airin bilang kalau ia belum memeriksakan kandungannya itu.
Selama di perjalanan senyum Alex tak memudar, tangannya bergerak mengelus perut Airin yang membuat empunya perut
Kegelian karena belum terbiasa, sesekali juga Alex meraih tangan kanan Airin lalu menciumnya.
Sampailah mereka di rumah sakit dan langsung menuju ruangan Dokter Kandungan yaitu Dokter Melinda.
Setelah mengetuk dan dipersilahkan mereka pun masuk.
"Kalian bukannya udah pulang? Malem-malem kalian kemari? Ada apa??" Dokter Meli sedikit terkejut melihat siapa yang datang, ia sudah beberes dan hendak pulang pun tidak jadi dan duduk di kursinya.
"Ada kabar baik Mel." ucap Alex antusias.
Meli mengangguk. "Apa tuh?"
"Airin hamil."
Hening.
"Kebobolan Ay?" tanya Meli. Airin menatap Alex dan Meli lalu mengangguk sambil mengigit bibir bawahnya.
"Aku lupa seminggu gak minum pilnya karena sibuk kuliah sama kerja. Dan gak nyangka langsung jadi." Meli tersenyum.
"Itu emang udah rezeki kalian untuk punya. Yuk Ay, kita periksa sekarang."
Meli yang diikuti Airin dan Alex menuju kasur brankar di ruangan itu. Airin berbaring dan Dokter Meli melakukan pemeriksaan guna memperoleh hasil akurat, pemeriksaan USG pertama kali harus dilakukan dengan USG transvaginal. USG transvaginal itu memasukkan alat khusus yang disebut transducer ke dalam vagina. Alat ini memantulkan gelombang suara sehingga dapat memperoleh gambaran rinci organ reproduksi berikut janin di dalamnya.
Melalui cara ini juga, kita dapat menilai keadaan janin, lokasi kehamilan berada di luar atau di dalam rahim, serta menentukan apakah kondisi kandungan cukup sehat untuk mendukung kehamilan.
Ketiga orang itu berfokus kepada layar monitor dekat kasur yang di tiduri Airin.
"Nah, kalian lihat?"
Alex membenarkan letak kacamatanya dan menatap lekat kepada titik kecil dilayar itu.
"Aku perkirakan usia kandungannya kisaran empat minggu. Pada minggu keempat usia kehamilan, janin berukuran sebesar biji bayam atau biji kacang hijau, yaitu sekitar 2 milimeter. Secara teknis, janin di dalam kandungan sudah bisa disebut sebagai embrio. Embrio terdiri dari dua lapisan sel yang akan berkembang menjadi organ dan bagian tubuh bayinya." Dokter Meli menjelaskan. Sementara Alex sudah tak bisa membendung air mata bahagianya.
Sesekali ia berbalik untuk menghapus air mata di balik kacamatanya, ia tak mau Airin melihatnya menangis dalam keadaan membahagiakan ini.
"Pada akhir minggu ke-4 pula, tabung jantung janin sudah ada dan dapat berdenyut hingga 65 kali dalam satu menit. Di akhir bulan pertama kehamilan, janin sudah berukuran sepanjang 0,6 cm, lebih kecil dari butiran nasi. Ibu hamil juga mulai mengalami gejala kehamilan, seperti mudah lelah dan payudara yang membesar."
Tangan Airin mengenggam tangan Alex. "Tapi Dok. Yang ngalamin morning sickness nya itu A Alex loh."
"Oh iya. Kemarin sama tadi pagi di rumah sakit heboh banget sama Alex yang mual-mual. Ternyata eh ternyata bawaan dedek utun Lex." goda Meli.
"Yah gue sih cuma bisa bersyukur Mel. Untung aja gue yang ngerasain mual-mual. Biar kamu tanggung berat dedek yang di kandungan aja, efek sampingnya biar aku." Airin tersenyum.
***
Setelah dari rumah sakit. Airin tiba-tiba mengidam ingin makan nasi goreng babat. Alex sedikit terkejut karena ia tau kalau istrinya itu anti dengan namanya jeroan sapi. Dan sekarang ia ingin makan?
Alex kembali masuk mobil setelah membelikan nasi gorengnya dengan menutup hidungnya.
"Nih."
"Kenapa a? Kok pegangnya kayak jijik gitu? Masaknya jorok ya?" sebelum menjawab Alex membuka kaca pintu di sebelahnya.
"Bukan gitu Yang. Tapi aku mual ngehirupnya." mulai lagi.
Airin tersenyum. "Terus gimana aku makannya?"
"Kamu makan aja. Aku tunggu diluar." Alex membuka pintu dan keluar.
"Pengertian banget sih suami aku. Dek, kamu beruntung tau, punya Ayah kayak Ayah Alex. Aduh, ayah Alex gak tuh." Airin malu sendiri dengernya.
Tok tok!!
Alex mengetuk kaca samping Airin dan Airin menurunkan kaca di sampingnya itu.
"Kenapa A?" tanya Airin.
"Aku mau ke minimarket buat beli es krim, takutnya kamu mual abis makan nanti butuh yang manis-manis." Airin mengangguk. "Sekalian mau beli susu hamil. Kamu mau yang rasa apa?"
Airin mengulum senyumnya lalu berpikir. "Mmm. Semuanya deh. Aku suka semua rasa soalnya, takutnya nanti bosen kalo serasa."
"Ok. Ada lagi?" Airin menggeleng keras dan menyuapkan makanan ke mulutnya lagi. "Yaudah tunggu bentar ya. Kacanya tutup lagi."
Alex pergi setelah Airin menutup kaca.
Di dalam mobil sambil makan, Airin terus menatap lelaki yang tengah menyebrang hendak ke minimarket itu dengan rasa sayang.
Betapa beruntungnya ia memiliki suami seperti Alex. Yang rela melakukan apapun itu untuknya, apalagi sekarang ada bayi di dalam perut Airin. Airin sungguh tak menyangka hidupnya akan berubah sedrastis ini.
Dulu sebelum menikah dan mengenal Alex, Airin membayangkan di usia dua puluh lima tahunnya yang kini ia jalani hanya disibukan dengan para pasien di rumah sakit dan perkuliahannya jika lanjut ke S2.
Ia sama sekali tak pernah membayangkan akan ada seorang laki-laki yang hadir dan berstatus sebagai suaminya, apalagi sekarang ada bayi di dalam perutnya. Sungguh ia tak menyangka kalau hidupnya akan sebahagia ini dengan kehadiran dua kesayangannya.
Suaminya dan calon bayi mereka.
Semoga saja kebahagiaan ini akan terus bertahan lama sampai mereka menutup mata nanti. Semoga.
INSTAGOOM
Disukai oleh Alexpoe dan 12.534 lainnya
Ay_Nathania17 Alhamdulillah, sehat-sehat ya nak❤️
@Alexpoe
Lihat 10.144 komentar lainnya
Rinrinaaa Omaygatt!! bentar lagi kita punya cucu Om @Adry_an
Rynisme Udah lama gak ketemu isi aja kak @Ay_nathania17 bentar lagi aku jadi onty dong.. Selamat ya kalian berdua @Alexpoe 💋💋
Bills_jam selamat kakak-kakakkuhh. Peluk jauh dari adikmu🖤
Ria_Poernomo alhamdulillah hirobbil alamin 🤲 ucap syukur ibu kepada Allah swt 🤧💞
Ramadhani_lif congrats pak dok sama bu dok yang bentar lagi jadi orang tua. Akhirnya Airin nyusul kita juga, ya gak @Rinrinaa ??
Reyhanbaik akhirnya gol juga lex @Alexpoe👏 selamat ya ny Poernomo @Ay_nathania17
Aldyo_aditya Wah, selamat ya Airin..
***
Selamat menjalankan tugas nak ayam bungsunya Erri 🐣😖
See you in 2025🖐️
We love you full💋❤️
21/des/2023