Garis Takdir || Lokal || [END...

Von AilvFma2329

582 236 6

☆★JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA, TINGGALKAN VOTE DAN JUGA KOMENTARNYA★☆ Menceritakan tentang hubungan rumah... Mehr

Prolog
Main Cast
Chapter 1 : Awal yang bahagia
Chapter 2 : Perjodohan
Chapter 3 : Perjodohan II
Chapter 4 : Tak ditakdirkan bersama
Chapter 5 : Kehidupan baru
Chapter 6 : Dicampakkan
Chapter 7 : Tersakiti
Chapter 8 : Hanya pura-pura
Chapter 9: Hubungan lain
Chapter 10 : Cemburu
Chapter 11 : Penentangan
Chapter 12 : Membutuhkan perhatian
Chapter 13 : Berhasil
Chapter 14 : Tergoda
Chapter 15 : Pelampiasan
Chapter 16 : Kedekatan
Chapter 17 : Manja
Chapter 18 : Tergoda II
Chapter 19 : Bermain-main
Chapter 20 : Tak bisa memilih
Chapter 21 : Tak terkendali
Chapter 22 : Orang yang sama
Chapter 23 : Tak sadar
Chapter 24 : Hanya sebagai pemuas
Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya
Chapter 27 : Sadar
Chapter 28 : Akur
Chapter 29 : Mulai perhatian
Chapter 30 : Menyadari kesalahan
Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan
Chapter 32 : Keharmonisan dan cinta

Chapter 26 : Kabar gembira

11 7 0
Von AilvFma2329

Seminggu setelah malam itu, Ireen tetap mengurung dirinya di kamar. Saat Arsya pergi ke kantor, baru ia akan keluar dari kamarnya. Arsya sama sekali tak bisa membujuk Ireen. Karena keputusan Ireen sudah bulat, kalau dia akan minta cerai dari Arsya.

Suatu hari di hari minggu, Arsya tengah duduk di ruang tengah sambil mengerjakan pekerjaan kantornya di laptop. Tak berapa lama kemudian, orang tua Arsya dan juga Ireen datang. Arsya menyambut mereka dengan ramah. Namun tatapan orang tuanya sangat sinis. Mereka pun berlalu ke kamar Ireen yang ada di ujung lorong. Setelah mengetuk pintu, Ireen yang mengetahui orang tuanya datang pun langsung membukakan pintu dan memeluk mamanya.

Mama Arsya lalu mengajak Ireen ke ruang tengah. Mereka mendapat kabar dari orang tua Ireen, kalau Ireen ingin bertemu dengan mereka dan membicarakan hal yang serius terkait rumah tangganya. Saat mereka sudah berkumpul, mereka menanyakan hal serius apa yang ingin Ireen katakan.

"Kamu mau membicarakan apa, sayang?" tanya mama Ireen khawatir.

"Iya, apa kalian punya masalah?" sambung mama Arsya bertanya.

"😔Ireen, mau cerai aja ma," jawabnya to the point.

"Apa?!!" tanya mereka semua terkejut.

"Tapi kenapa nak?" tanya papa Arsya heran.

"Apa kalian bertengkar?" tanya mama Ireen.

"Sebaiknya kita bicarakan dulu baik-baik ya," bujuk papa Ireen.

"Iya, bukankah kalian sudah akur?" tanya mama Arsya heran.

"Kenapa kamu mau bercerai, sayang?
Tolong dipikirkan dulu ya," sambungnya memelas.

"Ireen, sudah memikirkannya ma. Keputusan Ireen sudah bulat, Ireen mau cerai😔. Percuma saja Ireen mempertahankan rumah tangga ini kalau hanya Ireen saja yang berjuang. Arsya, dia, tak menganggap serius hubungan rumah tangga ini. Dia, masih, Wulan...,😭🤧" jelas Ireen.

"Arsya, apa kamu masih menemui Wulan?!!" tanya sang papa marah.

"Ckk, sial," umpatnya frustasi dengan semua yang terjadi belakangan ini.

Sementara itu, mama dan papa Ireen memeluk Ireen sembari mencoba menenangkannya.

"Apa kalian harus selalu egois seperti ini?" tanya Arsya sinis.

"Aku tak mau berpisah dengan Wulan.
And that's finale," ucap Arsya sembari menatap tajam kedua orangtuanya.

"Kamu jadi anak jangan suka membantah orang tua ya-...."

Papa Arsya hampir mendaratkan tamparan pada Arsya sebelum tiba-tiba Ireen merasa mual dan berlalu ke kamar mandi.

"Eeh nak, kamu kenapa?" tanya mama Arsya sembari berlalu mengikuti Ireen.

Yang lain pun merasa khawatir dengan Ireen yang tiba-tiba pergi itu pun menyusulnya.

"Ren, kamu baik-baik saja?" tanya sang mama sembari mengelus tengkuk leher Ireen.

😖Ireen hanya menggelengkan kepala saja.

"Akhir-akhir ini, Ireen selalu merasa mual, dan juga pus-...."

Belum sempat Ireen menjelaskan, ia pun langsung jatuh pingsan dengan keringat yang bercucuran.

Semua orang panik ketika Ireen pingsan, hingga tanpa pikir panjang, Arsya langsung menggendong Ireen dan membawanya ke mobil untuk pergi ke rumah sakit. Semua yang khawatir pun menyusul mereka ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Ireen diperiksa oleh dokter juga suster, sementara para anggota keluarga hanya menunggu berharap cemas akan keadaan Ireen.

Hingga tak berapa lama, dokter menghampiri mereka untuk memberitahukan kondisi Ireen yang ternyata sedang hamil sekitar 3 minggu. Sang dokter pun turut memberi selamat pada Arsya juga anggota keluarga lainnya.

Para orang tua yang mendengar kabar tersebut pun senang bukan main, mereka saling berpelukan dan mengucap syukur atas kehadiran malaikat kecil yang Ireen kandung.

Namun, beda dengan Arsya yang terlihat bingung dengan kabar yang ia terima.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang?" batinnya sembari duduk menundukkan kepalanya.

"Sya, ayo kita liat keadaan Ireen," ajak papa.

Arsya hanya diam sembari mengikuti yang lain untuk menjenguk Ireen.

Ireen yang sedari sudah sadar pun juga merasa bingung dengan kabar yang dokter beritahukan padanya. Setelah orang tuanya masuk, ia langsung memeluk mamanya dan hanya menangis haru.

"Selamat ya, Ren," ucap sang mama dengan tangisan sembari memeluk putri semata wayangnya.

"Kamu akan menjadi seorang ibu sekarang."

"Iya, kamu harus jaga kesehatan ya, supaya kamu dan bayi dalam kandungan mu aman😖," sahut papa menahan tangisannya sembari memeluk putrinya.

"Ta-tapi, ba-bagaimana dengan, per-ceraiannya?😖"

"Nak, mama mohon ya, jangan cerai, please😖," pinta mama Arsya memelas.

"Iya, kami akan bicarakan hal ini dengan Arsya, kalau perlu kami akan berbicara juga dengan Wulan," sahut papa Arsya mencoba memberi solusi.

"Kami mohon pikirkan kembali keputusanmu, nak," pinta mama Arsya kembali memohon pada Ireen sembari menggenggam kedua tangannya.

"😭Ireen sebenarnya juga, gak mau cerai ma. Tapi, Ireen lakukan demi kebaikan Ireen sendiri. Ireen merasa tak di anggap sama Arsya. Ireen juga sudah merubah diri Ireen sesuai dengan apa yang Arsya minta. Tapi dia, malah menganggapnya kalau itu sebuah permainan😖."

"Nak tenang dulu ya, kami akan membicarakannya," ucap mama Arsya berusaha menenangkan Ireen.

"Kamu tak perlu memikirkannya, kami akan urus ini dengan segera."

Ireen hanya menganggukkan kepala sebagai tanda mengiyakan. Ia menatap Arsya yang saat di tatap langsung mengalihkan pandangannya.

Setelah keadaan Ireen mulai membaik, Ireen pun di perbolehkan pulang. Setelah sampai di rumah, Ireen di suruh istirahat oleh mama Arsya. Ireen menurutinya dan mama Arsya membawanya beristirahat ke kamar utama. Ireen awalnya sempat menolak, tapi karena ia terus di paksa, akhirnya ia pun terpaksa beristirahat di kamar utama, yaitu kamar Arsya.

Setelah Ireen tertidur, mama Arsya berlalu ke ruang tengah menghampiri yang lainnya. Papa Arsya pun mulai menegaskan Arsya untuk menerima Ireen dan melupakan Wulan. Tapi Arsya sangat keras kepala dan masih membela dirinya untuk tetap memiliki hubungan dengan Wulan walaupun ia saat ini sudah menikah dengan Ireen.

"ARSYA!! Kalau kamu masih bersikeras seperti ini, papa benar-benar tak akan memberikan warisan keluarga pada mu!!" sentak papa.

"AKU TAK PEDULI SOAL WARISAN KELUARGA!! Memangnya kalian tau apa soal aku?! Kalian bahkan tak pernah menjadi sesosok orang tua bagiku! Sejak dulu apa kalian pernah menganggap ku ada?!!" sentak Arsya kesal.

"Apa salah kalau aku cuma mau bahagia?
Hanya Wulan yang mengerti akan diriku. Hanya dia yang ada untukku selama ini," lirihnya dengan air mata yang mulai mengalir.

"Arsya sayang, mama mohon ya sama kamu. Kami itu sangat menyayangimu. Cobalah untuk membuka hati mu untuk Ireen," ucap mamanya dengan lembut.

"Menyayangi?" tanya Arsya tak percaya.

"Apa ada orang tua yang meninggalkan anak mereka ketika dia sedang sakit? Selama berhari-hari aku di rumah sakit sendirian.
Kalau kalian menyayangiku, kalian pasti setidaknya akan memperhatikanku. Kalian benar-benar mengabaikan ku selama ini. Hanya setelah aku mengenalkan Wulan, kalian memperhatikanku. Seandainya aku tau akan seperti ini, aku lebih baik tak mengenalkan Wulan pada kalian dan langsung menikahinya saja," jelasnya dengan sedih.

"Nak Arsya, mama mohon ya sama kamu. Terima Ireen. Apalagi dia saat ini tengah mengandung anak mu," pinta mama Ireen.

"Aku akan menerimanya," jawab Arsya.
Tapi aku takkan melepaskan Wulan begitu saja."

"Kalau begitu, kami akan membicarakan hal ini dengan orang tua Wulan, dan dengan Wulan nya sekali pun," sahut papa Arsya.

"Silahkan saja," ucap Arsya cuek.

Orang tua Ireen sangat sedih mendengarnya. Mereka tak menyangka dan benar-benar merasa bersalah karena sudah menerima pernikahan itu. Ireen bukannya bahagia, tapi ia malah menderita karena pernikahan yang orang tua mereka sepakati.

TBC
#21 Desember 2023

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

3.9M 42.3K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
Bawa Kembali Von c

Kurzgeschichten

11.1K 1.3K 16
Untuk mengikhlaskan sesuatu itu butuh waktu.
89.2K 9K 41
[Follow sebelum membaca] Judul Awal : Bocah Gimana rasanya dinikahin sama bocah yang manjanya minta ampun? "gue itu istri lo atau baby sitter lo sih...
158K 14.6K 33
Thalita gak pengen Nikah. Kenzo gak percaya lagi dengan Hubungan. Namun Keduanya Memilih menikah hanya untuk memuaskan orang-orang, tanpa komitme...