Garis Takdir || Lokal || [END...

Galing kay AilvFma2329

582 236 6

☆★JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA, TINGGALKAN VOTE DAN JUGA KOMENTARNYA★☆ Menceritakan tentang hubungan rumah... Higit pa

Prolog
Main Cast
Chapter 1 : Awal yang bahagia
Chapter 2 : Perjodohan
Chapter 3 : Perjodohan II
Chapter 4 : Tak ditakdirkan bersama
Chapter 5 : Kehidupan baru
Chapter 6 : Dicampakkan
Chapter 7 : Tersakiti
Chapter 8 : Hanya pura-pura
Chapter 9: Hubungan lain
Chapter 10 : Cemburu
Chapter 11 : Penentangan
Chapter 12 : Membutuhkan perhatian
Chapter 13 : Berhasil
Chapter 14 : Tergoda
Chapter 15 : Pelampiasan
Chapter 16 : Kedekatan
Chapter 17 : Manja
Chapter 18 : Tergoda II
Chapter 19 : Bermain-main
Chapter 20 : Tak bisa memilih
Chapter 22 : Orang yang sama
Chapter 23 : Tak sadar
Chapter 24 : Hanya sebagai pemuas
Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya
Chapter 26 : Kabar gembira
Chapter 27 : Sadar
Chapter 28 : Akur
Chapter 29 : Mulai perhatian
Chapter 30 : Menyadari kesalahan
Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan
Chapter 32 : Keharmonisan dan cinta

Chapter 21 : Tak terkendali

12 7 0
Galing kay AilvFma2329

#2 BULAN KEMUDIAN

2 bulan pun berlalu. Semenjak kejadian 2 bulan lalu, Ireen tak pernah lagi mempermainkan Arsya. Ia hanya berdiam diri di rumah walaupun dengan penampilannya yang baru. Arsya sendiri juga lebih sering di rumah untuk menghabiskan waktu bersama Ireen. Tapi Ireen menanggapinya biasa-biasa saja.

Suatu hari, Rahel menghubungi Ireen untuk menemuinya di sebuah club. Awalnya Ireen menolak karena ia takut Arsya akan marah lagi dan menghukum dirinya. Rahel tau bagaimana keadaan Ireen dengan Arsya. Rahel sendiri ingin memberitahukan sesuatu untuk Ireen dan ingin memperkenalkannya dengan seseorang. Ireen yang mempercayai sepupunya itu pun mencari cara bagaimana ia meminta izin pada Arsya.

Di hari yang telah di tentukan oleh Rahel, malam itu bertepatan dengan Arsya lembur. Ireen pun menggunakan kesempatan itu untuk pergi menemui Rahel, tanpa meminta izin pada Arsya. Karena sebelumnya, di saat Ireen selalu meminta izin, Arsya selalu mengizinkannya dan mengatakan kalau mau pergi keluar, pergi saja, tapi jangan berbuat macam-macam.

Malam itu, tepat pukul 21:30, Ireen pergi ke club yang Rahel beritahu. Ia pergi dengan menggunakan taksi. Sesampainya di sana, Ireen bingung mencari keberadaan Rahel.
Ireen mencoba menghubungi Rahel beberapa kali, namun panggilannya tak tersambung.

Di sisi lain, seseorang yang familiar dengan wajah Ireen itu terkejut melihat penampilannya. Orang itu tidak lain adalah Arka, teman Arsya. Ia pun kemudian memotret Ireen dan mengirimkannya pada Arsya sebagai bukti, apakah itu benar-benar Ireen, atau bukan.

Di kantor, saat Arsya tengah mengurus pekerjaannya, tiba-tiba ia mendapat pesan masuk dari Arka. Sebuah foto. Arsya lalu menyempatkan waktu untuk melihat, foto apa yang Arka kirimkan padanya.

Setelah membuka pesan itu, Arsya terkejut melihatnya karena di situ nampak jelas foto perempuan yang berada di club itu adalah Ireen yang sepertinya sedang menunggu seseorang dan berusaha menghubunginya.

"Sya, itu Ireen bukan?" tanya Arka dalam pesannya itu.

"Iya, ada di club mana dia sekarang?!" tanya Arsya dengan kesal di pesan tersebut.

"Di club *****.
Tapi kayanya lo gak usah ke sini deh.
Entah gue mungkin salah liat atau gimana. Gue coba pastiin lagi," jelas Arka.

Arsya tak membalas pesan tersebut dan hanya merasa kesal hingga melemparkan dokumen yang ada dimeja.

Tak berselang lama, Arsya pun telah memenangkan diri. Ia pun memutuskan untuk segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera pulang.

Pukul 23:00, Arsya telah selesai dengan pekerjaannya dan berlalu pulang ke rumah dengan keadaan masih merasa kesal.

30 menit kemudian, terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Arsya yang melihat keluar jendela pun kembali terkejut karena di mobil itu, ada seorang laki-laki yang mengantarkan Ireen pulang. Arsya makin kesal dan berlalu ke sofa sambil menunggu Ireen masuk.

"Aku, pulang," ucap Ireen dengan langkahnya yang sempoyongan menuju ke ruang tengah.

Arsya yang melihat kepulangan Ireen pun hanya menatapnya tajam sembari duduk dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya.

"😵‍Kenapa menatap ku, seperti, it-u?" tanya Ireen menghampiri Arsya.

Arsya tak menghiraukannya dan hanya mengacuhkannya.

"Ka-mu, tampan, seka-li," ucap Ireen sambil memalingkan wajah Arsya menghadapnya.

"Hmm, kamu mulai berani ya sekarang," ucap Arsya sinis.

"😆Sangat menye-nangkan sekali. Aku ingin minum, seka-li lagi," pintanya seraya menjatuhkan dirinya dalam pangkuan Arsya.

"Aku, ingin la-gi," sambungnya.

"Kalau begitu sana. Pergi dengan lelaki mu itu," ucap Arsya kesal sembari menurunkan Ireen dari pangkuannya.

"Eemmhh, siapa, lelaki ku?" tanya Ireen memeluk leher Arsya.

"Siapa lagi?!" sindirnya sinis.

"Ada banyak lelaki, ka-mu juga lelaki, kan," jawabnya meracau.

"LELAKI YANG MEMBAWAMU PULANG!!" teriak Arsya yang kesal dengan sikap Ireen.

"Ughh, kamu kok, teriak gitu, sama aku?" tanyanya ingin menangis.

"Ckk, sudahlah, lupakan saja," jawab Arsya ingin berlalu pergi.

Ireen lalu mengikuti Arsya sampai Arsya masuk ke dalam kamarnya.

Arsya tak menghiraukan Ireen dan berniat untuk mengganti pakaiannya sebelum beristirahat.

"Eemhh...," lirih Ireen sembari memeluk Arsya dari belakang sebelum Arsya sempat mengenakan bajunya.

"Lepas, aku mau pake baju," sentak nya.

"Ga-k, mau," jawab Ireen sambil mengelus dada Arsya.

Arsya yang melihat kelakuan Ireen pun hanya diam tanpa ada niat untuk menghentikannya.

Ireen menciumi punggung Arsya beberapa kali hingga membuat Arsya benar-benar tak ingin menghentikannya. Namun, Arsya seketika tersadar saat Ireen mulai berani melepaskan ikat pinggangnya.

"Ireen, apa yang kamu lakukan?!"

"Kamu tau, laki-laki yang, meng-antar ku pulang, tadi. Dia, sebe-narnya sepupu ku😆. Dia bilang, untuk melu-luhkan mu, harus di buat, nyaman," jawab Ireen masih meracau.

Ireen kemudian menghadapkan Arsya ke hadapannya dan Ireen berniat akan melepas pakaiannya. Namun Arsya segera membawanya ke kasur dan menutupi tubuhnya itu dengan selimut.

"Kenapa? Apa kamu, gak suka?" tanya Ireen ling-lung.

"Kamu sedang mabuk," jawab Arsya seraya menyelimuti Ireen dan berbaring disampingnya.

"Aku enggak sebejat itu untuk memanfaatkan mu dalam situasi seperti ini," sambungnya sembari memeluk Ireen yang terbalut dalam selimut.

"Tidurlah, kamu pasti lelah. Selamat malam, Ireen," ucap Arsya sambil mengelus lembut kepala Ireen.

"Emhh," lirih Ireen sambil membenamkan wajahnya pada dada Arsya karena tangannya saat ini tengah terbalut dalam selimut.

Arsya tetap memeluk Ireen sembari memikirkan semua hal yang telah terjadi semenjak pernikahannya dengan Ireen, bagaimana perasaannya yang saat ini sedang kacau.

Selang beberapa saat, Arsya yang kelelahan pun tertidur dengan memeluk Ireen.

Keesokan harinya, Ireen terbangun dari tidurnya, dan mendapati dirinya dalam balutan selimut dengan Arsya yang memeluknya. Ireen ingin bangun, namun entah kenapa Arsya malah mengeratkan pelukannya.

"Ehmm😖," lirih Arsya masih dengan mata yang terpejam mengeratkan pelukannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku bisa ada di sini? Bersamanya?" tanya Ireen bingung.

Ireen lalu menatap wajah Arsya di depannya itu dengan tatapan prihatin. Ireen sendiri seperti merasa ada sesuatu yang tak ia ketahui dari Arsya. Bahkan, ia menyadari bahwa selama ini sudah terlalu berlebihan mempermainkan Arsya, suaminya sendiri.

"Hmmm, Sya," panggil Ireen sambil mencoba mengeluarkan tangannya dari dalam selimut.

"Ehmm," lenguh nya masih tertidur.

"Apa kamu tak pergi ke kantor?" tanya Ireen.

"Enggak~" jawabnya lirih.

"Kenapa?" tanyanya lagi sambil membelai kepala Arsya dengan salah satu tangannya yang berhasil ia keluarkan.

"Hari ini hari minggu," jawabnya mengingatkan Ireen.

"Ahh, benarkah?😖" tanya Ireen yang memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing.

"Berapa banyak yang kamu minum, hahh?" tanya Arsya sembari membuka matanya menatap Ireen.

"Semalam ... 3  sampai 5 gelas," jawab Ireen berusaha mengingatnya.

"Kenapa kamu sampai pergi ke club?!
Apa peringatan ku kurang jelas? Jangan lakukan hal yang macam-macam!! Kamu bisa saja terluka semalam, apalagi kalau kamu sampai mabuk seperti ini. Apa kamu tak memikirkan apa yang akan terjadi jika sepupumu itu tak mengantarkan mu pulang?!!"

Arsya berbicara tanpa berhenti dengan sesekali suaranya yang meninggi sembari menatap tajam Ireen. Namun, dalam tatapan matanya juga tersirat kesan khawatir akan keselamatan Ireen.

😖Ireen hanya menundukkan kepalanya sambil bersandar pada head board dan membenamkan wajahnya pada kedua lututnya yang ia tekuk.

"Kam-kamu ... kamu membuatku khawatir, Ren," lirihnya menatap Ireen sedih.

"Maaf😖. Aku, hanya...."

Ireen lalu mengambil tasnya dan mengambil sesuatu di dalamnya.

"Sebenarnya, aku, menyuruh sepupuku membelikan ini. Karena aku tak bisa menemukannya saat berbelanja di mall. Jadi, tadi, malam, dia memberikannya pada ku," jelas Ireen sambil memperlihatkan 2 gelang couple.

Arsya yang melihat gelang tersebut pun terdiam sesaat sebelum menghembuskan nafas merasakan perasaan yang campur aduk tentang Ireen yang bahkan ia sendiri tak mengerti perasaan apa itu.

"Kamu tak menyukainya juga gak apa-apa. Aku akan menyimpannya," ucap Ireen sambil mengambil gelang itu dan menyimpannya lagi dalam tasnya.

"Aku akan memakainya," jawab Arsya pelan tanpa menatap Ireen.

"Eh? Benarkah?"

"Ehmm, iy-iya."

Ireen yang merasa senang pun memakaikan gelang itu pada Arsya dan berharap agar Arsya membuka hatinya untuknya.

"Ughhh, kepala ku masih terasa pusing😖."

"Sebaiknya kita lanjut tidur saja dulu," ucapnya langsung berbaring dan menarik Ireen kedalam pelukannya.

"Hari juga masih terlalu pagi."

"Hari minggu ... biasanya aku akan pergi berolahraga."

"Dan aku maunya tidur.
Sekarang tidurlah, temani aku."

Arsya pun mengencangkan pelukannya dan memejamkan matanya.

"Y-ya, baiklah," jawab Ireen sembari menyelimuti tubuh Arsya.

Beberapa saat setelahnya, Arsya kembali tertidur dengan memeluk Ireen sembari tersenyum tipis.

Ireen mengelus lembut kepala Arsya sebelum ia akhirnya terlelap juga.

TBC
#19 Desember 2023

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

92.7K 10K 26
Mahalnya seseorang bukan dari hartanya, tapi dari kualitas diri yang ia miliki. -Baby A Auriga Arden Dewangga Putra Pratama, laki-laki berparas tampa...
158K 14.6K 33
Thalita gak pengen Nikah. Kenzo gak percaya lagi dengan Hubungan. Namun Keduanya Memilih menikah hanya untuk memuaskan orang-orang, tanpa komitme...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
661K 65.7K 32
SELESAI Ketika Haechan berusaha menjadi suami yang sempurna untuk Hana. cr. mentahan cover on pinterest Warn!!! •kinda ooc •bahasa campur •harsh wo...