Yes, I'm Cinderella!

By nebulaelcarinae

15.1K 647 71

Visi : Jadi orang kaya Misi : foya-foya Visi-misi : Nikahin anak tunggal kaya raya. Rachilla Putri Mahika (... More

1. GUE GAK MAU!
2. TINGGAL ATAU PERGI?
3. TUGAS PERDANA
#4. DUH ENAKNYA JADI BABU!
#5. Kok?
#6. Harus Gimana?
#7. Enggak Usah Ngejar!
#8. FOLLBACK DONG!
#9. Party's
#10. Party (2)
#11. Hari-hari Penuh Kejutan
#13. Siapa sih?
#14. Japan
#15. Seberapa Pantas
#16. Kesalahan
#17. Raiden's Life
#18. Gift
#19. Gift (2)
#20. My Little Sister
#21. Apart Rahasia Raiden
#22. Bercanda kan?
#23. Nothing
#24. Fall?
#25. Chilla dan masalalu
#26. Who is He?
#27. Life is About Moment

#12. Mainan?

536 19 0
By nebulaelcarinae

“Sebagai seorang marketer yang sudah hidup di negara maju, apakah strategy yang Pak Vincent berikan sudah baik Rachilla?”

Akhirnya Chilla mendapatkan juga.

        Seperti bom waktu yang siap meledak kapan pun, Chilla melirik ke arah Raiden lalu tersenyum tipis. Kami nya sudah gemetar dari tadi tapi dia berusaha agar tangan nya tidak terlihat gemetar.

Sebelum menjawab Chilla berdoa dalam hati dan meminta maaf kepada siapapun yang nantinya akan tersinggung dengan perkataan nya.

“Jika dibandingkan dengan bulan lalu strategi ini lebih baik, namun jika dibandingkan dengan competitor maupun company di negara maju maka strategy Kita ini akan tertinggal,” jawab Chilla lalu menghela napas diakhir.

“Great!” balas Raiden yang tidak tersenyum sama sekali.

     Padahal jika dilihat tuan muda tersebut tersenyum sangat tipis hingga tidak terlihat oleh siapa pun. Bahkan Chilla merasa jawabannya kurang memuaskan Raiden.

Rapat terus berjalan dengan pembantaian penuh dari Raiden dan semua divisi kena dampaknya. Chilla juga heran mengapa mood Raiden berubah secepat itu. Ada hal aneh kah?

***

      Rachilla berjalan di belakang Raiden karena tidak ingin menjadi sorot perhatian jika berjalan disamping tuan muda tersebut. Rapat kali ini mereka harus memperebutkan sebuah tender proyek yang nilainya sangat besar. Berita buruknya Milsi juga turut hadir dalam rapat ini.

       Baru saja Chilla pikirkan wajah pria itu sudah terlihat, dengan segera wajahnya dia tutupi dengan tas hitam yang dirinya bawa. Hal tersebut terlihat oleh Raiden dan mengganggap wanita ini sangat aneh. Karena tidak ingin citra nya hancur, dia menarik lengan sekretaris nya ini sehingga dia berjalan di samping Raiden.

Raiden menurunkan tas yang menutupi wajah sekretaris nya tanpa berhenti terlebih dahulu sehingga Chilla terkejut untuk yang kedua kalinya.

“Jangan membuat hal konyol disini,” bisik Raiden yang tidak menatap Chilla.

“Tapi ada Milsi ... ” cicit Chilla tak berani mengelak karena dia masih takut dengan kemarahan Raiden di ruang rapat tadi.

Kali ini Raiden benar-benar berhenti dan menatap wajah Chilla dengan tatapan yang sulit di artikan, dia memegang pundak Chilla sehingga mereka berhadapan sekarang.

“Kamu harus ingat! Selama ada saya tidak akan ada yang berani menyentuh kamu, saya tidak akan membiarkan mereka mendekat, selagi kamu tidak menjauh dari jangkauan saya, Mahika.”

        Raiden mengakhiri kalimat panjang nya dengan menepuk pundak Chilla, tidak ada scene yang romantis. Apakah tuan muda ini tidak tau cara menenangkan wanita? Tapi yang paling membuat nya heran adalah Raiden hobi sekali memanggil namanya dengan sebutan Mahika.

Jadi, yang aneh disini siapa? Tentunya tuan muda kita!

***

“Sabian, kenapa lo mau tunangan sama Chilla bukannya lo dikasih pilihan sama ortu lo?”

Pertanyaan Syifa terlontar begitu saja saat Bian istirahat di lokasi syuting nya setelah acara talk show, kebetulan Syifa yang menjadi co-host di acara tersebut.

“Pertanyaan lo aneh fa,” balas Bian mengambil rokoknya lalu menghisap benda tersebut.

       Syifa yang memang juga perokok aktif tidak terganggu atas hal yang dilakukan Bian, dia malah menatap heran temannya itu. Saat ini mereka ada di smoking area dan hanya mereka berdua saja yang berada di tempat tersebut.

“Pilihan lo ada tiga, Lo bisa pilih Chilla, Raisya dan gue. Kenapa engga lo pilih Raisya aja?” tanya Syifa dengan wajah heran.

Bian terkekeh kecil mendengar pertanyaan Syifa.

“Harusnya pertanyaan lo, kenapa gue engga pilih lo aja daripada Chilla. You think, you better than her darling?” balas Bian sinis.

Syifa panik dan merasa bahwa dia tidak berpikiran demikian, tapi Bian tau bahwa sampai saat ini sepupu Chilla masih menyimpan dendam karena Chilla selalu unggul dalam aspek apapun. Jika disuruh memilih antara Syifa dan Raisya tentu saja Bian tidak akan memilih Syifa. Dia tidak ingin anak-anaknya menjadi seperti Syifa.

She's problematic.

***

“Asli asli asli!”

          Panik Chilla karena terharu tender kali ini di menangkan oleh perusahaan Raiden, dia bahkan sedang berada di toilet karyawan saat ini. Hanya untuk menangis karena dia belum pernah terlibat langsung dalam perebutan tender perusahaan. Satu tisu yang isinya satu gepok sudah habis setengah karena tangis Chilla.

       Hingga handphone nya berdering yang menandakan bahwa ada panggilan masuk.

“Kamu dimana aja Rachilla?” tanya Raiden dengan suara yang seperti menahan kesal.

“Di toilet,” balas Chilla dengan suara yang serak.

“Are you okay? Cepat keluar, saya tunggu di depan toilet!” Perintah Raiden lalu mematikan sambungan telepon nya.

Mau tidak mau Chilla harus keluar dari toilet dengan wajah memerah dan dia harus membasuh wajah terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Raiden.

****

         Esok harinya seperti biasa kegiatan hari ini adalah menemani Raiden rapat dan sebagainya, hingga tiba setelah jam makan siang Raiden berpamitan ingin menemui seseorang dan dia tidak boleh ikut!

Dia sebenarnya oke-oke aja di tinggal Raiden, sehingga dia bisa bebas dari suruhan tuan muda tersebut. Tapi Raiden akan bertemu siapa itu yang menjadi pertanyaan terpenting dari otaknya.

“Bodo amat, emang gue siapa nya dia?” gumam Chilla lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

          Ditengah pekerjaan nya yang lumayan menumpuk, tiba-tiba handphonenya berbunyi dan menampilkan nomor tidak dikenal. Awalnya Chilla tidak ingin membalas tetapi isi chat dari orang tersebut membuatnya tertarik.

“Gue harus datang engga ya? Tapi gue penasaran ... ” gumam Chilla sambil mengetuk-ngetuk meja.

           Dalam benaknya dia meragukan alasan Raiden menampungnya di mansion, hanya karena dia lulusan terbaik SNU dan dia pernah menolong tuan muda itu di bandara. Seingatnya dia tidak pernah bersinggungan dengan Raiden sebelumnya.

“Kenapa harus ketemu? kan sekarang ada fitur vn atau telepon, kalau mau yang lebih lancar bisa pakai zoom. Gue teh mager pisan,” misuh Chilla menatap kesal handphonenya.

          Karena rasa penasaran yang tidak bisa ditahan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk pergi menemui orang asing itu entah siapa namanya. Dia menghela nafas panjang untuk membohongi Pak Alex agar bisa menemui orang tersebut.

****

“Ternyata kamu bodoh juga ya, Rachilla ...” kekeh seseorang dengan wajah tertutupi masker.

        Pakaian nya serba hitam hingga tidak ada seorang pun yang dapat mengenali nya disini. Manusia itu terdiam melihat chat nya hanya dibaca saja oleh targetnya. Setelah itu dia menelpon seseorang untuk memastikan sesuatu.

“Saya yakin dia akan datang kesini, kita lihat saja Tuan,” ucap orang tersebut saat mengawali telepon.

“Pastikan boneka kita datang kesini dengan baik, aku ingin melihat mainan ku yang layak,” balas seseorang di seberang sana.

“Baik, akan saya lakukan.”

****

        Disepanjang perjalanan perasaannya sangat gelisah dan tidak tenang, ini bukan hanya sekedar membohongi pak Alex tetapi ada hal lain yang mengusiknya dan dia tidak tau ada apa.

“Gue puter balik aja ya?”

       Chilla yang sudah hampir sampai ke cafe tersebut memutar tubuhnya untuk kembali ke lobby kantor dan menelpon pak Alex. Tetapi hatinya amat penasaran dengan alasan Raiden yang rupanya menyembunyikan sesuatu.

Chilla berbalik lagi melangkah menuju ke cafe tersebut, namun baru beberapa langkah dia harus berhenti ketika melihat seseorang dengan balutan pakaian hitam berdiri di dekat pintu masuk cafe.

Matanya membulat, tidak mungkin!

Dia segera mengecek ponselnya untuk memastikan sesuatu.

****

Continue Reading

You'll Also Like

PASCAL By Nayzura

Teen Fiction

1.2K 1K 18
"Bahkan semesta pun tau bahwa aku hanya ingin kamu. Tapi takdir dan alam menentang." Singkat saja. Tentang seorang perempuan yang bernama Naya, dia...
206K 10.6K 36
Naksir bapak kos sendiri boleh gak sih? boleh dong ya, kan lumayan kalau aku dijadikan istri plus dapet satu set usaha kosan dia
567K 8.8K 6
"Oceana bibir kamu-" "Hah? emangnya kenapa sama bibir saya Pak?" "Bibir kamu terlalu merah!" ujar Sean seraya menempelkan tisu di atas kening Oceana...
522K 18.8K 25
SEQUEL of King Bullying Ini bukan kisah sepasang kekasih yang saling mencintai, saling memperjuangkan hubungan mereka. Ini adalah sebuah kisah cinta...