Garis Takdir || Lokal || [END...

Por AilvFma2329

582 236 6

☆★JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA, TINGGALKAN VOTE DAN JUGA KOMENTARNYA★☆ Menceritakan tentang hubungan rumah... Más

Prolog
Main Cast
Chapter 1 : Awal yang bahagia
Chapter 2 : Perjodohan
Chapter 3 : Perjodohan II
Chapter 4 : Tak ditakdirkan bersama
Chapter 5 : Kehidupan baru
Chapter 6 : Dicampakkan
Chapter 7 : Tersakiti
Chapter 8 : Hanya pura-pura
Chapter 9: Hubungan lain
Chapter 10 : Cemburu
Chapter 11 : Penentangan
Chapter 12 : Membutuhkan perhatian
Chapter 13 : Berhasil
Chapter 14 : Tergoda
Chapter 16 : Kedekatan
Chapter 17 : Manja
Chapter 18 : Tergoda II
Chapter 19 : Bermain-main
Chapter 20 : Tak bisa memilih
Chapter 21 : Tak terkendali
Chapter 22 : Orang yang sama
Chapter 23 : Tak sadar
Chapter 24 : Hanya sebagai pemuas
Chapter 25 : Tak bisa meningalkannya
Chapter 26 : Kabar gembira
Chapter 27 : Sadar
Chapter 28 : Akur
Chapter 29 : Mulai perhatian
Chapter 30 : Menyadari kesalahan
Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan
Chapter 32 : Keharmonisan dan cinta

Chapter 15 : Pelampiasan

16 8 0
Por AilvFma2329

Beberapa hari pun berlalu, Ireen tetap menunjukkan perubahannya bahkan walaupun di rumah. Arsya yang tak tahan melihatnya entah kenapa tiba-tiba menghubungi Wulan dan mengajaknya bertemu di apartemen.

Wulan awalnya sempat menolak karena ingin bersama dengan Jo, namun pada akhirnya pun ia menyetujui ajakan Arsya dan bergegas pergi tanpa memberitahukannya pada Jo.

Sesampainya di apartment, Wulan menemukan Arsya yang sedang berbaring di kasur pun berjalan mendekatinya.

"Sya, apa kamu tidur?" tanya Wulan lembut.

"Eh, Wulan? Kamu datang juga akhirnya. Kenapa kamu tadi menolak untuk bertemu dengan ku?"

"Ahh, aku hanya sedang tak enak badan saja," jawabnya beralasan.

"Benarkah? Kamu, sakit?" tanya Arsya lagi sembari bangun dari rebahan nya dan memeluk Wulan dari belakang.

"Enggak kok, tamu bulanan ku datang, jadi ya gitu😅."

"Yah, secepat itu?" tanya Arsya manja sambil menciumi pundak Wulan.

"Iy-iya, bulan ini datang terlalu cepat.
Mungkin karena aku stress jadi jadwalnya kacau," jawab Wulan sembari menangkup wajah Arsya untuk menghentikannya.

"Ya baiklah, tapi mungkin sekedar itu bisa aja kan ya," ucapnya seraya mendekati wajah Wulan.

"Ehmm, apa aku punya pilihan?" tanya Wulan pelan.

"Pilihan? Pilihan apa?"

"Buk-bukan apa-apa. Kumohon jangan meninggalkan tanda ya."

"😏Kenapa? Apa suamimu itu mengetahuinya?"

"Ehmm, iya😓," lirih Wulan sembari menundukkan wajahnya.

"Terus? Apakah dia ada minta cerai? Kalau ada, berarti aku harus ekstra membuat mu lebih dari hanya memberikan tanda," ucap Arsya sambil mulai mencium leher Wulan.

"Akhh....
Tid-ak, Jo ha-nya marah😖."

"Kalau gitu kali ini dia harus lebih marah lagi supaya menceraikan mu," sahut Arsya sembari menggigit dada Wulan.

"Aakh! Sya, sakit~" ucap Wulan sembari menggenggam kuat bahu Arsya.

"Akan ku pastikan dia marah saat melihatnya," jawab Arsya kembali menggigit dada Wulan yang lain.

"Tunggu, Sya," pinta Wulan mencoba menghentikan Arsya dan ingin melarikan diri.

Arsya tak menghiraukannya dan melanjuti kegiatannya itu beberapa saat sebelum ia kembali pulang.

"Hahh, aku puas sekarang. Makasih ya, sayang," ucap Arsya mengelus kepala Wulan dan pergi begitu saja.

Wulan yang melihat apa yang telah Arsya lakukan merasa sakit hati. Ia merasa hanya menjadi alat pelampiasan Arsya saat itu. Setelah melihat tubuhnya yang kembali penuh dengan tanda kemerah-merahan juga bekas gigitan, Wulan merasa takut akan reaksi Jo jika mengetahuinya.

"Semoga Jo enggak tau😖," lirihnya sebelum merapikan diri dan bergegas pulang.

Di kediaman, Jo nampak mondar-mandir menunggu Wulan. Ia sudah mengirim pesan dan menelponnya, namun tak ada balasan. Selang beberapa saat, terdengar mobil Wulan memasuki pekarangan rumah. Jo pun bergegas membukakan pintu.

Wulan pun keluar dari mobilnya dengan tatapan sayu. Ia tak menyadari akan kehadiran Jo di depan pintu.

"Wulan," panggil Jo.

"Y-ya?" tanya Wulan kaget.

"Kamu dari mana? Pakaian mu juga kenapa agak berantakan?" tanya Jo.

Wulan yang tak tau harus menjawab pertanyaan Jo pun langsung masuk ke dalam rumah sambil terisak dan berlalu ke kamarnya. Jo pun kemudian menyusulnya.

"Wulan?" panggil Jo setelah masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

"Ada apa?" tanya Jo lagi sambil duduk di kasur dan membelai kepala Wulan yang duduk di bawahnya.

Wulan hanya diam sembari terisak dengan memegang kerah bajunya guna menutupi lehernya.

"Lan, ada apa?" tanyanya lagi sambil turun dari kasur dan duduk di depan Wulan.

"Ma-maaf~😖"

"Kenapa? Kenapa kamu meminta maaf?"

"Ak-aku, Arsya...."

Wulan tak tau harus menjelaskannya darimana.

Jo yang melihat Wulan sedari tadi memegangi kerah bajunya pun menghalau tangannya dan membuka kerahnya itu. Jo nampak terkejut melihatnya namun ia tetap tenang.

"Arsya melakukan ini lagi ya?🙂"

"Hikss, maaf, ak-aku sud-ah meno-laknya, tapi....😖"

"Apa dia melakukannya lebih dari ini?" tanya Jo dengan tatapan sedih.

Wulan hanya menggeleng kuat sembari terisak.

"Sudah ya," ucap Jo menenangkan Wulan.

"Maaf😭.
Maafkan aku," lirihnya sedih.

"Tak apa-apa Lan.
Tapi...," ucap Jo menghentikan ucapannya.

"Tap-tapi?"

"😔Kalau kamu sampai mengandung anaknya, maka aku, pastinya akan menceraikan mu. Arsya pasti tak mau kalau kamu masih menjadi istri ku," jawab Jo tertunduk.

"Ti-dak, aku takkan mengandung anaknya," ucap Wulan panik.

"Aku berjanji takkan melakukannya lagi. Jadi kumohon, jangan ceraikan aku Jo," pinta Wulan memohon sembari menggenggam tangan Jo.

"Kenapa kamu berpikir tak mengandung anaknya? Selama ini Arsya selalu memuasi mu, kan?"

"It-itu. Aku hanya, aku pikir kamu tak mau melakukannya denganku," jawabnya sedih.

"Karena aku sudah melakukannya dengan laki-laki lain😖," sambungnya.

"Wulan~," panggil Jo yang kemudian memeluk Wulan.

"Kalau kamu tak memintanya, aku tak akan melakukannya. Jadi semua tergantung apa mau mu."

"Kalau aku memintanya sekarang, apa kamu akan melakukannya?"

"Mungkin saja," jawab Jo yang membawa Wulan duduk di kasur.

"Dari jawabanmu sepertinya ada kemungkinan kamu tak mau melakukannya kan?😔"

"Hmm, Wulan~," panggil Jo seraya mengangkat dagu Wulan dan menciumnya.

"Kita akan melakukannya lain kali, ya☺."

"Ehmm, baiklah," ucapnya pasrah.

"Kamu, beristirahatlah, sudah waktunya tidur siang," suruh Jo sambil membelai kepala Wulan.

"Temenin," pinta Wulan sambil menahan tangan Jo.

"☺Baiklah, kalau itu yang kamu inginkan."

Jo pun lalu membaringkan Wulan dan menyelimutinya. Ia sendiri duduk sambil bersandar pada head board sembari membelai kepala Wulan lagi agar ia tertidur.

"Terima kasih, Jo."

"Untuk apa?"

"Menerimaku," jawab Wulan sembari menggenggam tangan Jo.

"Sudah seharusnya aku menerima mu. Dan juga aku sudah berusaha membuka hati ku untuk mu🙂."

"Apa kamu mau menerimaku karena status pernikahan kita?"

"Sebagai istri?"

"Ehmm, iya."

"🤔Kalau itu, memang iya.
Tanpa pernikahan, mungkin kita bukan siapa-siapa sekarang."

"Begitu ya😔."

"Kenapa kamu terlihat sedih?" tanya Jo.

"Kalau bukan pernikahan kita, itu artinya kamu takkan menerimaku kan," jawab Wulan sedih.

"Aku tau aku bukan perempuan yang baik.
Tapi aku akan berusaha menjadi istri yang baik. Aku melakukannya karena nyaman denganmu di sampingku, bukan karena status pernikahan kita," jelasnya sembari duduk membelakangi Jo.

"Wulan, jika bukan karena pernikahan ini, bagaimana kita bisa saling mengenal? Kamu juga kan sangat mencintai Arsya, jadi aku bisa apa," jawab Jo sambil memegang pundak Wulan.

"Tapi sepertinya dia tak mencintaiku."

"Kenapa kamu berpikir seperti itu?"

"Dia hanya menganggap ku sebagai bahan pelampiasannya. Setelah puas denganku, dia langsung pergi begitu saja dariku."

"Setelah ini, berjanjilah untuk tidak menemuinya lagi," pinta Jo sambil membalik tubuh Wulan dan mengulurkan jari kelingkingnya.

"Ehmm, janji," jawabnya pelan mengikat janji.

"🙂Ya sudah, sekarang tidurlah."

"Peluk," pinta Wulan sambil merentangkan tangannya menatap Jo.

"☺Sini," jawab Jo yang merentangkan tangannya juga.

Wulan langsung saja memeluk Jo erat dan mulai memejamkan matanya.

"Aku akan terus menjaga mu Lan," lirih Jo pelan sambil mencium kening Wulan dengan air matanya yang perlahan membasahi pipinya.

TBC
#13 November 2023

Seguir leyendo

También te gustarán

3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
661K 65.7K 32
SELESAI Ketika Haechan berusaha menjadi suami yang sempurna untuk Hana. cr. mentahan cover on pinterest Warn!!! •kinda ooc •bahasa campur •harsh wo...
1M 152K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...