Kisah 3 SKS ✔

By imyourday_

38.6K 3K 584

KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Mata kuliah 3 SKS ini mewajibkan 1 kelompok untuk tinggal bersama selama satu bu... More

Prolog
Salam Kenal
Survey
Survey Lagi
Serba Serbi Proposal
Barang Bawaan
Pindahan
Hari Pertama
Posyandu Balita
Perkara Senam
Manusia Aneh
Anak Pak Kades
Dokcil VS Apocil
Rapat
Panitia Lomba
Air Terjun
Lansia
Balada Logbook
BIAN
Sidak dan Kebebasan
Prokeran lagi
Kegiatan Jum'at Siang
Kejutan Untuk Niko
Tumpengan
Ucapara
Prokernya Gavin
Menghitung Hari KKN Selesai
Malam Resepsi
Heeling
Heeling Pt 2
Urusan Hati
Bazar dan Dramanya
Satu Hari Bersama Salengsar
Balada LPJ
Kondangan

Deep talk sebelum pulang

663 69 32
By imyourday_

Sebelum tidur, semalam mereka evaluasi sekaligus berdiskusi kegiatan apa saja hari ini. Karena penarikan KKN sudah dilakukan, maka kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini adalah berpamitan ke balai desa, sekolah-sekolah dan tokoh masyarakat yang pernah berhubungan dengan mereka. Awalnya ada yang mengajukan sore hari nya langsung pulang, tetapi karena harus berpamitan dengan TPQ dan takut terjadi hal-hal yang buruk karena pulang sore hari. Takutnya sampai di kampus malam hari. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang besok.

"Pertama mau kemana dulu?" Tanya Agam karena dirinya selesai sarapan pertama.

"TK. Karena jam pulang mereka kan lebih cepet. Abis itu SD 2 yang deket sama TK terus SD 1 terakhir ke balai desa. Sore harinya ke TPQ," Ucap Jefri.

"Oke Jef!"

"Yang buat kenang-kenangannya jangan lupa," Ucap Bagas.

"Plakat sama bingkai foto kan?" Ucap Vania.

"Iya itu. Kalo untuk yang buat Bu Ayu ada tambahannya. Di kasih ntar malem aja," Ucap Jefri.

"Yaudah ayo ini di beresin terus siap-siap berangkat," Ucap Niko.

"Kan lo yang hari ini piket Nik," Ucap Nadin.

"Iya Nik. Piket terakhiran ntar lo kangen ngebabu lagi," Ucap Risa.

"Wah kurang ajar tapi fakta," Ucap Niko.

Niko dan Gita bertugas mencuci piring dan alat makan lainnya sedangkan teman-temannya bersiap untuk pergi ke tujuan pertama yaitu TK. Pukul 9 tepat, mereka berangkat ke TK Pertiwi. Jefri memimpin ucapan perpisahan ke seluruh murid dan guru. Selanjutnya mereka pergi ke SD Negeri 2 Lenggang Sari. Setelah meminta izin ke ruang guru, Pak Awal memanggil seluruh murid untuk berkumpul dan berbaris sesuai kelas masing-masing di lapangan. Ke-12 anak-anak salengsar berdiri menghadap ke arah para murid.

"Halo semua, selamat pagi," Sapa Jefri dengan ramah.

"Selamat pagi kak!"

"Mungkin beberapa dari kalian ada yang sudah tahu kalau hari ini adalah hari terakhir kita KKN di sini," Ucap Jefri membuat beberapa siswa dan anak salengsar menampakkan wajah sedih.

"Kakak mewakili teman-teman yang lain mau ngucapin terima kasih banyak buat kalian. Terima kasih sudah menjadi bagian dari kisah kami. Terima kasih atas antusias kalian ketika proker berjalan, belajar bersama di kelas. Maaf jika selama kami di sini kurang dalam tindakan ataupun ada perkataan yang membuat tidak nyamam. Suskes selalu buat kalian, semangat belajar. Semoga cita-cita kalian dapat terwujud. Sampai bertemu di lain waktu," Ucap Jefri.

"Untuk Bapak dan Ibu Guru, terima kasih banyak Pak, Bu, sudah mengizinkan kami berkegiatan di sekolah ini. Memberi saran dan membimbing kami. Sehat dan bahagia selalu Bapak dan Ibu," Ucap Jefri.

"Baik. Terima Kasih untuk Mas Jefri yang sudah mewakili teman-teman KKN. Saya mewakili Bapak dan Ibu Guru serta siswa SD Negeri 2 Lenggang Sari juga mengucapkan terima kasih untuk Mba dan Mas KKN semua. Semoga kegiatan Mba dan Mas yang sudah berjalan di sekolah ini bisa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi siswa kami. Semangat belajar dan selamat kembali beraktivitas dalam perkuliahan. Sukses selalu juga untuk kalian," Ucap Bapak Daryono selaku Kepala Sekolah.

Selanjutnya para siswa diperintah untuk berbaris satu-satu lalu menyalimi mahasiswa KKN. Beberapa anak cewe seperti Fara, Lita, Nadin dan Kiara tidak tahan untuk tidak menangis ketika mengucapkan perpisahan saat para siswa mulai menyalimi mereka. Setelah selesai mereka berfoto bersama lalu pamit untuk pergi ke SD 1.

Di SD 1 mereka juga melakukan hal yang sama. Walaupun siswa SD Negeri 1 Lenggang Sari lebih bandel, nyata masih ada beberapa siswa yang menjadi favorite anak-anak salengsar. Seperti Azka, siswa kelas 3 SD 3 ini dibilang masih normal dibandingkan teman sekelasnya yang dominan cowo.

"Yah maskara gue luntur. Belepotan ga?" Tanya Nadin lalu menghadap ke arah Gita.

"Tuh di bawah mata kanan," Ucap Gita.

"Lagian kenapa pada nangis sih?" Tanya Agam.

"Sedih tau Gam. Walaupun bentar tapi udah terlanjur sayang," Ucap Fara.

"Ibaratnya pergi pas lagi sayang-sayangnya," Ucap Vania.

"Gue tuh masih sedih tapi gue juga cape jalan kaki. Ide siapa sih yang nyuruh kelilingnya jalan kaki?" Ucap Lita.

"Iya ih! Bekas air mata sama keringet gue nyampur," Ucap Nadin.

"Gue. Kenapa? Mau protes?" Ucap Jefri.

"Gapapa kali jalan kaki. Besok-besok ga bakal bisa jalan kaki jauh lagi. Gue tau kok, lo lo pada muka-muka mager buat jalan kaki," Ucap Bagas.

"Ya minimal jajanin es sih kalo ngajak jalan kaki," Ucap Risa.

"Setuju tuh," Ucap Vania.

"Abis dari baldes ntar gue traktir lo es di warung Bu Ratmi deh," Ucap Jefri.

"Nah gitu dong Jef," Ucap Risa.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju Balai Desa. Tidak seperti di sekolah, di mana mereka di kumpulkan menjadi satu. Di Balai Desa mereka mendatangi meja pegawai satu persatu di mulai dari Pak Kades. Setelah selesai, Pak Kades mengajak anak-anak salengsar dan semua pegawai untuk berfoto bersama di depan Balai Desa. Saat pulang dari Balai Desa, Jefri menepati janjinya untuk mentraktir teman-temannya es di warung Bu Ratmi. Lumayan, Jefri tidak perlu mengeluarkan uang banyak karena harga es hanya seribuan sehingga Jefri hanya mengeluarkan uang 12 ribu untuk membayar es.














Seperti biasa, setelah makan malam mereka kumpul di ruang bersama. Kali ini dengan suasana berbeda. Antara senang dan sedih. Senang karena mereka telah menyelesaikan tugas mereka dan sedih karena besok mereka harus pulang.

"Pamitan ke Bu Ayu sama ngasih hadiahnya kapan jadinya?" Tanya Niko.

"Mending besok aja pas mau pulang," Ucap Gavin.

"Iya besok aja. Sekarang waktu nya kita buat ngobrol-ngobrol," Ucap Jefri.

"Mau bahas apa emang?" Tanya Vania.

"Ya mungkin kalian mau ngucapin sesuatu gitu?" Ucap Jefri.

"Oke mungkin gue duluan ya. Dua kata yang jadi poin ucapan gue yaitu maaf dan terima kasih. Maaf kalo selama gue jadi Kordes kurang baik. Kurang becus jadi pemimpin. Gue masih banyak kurangnya. Terima kasih buat kerjasamanya selama ini ya. Gue seneng bisa kenal kalian," Ucap Jefri.

"Ah jadi sedih," Ucap Nadin.

"Gue juga masih banyak kurangnya kok. Maaf ya atas sikap gue yang ga jelas terus bikin kalian kesel," Ucap Agam.

"Di maafin kok," Ucap Vania.

Mereka pun mengucapkan kata maaf dan terima kasih satu persatu di tambah kesan.

"Ngomongin pulang, gue belum beres packing," Ucap Nadin.

"Kalian ngerasa gak sih, kalo barangnya jadi nambah banyak?" Tanya Vania.

"Iya. Mager banget gue ngepacking," Ucap Lita.

"Lagian lo KKN sebulan lebih dikit aja kaya mau pindahan," Ucap Niko.

"Mending di bawa dari pada ntar sibuk nyari yang ga ada," Ucap Lita.

"Kaya prinsip beli barang ala kpopers, mending nyesel beli daripada nyesel ga beli," Ucap Risa.

"Idol gue comeback gue belom sempet liat MV nya," Ucap Nadin.

"Boro-boro mau buka youtube buat streaming MV, buat telfon aja susah banget ini sinyal. Streaming besok aja pas udah nyampe," Ucap Gita.

"Gue kaget pas tau kalo Niko sama Bagas tuh kpopers," Ucap Kiara.

"Bagas blink, Niko once. Ribut ga?" Ucap Nadin.

"Ga dong. Kita mah ga kaya gitu," Ucap Niko.

"Btw bias lo pada siapa?" Tanya Lita.

"Kalo gue neng Jennie," Ucap Bagas.

"Sana dong," Ucap Niko.

"Wah se-line tuh mereka berdua," Ucap Nadin.

"Lo harus liat sih, tadi sore pas abis dari TPQ kan gue duduk di belakang posko. Karna kan banyak tuh lagi trend cowo dance What Is Love nya Twice, gue suruh mereka dance eh nurut. Pro lagi dance nya," Ucap Vania.

"Mana-mana gue mau liat?" Ucap Fara.

"Nih di HP gue," Ucap Vania lalu membuka galeri dan memutar video yang dia rekam.

Handphone milik Vania, menjadi pusat perhatian bagi Fara dan Risa lalu berpindah ke tangan Lita yang ingin melihatnya juga.

"Mungkin ada yang kalian pengen tau boleh lah sharing-sharing. Gapapa kok. Dari pada ntar jadi penasaran," Ucap Jefri.

"Hayo ngaku anak-anak cewe pasti sering gosipin kita-kita kan di kamar?" Tanya Niko.

"Emang iya," Jawab Gita.

"Gosipin apaan emang?" Tanya Bagas.

"Pertama, kita ngidolain Gavin. Gavin tuh gimana ya. Kaya biasa aja tapi pesonanya ga main-main. Di tambah lagi, lo dari keluarga cemara Vin. Hampir tiap pagi lo telfonan sama bokap nyokap kalo ga kakak lo. Kita jujur ngiri sih Vin. Maksudnya ga serajin lo. Mungkin karena beda lingkungan keluarga kali ya," Ucap Lita.

"Jangan sejelas itu mujinya Lit. Ntar ada yang cemburu," Ucap Niko.

"Oh iya lo kan lagi deket sama Kiara."

"Litaaaa," Ucap Kiara.

"Santai aja kali Ya. Orang semua nya udah pada tau," Ucap Bagas.

"Udah sih jadian aja lo berdua," Ucap Risa.

"Thanks lo Lit atas pendapatnya. Gue juga mau nya sekarang. Ya mau jadi pacar gue ga?" Ucap Gavin dengan santainya.

"Gila-gilaaaaa," Ucap Risa.

"Terima aja Ya. Lumayan Gavin kaya. Porotin aja anaknya," Kompor Jefri.

"Waduh-waduh ngeri ini mah," Ucap Vania.

"Bentar-bentar gue nyalain kamera dulu mau mengabadikan moment ini," Ucap Nadin dengan heboh masuk ke kamar untuk mengambil handphone nya. Fara yang duduk samping Kiara hanya bisa menyenggol lengan Kiara untuk meledeknya.

"Eh, eh jangan di jawab sekarang Ya. Masa gue nembak nya kaya gini sih. Ga ada romantis-romantisnya. Ntar gue ulang di waktu yang tepat ya," Ucap Gavin lalu tersenyum canggung ke arah Kiara.

"Yah gimana sih? Gue baru ngambil HP loh," Ucap Nadin kecewe.

"Udah deh ganti topik aja kasian tuh Kiara muka nya udah kaya udang rebus," Ucap Agam.

"Terus selain ngomongin Gavin lo pada ngomongin siapa lagi?" Tanya Jefri.

"Jefri," Jawab Fara.

"Gue emangnya kenapa?" Tanya Jefri.

"Salut kita sama lo Jef. Lo tuh walaupun, maaf nih sebelumnya, muka nya ga keliatan kaya orang bener tapi lo tuh setia. Setia memperjuangkan cewe yang belum tentu suka juga sama lo," Ucap Nadin.

"Btw makasih loh tapi kata-kata terakhir rada menyayat hati," Ucap Jefri mendramatis.

"Jujur ngaku pasti di antara kalian ada yang naksir ke kita ya? Khusus buat Kia ga perlu jawab," Ucap Agam.

"Gue pernah sih. Awalnya gue tertarik sama sama Bagas. Tapi pas udah tinggal di posko ga dulu deh. Skip," Udah Vania.

"Kenapa banyak banget yang diem-diem naksir lo sih Gas?" Ucap Gavin.

"Ya gimana ya? Kayanya title nation first love boleh juga buat gue," Ucap Bagas.

"Oke kalo kaya gitu. Kenapa lo sama Risa mantanan tapi ga ada ngomong-ngomong ke kita?" Tanya Lita.

"Iya ih main rahasia-rahasiaan," Ucap Gita.

"Kita tau nya pas di akhiran lagi," Ucap Fara.

"Ya kan kalo udah mantanan kenapa di bahas lagi sih. Gue juga mau menghargai privasi Risa. Masa pas pertama ketemu kalian gue bilang 'widih sekelompok sama mantan nih gue' yang ada malah bikin Risa ga nyaman," Ucap Bagas.

"Ceritain dong gimana kalian bisa pacaran?" Tanya Nadin.

"Suruh Risa aja yang jawab," Ucap Bagas.

"Loh kok malah jadi gue sih!"

"Tinggal jawab aja sih. Gue juga penasaran masalah nya Bagas kan anak teknik sedang lo anak kedokteran. Gimana ketemunya coba?" Ucap Lita.

"Lo lupa? Gedung fakultas gue sama Bagas depan-depanan," Ucap Risa.

"Nah terus, alur ketemunya gimana?" Kekepoan Vania sudah berada di batas akhir.

"Ya gitu. Temennya Bagas tuh temen SMA gue. Waktu itu pin nama gue jatuh yang nemuin dia. Temen gue tuh liat pin nama gue di Bagas makanya yaudah atur ketemuan buat balikin pin terus kalian tau lah gimana kelanjutannya," Ucap Risa.

"Kaya alur FTV," Ejek Agam.

"Ntar judulnya 'Cintaku berawal dari pin nama' hiya hiya hiya," Ucap Niko membuat yang lain tertawa.

"Terus kenapa putus?" Tanya Gita.

"Pacarannya berapa lama?" Tanya Nadin.

"Anak cewe kalo kepo bahaya banget ya," Ucap Jefri.

"Ga dapet restu bonyoknya Risa," Ucap Bagas.

"Kok bisa?" Tanya Lita.

"Kayanya klasik sih. Its about medicine," Ucap Agam.

"Maksudnya karena Risa anak kedokteran harus sama yang kedokteran juga gitu?" Tanya Nadin.

"Buat netapin tradisi lah bahasanya," Ucap Jefri.

"Kasian banget Bagas," Ucap Kiara.

"Tapi lo udah beneran move on kan Gas?" Tanya Gita.

"Udah sih jangan bahas itu lagi. Biarin itu jadi privasi antara Risa dan Bagas. Kita ga perlu ikut campur urusan mereka," Ucap Gavin.

"Maaf ya kalo gue kelewatan kepo nya," Ucap Vania.

"Gue juga," Ucap Nadin.

"Gapapa kok gapapa. Lagian gue biasa aja kok," Ucap Risa.

"Eh nanti girls time nya. Kalian nginep di rumah gue," Ucap Kiara.

"Setuju!" Ucap Fara.

"Gue boleh gabung ga?" Tanya Niko.

"Boleh asal lo jadi cewe dulu," Ucap Gita. Agam melempar biji salak yang ada di depannya ke muka Niko.

"Santai aja dong bang," Ucap Niko.

Mereka melanjutkan obrolan mereka hingga pukul 1 pagi. Dari serius sampai ke hal yang tidak penting mereka bicarakan. Sampai Fara merasa mengantuk dan tidak kuat, mereka memutuskan untuk menyudahi obrolan mereka dan menuju ke kamar masing-masing.

"Sorry ya Gas," Ucap Risa yang sedang menunggu Vania di depan kamar mandi depan. Karena Vania masih lama dan dirinya melihat Bagas yang baru keluar dari kamar mandi belakang, Risa memilih menghampiri Bagas.

"Ga perlu minta maaf. Emang takdirnya udah begini. Jangan sedih Ca, gue ikutan sedih ntar," Ucap Bagas.

"Harusnya kita ga sekelompok," Ucap Risa.

"Emang harusnya engga. Tapi mau gimana lagi, takdir. Inget ucapan gue waktu itu ya Ca. Kalo ada yang nyakitin lo, gue selalu jadi 911 buat lo. Dah malem, tidur gih," Ucap Bagas.

"Bentar masih nunggu Vania," Ucap Risa.

"Yaudah gue ke kamar dulu ya," Pamit Bagas dan di jawab oleh anggukan oleh Risa.

Vania keluar dari kamar mandi lalu langsung memeluk Risa. Vania dapat merasakan kalau Risa menangis. Sebenarnya sedari Bagas keluar kamar mandi belakang, Vania juga membuka pintu kamar mandi tapi ia urungnya. Vania ingin memberikan waktu untuk Risa dan Bagas.

"Gapapa kok Ca. Gapapa kalo lo sedih. Gapapa kok kalo lo nangis. Luapin aja emosinya, jangan ditahan," Ucap Vania.














Esok hari nya setelah sarapan dan membereskan alat makan, Lita memanggil Bu Ayu beserta kedua orang tuanya.

"Ibu, makasih ya udah jadi orang tua kedua kita selama di sini," Ucap Kiara sambil memeluk Ibu Ayu. Baik Ibu Ayu maupun Kiara sama-sama menangis. Begitupun yang lain ketika berpamitan.

"Iya Mba. Ibu juga makasih, rumah Ibu jadi rame karena ada kalian."

"Ibu ntar kalo main ke Candiarta kabarin kita ya Bu. Nanti kita samperin Ibu," Ucap Nadin.

"Iya Mba pasti kabarin. Kalian juga kalo mau liburan ke Catur jangan lupa mampir," Ucap Ibu Ayu.

"Ibu ini ada kenang-kenangan dari kita buat Ibu dan Mbah. Semoga bermanfaat," Ucap Lita.

"Makasih Mba, Mas. Ibu juga ada jajan buat kalian. Nanti di bagi rata ya."

"Siap Ibu."

"Ibu, mau foto bersama," Ucap Niko.

Mereka berfoto bersama di depan rumah Ibu Ayu. Setelah itu mereka bekerja sama memindahkan barang ke mobil pick up. Mas Baim dan Jendra juga datang ikut membantu. Bicara soal mobil pick up, kemarin sore sebelum maghrib Kakaknya Kiara, Kirana datang bersama tunangannya untuk mengantarkan mobil. Kirana dan tunangannya hanya sebentar lalu pulang dengan motor milik Kiara. Karena kurang 1 helm, akhirnya helm Gavin yang akan di pakai tunangan Kirana. Rencananya Gavin yang akan jadi supir. Awalnya Kiara dan Gavin akan pulang ke rumah Kiara untuk mengambil mobil, tetapi akhir-akhir ini mereka sangat sibuk.

"Sini biar gue aja yang bawa. Berat loh ini," Ucap Jendra saat melihat Vania kesusahan membawa koper.

"Makasih loh Mas Jen," Ucap Vania.

"Santai aja Van."

"Mas boleh ga kalo gue save nomernya?" Tanya Vania.

"Boleh. Kalo mau chat juga boleh," Ucap Jendra.

"Oke siap Mas," Jawab Vania.

"Widih jadi juga lo sama Mas Jendra," Ucap Nadin saat Mas Jendra pergi membantu Bagas menata koper di atas mobil.

"Ga sia-sia perjuangan lo Van," Ucap Lita.

"Gue seneng banget deh," Ucap Vania.

Merekapun memulai perjalanan pulang dengan urutan pertama mobil yang dinaiki Gavin dan Kiara, di belakangnya ada Jefri dan Lita, Risa dan Fara, Agam dan Gita, Nadin dan Niko dan paling belakang Bagas dan Vania. Pagi ini kabut turun sehingga menambah perasaan berat untuk pulang. Esok hari tidak ada lagi keributan di antara mereka.













Udah pulang KKN aja nih mereka
See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

141K 18.6K 50
[BAHASA] unable to find one's way; not knowing one's whereabouts "Maybe, we can fix each other." *** Hidup Zira semula datar-datar saja. Kemudian sua...
3.2K 227 30
"Pada akhirnya kita hanyalah kumpulan rasa-rasa tak berbalas, sungai-sungai yang tidak menemukan muaranya." Start: 13 Maret 2024 Finish: -
86.5K 8.6K 36
FIKSI
34.8K 6.4K 31
Only love can hurt like this. '20 by RAN