Yes, Queen-!

By Ctraa1323

651K 62.3K 12.1K

[Dark Romance] 18+ Warning โš  : Harsh words, drunk, fighting, kissing scene, obsession, dark Siapa yang tidak... More

CAST TOKOH
P R O L O G U E
Yes, Queen - 01
Yes, Queen - 02
Yes, Queen - 03
Yes, Queen - 04
Yes, Queen - 05
Yes, Queen - 06
Yes, Queen - 07
Yes, Queen - 09
Yes, Queen - 10
Yes, Queen - 11
Yes, Queen - 12
Yes, Queen - 13
Yes, Queen - 14
Yes, Queen - 15
Yes, Queen - 16
Yes, Queen - 17
Yes, Queen - 18
Yes, Queen - 19
Yes, Queen - 20
Yes, Queen - 21
Yes, Queen - 22
Yes, Queen - 23
Yes, Queen - 24
Yes, Queen - 25
Yes, Queen - 26
Yes, Queen - 27
Yes, Queen - 28
Yes, Queen - 29
Yes, Queen - 30
Yes, Queen - 31

Yes, Queen - 08

20.8K 1.8K 191
By Ctraa1323

Hai? Apa kabar?

Ada yang nungguin? Wkwk

Maaf baru bisa update, aku lagi sibuk real life

Jujur, waktu buka profil cerita, ternyata pembaca nambah drastissss

Makasii banyak yaaa

Pliss, jangan sider!

Dan bantu aku kalau ada typi atau sejenisnyaaa



Selamat membaca❤










"Gimana? Banyak yang daftar?" Tanya Queen seraya mengelap keringat di wajah menggunakan handuk kecil.

"Bukan banyak lagi! Formulir hari ini habis semua!"

"Iya! Mana tadi sampe ada yang berebut, gak sabar nungguin formulir yang ada besok,"

Queen mengangguk. Mengingat betapa pecahnya reaksi para murid di tribun beberapa waktu lalu, sudah bisa ia perkirakan kalau formulir mereka tidak akan tersisa satupun. Terlebih, berhasil bergabung dengan Skylark merupakan sebuah keberhasilan dalam menaikkan popularitas.

Tak bisa dipungkiri bahwa Skyers sudah dikenal oleh banyak orang. Kemenangan tingkat nasional membuat orang-orang penasaran akan mereka dan perlahan mencari tahu satu persatu anggotanya. Tak ayal hal tersebut membuat pengikut media sosial anggota Skyers meningkat drastis sehari setelah kemenangan. Dan yang  masih berada di puncak tertinggi saat ini adalah Michella Queensha Adhibrata.

Belum genap 4 bulan sejak Mahkota Teenage Girl This Year ia dapatkan, beberapa hari kemudian gadis itu kembali membuat gempar dengan terbongkarnya latarbelakang yang mengejutkan. Dia, putri tunggal Dimitri Adhibrata yang selama ini ditutupi rapat-rapat identitasnya dari publik.

Tentu saja, berita itu cukup mengguncang selama beberapa hari sebelum akhirnya tanpa alasan yang jelas media dibuat bungkam dan berita pun diturunkan. Hal itu saja kembali membuat publik bertanya-tanya dan semakin penasaran. Akun media sosial Queen menjadi ramai dalam seketika hingga membuat gadis itu terpaksa menonaktifkannya.

Jangan tanya bagaimana reaksi anggota Skyers dan para murid Skylark saat itu. Mereka ikut kaget, namun juga antusias. Untungnya, mereka tidak terlalu mengganggu Queen dengan bertanya macam-macam.

"Mau kemana, Queen? Konsumsinya udah disiapin nih," tanya Katya ketika melihat Queen yang hendak keluar ruang Cheers, sementara anggota yang lain sudah mulai memakan konsumsi yang disiapkan.

"Kalian makan duluan aja. Aku mau ambil handphone dulu di Yora," kata Queen yang langsung diberi anggukan kepala teman-temannya.

Queen berjalan dengan senyum yang terus tertarik lantaran mendapat banyak sapaan dari para murid. Beberapa bahkan memberinya buket bunga sederhana bersama dengan coklat, susu kotak, dan beberapa roti sandwich kemasan. Untuk itu kini kedua tangan Queen penuh dengan banyaknya hadiah yang ia dapatkan disepanjang jalan.

"Dimana-mana, masuk kantin itu buat ambil makan, bukan bawa makanan,"

Mendengar suara lelaki yang sudah tidak asing lagi di telinganya, membuat Queen menoleh ke sumber suara dan menemukan keberadaan Gama dari area koridor seberang. Tanpa perlu dipanggil, lelaki itu sudah lebih dulu mendekati Queen.

"Mau gak?" Tawar Queen begitu Gama berada di depannya. Gadis dengan pakaian Cheers khas Skylark itu menunjukkan banyak makanan yang ia bawa di pelukannya.

"Mau jualan?" ledeknya dengan sudut bibir tertarik, namun tak ayal tangan lelaki itu tetap mengambil beberapa makanan yang dibawa Queen.

"Ada yang ngasih, gak mungkin aku makan semuanya sendirian," jelas Queen. Gadis itu turut mengulurkan satu buket kecil bunga kepada Gama. "Mau yang ini juga gak? Ini gak bisa dimakan, buat Kak Gama aja,"

"Lah," Gama tertawa. Akhirnya ia juga menerima buket tersebut tanpa banyak berkomentar, sementara Queen kembali menolehkan kepala saat mendengar beberapa suara tertuju padanya dan Gama.

"Ngasih bunga dalam rangka apaan nih?" Seru Ricko sambil berjalan mendekat. Lelaki itu datang bersama teman-temannya—inti Alargon—dan juga Kallea.

"Dia suka sama gue," Gama menyeletuk asal.

Queen mendelik. Gadis itu refleks mengusap wajah Gama dengan tangan kanannya hingga si empu tertawa.

"Beneran juga gapapa, Queen. Biar temen gue gak zona teman terus," celetuk Sky yang membuat Queen kembali memandang Gama dengan salah satu alis yang diangkat.

"Baper sama aku?" Tanya Queen penuh nada jahil. "Baperan," ejeknya kemudian.

"Kurang ajar," umpat Gama seraya mengaitkan lengannya pada leher Queen seolah akan mematahkannya, namun keduanya justru berakhir saling tertawa.

Semua makanan yang dibawa Queen dan Gama berjatuhan hingga berakhir dipunguti oleh Ricko dan Chiko.

"Kak Gama lepas! Lepassss!" Pekik Queen masih sambil tertawa.

"Gak mau, anjir. Kurang ajar lo ngatain gue baperan,"

"Tapi emang baper kan?"

"Pede lo!"

Queen kembali tertawa, namun terus berusaha melepaskan diri dari jeratan tangan Gama. Interaksi keduanya disaksikan jelas oleh para murid yang tanpa sengaja melintas.

Gama dan Queen memang sudah dikenal akan pertemanan mereka sejak Sekolah Menengah Pertama di Skylark dan berlanjut hingga saat ini. Beberapa orang takjub, iri, sekaligus merasa lucu saat melihat keduanya berinteraksi. Terlebih, hanya Queen satu-satunya gadis yang diperlakukan baik oleh Sang Eksekutor Alargon tersebut.

Pertemanan keduanya tidak pernah dianggap lebih dari teman biasa. Alasannya? Karena baik Gama maupun Queen tetap memiliki hubungan luar lainnya dengan pasangan masing-masing. Gama sudah beberapa kali berpacaran, dan Queen juga sama.

Kata siapa pertemanan antar perempuan dan lelaki itu tidak ada yang murni? Ada. Gama dan Queen buktinya.

"Kalian dekat banget,"

Kedua manusia yang tadinya masih saling mengejek itu sontak terdiam saat celetukan ringan terdengar di antara mereka. Keduanya refleks menoleh ke arah Kallea.

"Lah, kayak lo baru tau. Gama sama Queen emang udah deket dari dulu," terang Sky dengan ekspresi sedikit berkerut. Ia tidak suka dengan apapun yang dilakukan oleh Kallea. Gadis itu benar-benar mengganggu matanya.

"Aku gak tau bakal sedekat ini," kata Kallea.

Tanpa melepaskan leher Queen yang masih terjerat dipertengahan siku-sikunya, Gama membalas santai, "gue lebih dulu kenal dia daripada cowok lo. Sebelum gabung Alargon,"

"Kenapa... kalian gak pacaran aja? Kalian cocok,"

Semua turut menoleh saat kalimat itu dikatakan. Pandangan sarat akan pertanyaan tersirat, 'ngomong apa sih lo, anjing?' langsung menyapa Kallea yang bersikap seakan tidak tahu apa-apa.

Chiko, Ricko, dan Shaka yang awalnya tidak begitu peduli dengan Kallea, sekarang ikut menatap risih pada gadis itu.

Mendengar itu, Queen mendongakkan kepala—memandang Gama. "Iya, kenapa nggak?"

Gama balas menatap Queen, menarik salah satu alis mata, "kenapa apanya? Lo lupa gue ditikung Axel?"

"Tapi udah putus,"

"Jadi, sekarang lo mau jadi cewek gue?" Tanya lelaki itu dengan nada menggoda.

Queen menggeleng, sambil tertawa gadis itu berkata, "nggak."

"Sialan! Ngapain nanya." Umpat Gama yang kembali ikut tertawa.

"Semuanya dijadiin bahan bercanda, anjir. Gak habis pikir gue sama lo berdua," Sky geleng-geleng takjub akan cara kedua manusia didepannya bercanda. Ia sudah tidak aneh lagi dengan bagaimana bebasnya Gama berekspresi jika sudah berhadapan dengan Queen.

"Lepas! Gerah ih!"

Baru setelah mengatakan itu, kaitan lengan Gama menjauh dari lehernya dan Queen bisa bernapas lega. Ia hanya diam membiarkan saja ketika Gama berpindah posisi kebelakang tubuhnya dan mulai melepas ikat rambutnya yang berantakan untuk lelaki itu rapihkan.

Tidak ada perbincangan kecil di sana. Kini mereka justru fokus pada Gama yang tengah mengikat rambut Queen dengan begitu lihainya seolah sudah terbiasa. Meski pandangan itu cukup familiar, namun tetap saja rasanya agak kikuk saat melihat Gama yang dikenal keras dan tempramen melakukan hal semanis itu.

Dan lagi, hal itu hanya lelaki itu lakukan kepada Queen.

"Kalian gak jadi masuk?" Tanya Queen karena inti Alargon yang tidak juga memasuki kantin dan malah diam memandangi ia dan Gama.

Shaka berdeham, "Skyers perfect kayak biasanya. Congrats,"

Meski ucapan lelaki itu tidak ada sangkut pautnya sama sekali, Queen tetap menarik seulas senyum, "thank's, kak,"

"Eh Queen, ada anak Skyers yang lagi gue incar nih. Bantuin dong," celetuk Chiko tiba-tiba.

"Oh ya? Siapa?" Tanya Queen cukup antusias.

"Katya, tau 'kan?"

Dahi Queen berkerut, "loh? Tapi dia udah punya pacar,"

"MAMPUS!" Ricko berseloroh yang membuat Chiko berakhir ditertawakan oleh teman-temannya.

"Gue tungguin putusnya," kata Chiko dengan nada pantang menyerah.

Queen geleng-geleng kepala. Ikatan rambutnya sudah selesai dibenarkan oleh Gama. Ia hendak berpamitan pergi lebih dulu guna menghampiri Yora—yang baru saja diberitahu Sky berada di kolam renang indoor—namun terurung saat suara Kallea kembali menyapanya.

"Queen, kamu marah?"

"Sama siapa?" Queen balik bertanya, bingung.

"Sama aku. Kamu marah?"

Sudut bibir Queen tertarik tipis, "for what?"

Kallea melirik Axel yang berada di sampingnya sebelum kemudian menjawab, "Kak Axel sama aku... ada hubungan dibelakang kamu... "

"Ah, masalah itu," Queen merespon santai, lalu manggut-manggut. "Awalnya marah, tapi, kamu juga udah terlanjur jadi selingkuhannya 'kan? Jadi, buat apalagi?"

"Kamu gak mau berjuang?"

Queen refleks tertawa, namun segera berdeham saat mereka memberinya pandangan heran, kecuali Gama. "Hem... kalau yang di perjuangin tanah air, aku mau. Tapi kalau obyek perjuangannya laki-laki yang terang-terangan selingkuh, buat apa? Gak ada faedahnya sama sekali,"

Gama mengangguk-angguk, setuju. Ia menepuk bangga puncak kepala Queen yang langsung diberi tepisan oleh si empu.

"Kamu itu beneran suka sama Kak Axel atau nggak sih?!" Bentak Kallea yang mengejutkan semua orang.

Queen menegakkan bahu saat dirinya pun tidak menyangka akan menerima bentakan seperti itu dari gadis yang menjadi lawan bicaranya saat ini. Ekspresi geli yang sebelumnya terukir di wajah berpahat tanpa celah itu kini berubah menjadi mengerut tak habis pikir.

"Gak usah bentak-bentak." Gama angkat bicara tak terima. Lelaki itu berpindah berdiri di sisi Queen dengan alis berkerut tajam. "Jawaban Queen, itu hak dia. Lo siapa berani naikin suara ke dia di depan gue?"

Selama ini, belum pernah ada yang berani membentak Queen, dibelakang apalagi dihadapan Gama. Selain tidak berani, mereka juga tidak pernah punya alasan untuk bersikap buruk kepada gadis itu. Queen memperlakukan semua orang dengan baik, kenal maupun tidak. Tidak ada celah untuk sedikitpun kritikan, kecuali mereka yang memiliki perasaan iri hati kepadanya.

"Biasa aja. Dia cewek gue." Axel membalas tajam perkataan Gama. Membuat suasana berubah tegang dalam seketika.

Gama menyeringai, "selingkuhan 'kan? Kapan resmi? Belum dapet orang buat dijadiin tameng?"

Bibir Axel terkatup rapat dengan rahang mengeras. Jelas, lelaki itu menahan marah.

Semenjak mengetahui perselingkuhannya dengan Kallea, Gama memang menjadi lebih tajam kepadanya. Keduanya bahkan pernah terlibat perkelahian besar dengan Gama yang memulai aksi pemukulan lebih dulu. Percaya atau tidak, saat itu nyaris 20 orang anggota Alargon sampai ikut turun tangan untuk memisahkan kedua manusia itu.

"Heh, udah anjir, udah. Malah jadi ribut," ucap Chiko seraya berdiri di tengah—meminimalisir tingkat perkelahian yang mungkin akan terjadi.

"Lo juga. Biasa aja, gak usah bentak-bentak gitu. Queen cuma jawab apa yang lo tanyain," perkataan sinis terlontar dari mulut Ricko. Ia yang tadinya tidak begitu mempermasalahkan perselingkuhan Axel, kini mulai risih kepada gadis itu.

"Lagian, bukan urusan lo Queen beneran suka Axel atau kagak. Harusnya lo bersyukur Queen lepasin Axel tanpa aksi alay maki-maki lo dulu," tambah Sky dengan senyum remeh di bibir.

Bukan bermaksud ingin turut mengejek Kallea yang kini terlihat menciut berdiri dibelakang Axel, hanya saja Queen benar-benar berusaha menahan ekspresi wajahnya untuk tidak tertawa. Entah mengapa semua ini terasa seperti sebuah hiburan di matanya, meski ketika melihat ke arah Axel, justru tatapan tajam nan buas yang gadis itu dapati.

"Aku suka Elano." Ucap Queen tak lama setelahnya, membuat pandangan menunduk Kallea kembali kepada dirinya. "Udah aku bilang, awalnya aku marah, tapi mau gimana lagi? Dengan dia selingkuh sama kamu aja udah jadi bukti kalau dia sama sekali gak layak. Jadi, daripada berjuang, aku lebih suka lepasin dia buat kamu. Kamu tau kenapa?"

Queen memandang lurus tanpa pada Kallea yang terpaku akan tatapannya.

"Karena aku selalu punya pilihan."

Satu kalimat itu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. Kepribadian Queen yang dikenal baik dan ramah jelas membuat Kallea lupa kalau gadis itu adalah bagian dari Adhibrata. Optimis, berkomitmen, dan tidak pernah menunduk kepada siapapun.

Untuk itu, Kallea hanya mampu membungkam mulutnya rapat-rapat. Queen yang dilihat orang lain merupakan sosok yang sederhana, ternyata tidak sesederhana apa yang mereka kira. Dia baik, namun tidak bodoh. Dia ramah, namun tidak mudah dimanfaatkan.

Satu hal yang pasti, Michella Queensha Adhibrata adalah tipe yang menggunakan logika setara dengan nuraninya.

"Ah, kalau dipikir-pikir, dulu Claeora pernah marah dan do'ain aku supaya pacaran sama cowok brengsek. Sekarang aku baru sadar kalau kayaknya do'a Yora dikabul lewat kamu, El," kata Queen dengan sudut bibir tertarik miring.

Sudut bibir Gama berkedut, namun tidak begitu ia perlihatkan. Secara tidak langsung Queen baru saja mengatai Axel brengsek.

"Queensha... " Axel mendesis tajam.

Queen memiringkan kepala sambil tersenyum, dengan jahil gadis itu mengedipkan sebelah matanya lalu tertawa saat melihat kedua alis Axel yang berkerut.

"Duluan ya, aku mau nyari Yora dulu," pamit Queen kemudian kepada Gama dan yang lainnya tanpa mau peduli lagi dengan keberadaan Axel.

Tak lupa sebelum benar-benar pergi, Queen memberikan semua makanan yang sempat dibawanya kepada Chiko dan Ricko.

⊰⊱┈──╌ ⟮ 𝑌𝑒𝑠, 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 ⟯ ╌──┈⊰⊱

"Alargon gak aneh-aneh lagi?"

"Belum," jawab Xavier seraya melirik Raja yang baru saja datang dengan pakaian sedikit ternoda oli. "Balik kerja?"

Raja hanya mengangguk singkat. Lelaki itu menaruh tasnya di atas sofa, lalu mengambil sekaleng minuman bersoda dari lemari pendingin.

"Ja! Gantian, jing!" Seru Bastian dari arah ring tinju.

Raja yang awalnya tidak melihat ke arah itu sontak mengalihkan pandangan dan mendapati wajah sengsara milik Bastian yang tengah berusaha melindungi diri dari pukulan Axe. Pemuda itu nampak kewalahan menghadapi sang Ketua yang tidak ada lelahnya sama sekali.

"Dari kapan mereka?" Tanya Raja pada Delta yang sibuk memainkan macbook nya.

Alih-alih segera menjawab, Delta justru tertawa tertawa lebih dulu, "udah sejam. Sial banget itu anak. Tadi dia iseng mancing-mancing Axe,"

Raja geleng-geleng kepala. Lelaki meluruskan pandangan pada Bastian yang berulang kali meminta Axe agar segera mengakhiri latihan. Tak lupa, lelaki berhumor rendah itu turut meminta maaf akan keisengan yang tidak ia ketahui akan berujung seperti ini. Namun, tentu saja semua itu tidak dipedulikan Axe sama sekali.

"Si Skyla gila banget, anjing! Gak waras tuh cewek!" Maki Delta dengan mata menyorot pada layar macbook—nampak tak habis pikir sekaligus terperangah.

"Kenapa? Bikin ulah lagi?" Raja bertanya.

"Dia dorong murid cewek kelasnya dari tangga lantai 3. Ada yang videoin," Delta menunjukkan layar macbook ditangannya kepada Raja.

Raja menyaksikan video dengan alis berkerut. Tidak perlu ditanyakan, jelas ia juga tidak habis pikir dengan tingkah laku Skyla yang sangat brutal, padahal gadis itu masih berstatus sebagai murid baru. Anehnya lagi, bahkan tidak ada satupun teguran yang dia dapat karena tindakannya itu.

"Gak ada hukuman?" Meski sudah tahu, Raja tetap melontarkan tanya—memastikan kembali.

"Itu dia masalahnya, anjir! Gue baru tau kalau ternyata Naleendra itu salah satu donatur utama GHS!" Delta menjawab disertai dengusan kasar—terlihat frustasi. "Dan waktu Skyla pindah, Naleendra nyumbang nyaris lima M dengan alasan biaya sekolah! Padahal lo tau sendiri, walaupun biaya pertahun GHS mahal, tapi tetap gak nyampe segede itu!"

"Uang tutup mulut karena tau kalau dia bakal sering bikin masalah," celetuk Xavier yang sedari tadi memilih bermain ponsel.

"Kata cewek gue, itu cewek dari dulu emang kacau. Dari SMP sama sekolah sebelumnya, kasusnya banyak. Gak jauh-jauh dari ngebully murid cewek lain atau berantem. Hebatnya, dia gak pernah kena hukum apalagi teguran," tambah Will yang tiba-tiba saja sudah berada di sana dan duduk di sofa.

"Emangnya Naleendra punya power sebesar itu?" Raja bertanya tidak mengerti lagi.

Delta ingin menyahut dengan mengatakan, 'masa lo gak tau?' tapi langsung lelaki itu urungkan saat sadar kalau Raja adalah seseorang yang berada jauh dari garis-garis kalangan atas. Jadi, wajar saja kalau temannya itu tidak mengetahui perihal kekuatan yang dimiliki setiap konglomerat negara ini.

"Gue gak bisa bilang mereka paling kuat. Tapi, gak bisa dibilang lemah atau standar juga sih," ucap Delta terlihat sedikit bingung. "Maksud gue, para konglomerat tuh punya abuse nya masing-masing. Yang punya duit paling banyak, belum tentu juga punya banyak kuasa, apalagi kalo kurang koneksi sama pejabat pemerintah,"

"Nah, Naleendra ini punya banyak duit, tapi koneksi politik mereka gak sekuat Damantara sama Elbaz," lanjutnya kemudian.

"Kurang lengkap, anjir!" Bastian tiba-tiba saja datang dan langsung merebahkan diri di atas sofa panjang yang ada di sana, diikuti Axe yang berjalan ke arah lemari pendingin dalam kondisi shirtless. Sepertinya Bastian telah berhasil melepaskan diri dari siksaan sang Ketua.

"Ada satu lagi yang duit sama koneksinya gak main-main," cetus Will.

"Siapa?" Tanya Raja.

"Singa hutan yang lagi tidur, Adhibrata."

"Oh iya, anj. Gue lupa ada Adhibrata," Delta berseru saat baru menyadari hal tersebut. Cepat-cepat lelaki itu mengotak-atik macbook nya untuk mencari sesuatu.

"Sebesar apa koneksi mereka?" Raja kembali bertanya.

Will tertawa, nampak skeptis, "bisa-bisanya lo gak tau,"

Raja mendengus.

"Lo tau Jargareksa Adhya?"

"Itu loh ketua umumnya parpol Presiden yang sekarang. Atau, lo tau Dhiratama? Firma hukum terbesar di Indo, itu punya anak sulungnya. Tau kagak?" Seru Bastian tanpa mengubah sedikitpun posisinya.

"Oh... tau," kata Raja setelah terdiam sesaat.

"Jargareksa Adhya sama Dhiratama selalu berdiri disamping Adhibrata. Dari dulu, sampai sekarang," jelas Will.

"Yah, bisa dibilang, kalau Adhibrata aktif lagi kayak dulu, mungkin posisinya setara sama Damantara," tambahnya seraya melirik Axe yang tidak menunjukkan reaksi apapun.

"Menurut gue, kalo ada yang bisa nyaingin Damantara, itu jelas Adhibrata. Sayangnya, mereka terlalu tenang. Mereka gak akan ngusik, kalau gak diusik duluan. Belum lagi,  Adhibrata tertutup banget. Generasi sekarangnya aja masih belum dipublish ke media. Ya 'kan, Del?" Bastian memandang Delta, meminta kepastian pada si gudang infonya Glastor.

"AH, ANJING! PANTESAN KAYAK KENAL!"

Suara keras Delta mengagetkan semua orang. Terlebih ketika lelaki itu langsung berdiri seraya berjalan cepat membawa macbooknya—mendatangi Axe.

"Cewek ini! Lo inget 'kan?" Delta menunjukan foto seorang gadis yang terpampang di layar macbook miliknya kepada Axe.

Melihat keseriusan di wajah Delta, mau tak mau Axe mengambil benda di tangan lelaki itu, lalu melihatnya lebih dekat. Matanya memicing dalam seketika.

"Dia cewek yang maki lo dijalan kemarin pagi! Inget kagak?" Perjelas Delta lantaran Axe yang tidak juga membuka suara.

"Hah? Siapa, anjir?"

Berkat kalimat penjelas yang dikatakan Delta—dimana hal tersebut dengan jelas tertuju pada satu ingatan yang nyaris sulit untuk bisa mereka lupakan. Bastian dan Will sontak segera pergi ke sisi Axe untuk ikut melihat foto yang terdapat di dalamnya.

"ANJING! NI CEWEK—"

"Michella Queensha Adhibrata!" Potong Delta cepat-cepat dengan menekankan bagian akhirnya.

"Anjing!" Bastian kembali mengumpat tak percaya. Yang lain sama terkejutnya. Bahkan Axe sampai beralih menatap lurus kepada Delta—menuntut penjelasan.

Meski Delta tidak menyadari alasan dibalik pandangan tajam Axe, tetapi lelaki itu akhirnya tetap menjelaskan disertai tawa tak habis pikir yang keluar dari bibirnya.

"Jangan kaget dulu. Lo pada juga harus tau kalau cewek ini tuh ternyata mantannya si Axel juga."

Prankk!

Semua orang yang masih sukses dibuat cukup terkejut, kembali dibuat berjengit kaget kala melihat macbook milik Delta yang hancur dalam sekejap mata.

Axe melemparnya.

⊰⊱┈──╌ ⟮ 𝑌𝑒𝑠, 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 ⟯ ╌──┈⊰⊱






























A

ssalamu'alaikum-!

Wkwk, gimana?

Next?

Dikitt lagii Queen sama Axe ketemu face to face wkwk

Tungguin aja, mereka pasti bakal ketemu dan dari situ karakter asli semua tokohnya bakal mulai kebuka satu persatu

Inget, udah aku kasih tanda kalau ini 18+ kan? Wkwk

Udah pernah aku kasih tau juga kalau Axe itu karakter paling posesif dan agresif pertama yang pernah aku buat kan?
Jadi, gimana pun dia nanti, jangan kaget

Aku tegasin dari sekarang, Axe bukan Argan yang mikir² buat ngelakuin sesuatu ke cewek karena punya mama sama kk perempuan

Axe juga bukan Rei yang mau pake cara halus buat bisa deket sama Zei

Axe juga bukan Rio yang suka mainin permainan cuma buat dapetin apa yang dia mau

Axe itu Axe


Yaa, pokoknya gitu, aku juga berusaha buat karakter Queen supaya seimbang + gak menye-menye

Dah ah sekian

Vote comment jangan lupa, gampang kok, ga ngabisin kuota






Thank's



Salam,
Ctraa1323

Continue Reading

You'll Also Like

995K 31.1K 43
-please be wise in reading- โˆ† FOLLOW SEBELUM MEMBACA โˆ† Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
316K 20.9K 25
"Kalau aku mau putus, gimana?" "Sayang, lo tahu, kan, kalau gue nggak akan kabulin itu? Lo punya gue! Dan, lo nggak akan bisa kemana-mana dengan gela...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 249K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.9K 170 8
Gezra nama yang selalu bisa Anela andalkan dalam hidupnya, laki-laki dengan berperawakan tinggi dengan tampan rupawan, namun sayang gezra lebih banya...