Semua orang langsung mengalihkan perhatian mereka kearah pintu masuk Aula Kepala Sekte pada saat mendengar suara seorang anak perempuan yang berada dari sana.
"Rongrong"
Chen Xin yang melihat kemunculan dari Ning Rongrong langsung bergegas ke arahnya dengan penuh semangat. Hanya saja, tepat pada saat Chen Xin ingin memeluknya, Ning Rongrong langsung menghindarinya.
"Hmm?"
"Hmph!" Ning Rongrong mengendus dengan kesal, "Kakek Pedang tidak lagi mencintaiku"
"Hahaha ~ " Suara tawa penuh ejekan tiba-tiba terdengar dari arah samping Ning Rongrong, sosok yang tertawa itu adalah Gu Rong yang saat ini sudah tiba disana juga, "Dia memang tidak mencintaimu, Rongrong. Kakek Tulang yang benar-benar mencintaimu. Ayo datang kepada Kakek"
"Bajingan Tulang! Apa maksudmu?!" Chen Xin langsung kesal mendengarkan perkataan dari Gu Rong tersebut.
Gu Rong tidak mendengarkan perkataan dari Chen Xin. Dia tersenyum menatap kea rah Ning Rongrong dan segera ingin memeluknya. Hanya saja, hal yang sama berlaku kepadanya. Ning Rongrong dengan cepat langsung menghindari pelukan yang dilakukan oleh Gu Rong.
"Hmm?"
"Sama saja!" Ning Rongrong berkata dengan cemberut, "Kakek Tulang juga tidak lagi mencintai Rongrong"
"Rongrong, bisakah kamu memberitahukan kepada Kakek, kenapa kamu marah kepada kami?" Chen Xin langsung mengubah ekspresi kesalnya menjadi senyum lembut.
"Bukankah sudah jelas! Kalian tidak memberitahukan kepadaku perihal kabar mengenai kedatangan Allen ke tempat ini" Ning Rongrong berkata dengan cepat.
"Ah, perihal itu, Rongrong. Sebenarnya Kakek Tulang berencana untuk memberitahukan kepadamu. Hanya saja, Pedang Tua selalu menghalangi jalanku untuk memberitahukan hal ini"
"Tulang Tua! Apa maksudmu dengan hal itu?!" Chen Xin menatap kearah Gu Rong dengan marah, kemudian ekspresinya berubah menatap kea rah Ning Rongrong, "Jangan dengarkan perkataan dari Tulang Tua, Rongrong. Kakek Pedang sebenarnya ingin memberitahukan kepadamu perihal kedatangannya. Akan tetapi, dia sengaja memperlambat tindakanku tersebut"
"Benar saja. Wanita adalah seseorang yang merepotkan" Allen menghela nafas menatap seluruh kejadian ini.
"Kurasa leluconnya bisa dihentikan disini" Ning Fengzhi akhirnya masuk ke dalam pembicaraan tersebut, "Rongrong, alasan dibalik kami tidak segera memberitahukan perihal kedatangannya kesini karena masih ada yang harus kami bicarakan. Selain itu, bukankah saat ini kamu sudah bisa bertemu dengannya"
"Hmph!" Ning Rongrong mengendus dengan memeluk kedua tangannya.
Ning Fengzhi tersenyum dengan lembut kemudian berkata, "Oke, apa kamu masih ingin bertindak semacam itu di depan idolamu? Bukankah sangat memalukan dia melihatmu bertindak seperti itu?"
Ning Rongrong akhirnya langsung tersadar mendengarkan perkataan dari Ning Fengzhi tersebut. Dia kemudian langsung melihat kearah depan dan menemukan ada dua orang yang ada disana. Salah satu sedang berlutut di depan Ning Fenzhi sementara yang lainnya berdiri dengan tenang dimana orang itu seumuran dengannya.
"Ayah, dimana Allen?" Ning Rongrong bertanya dengan bingung.
"Kamu pasti Nona Ning Rongrong, bukan?" Sebelum Ning Fengzhi sempat memperkenalkan dirinya, Allen terlebih dahulu membuka pembicaraan.
"Kamu siapa?" Ning Rongrong bertanya sambil mengangkat keningnya.
"Saya Allen. Saya adalah penulis buku "Kimi no Nawa"
"Apa?!" Seruan penuh kejutan langsung keluar dari Ning Rongrong.
Ekspresinya benar-benar berubah mendengar hal tersebut, "K-kamu...Mustahil! Bagaimana mungkin----" Tatapan Ning Rongrong dengan cepat langsung menatap kearah Ning Fengzhi, "Ayah! Apa kamu sedang bercanda denganku?"
"Kami tidak sedang bercanda denganmu, Rongrong" Chen Xin dengan cepat berkata lembut, "Anak laki-laki yang baru saja memperkenalkan dirinya kepadamu adalah orang yang ingin ditemui olehmu. Dia Allen, penulis buku yang selama ini kamu sukai"
"Ini..."
Ning Rongrong langsung tertegun mendengar hal tersebut.
"K-kamu...Kamu benar-benar penulis dari buku itu?" Ning Rongrong bertanya dengan nada penuh keraguan.
"Iya. Saya penulisnya. Naskah aslinya bahkan ada samaku jika kamu menginginkan buktinya secara langsung"
Kegembiraan langsung menyelimuti Ning Rongrong kembali. Dia langsung berlari menuju kearah Allen dengan penuh semangat dan seketika langsung berhenti tepat didepannya, "Cepat ceritakan kepadaku bagaimana akhir dari kisah cinta antara Taka dan Nazuha! Apa keduanya bisa bersama?! Apa mungkin keduanya tidak bisa bersama?! Bagaimana akhir dari kisah itu?! Ayo ceritakan kepadaku!"
Sejumlah besar pertanyaan langsung di tanyakan oleh Ning Rongrong. Chen Xin dan Gu Rong segera kembali ke tempat duduk mereka dan mulai memperhatikan pembicaraan diantara keduanya.
"Saya minta maaf Nona Ning Rongrong. Saya masih belum bisa memberitahukan hal ini"
"Hah?" Ning Rongrong tertegun, dia mengerutkan keningnya dengan cemberut, "Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa memberitahukan hal ini kepadaku? Juga, kenapa kamu menulis cerita tidak lengkap semacam itu? Itu benar-benar membuatku sangat kesal!"
"Buku yang ditulis olehku itu adalah buku yang memiliki akhir yang lengkap" Allen membalasnya dengan cepat, "kemudian, alasan dibalikku tidak memberitahukan hal itu. Kamu bisa mengetahui takdir diantara kedua pasangan itu di bukuku selanjutnya"
"Buku selanjutnya?!" Kilatan kegembiraan langsung bersinar di mata Ning Rongrong, "Apa kamu akan segera menerbitkan buku terbaru? Apa kamu telah menulisnya? Bisakah saya membacanya sekarang?! Apa disana saya bisa mengetahui takdir yang dimiliki oleh keduanya?"
Allen menghela nafas dan berkata, "Buku selanjutnya tidak akan menceritakan perihal takdir dari Taka dan Nazuha..."
"Tidak?" Ning Rongrong langsung cemberut mendengar hal tersebut.
"Yah," Allen mengangguk, "Itu cerita dengan kisah yang berbeda tetapi juga menarik. Selain itu, buku itu akan segera diterbitkan segera setelah acara ulang tahun sekte ini selesai. Yah, saya memang telah menulisnya dan telah selesai 80%. Saya akan segera menyelesaikan naskahnya malam ini"
"Menarik? Apakah buku yang ditulis olehmu sama seperti buku yang pertama?"
"Genrenya sama tetapi memiliki tema cerita yang berbeda. Tema cerita di buku pertama perihal cinta yang terhalang antar ruang dan waktu. Sementara untuk buku kedua ini, cinta yang terhalang karena jarak yang memisahkan"
"Jarak yang memisahkan..." Ning Rongrong bergumam dengan pelan.
"Ceritanya bagus dan menarik. Jika kamu memang ingin membacanya, saya tidak masalah memberikan naskahnya kepadaku dengan catatan kamu tidak bisa mengungkapkan apapun yang dibaca olehmu itu kepada siapapun" Allen kemudian berubah ekspresinya menjadi serius, "Selama kamu berjanji, saya akan meminjamkan naskahnya kepadamu"
"Sungguh?!" Ning Rongrong bertanya dengan penuh semangat, "Saya berjanji!"
"Bagus" Allen mengangguk dan berkata, "Saya akan memberikan naskahnya besok kepadamu"
"Besok? Kenapa bukan sekarang?" Ning Rongrong bertanya dengan penuh minat, "Bukankah naskahnya sudah selesai sebanyak 80%, kamu bisa memberikannya yang telah selesai kepadaku untuk dibaca olehku"
"Saya tidak membawa naskahnya sekarang" Allen menggelengkan kepalanya, "Naskahnya berada di kamar hotel"
"Kamar hotel?" Ning Rongrong bertanya kembali, "Kamu tidak akan tinggal di sekte? Apa Ayah dan Kedua Kakek tidak menawarkan tempat tinggal kepadaku? Ayo! Kamu bisa tinggal disini, ada banyak kamar kosong yang terdapat di sekte"
"Terima kasih atas perhatiannya" Allen membalasnya dengan cepat, "Paman Ning dan Kedua Kakek telah memberikan penawaran kepadaku. Tapi, sebelumnya saya telah menyewa sebuah kamar di hotel. Saya akan merasa rugi jika tidak menggunakan kamar itu terlebih juga, sekarang barang-barangku telah ditinggalkan disana"
"Dihotel mana kamu tinggal?"
"Kenapa kamu bertanya hal ini?" Allen bertanya dengan bingung.
"Saya akan ikut untuk pergi tinggal disana"
"Huh?!"
Bukan hanya Allen yang kaget mendengarkan perkataan dari Ning Rongrong tersebut. Ning Fengzhi dan lainnya juga kaget dengan perkataan dari Ning Rongrong tersebut.
"Rongrong, kenapa kamu tidak disana sementara kamu memiliki rumah disini?" Ning Fengzhi bertanya dengan pelan, "Selain itu, berikan waktu Allen untuk menyelesaikan naskah tersebut. Kamu akan bisa mendapatkan naskah itu besok hari. Bukankah itu lebih baik"
"Saya juga setuju dengan Paman Ning" Allen mengangguk dengan serius, "Saya bukanlah seseorang yang suka diganggu selama bekerja. Jika ada yang mengganggu, saya akan sulit untuk bisa bekerja. Selain itu, saya membutuhkan naskah itu untuk membacanya kembali agar jika memang ada yang harus diperbaiki. Saya bisa segera memperbaikinya"
"Baiklah..." Ning Rongrong hanya bisa menerima dengan berat hati.
"Paman Ning" Allen kemudian menatap kearah Ning Fengzhi, "Karena kami sudah bertemu. Kurasa sudah waktunya untukku kembali."
"Yah," Ning Fengzhi mengangguk, dia kemudian menatap kea rah Ning Wei, "Antar Allen kembali dengan selamat ke tempatnya tinggal"
"Saya mengerti, Kepala Sekte"
Ning Wei dan Allen memberikan hormat kemudian berjalan keluar dari Aula Sekte tersebut.
"Hmph!" Ning Rongrong kembali ke ekspresinya sebelumnya.
Ning Fengzhi dan lainnya saling menatap satu sama lainnya.
"Oke, Ayah minta maaf karena tidak memberitahukan kedatangannya mala mini kepadamu" Ning Fengzhi berkata dengan lembut kepada Ning Rongrong, "Bagaimana Ayah menebus kesalahan yang dibuat oleh Ayah ini?"
"Dua hadiah yang menarik" Ning Rongrong berkata dengan cepat, "Saya ingin dua hadiah dari setiap kalian. Kalau tidak, saya tidak ingin berbicara dengan kalian lagi"
"Dua hadiah? Bukankah itu terlalu banyak?" Ning Fengzhi bertanya kembali, "Biasanya hanya satu hadiah yang diminta olehmu"
"Satu hadiah karena kesalahan yang dilakukan sebelumnya sementara hadiah yang lain..." Ning Rongrong menatap kearah Ning Fengzhi dengan cepat kemudian tersenyum, "Karena kenaikan kekuatan yang dimiliki olehku"
"Kenaikan?!"
Ning Fengzhi dan lainnya kaget mendengarkan informasi tersebut.
Mereka dengan cepat langsung memfokuskan perhatian mereka kearah Ning Rongrong dan menemukan bahwa level kekuatan jiwa yang dimiliki oleh Ning Rongrong saat ini tidak lagi berada pada level 11 melainkan telah berada pada level 12.
"Hahaha ~ " Chen Xin tertawa dengan penuh semangat, "Seperti yang diharapkan dari Rongrongku. Dia memanglah murid paling berbakat dalam Sejarah sekte ini. Tenang saja, Kakek Pedang telah menyiapkan hadiah menarik atas kenaikan level yang dimiliki olehmu sekalian juga hadiah atas permintaan maaf sebelumnya"
"Apa maksudmu Rongrongku? Apa Rongrong adalah milikmu seorang?!" Gu Rong membalasnya dengan nada kesal, "Jangan dengarkan perkataan dari Pedang Tua, Rongrong. Dia sebenarnya belum menyiapkan hadiah apapun kepadamu. Kakek Tulang yang telah menyiapkan hadiah untukmu bahkan lebih baik dari siapapun"
"Apa benar begitu?" Ning Rongrong bertindak imut dan berkata, "Sebelumnya saya mendengar dari Kakek Pedang bahwa Kakek Tulang terlalu fokus dalam melakukan sesuatu sampai-sampai mungkin lupa memberikan hadiah kepadaku"
"Apa?!" Gu Rong berseru dengan penuh kejutan dan menatap kea rah Chen Xin, "Pedang Tua, seberapa rendah dirimu sampai berani menjelekkan orang lain didepan Rongrong?!"
"Bukankah itu sudah jelas?! Kamu tidak memberikan perhatian lebih kepada Rongrong! Saya adalah orang yang lebih mencintai dia"
"Hah?! Apa kamu berniat untuk bentrok?! Kebetulan sudah lama saya tidak berolahraga dengan baik"
"Siapa takut?!"
Tekanan yang sangat kuat mulai menyelimuti area sekitar. Meski demikian, Ning Fengzhi dan Ning Rongrong tidak terpengaruh tekanan yang dikeluarkan oleh kedua Judul Douluo tersebut.
Ning Fengzhi menghela nafas kemudian berkata, "Oke, Paman Pedang, Paman Tulang. Tidak perlu berdebat sesuatu yang tidak diperlukan semacam itu. Rongrong hanya menggoda kalian berdua saja" Ning Fengzhi kemudian menatap kearah Ning Rongrong, "Rongrong, ini sudah malam dan berhenti menggoda kedua Kakekmu"
"Hmph!" Ning Rongrong mengendus dengan kesal kepada Ning Fengzhi.