Mengalah? Gak papa (END)βœ”

By ydistani

44.7K 1.3K 30

"Mengalah itu tidak mudah, makanya orang yang bisa mengalah itu hebat" ___ Note. Judul awal "Keluarga Harsa"... More

πŸ₯œ Prolog βœ”
πŸ₯œ Persiapan Lingkungan Baru βœ”
πŸ₯œ MPLS Pertama βœ”
πŸ₯œ MPLS Kedua βœ”
πŸ₯œ Trio Kembar Vs Kakak Pembimbing βœ”
πŸ₯œ Hari terakhir βœ”
πŸ₯œ Cukup!!! βœ”
πŸ₯œ Aduan βœ”
πŸ₯œ Sakit βœ”
πŸ₯œ Weekend βœ”
πŸ₯œ Upacara Pertama βœ”
πŸ₯œ Gak Jelas βœ”
πŸ₯œ Gak Jelas 2 βœ”
πŸ₯œ Aish- βœ”
πŸ₯œ Don't touch βœ”
πŸ₯œ Kakel βœ”
πŸ₯œ Drama nonton film βœ”
πŸ₯œ Dua bocah main kerumah βœ”
πŸ₯œ Gombalan sepupu βœ”
πŸ₯œ Ternyata kita beda βœ”
πŸ₯œ Minum obat ya βœ”
πŸ₯œ Marga Harsa kak βœ”
πŸ₯œ Janji yang ditepati βœ”
πŸ₯œ Hujan βœ”
πŸ₯œ Marah βœ”
πŸ₯œ Anak bungsu kan? βœ”
πŸ₯œ Menerima kehadirannya βœ”
πŸ₯œ Ambil Raport βœ”
πŸ₯œ Pantai βœ”
πŸ₯œ Kepergian βœ”
πŸ₯œ Bukan ilusi βœ”
πŸ₯œ Keberadaan lebih baik βœ”
πŸ₯œ Menanyakan βœ”
πŸ₯œ Greatest School βœ”
πŸ₯œ Egois βœ”
πŸ₯œ Kenapa mukanya? βœ”
πŸ₯œ Cinderella βœ”
πŸ₯œ Minta dijodohkan? βœ”
πŸ₯œ Mereka banyak βœ”
πŸ₯œ 2 Tembakan βœ”
πŸ₯œ End βœ”
πŸ₯œ INFO
πŸ₯œ CERITA LANJUTAN??? 😯
Cerita baru tak kalah seru😎
Spill loker dong

πŸ₯œ Sakit berdua βœ”

698 25 0
By ydistani

Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part Marga Harsa kak belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆

Sedikit info, mungkin dari part ini sudah terlihat perbedaan terkait perubahan judul ya guys.

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.

Terkadang yang hanya sebatas kenal perhatiannya mengalahkan saudara












Malam itu identik dengan sunyi, sunyi belum tentu sepi. Mereka hanya tidak bersuara bukan hilang begitu saja. Kiasan jika tidak percaya, bahwa malam itu menenangkan. Pasalnya semua orang memahami bahwa gelapnya tak semenakutkan itu.

Meskipun begitu, malam dengan keindahannya tidak gagal membuat hati terisi dengan gemerlap lintangnya.

"Apa mungkin benar yang tadi di kantin bukan Cilla? Tapi wajahnya sama kok kayak Cilla" gumam Zeyn menatap indahnya langit yang bertabur bintang

Kejadian hari ini membuat Zeyn bingung, sudahlah kalah main gunting batu kertas eh- malah kata Vitore salah kasih coklat. Yang seharusnya untuk Cilla tapi ia kasih ke orang lain. Sebenarnya siapa yang salah, dirinya atau Vitore?


___



"Aku panggilin kembaran kamu ya"

Tepukan pelan membuat Cilla bangun dari tidurnya. Matanya menatap orang tersebut lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya tanda tidak usah.

"Kamu panas lo"

Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja pagi ini tubuh Cilla panas dan ia kedinginan. Ia tak tahu apa penyebabnya.

"Nanti turun sendiri kok, ohya tadi sekertaris di panggil di suruh kumpul di ruang tata usaha" ucap Cilla memberi tahu Dira selaku sekretaris kelas

"Ohya lupa, ya udah deh aku kesana dulu ya. Cepat sembuh" ucap Dira lalu berjalan ke luar kelas

Cilla mengangguk dan kembali menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan. Jujur kepalanya pusing saat ini, matanya juga berat dan panas.

Ting

Sebuah notifikasi pesan masuk membuat Cilla lagi-lagi harus terbangun. Tidak marah hanya saja itu membuatnya kurang nyaman.

Pesan masuk > kak Leno
|ke uks sekarang, penting

Cilla hanya menatap pesan tersebut dari notifikasi tanpa berniat membalasnya. Uks? Cilla saja lebih milih di dalam kelas supaya tidak berjalan ke sana yang lumayan jauh dari kelasnya. Dan dengan sebuah pesan saja kakaknya ini menyuruhnya untuk ke uks.

Cilla segera berdiri dan memakai jaketnya yang tadi ia gunakan untuk menutupi tangannya saat tidur. Kemudian berjalan ke luar kelas setelah meminta izin kepada ketua kelas.

Sekolahnya masih full jam kosong, sebelum besok UAS. Di perjalanan Cilla sesekali menyapa teman-teman yang ia kenali atau sekedar tahu namanya.

Setelah cukup lama ia berjalan, akhirnya sampai. Kemudian ia masuk dengan mengucap salam. Di sana ia melihat Disa yang terbaring di kasur dan Leno yang ada di kursi samping kasur.

"Ada apa kak?" tanya Cilla kepada Leno

"Tadi mau minta tolong ambilin jaket kakak di kelas, tapi berhubung kamu sudah bawa jaket jadi tidak jadi" jawab Leno

"Terus?"

"Disa kedinginan boleh tolong pinjami jaket nggak? Kasian dia" jawab Leno

"Tapi ..."

"Boleh ya Cilla" ucap Disa memohon

Cilla hanya mengangguk tanda setuju, kemudian ia melepas jaketnya dan menyerahkannya kepada Disa. Tentu dengan senyum mengambang Disa menerima jaket tersebut.

Leno menatap Cilla yang tampak pucat, kemudian berdiri dari duduknya dan menyentuh kening Cilla. Panas itu yang Leno dapat rasakan ketika kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit Cilla.

"Kalian berdua sama-sama sakit, sedangkan kakak sendiri" keluh Leno dan kembali duduk

Cilla memaksakan untuk tersenyum tipis kemudian menepuk pundak Leno "Kakak jaga dan rawat kak Disa, Cilla temani disini" ujar Cilla menatap Leno lalu menatap Disa yang sudah memejamkan matanya

Leno mengangguk "Kamu tiduran aja di kasur samping, supaya panasnya turun. Ohya jangan lupa minum obat ya"

Mata Cilla memanas kala mendengar kalimat yang diucapkan Leno. Ucapan itu terdengar dan mendorong Cilla untuk mandiri. Meskipun begitu, tak bisakah Leno sekedar mengantarnya dan menyiapkan obat untuknya, sama seperti ia melakukan saat Leno sakit kemarin.

Cilla hanya mengangguk, kemudian menuju kasur samping yang di sekat oleh tirai. Sesampainya di atas kasur, air matanya tak mampu di bendung, cairan bening pun luruh. Segera ia mengusap air mata itu sebelum ada yang tahu.

Rasa pening kembali datang, untuk itu ia memejamkan matanya guna untuk mengurangi pusing di kepalanya.

"Disa maaf aku nggak bisa jaga kamu, andai saja kemarin aku nggak sakit pasti kamu sekarang nggak akan sakit"

Samar, Cilla mendengar Leno berbicara pada Disa. Nyatanya memejamkan mata tidak sepenuhnya tertidur. Hatinya bagai ditusuk sesuatu yang tak berwujud, sakit, sesak ketika kakaknya hanya berbicara seperti itu kepada saudara kembarnya.

'Kenapa ketika aku dan kak Disa sakit kalian sangat menonjolkan perbedaan perhatian' batin Cilla miris

"Unyil"

Terdengar panggilan seseorang yang tak asing menyapa telinga Cilla. Ia mengenalinya, memang siapa lagi yang memanggilnya unyil kecuali kakak tingkatnya

"Cilla mana?" terdengar Vitore menanyakan keberadaan Cilla

"Samping kak"

Vitore segera menggeser tirai yang merupakan sekat itu dan membukanya lebar. Ia tak mau ada yang salah paham nantinya.

"Adik bontotku, unyil. You sick?" tanya Vitore menatap Cilla

"Kak Vitore tahu dari mana?" bukannya menjawab Cilla malah kembali bertanya. Namanya juga cewek

"Itu nggak perlu tahu, sudah minum obat belum?" tanya Vitore yang hanya mendapat gelengan kepala dari Cilla

"Makan dulu habis itu minum obat, okay" lanjutnya membuka sesuatu yang ia bawa dari kantin

"Cilla nggak mau minum obat" ucap Cilla

"Kenapa?" tanya Vitore lembut

"Cilla nggak suka, tanpa obat Cilla bisa sembuh kok. Kan kalau panasnya turun nanti sembuh" jelas Cilla

"Makan dulu, bisa makan sendiri kan?" ucap Vitore sambil menyondorkan bubur ayam kearah Cilla

Cilla mengangguk, ia juga tak enak mau menolak. Apalagi Vitore sudah effort untuk ke uks. Baru satu suapan, tiba-tiba ada yang menyeletuk

"Cilla kakak minta buburnya boleh?" celetuk Disa yang ternyata sudah bangun dari tidurnya

"Tapi ini dari kak Vitore" ucap Cilla pelan

"Aku beliin di kantin ya?" ucap Leno memegang tangan Disa

"Di kantin nggak ada, ini aja tadi traktiran dari pembina osis. Delivery" ucap Vitore memberitahu

"Tuh kan, nggak ada Leno. Cilla, kakak minta ya" ucap Disa memohon

"Kasih aja, masih ada roti kok. Gak papa kan?" ucap Vitore tersenyum tipis

"Sini" pinta Vitore mengambil bubur dari tangan Cilla dan menyerahkannya kepada Disa

Disa tersenyum senang dan berterima kasih kepada Vitore. Sedangkan Vitore hanya menganggukkan kepalanya.

Cilla memakan roti berisi selai coklat dari Vitore. 'Kenapa mereka lebih menyayangi kak Disa di banding aku?' batinnya sendu

Dari jarak dekat membuat Vitore tahu arti tatapan Cilla yang terlihat kecewa dan sedih. "Nggak papa, abang janji nanti setelah UAS abang akan traktir unyil apa pun" ucap Vitore dengan nada lembut dan pelan

"Abang?"

"Hm, sekarang aku mau kamu panggil kakak dengan sebutan Abang. Karena kamu sudah aku anggap seperti adik sendiri, meskipun nggak ada hubungan darah"








Sampai jumpa di part selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih telah bergabung di cerita 'Mengalah? Gak papa'

Semoga kita bisa bersilaturahmi disini.

Dukung penulis dengan memberikan Vote dan Follow juga.

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 221K 55
β€Ήpart lengkapβ€Ί πŸš«π–“π–” π–•π–‘π–†π–Œπ–Žπ–†π–™πŸš« Cerita yang berasal dari otak saya yang paling dalam alias hasil pemikiran sendiri! Seorang mahasiswa cantik...
1M 115K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
910K 9.3K 24
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
26.2K 1K 45
Cinta yang berawal dari dendam. Tak satu tapi sudah banyak hal yang sama telah terjadi. Queen sendiri tak menyangka hal ini juga akan terkadi kepadan...