START WITH HIM || PARK JIMIN

By Vanteona

1.5K 76 26

Yoon Jisa tidak pernah menduga bahwa kedatangannya ke Korea Selatan akan mengubah hidupnya 180 derajat. Beraw... More

Prologue
01• A Story in the Garden
03. Luck 2: Accidental encounter.
04. Apology Brings Something New.
05. First Concert As A Gift: First kiss
06• Feelings are starting to grow

02• A Flash Of Annoyance

109 8 0
By Vanteona

🎶 Playlist
Him & I G-Eazy (feat. Halsey)


(⁠✷⁠‿⁠✷⁠)

Jimin tidak ingat kapan terakhir kali ia bersemangat ketika mendengar sebuah berita, kecuali saat Daesang pertamanya. Rasanya seluruh penghargaan-penghargaan yang ia dapatkan saat ini terdengar sangat biasa, kendati dirinya sudah tahu siapa yang akan menang ketika nominasi di umumkan.

Tidak ada yang menarik di hidupnya. Seluruh perjuangannya telah terbayarkan. Lagu-lagunya selalu menempati hot Billboard no satu, serta berhasil mencetak rekor di berbagai negara. Semua itu bahkan terdengar biasa saja. Pekerjaan yang selama ini ia tekuni, menjadi sebuah kewajiban kendati ia tidak bisa lepas begitu saja. Banyaknya aturan-aturan tidak masuk akal, yang Jimin sendiri tidak tahu harus mulai dari mana untuk menceritakannya.

Banyak orang yang memimpikan berada di puncak karir grupnya. Bahkan rasanya Jimin juga sangat bersyukur dengan hal itu. Popularitasnya tidak luntur di makan waktu. Penggemar semangkin bertambah, dengan penggemar-penggemar setia yang selalu menjadi garda terdepan untuk grup mereka. Tidak bohong, Jimin benar-benar sangat bahagia.

Karirnya nyaris sempurna. Meskipun hanya sedikit dari mereka yang tahu akan seberapa besar perjuangannya. Namun apakah kata sempurna mencakup untuk seluruh hal di hidupnya? Tentu saja tidak.

Layaknya penggemar-penggemar waras yang selalu menghargai privasinya, tak sedikit juga orang-orang tidak waras yang selalu menyebut diri mereka seorang penggemar. Dan Jimin tidak pernah setuju akan statement yang seperti itu. Bagi Jimin, penggemar merupakan seseorang yang selalu mendukungnya dalam keadaan apapun. Membuatnya merasa nyaman seperti layaknya hubungan terikat yang saling menyayangi. Bukan sebagai kekasih atau teman. Tapi sebuah ikatan kasih yang sulit untuk di jelaskan. Bukan juga seseorang yang selalu membuatnya merasa terancam.

Jimin sering mengalami hari-hari buruk di dalam hidupnya. Tidak ada yang tahu akan hal itu, kecuali hanya para member yang mengerti. Perusahaan tidak sepenuhnya mendukung, terkadang mereka bisa menjadi egois untuk sebuah keuntungan, tanpa memikiran bagaimana keadaan para member.

Tidak ada yang mengurusi percintaan para member. Perusahaan membebaskan mereka untuk berkencan dengan siapapun. Asalkan para member memberi tahu dengan detail, apa saja yang akan mereka lakukan. Siapa kekasih mereka, kemana mereka pergi, dan dimana mereka berkencan. Hal itu di lakukan untuk melindungi para member dari skandal dating yang dapat merusak citra mereka sebagai seorang idol, meskipun harus mengorbankan privasi sendiri. Terlebih lagi jika pacar mereka memiliki nama di Korea Selatan. Sesama idol atau mungkin publik figur lainnya.

Para member akan seribu kali lebih hati-hati agar tidak tertangkap oleh media manapun, hingga dapat menjadikan berita itu sebuah ancaman, atau bahkan pengalihan isu topik hangat yang sedang terjadi di Negara. Menjalin hubungan dengan sesama idol bukanlah sebuah dosa, namun pekerjaan mereka membuat segala yang mereka lakukan, seperti sebuah dosa yang tidak boleh di langgar. Dan kesempurnaan bersikap di depan kamera adalah hal utama, untuk tetap mempertahankan citra baik demi keberlangsungan bisnis.

Apa enaknya hidup seperti itu?

Tidak ada.

Hanya saja mereka yang terkenal akan mendapatkan keuntungan yang besar dari pekerjaan itu. Dicintai banyak orang, wajah mereka di pajang dimana-dimana. Kontrak iklan yang berjejer menginginkan mereka, serta jumlah rekening yang tidak terhitung jumlahnya. Rasanya setelah menghitung segala hal pencapaian yang telah mereka dapatkan, sangat pantas jika di katakan mereka akan mendapat resiko yang besar dari pekerjaan mereka. Memiliki kehidupan tanpa privasi. Sebab kehidupan mereka merupakan konsumsi publik yang semua orang ingin tahu. Dan kelebihannya, mereka berhasil mendapatkan segala hal kemewahan di dunia, tidak kecuali kebebasan dan hidup normal lainnya.  Tanpa bisa memprotes, sebab mereka hidup dalam aturan-aturan tidak manusiawi dan kurungan Negara.

Hal-hal seperti ini terkadang membuat Jimin merasa takut, untuk menjalin asmara terikat dari wanita kalangan manapun. Dulu sekali Jimin pernah menjalin kisah pada seorang idol wanita yang lebih tua darinya. Jimin cenderung memiliki ketertarikan dengan wanita yang lebih tua. Karena menurutnya, memanggil seseorang dengan sebutan noona terdengar sangat menggemaskan. Hubungan itu berjalan cukup lama dan terbilang baik-baik saja. Namun sebuah skandal percintaan salah satu member yang sempat tertangkap kamera, membuat paparazi melakukan pemerasan pada agensi, hingga perusahaan  terpaksa membayar mahal hanya untuk menutupi skandal dating salah satu membernya.

Setelah itu Jimin melihat ada begitu banyaknya cocoklogi di sosial media, mengenai dirinya dan kekasihnya yang tidak masuk akal dari para penggemar, membuat Jimin segera mengakhiri hubungannya, sebelum penggemar mengetahui hubungan percintaannya. Kemudian setelahnya, Jimin tidak pernah lagi menjalin hubungan terikat pada siapapun. Satu-satunya hubungan yang selalu Jimin lakukan hanyalah One Night Stand. Dengan idol ataupun dengan penggemarnya sendiri. Terdengar brengsek memang. Namun jika mengingat skandal dating dapat merusak karir yang sudah susah payah mereka bangun, rasanya apa yang Jimin lakukan tidak kalah brengsek dengan kehidupan yang ia jalani.

Jimin telah selesai melakukan rekaman untuk album terbarunya. Jimin berencana untuk mengeluarkan solo albumnya pada awal tahun, sebelum ia berangkat untuk melaksanakan wajib militer pada tahun berikutnya. Melelahkan memang. Ada begitu banyak hal yang harus di persiapkan. Syuting, rekaman, konten-konten yang  mereka berikan harus cukup sampai mereka menyelesaikan wajib militernya. Meskipun beberapa telah di cicil pada tahun lalu, namun membuat konten untuk dua tahun ke depan bukanlah sesuatu yang mudah.

Agensi harus memastikan penggemar mendapatkan cukup konten, sehingga tidak ada yang terasa kehilangan, saat member melaksanakan kewajibannya sampai selesai. Agensi juga harus memastikan bahwa mereka tidak kehilangan para penggemar, sehingga perusahaan membuat banyak sekali persiapan, untuk memastikan penggemar mendapat asupan konten yang cukup.

Para member bekerja sepuluh kali lipat lebih keras. Tidak ada yang bersantai. Begitu juga dengan Jimin. Kedatangan Manager Lee yang sudah menunggu di luar studio rekaman agaknya dapat menghilangkan rasa lelah dalam diri Jimin, kendati Jimin sendiri sudah mengetahui berita apa yang Manager Lee berikan untuknya.

Jimin segera datang menemui sang Manager saat dirinya sudah menyelesaikan rekaman. Manager Lee menyodorkan satu kertas pada Park Jimin, membuat pria itu langsung mengembangkan senyum.

“Yoon Jisa.” Kata Manager Lee dengan singkat. Jimin langsung mengambil kertas itu. “Dia berasal dari Indonesia. Sudah tertera info singkat, serta media sosial di dalamnya .”

Lagi, senyum Jimin sama sekali belum pudar. “Makasih Hyung.”

Setelahnya sang Manager pergi meninggalkan Jimin. Jimin membawa kertas itu kemudian mencari tempat duduk terdekat. Jimin segera membacanya.

(⁠✷⁠‿⁠✷⁠)


Jimin kembali lebih awal ke apartemen setelah jam kerjanya usai. Jimin menolak tawaran para member untuk minum. Jimin berdahlil bahwa dirinya sedang sibuk, padahal yang ingin ia lakukan hanyalah menjadi stalker seorang gadis Jisa. Seperti pria yang sedang jatuh cinta, Jimin segera membaringkan tubuh di atas ranjang, tanpa mandi terlebih dahulu kemudian mengambil ponselnya. Membuka aplikasi Lovestagram, untuk mencari nama akun dari gadis yang membuatnya penasaran akhir-akhir ini.

Jsrcloe

Jimin mengetik username itu, beruntungnya akun gadis itu tidak terkunci. Jimin segera melihat postingan dari akun itu melalui seccond accoun nya. Akun itu hanya Jimin sendiri yang tahu, bahkan para member sendiri tidak pernah Jimin beritahu. Jangan ditanya soal akun utama, sudah lama sekali Jimin Log Out dari akun utama, karena ia merasa pusing dengan notifikasi yang tak henti-hentinya masuk dari ponselnya. Bahkan Jimin pernah ganti ponsel, hanya karena ponselnya mulai lemot akibat notifikasi tersebut.

Jimin menarik senyum lebar ketika menemukan satu postingan poto Jisa di antara banyaknya photo lainnya. Kehidupan gadis itu cukup private. Bahkan seorang idol sekelas Park Jimin mampu dibuat penasaran oleh sesosok Yoon Jisa.

Jemari mungil Jimin berhenti pada satu postingan Jisa satu tahun yang lalu. Gadis itu terlihat sangat aktif sampai postingan terakhirnya bahkan satu tahun lalu. Jimin mengerutkan dahi tanpa ketara. Postingan yang menunjukkan sebuah buku dengan caption berbahasa inggris. Beruntungnya Lovestagram memiliki fitur terjemahan otomatis, jadi Jimin tidak perlu bersusah payah menggunakan translate, kendati dirinya belum terlalu memahami bahasa inggris.

Jimin membuka kembali akunnya. Hanya ada 13rb pengikut. Cukup terkenal. Jimin kembali ke postingan sebelumnya, kemudian melihat para komentarnya, hanya ada 190 komentar. Cukup sedikit untuk seseorang yang memiliki 13rb pengikut di Lovesgramnya. Jimin tidak perduli dengan komentar-komentar yang berada di kolom postingan itu, Jimin hanya peduli pada sebuah cover buku yang tidak asing menurutnya.

“Jadi dia seorang penulis?” Jimin berucap dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

Kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya, berjalan ke arah tumpukan buku yang tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa saja, sebab Jimin tidak terlalu suka membaca. Jimin membawa buku itu ke ruang tamu, lalu ia berpidah tempat dan mendudukkan bokong di atas sofa. Jimin membuka ponselnya, lalu kembali pada postingan Jisa yang sejak awal sudah mencuri perhatiannya. Bersamaan dengan Jimin yang membuka halaman pertama dari buku itu.

“The Moon is Beautiful, Isn't it? Yoon Jisa? Jadi dia seorang penulis?”

Jimin tidak menduga bahwa buku yang pernah menyelamatkan kesepiannya, di tulis oleh seseorang yang saat ini tengah ia stalking Lovestagramnya. Jimin juga tidak pernah menduga bahwa ia akan penasaran seperti ini hanya untuk seorang wanita. Katakan saja Jimin gila. Ya, itu memang nama tengahnya.

Satu tahun lalu, saat Jimin berada dalam masa terpuruknya, Jimin mendapat sebuah rekomendasi buku oleh Managernya. Manager Lee berkata bahwa isi bukunya sangat bagus dan mampu membuat Jimin lebih mensyukuri hidupnya yang sekarang. Jimin sendiri tidak tahu dari mana Manager Lee mendapatkan buku sebagus itu, yang Jimin tahu Manager Lee berkata jujur, bahwa buku itu memang dapat membantunya.

Jimin juga tidak pernah penasaran oleh sosok penulis di balik karya indah itu. Tidak pula perduli. Namun setiap Jimin merasa kurang bersyukur dalam hidup, Jimin kembali membaca isi buku itu secara berulang. Bahkan Jimin telah membuat tanda pada setiap lembar yang memiliki quotes indah di dalamnya.

Semua ini membuat Jimin ingin kembali membaca bukunya. Lantas setelah Jimin merasa cukup untuk menjadi stalker, Jimin memutuskan membaca buku itu kembali untuk menemani malamnya agar ia bisa lebih cepat tertidur.

(⁠✷⁠‿⁠✷⁠)

Pukul tiga pagi. Jisa masih berkutat pada laptopnya kendati jarinya tidak bisa berhenti mengetik, saat otaknya masih terlalu lancar menyalurkan ide. Tidak ingin sia-sia dan membuang seluruh ide berilianya, Jisa bahkan belum istrahat sejak dua jam yang lalu. Rasa haus di tenggorokan ia tahan hanya untuk menjaga, supaya inspirasinya tidak hilang begitu saja.

Hara datang membawa banyak makanan di kantung kresek yang saat ini masih ia pegang.

“Ji, istirahat sebentar. Kau belum makan sejak tadi. Apa perutmu tidak lapar.” Hara menurunkan kantung kresek itu kemudian menaruhnya di atas meja. Kini Jisa sudah berpindah ke apartemen Hara, demi menghemat uang tabungannya.

“Bentar Eonnie,” Jisa menjawab tanpa ingin mengalihkan tatap. Rambutnya di ikat sembarang dengan kacamata bulat yang mengantung di tengah hidung, serta wajah polos tanpa menggunakan make up tak membuat kecantikan Jisa menurun sedikitpun. Beruntungnya ia mewarisi genetik sang ayah. Hingga wajah Jisa lebih terlihat seperti orang Korea pada umumnya.

“Bentar kapan, Ji?” Agaknya Hara sendiri kesal ketika mendengar penolakan dari Jisa.

“Sedikit lagi, Eonnie. Aku sedang serius sekali, tidak bisa di ganggu.” Lanjutnya.

“Jadi, begitu ya?” Hara mendekat sembari membawa tteokbokki, memakannya di depan Jisa, membiarkan Jisa menghirup aromanya. Sementara Jisa sendiri tidak terpengaruh sama sekali.

“Ganti genre, ya?” Hara bertanya setelah membaca sepenggal dari tulisan Jisa.

Jisa hanya mengangguk, tanpa mengeluarkan suara. “Tidak jadi fantasi romance kah?”

“Memangnya kapan aku bisa membuat cerita manis seperti itu, Eonnie? Percintaan bukanlah bagian dari hidupku. Tidak ada gunanya juga menulis kisah seperti itu.” Jisa menjawab masih dengan fokus yang sama.

Hara hanya mengangguk-anggukan kepala. Seolah mengerti apa yang Jisa katakan. “Sangat buruk.” Hara kemudian menggeleng, mengejek Jisa hingga membuat gadis itu menoleh dengan cepat.

“Apa yang buruk?” tanya Jisa. Ia berfikir bahwa Hara mengatakan buruk pada tulisannnya.

“Percintaan mu yang buruk.”

“Oh,” sangat singkat dan terkesan tidak perduli.

“Tidak ingin mencoba, Ji?” Hara kembali bertanya di iringi dengan suara keyboard yang belum berhenti juga.

“Mencoba apa? tteokbokki?”

“Bukan. Berpacaran. Barang kali kau bisa dapat inspirasi setelahnya.” Saran Hara tidak ada salahnya.

Jisa tertawa remeh. “Hah, buang-buang waktu saja.” Jawabnya kelewai santai.

“Bagaimana dengan Park Jimin?”

Jemari Jisa berhenti mengetik saat Hara menyebut nama pria itu. Kemudian Jisa menoleh. “Apa hubungannya?”

Hara menyenggol bahu Jisa untuk menggodanya. “Aku yakin kisah kalian belum selesai.”

“Halu.” Seru Jisa mengejek.

Hara beranjak dari tempatnya duduk, kemudian berjalan ke area pantry. “Kau mau tidak, Ji? Aku sanggup menghabiskan semua ini jika kau tidak mau.”

“‘Tunggu Eonnie.” Teriak Jisa tanpa mengalihkan tatap.

“Ah, telat. Sudah habis. Aku tidak suka gadis lambat.” Seru Hara dengan santai sembari memakan beberapa potong ayam yang telah ia beli.

Jisa segera beranjak dari tempatnya, kemudian berjalan dengan cepat ke arah Hara. “Eonnie membuat seluruh ideku hilang. Padahal tinggal sedikit lagi.”

“Dari sejam yang lalu kau juga mengatakan sedikit lagi, tapi kau terus saja mengerjakan nya.”

Jisa tak merespon. Ia makan dengan lahap agar bisa kembali menulis. Sementara Hara sempat berhenti mengunyah, memperhatikan cara makan Jisa yang terkesan terburu-buru. “Pelan-pelan. Kau akan mati tersedak.”

“Mati di kubur Eonnie. Apa susahnya sih. Tapi aku tidak ingin di kremasi.”

“Repot Ji. Biaya membawa tubuhmu ke Indonesia sangat mahal. Uangku tidak cukup.”

Jisa menatap Hara yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya. “Kita memang semiskin itu ya, Eonnie?”

“Tidak. Kau saja. Keluargaku kaya. Hahaha..” Hara tergelak kuat membuat Jisa langsung memukul lengan Hara.

“Lihat saja siapa yang akan mati duluan jika begini. Teruslah tertawa Eonnie, teruslah tertawa. Terdasak bisa membuat orang tewas.”

“Jahat sekali. Kau sungguh wanita yang jahat, Ji.”

“Berteman dengan orang jahat memang dapat membuat orang lain menjadi jahat. Eonnie membawa pengaruh buruk memang.”

“Sepertinya kau memang sudah bosan hidup ya.”

Jisa menarik napas kasar. Mengangkat kedua maniknya ke atas, menghentikan sejenak aktivitas mengunyahnya. “Bosan sih. tapi aku belum kaya. Jadi matinya nanti saja, ya.. Hahaha..”

“Hahaha..” Hara mengejek dengan suara yang di buat-buat. “Lucu kau begitu?”

“Tergantung. Hidup Eonnie terlalu serius. Jadi tidak seru.”

“Ji, aku ingin bicara serius.” Kata Hara menghentikan seluruh aktivitas yang Jisa lakukan.

“Bicara saja. Tidak ada yang melarang.”

“Apa kau tidak ingin mencoba untuk mencari tahu keluarga ayahmu, Ji?”

Pertanyaan Hara membuat suasana hati Jisa menjadi buruk, sehingga membuat ayam yang berada di genggamannya terjatuh begitu saja.

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

Vanteona, November 2023.

Continue Reading

You'll Also Like

175K 12.4K 55
Kisah cinta antara dua gangster yang berkorban dalam memerangi kaum terorisme. Kim Mirae Ia menjelma menjadi seorang cinderella untuk menjalani hukum...
97.4K 10.7K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
4.4K 413 14
Suga, siapa yang tidak mengenal CEO muda dari AD Corp yang tengah naik daun di Korea Selatan? Sikap yang dingin dan hard-working menambah nilai tamba...
27.6K 216 9
Jee harus tau bahwa sekarang tidak ada lagi yang harus ia lakukan selain menyerahkan diri kepada Arthur. Ia berbeda sekarang. Ucapan mohonnya sudah t...