Ryomen: The God of War (sukuf...

By rednbunny

49K 4.1K 464

[Historical Au) Sengoku Jidai, zaman keras dan bergejolak. Zaman negara berperang dan saat para panglima besa... More

1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

9

3.3K 216 13
By rednbunny

"Rshh.."

Megumi meringis saat memakai kimono. Dadanya sangat sensitif apalagi jika bersentuhan dengan kain. Salahkan Sukuna dan kegilaannya membuat susu Megumi tumpah sebelum waktunya.

"Chh merepotkan.."

"Kau belum selesai juga? Makan malam keburu dingin." Sukuna menggaruk wajah malasnya yang terlihat bak harimau ngantuk.

Siku-siku imajiner muncul di sudut kening Megumi. Bisa-bisanya Sukuna bersikap watados padahal dia pelaku utama.

"Kalau kau tidak keterlaluan mengisap dadaku, aku tidak akan kesakitan begini!"

Selangkah demi selangkah, Sukuna sudah berada tepat di belakang Megumi, ia berbisik. "Bagaimana lagi, susumu sangat enak."

"YAK!! CABUL!"

Megumi berbalik cepat hingga kimononya longsor. Anak laki-laki itu memukuli Sukuna dengan tubuh telanjangnya.

Pukulan Megumi tak berasa apa-apa, malahan lucu. Terbukti dengan Sukuna yang tertawa sambil mencubit pipi Megumi.

"Ughh lepas!" dengus Megumi keras. "Kau sudah jadi suami yang keterlaluan. Harus dihukum!"

Semirik Sukuna melebar. "Benarkah? Seramnya.. Hahah.."

Muka Megumi semakin menekuk. Ia mendorong Sukuna sampai pria besar itu jatuh terduduk di sofa panjang. Keempat tangannya merentang, beberapa tersampir di leher sofa.

"Kau mau menghukumku dengan apa? Mengerjakan pekerjaan rumah? Uraume yang akan—"

Perkataan Sukuna berhenti saat melihat Megumi berlutut di depannya. Anak laki-laki perlahan menyentuh paha besar Sukuna dan meremasnya.

"Giliranku mempermainkan tubuhmu."

Sukuna menyeringai. "Kau tidak akan bertahan bahkan hanya untuk satu ronde."

"Cih.. Aku bisa membuatmu keluar sebelum Yuuji datang memanggil kita makan malam." balas Megumi sengit.

Sukuna pun menjilat bibirnya. Menarik.

"Aku tau kau keluar di balik celanamu hanya dengan sekali mendengar desahanku." Megumi mendekatkan wajahnya pada kejantanan Sukuna yang masih tertidur.

Anak lelaki itu memegangnya. Bibirnya terbuka, mengeluarkan desahan pelan yang sangat menggoda, dan hanya dengan itu ia langsung membuat milik Sukuna tegak berdiri.

Tangan Sukuna meremat leher Sofa sedang Megumi terkekeh. "Kenapa dengan mukamu. Kau terlihat sangat tegang.. Seperti yang di bawah."

"Rgh.." Sukuna menggeram pelan melihat senyum mesum Megumi. Istrinya itu menggodanya dengan sangat kurang ajar membuat Sukuna suka.

Pelan tapi pasti Megumi menjilat kejantanan Sukuna dari ujung turun ke pangkal. Dari pangkal naik ke ujung. Begitu terus berulang dengan amat sensual tanpa memutus kontak mata.

Mata Megumi menjadi sayu. Ia mengulum ujung penis yang langsung membuat mulutnya penuh. Liurnya menetes keluar, meleleh melumuri batang Sukuna.

"Mbmhh.. Aahh.." Megumi menjulurkan lidahnya di depan lubang kencing Sukuna. Menekan-nekan dan mejilatinya. Menyelipkan lidahnya pada kulit tipis yang membungkus kejantanan itu.

"Arghh Megu-mi.. Shh.."

Jemari lentik Megumi mulai mengocok batang Sukuna menggunakan dua tangan oleh karena besarnya penis itu. Panjang dan berurat keras. Megumi semakin gencar menyedot dan mengulumnya.

"Megumi.. Hh.." Napas Sukuna mulai memburu. Ia tidak tahan. Diremasnya rambut Megumi dan ia paksa agar Megumi menelan semua penisnya.

"Hkkk!! Hkkk! Hkk!! Hhkk!!"

Megumi meremas paha Sukuna. Matanya mengerling ke belakang saat suaminya memperkosa goa mulutnya. Tubuh Megumi menjadi panas saat pikiran kotornya menerpa.

Bagaimana jika penis raksasa itu tertanam di lubangnya? Menggaruknya maju mundur dengan brutal dan kasar?

"Ahh shh kimochi.. Arghh.." Sukuna mengadahkan kepala. Mulut dan tenggorokan Megumi sangat nikmat. Belum lagi ekspresi cabul yang tak terkendali dari Megumi.

"Shh ahh ahh ahh Megumi Megumi Megumi Megumi-chan arghh!"

Sukuna menarik rambut Megumi, tepat waktu saat klimaksnya tiba dan meledak di wajah cantik istrinya. Benih pria itu keluar sangat banyak, dibantu dengan Megumi yang terus mengocok batang penisnya.

"Arghh.. Hahh.."

Megumi tertawa saat cairan Sukuna terus keluar sampai mengguyur seluruh tubuhnya bahkan bercecer di lantai.

"Oh kau bisa membuatku kenyang sembilan bulan dengan ini."

Kepala Sukuna menjadi tegak. "Kau mau?"

Megumi bangkit berdiri dan naik ke pangkuan Sukuna. Raksasa itu terlihat terkejut dan terengah. Dibelainya rahang si pria besar kemudian Megumi mengalungkan lengannya.

"Hnm.. Bukankah kau terlalu sempurna untukku, Sukuna-sama? Kau bahkan tidak punya kelemahan.."

"Tidak. Aku punya.."

Bibir Megumi melengkung ke bawah. Telunjuknya menggoda hidung bangir dan bibir Sukuna. "Hmm?? Kau tetap kuat dalam tidurmu.. Itu tidak dihitung sebagai kelemahan."

Oh pastilah Sukuna sedang benar-benar dimabuk Megumi sekarang. Ia bersedia melakukan apapun agar bisa menghamili istri cantik yang ada dipangkuannya saat ini.

Tidak sadar bahwa semua adalah perangkap Megumi.

Sukuna menelan ludah. Matanya tidak bisa berhenti melihat dada, pantat, dan tubuh Megumi. Pria itu tidak bisa fokus melihat mata Megumi.

"Kau juga sempurna Megumi—"

"Nuh uh.." Megumi mengecup bibir Sukuna. Tangan kirinya mulai kembali mengocok kejantanan sang raksasa untuk semakin merangsangnya. "Aku mau tau kelemahanmu.. Itu membuatku merasa pantas untuk menjadi milikmu sepenuhnya.. Kalau kau tidak punya kelemahan.."

Megumi mulai menyelipkan kejantanan Sukuna pada belahan pantatnya.

"-maka kau tidak boleh masuk.. Karena aku tidak pantas untuk dewa sepertimu.."

Deru napas Sukuna semakin bertambah kencang. Ia menghentikan tangan Megumi.

"Kau kelemahanku.. Megumi.. Biarkan aku hah hh." Sukuna hendak menyelipkan sendiri kejantanannya namun Megumi tahan.

"Kunaa~ ayolah.. Aku akan melompat di atas tubuhmu siang dan malam.. Membuatmu merasa hangat.. Kau boleh melakukannya sambil menyusu atau dengan gaya apapun semaumu.. Katakan.. Apa kelemahanmu."

Bibir Sukuna terbuka, pikiran pria itu benar-benar tertutup kabut napsu hingga menghilangkan akal sehatnya.

"Seseorang pernah mengatakan sesuatu tentang ke dua puluh jariku.. Hanya itu yang kutahu Megumi.. Kumohon.."

"Dua puluh jari?" Megumi melihat ke empat lengan Sukuna. Mungkinkah itu kelemahan sang raksasa sebenarnya. Namun harus diapakan ke dua puluh jari itu?

Sukuna menjatuhkan wajahnya di dada Megumi. "Biarkan aku masuk Megumi.. Aku akan membuatmu penuh.. Aku akan menuangkan banyak cinta. Aku akan melindungi dan menjadikanmu ratuku.. Membuatmu menjadi ibu dari anak-anakku."

Mungkin Megumi sama gilanya. Ia tidak memikirkan lebih panjang akibat tindakan mereka malam ini.

Sekali tubuh dan jiwa mereka terikat.

Maka tidak akan mudah dilepaskan.

.
.
.

"Sukuna, Megumi, makan malam kali— eh Uraume, kenapa kau ada di depan kamar Sukuna?" Kepala Yuuji miring ke samping.

Uraume yang senantiasa berjaga menjawab. "Perintah Sukuna-sama. Itadori-san, maaf anda dilarang mendekat ataupun mengganggu sampai Sukuna-sama sendiri yang keluar dari kamar."

Yuuji bertambah bingung sampai-sampai menggaruk rambut kepalanya yang tidak gatal. "Apa yang mereka lakukan?"

Uraume hanya membungkuk, tak mampu memberikan jawaban di luar apa yang sudah diperintahkan.

"Baiklah kalau begitu, makan malamnya akan kusisakan saja."













.

.

.

"Nghh.. Mmhh.. Ah sakit sakit! Sukuna!"

Megumi berkali-kali memukul dada Sukuna sambil meremas lengannya. Lelaki manis itu menahan sakit dengan menggigit kulit Sukuna selagi dua jari sang pria besar keluar masuk di lubangnya.

Air mata Megumi mengalir deras. Bibirnya bengkak karena berulang kali diraup selama Sukuna melakukan penetrasi.

"Sukunaa sakitt.."

"Tentu saja. Kau perawan. Aku tidak akan bohong rasanya akan sangat sakit, tapi percayalah pada suamimu Megumi. Aku akan mengubah rasa sakitmu menjadi sukacita."

Tidak mungkin raksasa itu akan berhenti di tengah jalan. Ia meneruskan aksinya. Dua tangannya menangkup bulatan pantat Megumi, satu tangannya merangkul pinggang, menjagai tubuh Megumi agar tidak banyak bergerak, sedang satu tangan lain kelur masuk dan sesekali membuat gerakan menggunting.

"Nghh ahh ngghh.. Ittai.. Ittaii!"

Sukuna menggeram. Dicarinya titik nikmat Megumi yang belum juga dijumpainya. Rengekan Megumi membuatnya semakin terangsang dan menjadi-jadi.

"Aaahh!"

Tubuh Megumi mengejang. Kepalanya mendongak dengan netra terpejam erat. Berkebalikan dengan bibirnya yang justru terbuka lebar untuk mendesah.

"Ah ketemu.. Tenanglah Megumi.. Rasanya akan jauh lebih baik mulai sekarang."

"Eunghhh.." telinga Megumi digelitik oleh lidah Sukuna. Tubuhnya menggelinjang. Sudah keluar beberapa kali hanya dengan jari.

Megumi menjadi sensitif dan sensitif pada setiap sentuhan. Ia mulai merasa enak sampai-sampai menggoyang pinggulnya sendiri.

"Nghh ahh.. Asshh sshh.."

Sukuna melebarkan lubang Megumi sampai menganga. Hanya itu satu-satunya cara agat kejantanannya bisa masuk. Pelan tapi pasti, memasuki Megumi.

"Ahh sangat sempit.."

"Ahkkk!!! Hhkk!!" Mata Megumi membesar. Rasanya seperti dibelah dua. Sakit tak tertahankan sampai lelehan bening kembali banjir melalui sudut matanya.

Kukunya yang tumpul menancap pada pundak Sukuna. Mengantarkan rasa sakit yang tidak seberapa dibanding yang sedang dia rasakan.

"S-sukuna aku tidak bisa! Aku tidak bisa!"

"Kau bisa sayangku." Sukuna menekan pinggul Megumi agar menyerah dan mendudukan dirinya secara penuh.

Megumi menggeleng dengan tangisnya yang makin deras. "Tidak! Tidak! Aku akan mati! Aku akan mati! Aku akan mati! Ahh hh!"

Andai Megumi tahu rasa sempit yang Sukuna rasakan sekarang juga sangat menyiksa. "Megumi.. Tenangkan dirimu.. Jangan diketatkan.. Semua akan baik-baik saja. Kau tidak akan mati. Tidak ada yang perlu kau takutkan. Aku suamimu."

Sukuna berhenti mendorong. Bagaimana pun rasa cintanya yang mulai tumbuh untuk Megumi menghentikan dirinya dari berlaku bar-bar.

Cukup rupanya saja yang seram. Sukuna tak mau malam pertama mereka turut dianggap memori seram bagi sang istri.

"Megumi.. Megumi.. Memi.."

Dipanggilnya Megumi lembut sampai empunya nama membuka mata perlahan. Laki-laki manis itu sesenggukan di atas pangkuan dan pelukan Sukuna.

"Tenangkan dirimu.. Ini tidak akan berhasil kalau kau terus ketakutan dan mengetatkan lubangmu."

"Mmh.. Kuna.." Megumi merintih kecil.

Sukuna mencium bibirnya lembut, mempuk-puk kepala seraya mengelus punggung polosnya halus.

Sejenak pikiran Megumi melayang. Bukankah Sukuna dikenal sebagai sosok keji dan perampas, sang dewa perang yang diagung-agungkan karena kekejamannya?

Namun mengapa di mata Megumi, Sukuna hanyalah sosok pria besar yang berusaha untuk tidak melukai dirinya? Bahkan di saat seperti ini, di mana seharusnya Sukuna dengan segala kekuatannya bisa memakai paksa tubuh Megumi. Sukuna malah memilih menunggu sampai Megumi siap.

Cup

"Kuna.. Lakukan."

Satu permisi dari Megumi dan Sukuna mematuhinya. Raksasa itu mendorong dirinya dalam sekali hentakan kuat. Menjebol selaput Megumi.

"Aa—mmhhh!!!"

Sukuna membungkam teriakan Megumi dengan ciuman. Bersamaan dengan sekali lagi melelehnya air mata sang raven, cairan kental berwarna merah pun turut mengalir saat kejantanan Sukuna keluar masuk. Pertanda segel Megumi benar-benar dijebol suaminya.

"Nghh ahhh ahh.."











.
.

"Kau dengar itu?" Nobara meletakkan  sumpit seraya menyipitkan mata pada Yuuji.

"Hm? Aku tidak dengar apa-apa."

Sang wanita mendecakkan bibir keras. "Coba dengarkan lagi. Apa yang sedang dilakukan Sukuna dan Megumi?.."

"Ahh Su-ku-naa hh! Motto! Motto! Kimochi!"

"Arghh ahh Megumi.. Kau suka huh?? Begini?? Hahh"

"Uuhh ahhhh yeahh~"

Baik Nobara dan Yuuji terdiam saling berhadapan.



.
.



Tok tok tok


"Kenapa kalian berdua malam-malam datang kemari?" Choso mengusak mata.

Yuuji mendekat untuk membisikkan sesuatu pada sang kakak.

Seketika mata Choso melebar.

"Maji?"

"Maji." Yuuji dan Nobara menjawab serempak. Kalau sudah begitu mau bagaimana lagi. Choso pun membiarkan mereka berdua menginap untuk semalam.








Continue Reading

You'll Also Like

31.8K 2.9K 25
[END] Erwin Smith & Levi Ackerman Fanfiction Rate : M-18 (Mature) Genre: Omegaverse, Alternative Universe, Drama, War, Romance All Character Belong t...
111K 11.1K 16
Apa yang akan terjadi pada Jiang Cheng dan Lan Xichen setelah semuanya berakhir? Bagaimana dengan kisah cinta mereka? Sebuah kisah tentang Jiang Chen...
2.3K 472 9
Perjalanan seorang tuan muda bernama Wen Kexing ke satu desa terpencil di pesisir membawanya pada mitos tentang daging puteri duyung yang bisa membua...
2.5K 282 7
Fanfiction dari Heaven official's blessing [Modern AU] Ini kisah Hua Cheng, seorang alpha yang berhasil menemukan mate incarannya, setelah sekian la...