"kamu luka sekaligus obat."
-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻
Paul menunggu Nabila di depan rumah. ia datang saat pukul sebelas malam. dengan membawa segala obat-obatan yang sekiranya di butuhkan Nabila, tak lupa ia juga membelikan cokelat dan cemilan kesukaan Nabila, satu yang lebih penting adalah Paul membelikan dua tiket konser Nadin Amizah. sesuai janjinya waktu di kampus tadi.
klek
Paul tersenyum saat wujud Nabila telah ada di depannya. ia akhirnya bisa bernapas lega setelah melihat pacarnya itu baik-baik saja. di rumah sakit tadi ia sempat panik saat mengetahui Nabila tidak ada. sebenarnya Paul ingin segera menemui tapi Eca membuat dia tertahan sampai baru sekarang ia bisa menemui Nabila.
"tengah malam banget, gak bisa besok ya?" tanya Nabila sambil berjalan mengambil duduk di kursi teras.
Paul ikut duduk di samping Nabila, "aku khawatir kamu kenapa-kenapa. apalagi tadi kamu abis hujan-hujanan."
Nabila tersenyum. see Paul masih peduli padanya.
"aku bawakan obat-obatan buat kamu jaga-jaga kalau kamu jatuh sakit gara-gara hujan tadi." ucap Paul memberikan dua kantong plastik putih pada Nabila.
"kamu bawain cokelat juga?" senang Nabila.
Paul mengangguk, "maaf ya tadi waktu di kampus aku buang cokelat yang dikasih ke kamu sama orang itu."
"iya gak papa, yang penting kan diganti nya dengan lebih banyak." seru Nabila bersemangat.
"aku juga bawakan tiket konser Nadin Amizah yang kamu incar tadi!" Paul menunjukkan dua tiket di hadapan Nabila.
"nanti kita nonton bareng yaa." ucap Paul lembut.
Nabila menganga ia mengambil dua tiket itu hampir tak percaya, "kok kamu bisa cepet nemunya."
"iyalah kekuatan anaknya mama Sri." seru Paul dengan bangga.
Nabila tertawa renyah mendengarnya.
lihatlah bagaimana Nabila bisa tertawa lagi setelah di sakiti oleh Paul. seperti tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya, Nabila memaafkan Paul tanpa Paul harus meminta maaf dulu.
Paul yang membuat luka tanpa sengaja tapi Paul pula lah yang sudah menyembuhkan nya tanpa sengaja.
"nab besok kita joging yuk!" ajak Paul.
"boleh! jemput ya mas pacar."
"siap nyonya Aro!" seru Paul dengan senyum terbaiknya.
***
Nabila dan Paul memutuskan untuk jogging di taman Ayodya yang terletak di jakarta selatan. mereka memilih disana karena suasananya cukup menenangkan apalagi ada danau buatan yang memiliki luas 1.500 meter.
dan yang terpenting tak banyak orang disana.
Nabila dan Paul melakukan pemanasan sebelum melakukan lari. keduanya terlihat seperti pasangan yang sangat menjaga kebugaran padahal kalau di hitung-hitung mereka melakukan jogging bersama ada baru lima kali dengan hari ini selama dua tahun mereka pacaran.
di tengah pemanasan mereka. keduanya dikagetkan dengan kedatangan tamu tak di undang, sudah bisa ditebak siapa yang mereka maksud.
Eca.
tanpa dosa Eca tersenyum menyapa Nabila dan Paul, "selamat pagi Nyoman dan Nabila."
"pagi." balas Nabila menyapa, ia langsung menatap Paul dengan bombastis side eyes nya.
Paul menggaruk tengkuknya yang tak gatal, jujur saja ia juga tak tahu kenapa ada Eca disini.
"aku beneran gak ajak dia nab. aku gak tahu kenapa dia bisa ada disini. sumpah nab, aku gak bohong." jujur Paul, ia mengatakan itu sedikit berbisik.
"kamu ada kasih tahu dia kita bakal olahraga disini?"
"tadi malam dia ajak aku buat makan babi guling di warung Deket gereja itu, tapi aku tolak, aku bilang aku mau jogging sama kamu." ucap Paul menjelaskan.
Nabila menghela napasnya, sekarang ia mengerti apa maksud dan tujuan Eca ada disini.
"kenapa masih diam disitu Eca? olahraga duluan aja, aku sama Paul mau pemanasan dulu."
Eca tersenyum, "aku bareng kalian aja ya jogging nya."
"gak bisa Eca, ini waktunya gue quality time buat pacar gue, lo bisa kan gak ganggu dulu?" tanya Paul.
Nabila yang mendengar itu merasa senang, karena Paul lebih memilihnya di banding Eca.
"tapi aku takut jogging sendirian Nyoman." lirih Eca.
"kamu gak ingat pesan dokter semalam? aku gak boleh terlalu capek tapi harus olahraga juga, aku gak boleh sendiri dulu. kondisi ku belum sembuh total Nyoman." ucap Eca lagi dengan melemah lembutkan suaranya. yang barang siapa mendengar nya pasti akan luluh dengan muka lugu Eca.
drama banget. cibir Nabila dalam hati.
"maaf ca, tapi gue gak mau diganggu sama siapapun termasuk lo." kata Paul masih sopan, "gue mau berduaan sama Nabila. lo bisa ngerti kan?"
"iya Eca, maaf ya. mungkin lain kali kita bisa jogging bareng." ucap Nabila dengan seutas senyumnya.
Eca tersenyum manis, ia tak tersinggung, "iya gak papa kok, aku ngerti." ucapnya.
"kalau gitu aku lari duluan yaa." seru Eca mendahului Nabila dan Paul.
"kamu mau pindah aja sayang?" tawar Paul.
Nabila menggeleng, "kenapa harus pindah? disini enak kok."
"kamu gak cemburu?"
"enggak kok, kan Eca juga teman aku sekarang." sahut Nabila sangat meyakinkan Paul.
Paul tersenyum, "dewasa banget sih pacar aku." gemasnya.
lalu keduanya pun berlari beriringan mengelilingi lapangan itu. diputaran pertama memang belum berasa apa-apa, diputaran kedua Nabila mulai merasa napasnya tersengal, putaran ketiga Nabila hampir kehilangan napasnya karena engap, putaran keempat Nabila memilih untuk berhenti lari.
"fiuh capek banget." lelah Nabila.
"kamu mau istirahat dulu sayang?" tawar Paul.
Nabila mengangguk lemah, "iya aku istirahat duluan yaa."
"iya, aku dua putaran lagi ya nanti nyusul." sahut Paul dengan senyum mengembang nya.
Nabila mengangguk saja, ia pun mengambil duduk di bangku taman sambil memandangi Paul yang masih terus berlari.
"pandangi aja selagi masih gratis, ntar dia jadi milik gue lo gak akan bisa lakuin itu lagi." Eca datang dengan dua botol air mineral mengambil duduk disebelah Nabila.
Nabila menyunggingkan senyumnya, "ternyata efek dari koma itu bisa buat orang jadi halu ya."
"seharusnya lo nyerah dari dulu. lo sama sekali gak pantas buat Paul." ujar Eca, "mau di paksa bagaimanapun juga lo bakal putus sama Nyoman, karena kalian itu beda."
"beda agama." dua kata yang mampu menggetarkan hati Nabila.
"lo gak akan bisa kan temenin ibadahnya Nyoman, dan Nyoman juga gak akan bisa jadi imam dalam sholat lo." lanjut Eca.
Nabila memaksakan senyumnya ia tak boleh terlihat kalah di depan Eca, "lo gak punya hak bahas agama gue sama Paul."
Eca nyengir, "ups! maaf kesindir ya."
Nabila berdecak kesal melihat nya, ia menatap mencari keberadaan Paul, dirasa aman, Nabila langsung menarik rambut Eca yang dikuncir sampai kepala Eca terdongak ke atas.
"awww!" rintih Eca merasa sakit di bagian kepalanya.
"UPS! sakit ya, maaf sengaja." nyengir Nabila.
Nabila merasa sangat puas karena sudah menjambak rambut Eca.
Eca yang tak terima ia langsung meminum minumannya lalu pura-pura tersedak dan menumpahkan isi minumannya ke badan Nabila, yang otomatis mengakibatkan baju dan celana olahraga nabila menjadi basah.
"Eca!" pekik Paul.
Paul segera berlari menghampiri Nabila, lalu memeriksa keadaan pacarnya.
"kamu gak papa sayang?" tanya Paul panik, "Eca lo keterlaluan ya ngapain lo sengaja numpahin minuman yang udah dalam mulut lo ke Nabila?" bentak Paul.
jleb!
rupanya Paul melihat aksi tidak terpuji Eca barusan.
sial! Eca terpancing dengan permainan Nabila barusan. dalam hati Eca ia menghardik dirinya sendiri karena melakukan kesalahan dan tentunya disertai umpatan yang tertuju pada Nabila.
"udah powl, kasian Eca kamu marahin, dia gak sengaja kok numpahin nya aku gak papa." ucap Nabila mencoba meredam emosi di diri Paul.
"kamu beneran gak papa?" tanya Paul sekali lagi.
Nabila tersenyum manis lantas mengangguk, "iya mas pacar aku gak papa kok."
"minta maaf lo Eca." seru Paul.
"maaf ya Nyoman." lirih Eca dengan kepala tertunduk.
"bukan ke gue tapi ke pacar gue! minta maaf sama Nabila." pinta Paul tegas.
Eca mendongak ia menggeleng, "aku gak salah, Nabila duluan tadi yang jahilin aku Nyoman. dia jambak rambut aku tadi!" adunya.
Nabila segera menggeleng, "aku gak lakuin itu powl." belanya.
"aku gak bohong Nyoman! Nabila jambak rambut aku, sakit banget." lirih Eca.
Paul menatap Nabila, "kamu gak percaya aku?" tanya Nabila.
Paul menghela napasnya, "sorry Eca, gue lebih percaya Nabila. Nabila gak mungkin lakuin itu, gue kenal pacar gue sendiri."
"kalau lo salah lo akuin salah Eca, gak usah cari alasan untuk di bela." ucap Paul.
Nabila yang melihat itu tersenyum kemenangan, apalagi ia melihat muka ditekuk Eca yang sangat kentara, rasanya Nabila ingin tertawa kencang di hadapan Eca.
"iya maaf yaa Nabila aku salah." lirih Eca menurunkan harga dirinya.
Nabila menarik dua sudut bibirnya untuk tersenyum, "gak papa kok Eca, aku bisa ngerti. lagian setiap manusia pasti pernah salah, yang penting kita gak ulangin lagi."
Paul tersenyum mendengarnya, "lapar gak sayang? mau makan dulu gak sebelum pulang?"
"boleh mas pacar! bubur ayam ya!" seru Nabila bersemangat.
Paul terkekeh tangannya gemas mengusap pucuk kepala Nabila, "iya sayangku."
"aku ikut ya!" pinta Eca.
gadis itu ternyata masih berusaha untuk mendapatkan perhatian Paul.
"lo sama Dimas aja, gue mau quality time bareng pacar." sahut Paul menolak permintaan Eca.
Eca memanyunkan bibirnya, "tapi Dimas kan gak ada disini."
"siapa bilang? dia bentar lagi kesini kok, gue yang suruh dia, jadi lo gak perlu takut sendiri karena ada Dimas." balas Paul.
Nabila tak hentinya mencetak senyum tulusnya, ia senang Paul tak jadi berubah, laki-laki itu masih mem prioritas kan nya.
"duluan ya Eca." pamit Paul meraih tangan Nabila untuk di genggamnya erat dan meninggalkan Eca sendirian disana dengan kekalahan telak.
"awas aja lo Nabila, gue akan buat lo hancur." ucap Eca dengan tersenyum miring.
satu ide gila muncul di kepala Eca.
🌻🌻🌻
22.10.23
siap siap ntar malam eps 71 nya yaa!
see u🙌🏻