Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

By Pamelaa_kim

1M 32.2K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... More

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 36

17.5K 579 2
By Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.


Ruangan berbau obat-obatan ini telah diisi oleh sesosok gadis cantik putri tunggal dari pria bermarga Alber. pria ini tak henti-hentinya menatap wajah pucat putrinya menanti kesadaran yang sedari awal ia tunggu-tunggu. sudah beberapa jam lamanya Xavia tak sadarkan diri. bahkan Anthony setia tak menutup matanya, padahal jika dilihat-lihat seharusnya jam ini digunakan untuk beristirahat.

Lihat saja, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. tapi pria ini tetap kekeh untuk menunggu putrinya. memang tidak ada hal serius. dokter mengatakan bahwa Xavia mengalami maag. bahkan gadis itu tiba-tiba mengalami demam. mungkin dipicu dari beberapa hal disaat yang lalu.

Saat ini kedua mata Anthony terasa begitu berat. hingga tak lama pria itu memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak karena ia begitu lelah hari ini. sama seperti Xavia, perut pria itu hanya terisi terakhir saat sarapan. setelah itu ia melewatkan jam makan nya. ia tidak bisa berleha-leha begitu saja dan makan dengan tenang disaat putrinya tidak baik-baik saja.

Walaupun Anthony bukan ayah biologis Xavia, tapi ikatan diantara keduanya tidak bisa diremehkan begitu saja.

Detik demi detik tak terasa telah berlalu. suara adzan subuh terdengar hingga membangunkan salah satu insan yang ada di ruangan itu.

Kedua mata indahnya perlahan terbuka untuk menyesuaikan cahaya yang menusuk sepasang mata miliknya. hingga ia merasakan adanya sosok lelaki yang sedang menidurkan dirinya dengan bersandar di brankar rumah sakit yang ditempati oleh dirinya.

" Daddy, " lirih Xavia pelan.

Karena pada dasarnya Anthony adalah orang yang sensitif. ia langsung terbangun setelah mendengar suara lirih yang memanggil namanya. ia menatap kearah putrinya dan menyadari apa yang ada didepannya.

" Sayang, kamu sudah sadar? " Ucap Anthony spontan karena begitu terkejut.

" Aku masih tidur dad, " jawab Xavia bercanda.

" Alhamdulillah Ya Rabb "

" I wanna hug you daddy, " ujar Xavia manja dan merentangkan tangan nya kearah sang ayah untuk meminta sebuah pelukan hangat.

Dengan senang hati Anthony merespon putrinya. bahkan ia tak segan-segan memberikan kecupan lembut di dahi putrinya.

" Are you okay sweety? is there something sick? " tanya Anthony khawatir dengan keadaan Xavia saat ini.

" I'm okay, don't worry! "

" Dad, tolong bantu aku untuk ke kamar mandi. sudah waktunya sholat subuh, " pinta Xavia kepada sang ayah.

" Sayang, kamu sedang sakit. bagaimana jika kamu melakukan tayamum saja? " tutur Anthony.

" Tidak mau. aku ingin berwudhu dengan air saja. lagipula Xavia tidak terluka daddy, " tolak Xavia dengan lembut.

" Bagaimana dengan infus kamu sayang? daddy takut kamu terluka nanti, " balas Anthony dengan menampilkan guratan kekhawatiran di wajahnya.

" Daddy tolong panggil suster saja agar infus nya dilepas. aku merasa risih, " pinta gadis itu dengan binar matanya yang begitu lucu.

" Tapi kamu masih demam "

" Daddy, aku sungguh baik-baik saja. aku tidak butuh infus, " balas Xavia berusaha meyakinkan sang ayah.

" Ayolah daddy, " sambung Xavia mulai merengek.

Anthony tidak bisa menolak putrinya, walau rasa khawatir masih ada didalam dirinya. tapi ia bisa apa. Xavia adalah gadis yang sedikit keras kepala. daripada terus meladeninya, lebih baik ia menuruti ucapannya selagi tak memberikan efek buruk bagi putrinya tersebut.

" Hm, kamu tunggu disini. daddy akan memanggil suster terlebih dahulu, " ujar Anthony memperingati Xavia.

" Okay daddy, thank you, " jawab Xavia dengan melemparkan senyuman manis miliknya kearah Anthony.

" It's my pleasure, sweety, " balas Anthony dengan memberikan senyuman miliknya juga.

•••

Di Ruangan ini, setelah melaksanakan sholat subuh. wanita yang masih terlihat muda itu sedang bergerak mondar-mandir menunggu kedatangan pria yang diduga sebagai suaminya. dan sesaat kemudian, pria yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba didepan matanya.

" Assalamualaikum, " ucap pria itu.

" Mas, " jawab Ning Kirana spontan.

" Sayang, jawab salam, " balas Gus Mahen mengingatkan istrinya.

" Waalaikumussalam. maaf mas "

" Ada apa sayang? kenapa kamu sampai tidak menjawab salam mas terlebih dahulu? " tanya Gus Mahen terheran dengan tingkah Ning Kirana.

" Ziya mas, " sahut Ning Kirana dengan nada yang terlihat begitu khawatir.

" Ziya? Kenapa dengan putri kita? " tanya Gus Mahen.

" Ziya sempat tak sadarkan diri, " jelas Ning Kirana.

Gus Mahen pun memberikan respon dengan keterkejutannya. mendengar nama putri sulung nya ia menjadi begitu antusias. tapi ketika mendapat kabar buruk mengenai putrinya, raut wajahnya tiba-tiba berubah.

" Semalam aku sempat bertanya kabar Ziya kepada Ghifari. lalu beberapa menit yang lalu aku membuka pesan balasan dari Ghifari. ia mengatakan bahwa Ziya sempat tak sadarkan diri setelah beberapa jam ia memberitahu kebenarannya. Ghifari  mengatakan Ziya mengalami maag karena tak sempat makan dan mengurung diri dikamar. Ziya juga sempat mengalami demam, " ujar Ning Kirana kepada suaminya dengan tak lupa raut wajah khawatir menghiasi dirinya.

" Bagaimana keadaan Ziya sekarang? "

" Ghifari bilang Ziya baik-baik saja, " jawab Ning Kirana.

" Alhamdulillah Ya Rabbi, " ucap Gus Mahen merasa begitu lega setelah mendengar hal itu. bahkan hatinya merasa lebih ringan daripada sebelumnya.

" Mas, aku ingin bertemu Ziya. aku ingin melihat keadaannya secara langsung, " ujar Ning Kirana melontarkan keinginannya.

" Kamu yakin ingin pergi ke Jakarta? " tanya Gus Mahen ragu-ragu.

" Aku yakin mas. jika kamu tidak bisa ikut, aku akan pergi sendiri "

" Tidak. mas tidak mengijinkan kamu pergi sendiri. kita pergi sama-sama, " ucap Gus Mahen spontan karena tak membiarkan istrinya pergi jauh tanpa mahramnya.

" Kamu yakin bisa? bukannya kamu nanti akan pergi untuk mengisi kajian? "

" Mas akan minta Arsha yang menggantikan. biarkan dia belajar juga, " balas Gus Mahen dengan entengnya.

" Tapi aku tidak enak mas. kamu melupakan tanggung jawab kamu begitu saja, " ujar Ning Kirana menatap suaminya tak enak.

" Tidak apa sayangku. lagipula mereka pasti akan senang jika Gus mudanya yang jadi pengisi kajian, " jawab Gus Mahen menenangkan istrinya yang mungkin merasa bersalah.

" Kamu jadikan anak kamu umpan makanan ke santriwati gitu, " ucap Ning Kirana melototi suaminya.

" Bukan begitu sayang, " sahut Gus Mahen dengan begitu lembut.

" Ya sudah, sana katakan pada Arsha. aku ingin telfon Ghifari terlebih dahulu, " tutur Ning Kirana sedikit mendorong suaminya menuju pintu kamar mereka.

" Iya, nanti mas akan katakan pada Arsha "

" Sekarang mas, " suruh Ning Kirana.

" Nanti aja sayang, " tolak Gus Mahen.

" Sekarang, " ucap Ning Kirana dengan menekankan perkataan nya.

" Masih pagi sayang. nanti saja, " ujar Gus Mahen berusaha membujuk istrinya.

" Justru itu. kalau nanti takutnya kamu lupa. ingat umur kamu udah berapa, " cibir Ning Kirana.

" Kenapa kamu bawa-bawa umur? suami kamu ini masih muda. kalau mas udah tua berarti kamu juga, " sahut Gus Mahen merasa tak terima.

" Sudahlah mas, kamu niat tidak untuk bertemu Ziya? kalau tidak, aku pergi sendiri saja "

" Iya sayang, mas akan katakan pada Arsha sekarang, " jawab Gus Mahen cepat.

" Kenapa tidak seperti itu dari tadi, " gumam Ning Kirana.

" Iya sayangku, jangan marah-marah nanti cepat tua! " ujar Gus Mahen menjahili istrinya.

" Mas Mahen, " kesal Ning Kirana dengan berkacak pinggang dan menatap horor kearah suaminya itu.

" Bercanda sayangku, " balas Gus Mahen tersenyum lebar.

•••

" Mas, kamu tidak ingin pergi ke Jakarta? " tanya Gus Zaidan.

" Memangnya kenapa? " tanya Gus Varo balik.

" Ning Ziya sakit mas, " jawab lelaki yang lebih muda itu.

Sontak lelaki yang ada didepannya pun menatap adiknya menyelidik.

" Kenapa mas menatap Zaidan seperti itu? " tanya Gus Zaidan yang risih ditatap seperti itu oleh sang kakak yang tak lain Gus Varo sendiri.

" Kamu tahu darimana? "

" Tidak sengaja terdengar pembicaraan umi dan abi sewaktu lewat di ruang tamu tadi, " jelas Gus Zaidan.

" Kamu menguping pembicaraan umi dan abi? " ucap Gus Varo.

" Mas jangan menuduh sembarangan! Zaidan tidak sengaja mendengar pembicaraan umi dan abi tadi, " sahut Gus Zaidan dengan kekeh.

" Lagi pula, keadaan calon istri sendiri tidak tahu, " sambung Gus Zaidan mencibir lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu.

" Kamu menyindir mas? " tanya Gus Varo memelototi adiknya itu.

" Siapa lagi. memangnya aku? mas ingin Ning Ziya menjadi istri aku, " ucap Gus Zaidan menjahili sang kakak.

" Jangan sembarangan kamu waktu berbicara! " sahut Gus Varo merasa tak terima. bahkan ia sudah berancang-ancang meloloskan buku nya kearah Gus Zaidan.

" Mas, jangan kekerasan! mas mau aku adukan ke Ning Ziya? " ancam Gus Zaidan.

" Zaidan Elvaro Al Abqary, " panggil Gus Varo dengan penuh penekanan.

" Enggeh mas ku, Aldevaro Ghazi Atharrayhan, " balas Gus Zaidan tak merasa takut.

" Diam kamu! " cerca Gus Varo merasa kesal akan tingkah menjengkelkan seseorang yang sayangnya telah menjadi adik satu-satunya itu.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continue Reading

You'll Also Like

129K 10.2K 39
"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gen...
703K 39.2K 50
Kisah ini menceritakan seorang gadis desa yang mondok di pasantren, dengan berkat ilmunya ia paham akan ilmu agama dan mengenakan cadarnya, dia di se...
6.5M 455K 58
Apakah seorang anak Kiai harus bisa menjadi penerus kepemilikan pesantren? Ya. Namun, berbeda dengan seorang Haafiz Alif Faezan. Mahasiswa lulusan sa...
30.8K 2.6K 41
Ini adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tenta...