Stay With You ✅️

By renkechan

27.5K 3K 1.2K

Kisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang men... More

PROLOG
Those Eyes
MY WISH
MY WISH pt 2
GIFT (?)
TAK ADA YANG BEDA, HANYA ...
RAHASIA (?)
RAHASIA (2)
KENAPA HANYA KAMU..(?)
Self
DIA MILIKKU (!)
DIA MILIKKU (!) 2
DIA MILIKKU (!) 3
KERAGUAN
PERJALANAN BARU DIMULAI
LIKU-LIKU
KUNCI
APA INI KEGELISAHAN?
NOT YOU
NOT YOU (2)
YES I'M
IKAN
YOONMIN
HARI BAHAGIA
PRESENT
PRESENT 2
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
MABA VS MASA
JADI....
💜
IS IT FINE (?)
IS IT FINE (?) pt 2
IS IT FINE (?) pt 3
NO, IT IS NOT FINE
🖤
🖤🖤
🖤🖤🖤
🖤🖤🖤🖤
ME, YOU + (SHE)
ME, YOU+ (SHE) 2
ME, YOU + (SHE) 3
ME, YOU+(SHE) 4
THE SISTER
THE SISTER (2)
JUST WE ARE
JUST WE ARE (2)

NOT YOU (3)

469 71 27
By renkechan








Jungkook Pov

"Aku? Aku ada di bar."

"Bar? Sendiri? Biasanya paling gak mau aku ajak ke bar?"

"Aku cuma gak tau mau kemana Jae."

"Tunggu disana biar aku susul."

Keputusanku untuk menghubungi Jaehyun, apakah sudah benar? Aku takut. Saat tadi aku tiba-tiba marah dengan kakak, aku sebenarnya sangat takut. Aku tidak tau apa yang membuatku tiba-tiba membentak kakak yang mungkin baru saja pulang bekerja? Dan ketakutanku inilah yang membuatku sampai di tempat ini.

Untuk sebelumnya, aku tak pernah pergi ke tempat seperti ini sendirian. Bahkan aku nyaris menolak setiap ajakan teman-temanku untuk sekedar melepas penat di tempat seperti bar ataupun cafe masa kini.

"Ngelamun aja!"

Tak berselang lama ketika aku tengah asyik melamun, sebuah tepukan kurasakan di bahuku. Bar ini memang berada di pusat kota dimana tempatnya begitu strategis. Jaehyun yang tinggal di salah satu apartemen yang dekat dengan bar ini, tak membutuhkan waktu sampai sepuluh menit untuk perjalanan. Apalagi ini sudah dini hari. Jalanan pasti begitu lengang.

"Ck."

"Tumben telepon aku. Belum pesen?"

"Belum."

"Oke biar aku pesenin."

Saat itu aku tak tau minuman apa yang dipesankan Jaehyun untukku. Yang pasti setelah minuman itu datang, aku tak melihat adanya gelembung-gelembung kecil seperti yang biasa ada pada soda. Namun minuman tersebut terlihat seperti minuman manis dengan warnanya yang merah keunguan. Tanpa menunggu lama, aku langsung meneguknya karena tenggorokanku sangat kering. Setelah minuman yang isinya hanya sepertiga gelas berhasil aku teguk hingga habis, disaat itu pula aku lupa dengan apa yang terjadi pada diriku sendiri.











___

"Udah bangun Kook?"

Mataku masih sedikit berkunang namun aku dapat melihat dengan jelas kakak sedang tersenyum padaku. Aku hanya diam dan menunduk malu. Aku ragu, tak tau bagaimana caranya menghadapi kakak. Hatiku tak nyaman sebab entah mengapa aku masih dapat merasakan kemarahan disana. Aku tidak tau apa yang membuatku marah padahal sejatinya aku sangat rindu pada kakak. Toh aku juga kepalang malu dengan perbuatanku semalam makanya aku hanya diam. Aku yakin, aku telah dibuat mabuk oleh Jaehyun. Pria itu benar-benar membuatku geram.

"Sarapan dulu ya Kook."

Kak Seokjin menyodorkan semangkok bubur kesukaanku dengan topping irisan perut babi. Aku melihat sejenak sebelum akhirnya menyuap setengah sendok bubur ke dalam mulutku.

"Huekkkk....."

Aku memuntahkan seluruh isi perutku. Rasanya mual sekali seperti ada yang mengaduk dari dalam.

"Ck. Jijik.... kakk..."

Tanpa sadar mulutku merengek pada kakak.

"Udah udah jangan diusap ke baju. Sini biar kakak yang bersihkan."

Tenggorokanku panas. Aku merasa begitu bersalah pada kakak. Hatiku rasanya penuh dengan emosi yang meluap-luap hingga akhirnya akupun menangis.

"Hwaaaaa. Kakak...... uh!"

Aku berusaha mengusap sisa muntahan yang ada dibibirku secara kasar. Rasanya kesal sekali. Tidak tau kesal karena apa.

"Cukup Kookie. Jangan diusap kayak gitu. Sini kakak bersihkan. Jangan nangis."

"Kookie kesal. Kakakkk~ hiksss. Kookie bau gak mau!"

Ah Tuhan!! Aku sadar sikapku percis seperti anak kecil yang tengah tantrum. Tapi aku sendiri tak tau mengapa aku jadi seperti ini.



















Author Pov

Seokjin masih sibuk membersihkan tubuh Jungkook dari muntahan yang disebabkannya. Dengan telaten ia mengusap bagian lengan kanan yang penuh dengan campuran air liur juga entah apa yang Jungkook makan kemarin.

Setelah cukup bersih, Seokjin mengambil kaos untuk Jungkook berganti pakaian dengan yang bersih. Kookie sudah dewasa tentu saja. Ia tak mau berganti pakaian di hadapan Seokjin. Iapun meninta Seokjin untuk menggendongnya ke kamar mandi. Dan siapa Seokjin berani menolak permintaan Jungkook?

Selesai berganti pakaian, Seokjin kembali menggendong Jungkook dan membawanya menuju kamar. Si kelinci Kim Jungkook kini ditidurkan di ranjang dan tubuhnya langsung menghadap ke tembok.

"Udah baikan? Dilanjut ya makannya."

Jungkook menggeleng. Ia kembali menuruti gengsinya dan membuat Seokjin muak.

"Kamu kenapa sih Kook? Masih marah sama kakak? Harus bagaimana lagi? Kamu mau kakak gimana lagi?"

"Apa sih kak!"

"Kakak udah coba sabar sama kamu. Kalau kamu masih kayak anak kecil gini gak apa. Mungkin emang kamu udah bosen sama kakak. Kakak bisa pergi."

Jungkook tetap diam. Ia sama sekali tak punya nyali untuk melawan Seokjin namun apa daya, hatinya benar-benar dipenuhi dengan ketidaknyamanan.

"Dan satu lagi. Tadinya kakak mau nyamperin temen kamu itu karena dia udah ajarin kamu minum sampai mabuk. Tapi melihat kelakuanmu yang seperti ini sepertinya kakak salah. Kakak lihat kamu memang udah cukup dewasa untuk memutuskan melakukan banyak hal. Bukannya kakak melarang kamu ini dan itu. Tapi kakak cuma berusaha untuk jaga kamu agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang bisa membahayakan kamu. Apa kamu mikir gimana kalau sampai kamu mabuk dan berakhir di tangan orang yang salah? Apa kamu siap dengan segala konsekuensinya? Kali ini kamu udah kelewatan Kook. Kakak sama sekali gak mengharapkan kata maaf dari kamu tapi setidaknya kakak ingin kamu bersikap baik. Kakak pergi. Semoga kamu bisa belajar untuk lebih bijak dalam melakukan sesuatu."

Begitu Seokjin berhasil mengutarakan seluruh isi hatinya, ia pun pergi dari kamar Jungkook. Kepalanya memanas dan tak bisa didinginkan. Iapun melangkahkan kaki meninggalkan rumah kontrakan tanpa tujuan yang jelas. Mungkin ia akan ke panti yang biasa ia kunjungi? Atau mungkin juga ia akan pergi bekerja untuk shift siang.



























*****

Tiba saat malam hari, Seokjin pulang. Ia sama sekali tak memikirkan bagaimana khawatirnya Jungkook seharian ini sebab Seokjin-pun tengah tersulut emosi sejak semalam.

Melihat pintu rumah terbuka dengan mudahnya dan sosok tampan muncul dengan wajah yang dipenuhi luka lebam, Jungkook mengernyit cemas. Dengan mantap ia mengabaikan amarahnya dan meraih wajah berantakan sang kakak.

"Kak. Kenapa ini? Kakak berantem?"

Seokjin menepis lengan Jungkook. Untuk pertama kalinya ia sedikit malas mendapat perhatian dari kelinci nakal itu. Namun bukan Jungkook namanya jika pantang menyerah. Dengan segera Jungkook membuka lemari es dan mengambil beberapa tube es batu dan menuangkannya dalam baskom kecil. Tak lupa handuk lembut untuk menyeka memar sang kakak.

"Kak kamu berantem?"

Seokjin masih diam. Ia tak mengatakan sepatah katapun. Ia biarkan tangan Jungkook bermain di wajahnya. Sejujurnya luka ini tak seberapa jika dibanding dengan sakit yang ia rasakan sejak Jungkook pulang ke rumah.

"Kak..."

Sama sekali perkataan Jungkook tak mendapat jawaban dari si tampan. Hatinya menciut namun ia mencoba untuk tetap tenang. Tak mau lagi ia menuruti egonya dengan marah tanpa alasan.

Setelah menyelesaikan pengobatan awal pada lebam sang kekasih, Jungkook menatap lekat mata hitam kecoklatan milik Seokjin. Bak sebuah hipnotis, tanpa paksaan Jungkook mendekati wajah tersebut dan mengarahkan bibirnya untuk mengecup milik yang tertua hingga akhirnya sebuah lumatan kecil ia berikan sebab tak adanya penolakan dari sang empunya.

Meski cukup terkejut dengan perlakuan Jungkook, namun Seokjin tak menolak ciuman manis dari kelinci kecilnya. Malahan ia membalas lumatan ringan Jungkook dengan penuh kasih. Jika ada yang bilang kegiatan tersebut murni atas dasar cinta, namun tak dapat dipungkiri juga bahwa ada nafsu di dalamnya.






































Hingga malam itu...... menjadi malam dimana keduanya 'melakukan' kegiatan yang lebih dari sekedar menyatukan bibir masing-masing.



































-tbc-

Continue Reading

You'll Also Like

7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
24.7K 1.9K 26
Kim Seokjin adalah seorang tentara Korea Selatan yang sudah menikah karena perjodohan dan mempunyai seorang putri. Namun kim Seokjin tidak pernah sed...
7K 551 13
Khayalan tingkat tinggi
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 331K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...