ALPHA'S DESTINY 2

נכתב על ידי dandelion_library

9.4K 784 572

Perjalanan baru dimulai ketika Bele telah nyaman dengan kehidupan barunya setelah merasakan patah hati terbe... עוד

PROLOG
1. BERTEMU KEMBALI
2. SOULMATE
3. PERMAINAN AGNORAGA
4. RENCANA AGNORAGA
5. PERAYAAN

6. SEBUAH KEHARUSAN

1.7K 139 77
נכתב על ידי dandelion_library


6. Sebuah Keharusan

***

Bele mundur perlahan karena lelaki di depannya yang maju mendekati dirinya.

Keduanya saling tatap. Mencurahkan banyak arti yang tidak bisa lagi diutarakan secara bebas dan rasa yang tetap ada.

Memikirkan jalan keluar agar bisa menghindar, perempuan itu hendak berbalik sebelum kalah cepat dengan pergerakan Sang Alpha yang menahan dirinya.

Bele mengaduh karena saat ia berbalik, Agno dengan tega menarik rambutnya dengan satu tangan.

"Kau tidak sopan sekali!" Gumannya rendah tanda sindiran halus.

Tangan gadis itu menahan rambutnya yang masih dicengkraman lelaki itu.

Agno yang menyadari Bele kesakitan karena ulahnya memilih mengalah. Tangannya berganti posisi memeluk perut gadis berambut orange itu dari belakang.

Ia memaruh dagunya di pundak Bele yang tertutup kain. Keadaan kembali hening di dalam lantai dansa itu. Suara berisik yang berasal dari luar seakan lenyap dengan kecanggungan yang dirasakan Bele.

"Malam ini aku tidak akan melepaskanmu." Ujar Agno dengan berbisik pas ditelinga perempuan dipelukannya.

"Ikut aku kembali Bele!"

***

Asen yang baru kembali melakukan suatu hal rahasia kembali pada tempat dimana dia meninggalkan dua gadis yang diajaknya kesini.

Dari kejauhan ia bisa melihat Indira yang sedang memperhatikan Raja Mahawira itu.

Asen menyentuh pundak gadis itu, "Hei."

"Oh, kau sudah kembali? Lalu dimana Bele? Dia belum kembali?" Tanya Indira menatap Asen yang bingung.

"Seharusnya aku yang tanya Dira! Kau ini, aku kan sudah bilang kalian harus tetap bersama!" Asen gemas pada Indira yang sesekali kembali menatap Mahawira yang sedang berbincang.

"Dia bilang akan mengisi Wine, untuk perjalan kita." Cengenges Indira yang disambut tatapan malas Asen.

"Sudahlah, dia sudah besar! Nanti kembali lagi kesini. Ngomong-ngomong kau darimana?"

***

"Itu tidak masuk akal!"

Bele menatap pria yang menyilangkan tangannya itu dengan tatapan antara tidak percaya dan marah padanya.

Bahkan Bele ingin tertawa.

"Kenapa?"

Oh astaga, kali ini Bele benar-benar tertawa garing. Frustasi dengan Alpha yang belakangan terakhir banyak dibicarakan karena visual dan kemampuan di atas rata-rata itu.

Tangan Bele mengepal, amarahnya membumbung tinggi dan meledak, "Pria egois seperti mu bagaimana bisa terkenal tegas dan berwibawa? Kau tidak lebih baik dari para bandit yang suka semena-mena! "

Mata Agno menggelap, Hatinya tersentil karena ucapan perempuan dihadapannya. Ia kembali menarik rambut Bele dengan kencang sampai wajah Bele mendongak.

"Sial! Kau sama sekali tidak berhak berbicara buruk tentangku! Kalau niat baikku kau tolak, maka aku tidak segan membunuhmu!"

Dan entah darimana, seorang pria tiba-tiba muncul dan memukul rahang Agno sehingga tarikan pada rambut Bele terlepas.

"Berani sekali kau!" Suara Agno tertahan karena amarah.

Asen, pria itu menyembunyikan Bele dibalik tubuhnya. Agno dengan cepat melumpuhkan Asen yang terkejut karena pria itu memiliki sihir.

Agno menginjak jari Asen dengan keras, Asen meraung kesakitan.

"Cukup! Agno lepaskan dia!" Tak mendengar ucapan Bele, dengan sihirnya Agno mencekik leher Bele. Gadis itu memegang lehernya yang panas.

Matanya melirik ke samping, merasakan siapa yang datang. Agno dengan kesal dan tak rela melepaskan mangsanya. Asen yang sudah sangat kesakitan menghembuskan nafasnya ketika Agno melepaskan dirinya.

Bele berlari membantu Asen berdiri.

Raja Mahawira yang baru sampai tersenyum melihat Agno. Pandangannya beralih pada kedua orang asing bersama Agno.

"Ah, Kau cucu Kakek Wira bukan?" Tanya Mahwira pada Asen.

"Benar, Yang Mulia." Mahawira kemudian memeluk Asen.

"Kalian saling kenal?" Tanya Mahawira pada Agno dan Asen.

Pria dengan sayatan di bawah mata kanannya tersenyum. "Aku tidak mengenal pria ini. Aku hanya mengenal perempuan itu." Tunjuknya pada Bele yang terdiam.

"Dia wanitamu?" Tanya Mahawira. "Benar sekali." Jawab Agno cepat.

"Maaf menyela, Saya harus pamit Yang Mulia. Saya permisi." Asen menarik Bele ikut bersamanya membuat Mahawira mengerutkan wajahnya dan menatap Agno.

"Akan saya jelaskan."

***

Davian mengamati tembok yang runtuh. Benda keras yang tadinya kokoh berubah menjadi kepingan kecil-kecil.

"DAVIAN!"

Netra Agno berubah lebih gelap, kelam dan mengancam. Tatapan yang tidak biasanya dikeluarkan oleh Sang Alpha. Seakan wilayah teritorialnya akan diambil oleh kelompok lain.

"Siapa Asen?"

Davian mengambil nafas pelan agar suaranya jelas. "Rasendriya atau Asen adalah cucu pertama Guru Wira. Pemimpin Perguruan Hutan Fairy, keturunan Witch murni, Alpha."

"Jadi, perempuan itu tinggal bersama pria itu?"

Davian ambigu dengan maksud Alphanya. Perempuan itu? Pria itu?

"Kau tau Dav? Permainan ini akan sangat seru."

***

Ketiga mahluk berbeda keturunan itu saling terdiam. Masing-masing memikirkan beban yang ada.

Bele, yang masih merasa bersalah dengan Asen. Asen yang hatinya tiba-tiba tidak nyaman karena ternyata pria tadi adalah mate Bele dulu, dan Indira yang pusing bagaimana keadaan antara Bele dan pria itu makin rumit.

"Asen. Aku benar-benar minta maaf. Kalau saja tadi aku diam, pasti kau tak—"

"Sudahlah Bele. Kalian istirahatlah! Selamat malam."

Mereka telah sampai perguruan. Pandangan Bele mengikuti Asen sampai pria itu tidak terlihat. Rasa bersalah menyarang didadanya.

Indira mengusap pundak temannya, "Istirahat Bele." Ujarnya dan berlalu.

Bele memijat keningnya. Sekarang apapun yang berhubungan dengan Agno menjadi sebuah tanda buruk.

"Oh, Dewi. Aku tidak tau bagaimana harus menghadapinya." Lirih Bele menatap Bulan yang bersinar, nampak bahagia tidak seperti dirinya.

***

Angin berhembus cukup sedang hari ini. Hari dimana permainan dan rencana Agno yang selama ini hanya kiasan menjadi kenyataan.

Hampir dua ribu pasukan warrior terkumpul. Dan beberapa witch yang memang menjadi bagian Pack.

Grayaza, pria bertubuh besar dengan jubah hitamnya dan tato dileher yang terbilang tabu untuk dimiliki.

Namun, dia adalah Grayaza. Pria bermata tajam yang merupakan pengabdi Goldmoon Pack sejak Goldmoon Pack berdiri. Ya, usianya sudah setua Alpha Rolex dahulu. Namun sama sekali tidak mengurangi kegagahannya.

Kali ini ia ikut dalam penyerangan yang Alphanya minta. Grayaza memang adalah orang yang disegani sebagai pendiri Goldmoon Pack.

Tapi, dia juga seorang pengikut dalam kelompoknya. Kelompok yang dipimpin oleh Agnoraga. Dan ketika Alpha yang dulu gugur karena kalah dengan Pemuda Agnoraga, maka sejak itu dia adalah pengikutnya.


"Alpha?"

Agno menoleh menatap pria yang lebih tinggi darinya.

"Pasukan sudah disiapkan." Ucap Grayaza menginformasikan.

"Bagus."

Grayaza mengamati pasukannya dan kembali menatap Agno. "Anda yakin?"

Satu alis Agno terangkat, menatap kembali Grayaza. "Sejak kapan kau takut, Paman Grayaza?"

"Bukan takut. Tapi yang kita taklukan kali ini bukan wilayah sembarangan. Tempat itu suci, kekuatan sihirnya mampu melenyapkan sihir negatif yang ada."

"Lalu? Kau pikir aku akan kalah begitu?"

Kedua pria itu berdiri sejajar tetapi tidak saling melihat satu sama lain. Menatap lurus kedepan.

"Tidak boleh seorang anggota berpikiran jika Pemimpinnya akan kalah. Tetapi, semua ini akan ada resiko yang tidak mudah."

Agno melirik Grayaza, "Aku yang akan mengatasi resiko itu sendiri." Agno menyeringai dan mengatakan hal yang membuat Grayaza terdiam tak bisa membantah.

"Lagipula, kau sendiri yang bilang Paman. Pack ini sudah harus memiliki seorang Luna."

***

המשך קריאה

You'll Also Like

758K 73.1K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...
7.8M 482K 84
#1 berapa kali peringkat pertama di dunia Werewolf. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Luna. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Vampire...
395K 46.1K 56
[SUDAH TERBIT] Karena rasa penasaran yang tinggi, Jungwon pemuda berusia 17 tahun tersebut nekat masuk ke dalam hutan yang dianggap angker oleh masya...
75.3K 7.9K 49
bukan kami yang hendak memilih memiliki takdir seperti apa, sudah ketentuan moon goddess yang sudah menulis jalan kehidupan.... andai kami bisa di...