I Believe

By DesarDesar

1.3K 79 11

Meskipun memang pernah dialami seseorang, cerita ini bukan pembelajaran. Harap bijak dalam membaca. Pemeran... More

1. Mochi Mini
2. Bang Frank
3. One View
4. Nighttime
5. Glow Girls
6. Nobar PSJ-PBY
7. Care
8. Fuji Sakit??
9. Mengapa Berbeda?
10. Menyebalkan
12. Kejutan

11. Sangat Menyakitkan

65 5 0
By DesarDesar

Vote sebelum membaca 🤩🤩🤩 komen pas lagi Baca ya 🥳🥳🥳

"LEPASIN gue, bang!" Seruku. Sambil terus memberontak padanya. "Gue mohon lepasin gue!"

Aku kewalahan melawan Frank yang semakin kuat menahan ku. Itu membuat ku muak padanya. Belum cukup kah dia membuatku menangis semalam? Sampai harus membuatku menangis lagi malam ini??

"Diam lah!!" Seru Frank terdengar mencekam ditelinga ku.

"Butuh bantuan nggak nih? Masa kita cuma jadi penonton aja?" Ujar seorang pria entah siapa dia? Aku tidak ingin tau banyak tentang mereka.

"Boleh. Dengan senang hati." Ujar Frank membuatku melotot padanya. Dia sudah gila ya??

Dengan kasarnya, Frank membanting aku ke arah mereka. Dua diantaranya dengan sigap menangkap ku, membuatku meringis khawatir tubuhku yang sakit terkena ubin.

"Nikmati lah dia." Ucapan yang santai dari Frank itu membuatku bingung. Namun, detik berikut nya dua orang pria teman dari Frank yang lain menghampiri ku dengan tatapan penuh minat padaku.

Aku semakin berontak berusaha melepaskan diri dari dua pria yang masih mencekal erat lengan kanan-kiri ku. "Lepasin guee!!!"

Aku memekik terkejut saat salah satu pria yang menghampiri ku mencium bibir ku dengan paksa. Aku melotot padanya saat lidahnya memaksa masuk kedalam mulutku membuatku refleks menggigit lidahnya dengan keras!

Dia segera berteriak kesakitan dan melepaskan ciuman paksa darinya tadi. "Brengsek!!!" Serunya.

Aku meludah ke lantai, darah merah milik nya itu sudah keluar, tetapi masih membuat ku mual.

Mereka semua terkejut dengan apa yang terjadi dengan pria yang mencium ku paksa tadi, dia masih menjulurkan lidahnya yang berdarah akibat ulahku itu.

"Sam!" Seru Leo dan Drake hampir bersamaan. Mereka melangkah mendekati kami.

Pria yang di panggil 'Sam' itu masih merintih sakit. Segera dia mendapat beberapa helai tisu dari mereka berdua. Dengan segera dia menggunakan tisu itu untuk membalut lidahnya.

"Lo emang segila itu ya, Fu?? Lo berani nyakitin temen gue sendiri?!" Murka Frank padaku. Aku hanya diam dengan kondisi ku yang masih syok akibat dicium paksa oleh temannya. Tindakan ku itu memang refleks dari tubuhku, yang tidak bisa mengizinkan sesuatu masuk begitu saja ke dalam mulutku.

"Jawab, Gue!"

Plak!!!

Frank menamparku, sampai membuatku limbung ke samping. Namun, cekallan mereka yang erat mampu menahan tubuhku agar tidak jatuh.

Frank mencengkeram erat daguku. Aku kembali mendongak padanya. Air mataku mengalir deras bersamaan dengan Frank yang merapikan helaian rambut panjang ku, menyelipkannya di balik telingaku. Membuat wajah ku yang basah karena air mata, terlihat jelas di matanya.

Frank menyentuh lembut rambutku, hingga dia menjambak rambutku kasar membuatku semakin mendongak ke atas. Itu sakit. "Ampun Bang!!! Gue mohon jangan!" Seruku. Aku masih berusaha berontak, namun tidak sekuat sebelumya. Aku mulai lemah.

"Hukuman apa yang pantas diberikan buat lo??" Tanya Frank dengan pandangan tajam. Sungguh dia sama sekali tidak menganggap ku sebagai adiknya lagi.

Aku menggeleng keras. "Hentikan, bang! Gue mohon jangan lagi..." Pintaku. Aku benar-benar tidak ingin merasakan sakit yang lebih dari ini.

"Hukum dia!" Seru Frank pada temannya yang sedari tadi diam menunggu giliran. Dia sudah menjauhkan tangannya dariku.

Kini, pria yang mendapat tugas dari Frank untuk menghukum ku mendekati ku dan menatap tajam mataku. "Buka mulut, lo." Ucap nya.

Aku semakin menutup rapat mulutku, membuatnya semakin geram padaku. "Gue bilang, buka mulut, lo!!" Seru nya tepat didepan wajah ku. Membuatku memejamkan mata, tetapi membuka perlahan mulutku.

Aku membuka mata dan terkejut saat jari telunjuk dan tengahnya terus memaksa masuk ke dalam mulutku. Membuatku kembali memberontak.

Namun, dia menahan tengkukku membuat kedua jarinya semakin masuk dan terus masuk hingga menyentuh pangkal tenggorokan ku. Aku membulatkan mataku, berulang kali menggeleng padanya memintanya untuk menghentikan itu tetapi ia semakin kuat menahan bagian tengkukku.

Air mataku semakin tumpah didepannya, bahkan sampai aku terisak. Yang dia lakukan itu sangat menyakitkan.

"Teman gue dengan baik memberikan lidahnya yang lembut, tapi lo lebih milih cara yang menyakitkan ini. Maka, nikmati lah saja." Dia bahkan menenggelamkan kedua jarinya itu didalam mulutku. Aku semakin tidak tahan.

Dia mulai memainkan jarinya di dalam mulutku, mengocoknya cepat. Air liur ku tumpah terus mengalir keluar, namun itu tak membuat dia menghentikan kegiatannya.

"Ando! Sudah cukup, hentikan!" Seru Virgo yang berusaha mendekat. Namun, dia segera ditahan oleh Leo dan Drake.

Aku mengedarkan pandangan, melihat Frank yang diam tanpa berniat menolong ku, dia malah menikmati aku yang benar-benar tersiksa sekarang.

Leo dan Drake justru menahan Virgo yang berniat membantuku. Aku melihat nanar pria yang bernama Sam, dia masih sibuk dengan lidahnya yang terbalut tisu, dia menatapku tajam.

Dua pria yang memegangi ku erat sedari tadi tak juga mengurangi pegangannya, justru malah semakin kuat. Atau aku yang semakin lemah didepan pria yang kedua jarinya masih berada dengan brutal di dalam mulutku.

*****

AKHIRNYA, Ando mengeluarkan kedua jarinya dari dalam mulutku. Aku terbatuk dan menghirup napas begitu banyak.

Mereka yang mencekal ku pun melepaskannya, membuatku jatuh terduduk di lantai. Aku terisak lagi. Ini menyakitkan. Aku menyentuh leherku yang terasa sakit, bahkan untuk menelan air liur ku sendiri.

Aku mendekati Frank yang berdiri tegak di depan meja. Kuharap dia segera berhenti dan meminta teman-temannya untuk tidak menyiksa ku lagi. "Bang, maafin guee!" Seruku, sambil ku peluk erat lututnya. Aku masih terisak, sesenggukan.

"Gue benar-benar nggak bermaksud bercanda di waktu yang nggak tepat, bang. Gue minta maaf, bang!" Aku semakin memeluk erat lututnya, memohon padanya.

"Tolong kasih gue waktu, bang. Gue bakal cari kerja sampingan supaya gue bisa ganti rugi gelas-gelas yang nggak sengaja gue pecahin, gue mohon jangan sakiti gue lagi, bang!"

Frank menunduk melihatku yang mendongak padanya, dia sedikit membungkuk. Dia berusaha melepas pelukan erat ku di kakinya. Lalu dia mencium tanganku, membuatku semakin terisak saat dia masih menatap ku tajam.

"Gue masih punya uang banyak. Gue nggak butuh uang dari lo, paham??" Ujar Frank. Dia mencengkeram erat rahangku lagi, aku menggeleng. Dia masih tidak mau mengangkat ku, membuatku kembali berdiri.

Dengan gerakan cepat, Frank mencekoki dengan minuman alkohol langsung dari botolnya ke mulutku. Membuatku terbatuk. Cairan itu tumpah hingga ke leherku. Aku yang masih terisak, menatap nanar padanya yang tersenyum menunjukan seringaiannya. "Sakit, ya??" Tanya dia sambil menghempaskan rahangku.

Frank menarik ku paksa hingga aku berdiri, mendongak padanya. Dia beralih menjambak rambut ku lagi dengan tak kalah kasar. Aku berusaha melepaskan tangannya. Namun, dia membanting ku dengan keras membuat pelipis ku menghantam ujung meja.

"Cukup, Frank!! Berhenti nyakitin Fuji!" Seru Virgo di tempatnya, kini giliran dia yang dipegangi oleh Leo dan Drake.

Aku memusatkan pandangan pada Frank yang menjulang di atas ku. Aku menatapnya tajam, cukup marah karena pelipis ku yang berdarah akibat ulahnya. "Gue bisa minta maaf ke Bang Sam kalau lo mau, Bang! Gue nggak sengaja melukai lidahnya. Anggap itu sebuah cara gue untuk melindungi diri gue sendiri."

Aku berusaha menjauhinya, dengan cara mundur dengan keadaan ku yang masih duduk dengan sakit terutama di kepala.

Frank kembali mendekati ku, membuatku segera berdiri dan berbalik. Namun, saat mencoba melangkah. Aku justru keseleo sendiri membuatku kembali terduduk dilantai. "Awww!" Seruku. Saat aku mencoba kembali bangkit.

Frank menarik bahu kiriku keras hingga membuatku kembali mendongak melihat dia yang menjulang di depanku. Aku mundur, berusaha menjauh darinya. "Pergi, bang! Menjauh lah!!!"

Aku berteriak padanya, aku sangat muak padanya. Ku lampiaskan emosi yang tak bisa lagi aku tahan.
Badanku sakit semua! "Pergi, bang! Jauhin, gue!!" Teriak ku semakin histeris. Aku mundur dan terus menjauh darinya yang mendekat.

Saat aku sudah mentok di pintu, segera aku bangkit dan berbalik. Namun, kunci yang aku cari tidak tergantung pada tempatnya. Aku sadar kunci itu memang ada di saku celana milik Frank.

Frank membalikkan tubuhku, kemudian mencekik leherku kuat. Aku melotot padanya, aku kesulitan bernapas. "Kenapa? Sakit, ya??"

Aku memberontak padanya, ini sangat menyakitkan! Dia menjauhkan tangannya, membuatku mengambil napas sangat banyak.

Plak!

Frank kembali menampar pipiku, membuatku jatuh terduduk di bawahnya.

"Frank! Lo bisa bunuh Fuji, brengsek!" Seru Virgo. Akhirnya, dia bisa melepaskan diri dari dua sahabat nya itu, dia berusaha menghentikan kegilaan Frank.

"Lo yang brengsek di sini, Vir! Berhentilah ikut campur!!" Seru Frank. Dia melayangkan pukulan tepat di wajah Virgo.

Membuat Virgo tersungkur di lantai, ujung bibirnya berdarah karena ulah sahabat nya sendiri.

Melihat itu, aku mendekat dan segera memeluk erat kaki Frank. "Hentikan, bang! Jangan sakiti Bang Virgo lagi..." Aku semakin mengeratkan pelukan di kaki Frank meskipun dia mengabaikan ku.

"Pukul gue, Frank! Pukul, gue!" Berbeda denganku, Virgo justru menyerah kan diri pada Frank. "Kalau lo emang ingin bunuh orang, bunuh aja gue!! Bunuh gue, Frank. Biar hati lo puas! Berhenti menyakiti Fuji!"

Tak di sangka, Frank justru melepaskan pelukanku di kakinya. Memaksaku berdiri di hadapannya. "Puas, lo?? Puas karena gue bertengkar hebat dengan Virgo, hah?!" Seru Frank padaku.

"Hentikan, bang!" Aku menggeleng keras padanya.

"Wohooo. Ini sangat menarik." Ujar Ando di tempatnya. Dia mendekati Frank yang mencengkeram erat rahangku.

"Berhenti sajalah menyakiti dia... Nggak perlu terus menerus mengotori tangan lo, Frank." Ucap nya lagi, dia menyentuh pundak Frank membuat mereka saling pandang. "Jual saja dia... Lo akan semakin untung banyak... Apalagi dengan dia yang masih virgin."

Aku menggeleng mendengar itu. Ando tersenyum berusaha meyakinkan Frank bahwa itu adalah ide paling bagus untuknya.

Aku semakin menggeleng saat Frank hanya mengangguk saja tawaran super gila dari temannya.

*****

Bersambung...

⚠ Adegan ini tidak untuk ditiru. Harap bijak dalam membaca.

Gimana tuh tawaran dari Ando?? Teman Frank kenapa se brengsek itu, sihhh?? 🤨

Santai Desar... Santai 🤗 kamu juga tetap tenang ya😄👌

Tetap vomments saja, lanjut?? 🤔🤔

Continue Reading

You'll Also Like

252K 8.8K 37
[ Sebelum baca, budayakan untuk follow author nya seng. Mana tau tertarik sama next story author nya 😘] ...
29.5K 3.5K 13
Demian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya d...
371K 20K 51
Ragaza anggota inti Red lion yang tidak sengaja membuat anak pertama Pradipta jatuh cinta padanya.
95.3K 10.3K 49
Kehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.