Stay With You ✅️

By renkechan

27.3K 3K 1.2K

Kisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang men... More

PROLOG
Those Eyes
MY WISH
MY WISH pt 2
GIFT (?)
TAK ADA YANG BEDA, HANYA ...
RAHASIA (?)
RAHASIA (2)
KENAPA HANYA KAMU..(?)
Self
DIA MILIKKU (!)
DIA MILIKKU (!) 2
KERAGUAN
PERJALANAN BARU DIMULAI
LIKU-LIKU
KUNCI
APA INI KEGELISAHAN?
NOT YOU
NOT YOU (2)
NOT YOU (3)
YES I'M
IKAN
YOONMIN
HARI BAHAGIA
PRESENT
PRESENT 2
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
MABA VS MASA
JADI....
💜
IS IT FINE (?)
IS IT FINE (?) pt 2
IS IT FINE (?) pt 3
NO, IT IS NOT FINE
🖤
🖤🖤
🖤🖤🖤
🖤🖤🖤🖤
ME, YOU + (SHE)
ME, YOU+ (SHE) 2
ME, YOU + (SHE) 3
ME, YOU+(SHE) 4
THE SISTER
THE SISTER (2)
JUST WE ARE
JUST WE ARE (2)

DIA MILIKKU (!) 3

553 74 30
By renkechan

Sepulangnya Jungkook dari rumah sakit, Seokjin lebih ekstra lagi dalam memberi perhatian. Sudah dua hari bahkan ia masih harus cuti bekerja.

Di hari pertama kepulangan Jungkook, kekasih tampannya itupun mulai membicarakan perihal kemundurannya disalah satu pekerjaan beratnya sebagai kuli. Tentu hal itu membuat Jungkook semakin lega. Tak apa jika setelahnya ia harus rela mengurangi jatah uang saku asalkan ia tak lagi melihat luka-luka di tubuh sang kakak.

Tak hanya itu, Jungkook pun juga meminta maaf atas pekerjaan yang ia lakukan secara diam-diam. Bukan karena ia tak menghargai Seokjin tapi karena ia yang tak tega jika harus terus menerus merepotkan Seokjin. Sekalipun status mereka saat ini adalah sebagai sepasang kekasih, namun mereka bukanlah suami istri yang mengharuskan Seokjin menanggung seluruh biaya hidup Jungkook. Tapi dengan perkataan lembut Seokjin yang meyakinkan Jungkook bahwa selamanya ia akan tetap menjadi wali Jungkook, membuat pria manis bergigi kelinci itupun mengerti. Ini soal harga diri. Juga, status Jungkook yang sudah jelas resmi menjadi milik Seokjin entah itu sebagai kekasih ataupun nanti kembali berubah menjadi kakak beradik.

"Kakak libur lagi? Ini kan udah hari ke-3. Kookie gak apa kok kalau harus ditinggal. Kookie juga udah sehat."

"Kamu yakin?"

"Seratus persen yakin. Lagipula kalau nanti kakak tunda terus kerjanya, Kookie jadi gak bisa minum susu. Susu di kulkas habis."

Jungkook pura-pura cemberut. Bibirnya dimajukan sekian senti terlihat begitu manis dan imut di mata Seokjin.

"Oh, jadi tega nih menukar kakaknya sendiri sama susu?"

"Kalau menukar kakak sih tega. Tapi kalau menukar pacar, baru gak tega."

Skakmat...

Sekali lagi, Seokjin lupa jika status hubungannya dengan adik manisnya ini sudah berubah menjadi sepasang kekasih. Sebenarnya Seokjin akan sangat bahagia jika ia dianggap sebagai pria (pasangan) oleh Jungkook. Namun perasaan ragu akan apa yang dimiliki oleh dirinya sendirilah yang membuat Seokjin sering menolak kebenaran bahwa saat ini mereka adalah sepasang kekasih.

Ding...dong...

Huh.... Untung saja suara bel berbunyi disaat yang tepat. Namun sepertinya, tamu yang datang bukanlah orang yang tepat.

"Jimin."

"Hai kak Seokjin."

"Kok gak bilang dulu kalau mau kesini."

"Hehe kejutan buat Kookie. Boleh masuk?"

"Boleh silakan."

Pria manis yang senyumnya dapat memikat siapapun orang yang melihatnya, langsung berhambur memasuki kontrakan kecil milik Seokjin dan Jungkook. Tak lupa kedua tangannya dipenuhi oleh gundukan kantong plastik juga paperbag yang berisi banyak makanan berat juga makanan ringan kesukaan Jungkook dan - Seokjin tentu saja.

Wah, sepertinya Jimin dan Seokjin sudah semakin dekat ya?

"Kookieeee!!!"

"Ah, dia lagi."

"Kook lihat! Aku bawa kentang goreng kesukaan kamu. Dan ini juga ada pizza buat kak Seokjin."

"Repot banget Jim. Terimakasih ya."

"Gak repot kok kak. Ini buat ngerayain kepulangan Kookie."

"Ya udah, kalian bincang-bincang aja dulu. Kakak buatin minum dulu ya sama bubur buat Kookie. Kook jangan makan snack terlalu banyak. Kamu belum makan siang soalnya."

"Iya kak."

Kini Seokjin meninggalkan kedua pria manis itu di ruang tengah. Sementara ia pergi ke dapur untuk membuatkan bubur dan sup bihun untuk Jungkook. Perihal makan, Jungkook masih sering memuntahkan makanan-makanan kasar sepulangnya dari rumah sakit. Lambungnya masih belum cukup kuat untuk mencerna makanan-makanan bertekstur kasar. Ia hanya bisa menelan makanan yang lembut saja. Seperti bubur, nasi tim dan sup berkuah bening.

"Kook. Aku baru tau kalau kak Seokjin yang kamu ceritain itu ganteng banget. Huft kenapa gak dari dulu sih kenalin kak Seokjin ke aku?"

"Maksudnya?"

"Kayaknya aku naksir deh. Kak Seokjin juga kayaknya welcome gitu sama aku."

Dahi yang berkerut dan raut tak suka kentara sekali di wajah Jungkook. Apa maksud Jimin mengatakan hal itu? Apa ia tak tau kalau Seokjin adalah-

"Jadi kamu suka sama kak Seokjin?"

"Hngg."

Jimin mengangguk antusias membuat Jungkook semakin kesal dibuatnya. Padahal Jimin ini satu-satunya orang yang baik terhadapnya. Jimin juga selalu memperlakukan Jungkook seperti saudara sendiri. Jungkook tau, sikapnya kali ini sangat keterlaluan. Tapi ia tetap pada prinsipnya. Seokjin itu miliknya. Sampai kapan pun akan tetap menjadi miliknya. Ia tak akan membiarkan siapapun merebut Seokjin sekalipun itu Jimin.

Tanpa berkata apapun lagi, Jungkook berjalan meski sedikit terseok-seok menuju kamar dan mengunci dari dalam.

"Kook! Lah, kok tiba-tiba aku ditinggal sih."

Sepeninggal Jungkook, selang beberapa saat Seokjin datang dengan segelas air berwarna serta beberapa potong kue beras di atas piring kecil.

"Loh, Kookie-nya kemana Jim?"

"Nah itu dia kak. Pas lagi asyik ngobrol tiba-tiba Kookie pergi ke kamar ninggalin Jimin sendiri."

"Sebentar ya Jim."

Seokjin berjalan cepat menuju pintu kamar Jungkook dan langsung memutar gagang pintu.

"Dikunci?"

"Kook, Kookie kamu kenapa Kook? Kok pintunya dikunci? Kakak mau masuk Kook."

Tak ada sahutan dari si pemilik kamar yang membuat Seokjin semakin khawatir. Sementara di belakangnya menyusul Jimin dengan raut wajah yang penuh tanda tanya.

"Kak, ada apa?"

"Ini Jim. Pintu kamar Kookie dikunci dari dalam."

"Aduh, ada apa sih ini kak? Jangan-jangan Kookie ada yang sakit terus disembunyiin? Yah gimana dong? Jimin khawatir kak."

Mendengar perkataan Jimin membuat Seokjin semakin khawatir. Ia terus mengetuk pintu kamar Jungkook tanpa jeda.

"Bentar kak coba biar Jimin telepon."

Jimin mengambil ponsel dan menekan nama 'Kookie' pada baris kontaknya. Satu panggilan tak terjawab dan Jimin melakukan panggilan kedua hingga ketiga namun Jungkook masih tak memberi jawaban.

"Biar aku aja Jim."

Melihat panggilan tak mendapat respon dari Jungkook, membuat Seokjin berinisiatif untuk menghubungi melalui ponselnya. Dengan tangan yang bergetar, Seokjin menekan kotak-kotak alphabet untuk mengirim sebuah pesan pada kekasihnya.

"Kookie. Kamu kenapa? Tolong buka pintunya. Kakak dan Jimin khawatir."

"Kookie. Tolong balas pesan kakak kalau memang kamu gak mau angkat telepon dari kakak."

"Kookie, Jimin menangis saking khawatirnya sama kamu. Tolong buka pintunya Kook. Kakak mau masuk."

Beberapa pesan tak kunjung dibalas namun saat pesan terakhir terkirim, sebuah pesan balasan masuk tak lama setelahnya.

"Jimin Jimin Jimin Jimin terus. Kookie benci Jimin. Kookie gak mau ketemu Jimin. Kookie benci kakak!"

"Kook kamu ngomong apa sih?"

"Kookie gak mau keluar kalau Jimin masih disini. Kookie benci Jimin!"

"Kak, gimana?"

Melihat wajah khawatir Jimin membuat Seokjin tak tega. Jungkook bukan tengah menahan sakit atau apapun. Ia hanya tak ingin bertemu Jimin. Entah apa yang telah terjadi sampai Jungkook yang dulunya selalu menceritakan tentang betapa baiknya Jimin, tiba-tiba saja mengatakan bahwa ia membencinya?

"Jungkook gak apa-apa kok Jim. Dia kayaknya cuma mau istirahat. Maaf ya kalau kelakuannya agak aneh belakangan ini. Mungkin karena dia lagi sakit jadi emosinya gak stabil. Kadang tiba-tiba sedih, gelisah. Kadang juga tiba-tiba senang."

"Oh gitu ya kak?"

"Iya. Kamu kalau mau pulang gak apa kok. Tapi kalau mau tetap disini juga gak apa. Aku jadi gak enak karena kamu baru dateng tapi udah ngehadepin mood Jungkook yang uring-uringan."

"Jimin ngerti kok kak. Kalau gitu Jimin pulang aja deh. Gak enak juga kalau berdua aja sama kakak. Nanti kalau keadaan Kookie udah baikan, Jimin kesini lagi."

"Iya. Sekali lagi maaf ya Jim."

"Iya kak gak apa kok."

Seokjin pun mengantar Jimin sampai ia masuk ke dalam mobil. Membungkuk beberapa kali sampai mobil mini cooper berwarna kuning itu melaju menjauhi kediaman Seokjin.









































-tbc-

Continue Reading

You'll Also Like

35.1K 5.2K 60
Kim Seok Jin, seorang pengusaha yang sangat sukses di usia mudanya, ia telah memiliki banyak aset dan menjadi seorang miliarder di usianya yang masih...
22.1K 1.6K 21
lanjutan dari book "UNCOVER" sebelumnya , yang menceritakan seokjin dan Jungkook yang ternyata memiliki hubungan lebih dari sekedar partner kerja . b...
49.2K 2.5K 15
Sekuel dari Book I Still Want You Semoga semuanya suka..enjoy 😊
963 147 5
my first book.. 🔞🔞🔞 kisah tentang perjalanan kehidupan setelah pernikahan kim seokjin dan jeon jungkook.. top jin bot jungkook start: senin 3 juni...