Annora Untuk Ravindra [End]

By LiaAmelia19_

3.8K 404 73

"Aku akan lalui semuanya, walau luka itu harus datang lagi dan lagi." "Arti nama kamu kekuatan bukan? Aku yak... More

Prolog
Bagian 01.
Bagian 02.
Bagian 03.
Bagian 04.
Bagian 05.
Bagian 06.
Bagian 07.
Bagian 08.
Bagian 09.
Bagian 10.
Bagian 11.
Bagian 12.
Bagian 13.
Bagian 14.
Bagian 15.
Bagian 16.
Bagian 17.
Bagian 18.
Bagian 19.
Bagian 21.
Bagian 22.
Bagian 23.
Bagian 24.
Bagian 25.
Bagian 26.
Epilog.

Bagian 20.

119 10 0
By LiaAmelia19_

Hallo bagaiman kabarnya? Baik, kan?
Gak kerasa, ya, udah di bagian 20 aja, selamat membaca ya, jangan lupa votenya!

.
.
.
.

Annora telah siap dengan semua barangnya untuk meninggalkan asrama, universitas, juga negara ini. Tepat kemarin dia wisuda dengan memperoleh penghargaan yang begitu besar, sangat dia syukuri.

Banyak sekali hal yang sangat berkesan telah dia lalu di negara favoritnya ini, begitu juga untuk sampai ke negara, dan universitas ini. Melewati proses yang tidak semudah itu, butuh kerja keras, pengorbanan, usaha dan doa.

Awalnya Annora sempat ingin menyerah. Akan tetapi, rasa ingin maju di dirinya mengalahkan rasa ingin menyerahnya. Annora percaya dan yakin bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasilnya. Juga dia percaya doa yang selama ini dia lantunkan, tidak akan kembali dengan kekosongan.

Annora tersenyum ke sebuah cermin asramanya dengan menghela nafas lega, senang, juga bercampur sedih karena akan meninggalkan ini semua. Untuk terkahir kalinya dia bercermin di sini, masih dengan senyuman itu. Cermin ini menjadi saksi betapa lelahnya Annora selama ini menghadapi dunianya, dengan setiap senyum yang Annora berikan. Cermin tahu, senyum dan mata lelah seseorang.

Seketika ada yang memegang bahu kanan juga kiri Annora. Mereka juga tersenyum di cermin tersebut. Tanpa aba-aba, buliran bening jatuh di setiap pelupuk mata mereka tanpa di perintah. Kemudian, pelukan manis mereka lakukan seperti Teletubbies.

"Thank you guyss, your are the best person," ucap Yasmin.

"Makasih guys," ucap Nadin.

"Syukron, jazakumullah," terakhir Annora pun mengatakan ucapan syukurnya telah bertemu kedua teman terbaiknya selama di Kairo ini.

Hari ini perpisahan itu tiba. Kehidupan tak jauh dari kata bertemu lalu berpisah. Karena setiap ada awal pasti ada akhir, dan dibalik akhir pasti ada awal.

Setiap penjuru kota Kairo, telah menjadi saksi akan kebersamaan mereka bertiga. Canda, tawa, juga air mata telah mengiringi setiap perjalanan mereka di kota ini. 4 tahun lamanya. Meski memiliki tujuan yang berbeda. Tapi, mereka selalu menjadi rumah satu sama lain, jika ada yang terluka di antara mereka. Siapa lagi tempat mengadu? Selain persahabatan mereka.

4 tahun yang telah mereka lewati, akan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan. Mereka akan selalu ingat, apa dan bagaimana selama di sini. Mereka hanya berharap, semoga kedepannya mereka selalu menjalin komunikasi dengan baik walau terpisah oleh jarak.

***

Pesawat dengan nomor B3760 telah mendarat dari negara Mesir menuju bandara internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Pesawat banyak berisikan para mahasiswa dan mahasiswi yang telah menempuh pendidikannya di Mesir. Pesawat itu lepas landas hingga mendarat dalam kondisi baik. Perjalanan pesawat itu juga lancar karena didukung oleh cuaca yang juga dalam kondisi baik.

Tak lupa, gadis cantik dengan gamis indahnya. Terpancar aura positif, menyapa bandara ini setelah 4 tahun lamanya. Aroma tanah air yang ia cintai pun tetap sama. Sangatlah ia rindukan. Akhirnya ia pulang, setelah sekian lama berkelana.

Di ujung sana terlihat lambain tangan dari orang-orang yang ia rindukan. Ayah, bunda dan adik semata wayangnya. Annora berjalan dengan cepat. Ia sudah tak sabar mendekap orang-orang yang ia sayangi.

Hingga sampai, dekapan hangat dari seorang ibu dan ayah dapat ia rasakan setelah 4 tahun tak merasakannya. Bulir air mata mengalir sempurna dari balik bola mata milik Annora. Tak hanya itu, ibunya juga meneteskan air mata, begitupula adiknya. Terkecuali ayah. Ayah terlihat sosok paling kuat di sana, walau matanya sudah berkaca-kaca.

"Bunda, ayah, terimakasih, terimakasih, terimakasih. Annora sudah tidak tau harus berakata apa lagi. Annora telah sampai di sana dan meraih apa yang Annora impikan. Mimpi Annora benar-benar nyata. Ini semua berkat doa bunda dan ayah juga," Annora mengeluarkan suaranya sehabis mendekap dan menangis di pelukan kedua orang tuanya.

"Ayah bangga sama kamu, nak," ucap Azriel membelai lembut kepala Annora yang tertutup kerudung itu.

"Bunda juga," sahut Khadijah, dia menyeka air mata yang ada di pipi Annora seraya tersenyum.

"Congratulation kakak paling cantik sedunia. Reyhan bangga sama kakak. Selamat juga atas prestasinya selama di sana. Kakak emang hebat. Kakak juga udah memotivasi Reyhan. Semoga Reyhan juga bisa seperti kakak. Meraih mimpi tanpa takut jatuh," ucap Reyhan antusias. Bocah SD itu sekarang telah memasuki dunia putih biru yang menduduki kelas 2.

"Alhamdulillah. Ini juga berkat doa kamu. Aamiin, semoga kamu bisa lebih hebat dari kakak. Kakak akan selalu mendoakan dan mendukung langkah kamu," jawab Annora menepuk pundak adik tersayangnya. Reyhan harus bisa lebih dari dirinya.

"Kami juga ada kejutan buat kakak," celetuk Reyhan menampakan sederet giginya. Dia terlihat sangat menggemaskan juga tampan. Sekilas mirip dengan Annora.

"Apa tuh?"

"Ayah...." Reyhan menjeda kalimatnya.

Azriel dan Khadijah hanya senyum-senyum sendiri sedari tadi. Azriel melirik Khadijah yang seakan mengisyaratkan sebuah kode. Azriel semakin tersenyum lalu merangkul Khadijah. Annora yang melihatnya hanya bisa senyum. Ternyata keromantisan ayah dan bundanya tak pernah luntur. Melihat momen ini dia jadi melupakan sejenak kejutan itu.

"Eh iya, ayah apa, Rey?" tanya Annora yang menyadari bahwa Reyhan menggantung omongannya.

"Ayah sudah PNS, kak!" seru Reyhan. Spontan Annora menoleh ke arah kedua orang tuanya, terutama ayahnya. Kata-kata Reyhan menambah kebahagiaannya.

"Ini serius?" Annora masih tak menyangka dengan apa yang adiknya ucapkan.

"Iya, sayang. Alhamdulillah, berkat doa kalian. Allah juga mempermudah jalannya," ucap Azriel.

"Sudah berapa lama?"

"Dua tahun," jawab Khadijah. Jawaban itu membuat Annora semakin kaget. Tak menyangka. Annora sekarang bersedekap dada dan membuang mukanya. Dia marah. Bisa-bisanya berita bahagia ini disembunyikan darinya selama dua tahun.

"Ututututu, entar cantiknya luntur loh," ledek Reyhan. Sedang bunda dan ayahnya tertawa dengan renyah.

"Enak aja ya! Kenapa Ora gak tahu sih? Sosial media bunda dan ayah juga aman-aman aja selama ini. Gak ada tanda-tanda lulus PNS nya. Kok bisa Ora ketinggalan info? Ayah, bunda juga gak kasih kabar sama Ora. Reyhan juga, bisa-bisanya kamu, ya!"

Annora mengeluarkan unek-uneknya. Dia marah sekali. Azriel, Khadijah dan Reyhan terus saja tertawa melihat Annora marah seperti ini. Ekspresi Annora ketika marah memang semenggemaskan itu.

"Sengaja kamunya di privasi. Sengaja juga gak kasih kabar, agar kamu tahunya saat pulang ke sini," jelas Khadijah.

"Tapi, kan, gak adil," gerutu Annora.

"Masih ngambek? Gimana kalo kita diner sekeluarga. Kamu pasti lapar, kan?" tawar Azriel dengan nada lembut yang sudah 4 tahun Annora tak mendengarnya.

Pertahanan Annora lumpuh. Dia sudah tak marah. Malah semakin berkaca-kaca. Annora mendekap ayahnya dan mengatakan ucapan selamat. Allah Maha Baik. Kebahagiaan telah menyertai keluarganya sekarang.

***

Sesampainya di halaman restauran. Annora dan Khadijah turun dari sebuah mobil BMW berwarna hitam itu. Kemudian, disusul oleh Reyhan, setelah itu Azriel sebagai penyetir mobil. Ini adalah hal yang sangat ia impikan selama ini. Lagi dan lagi Annora masih tak menyangka. Dahulu gak bisa bersama-sama seperti ini karena kekurangan kendaraan. Tapi sekarang, Allah memberikan yang telah ia semogakan.

"Ayah, bunda, boleh gak? Annora ke tokoh buku depan dahulu, soalnya ada yang mau Annora beli, sebentar aja," pinta Annora yang matanya sudah berbinar melihat ke arah tokoh buku di depan restauran tersebut.

"Sekarang banget?" tanya Azriel.

"Iya, makannya nanti tolong langsung pesenin aja. Yang sama kayak bunda, ya hehe. Udah gak sabar nih mau masuk ke tokoh buku itu. Sebentar aja, please. Ya, Ayah, bunda," Annora memohon dengan nada bicara seperti anak kecil. Kalo sudah seperti ini, Azriel dan Khadijah tidak bisa menolak. Apa lagi, Annora adalah anak yang keras kepala dan manja.

"Iya," ucap Azriel juga Khadijah.

"Yeay!" seru Annora karena permintaannya di kabulkan.

"Mau ikut gak?" tawar Annora melirik ke arah Reyhan. Segera Reyhan menggelanng tanda tidak mau.

"Ya udah. Annora pergi ke sana dahulu, bunda, ayah. Byee Reyhan!" Annora terlihat sangatlah bersemangat ingin menuju tokoh buku tersebut.

"Hey, nak, money?"tanya Ayah yang beteriak. Annora menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Azriel. "Terimakasih ayah, Annora ada kok," balas Annora.

Azriel dan Khadijah menggeleng-gelengkan kepala seraya tersenyum gemas melihat tingkah Annora yang berlari riang seperti itu.

"Padahal kan, bisa nanti," celetuk Reyhan.

"Biarkan, nak. Kakak mu itu baru pulang. Biarkan dia melakukan apa yang dia rasa bahagia," bela Khadijah.

***

Ketika memasuki tokoh yang dipenuhi buku-buku. Seketika membuat Annora merasa barada di dunianya, dunia fantasi. Tokoh buku yang begitu luas. Di setiap penjuru terpajang buku-buku karya penulis-penulis hebat. Mata Annora berbinar melihat sebegitu banyaknya buku-buku ini. Ini juga impian Annora bisa masuk ke tokoh buku dan membelinya.

Annora berjalan menelusuri tokoh buku ini. Netranya menatap kagum ke arah setiap buku yang di pajang.

"Eh, astagfirullah," Annora terperanjat kaget ketika tak sengaja tertabrak anak kecil.

Annora pun segera duduk dengan lututnya untuk menyamakan tinggi anak itu. Anak itu seperti sedang menangis dan kebingungan.

"Kenapa, sayang?"

"Hiks... Ica ditinggal, hiks..." ucap Anak itu seraya mengucek-ngucek matanya yang berair.

"Ditinggal sama siapa, hm?" tanya Annora lembut. Tapi, tak ada jawaban dari anak itu.

Anak itu terus menangis. Annora iba. Annora pun berusaha menenangkan anak kecil itu. Mengelus pundaknya. Membelai kepalanya yang dibalut hijab. Mengusap pipinya yang berlinang air mata. Jiwa keibuan Annora bangkit. Anak itu berhenti dari tangisnya. Annora pun kembali bertanya.

"Ayo, sekarang jawab pertanyaan, ante. Kamu ke sini sama siapa? Mama? Papa?"

"Cama..."

"Aisyah!" teriak seorang laki-laki.

Annora yang mendengarnya, spontan berdiri. Suara yang membuat jantungnya berulah kembali. Dia seperti mengenali suara itu. Tanpa aba-aba, Annora membalikkan badannya. Kedua mata dari kedua insan itu bertemu. Laki-laki yang tadinya berlari, lalu terhenti.

Ravindra Natharrazka dan Annora Alisha Catriona. Akhirnya, semesta mempertemukan kedua insan itu kembali hari ini. Masih dengan rasa yang sama. Debaran yang sama. Tatapan yang sama. Hanya, benak Annora penuh tanda tanya. Gadis kecil ini, siapanya Ravindra? Anak?

To be continued

____________♡_____________♡__________

Alhamdulillah akhirnya Buna bisa menyelesaikan part ini.
Semoga kalian suka, ya.

Oh iya Buna mohon maaf yang sebesar-besarnya kalo untuk kedepannya Buna bakal lama updatenya. Ada kemungkinan bulan Oktober Buna gak update. Karena bulan Oktober Buna mau MID semester, setelah itu Buna mau fokus buat Karya Ilmiah untuk kepentingan lomba. Juga mau fokus latihan baca puisi juga untuk lomba. Ada agenda bulan bahasa juga di sekola Buna. Jadi mohon doanya, ya, semoga semua dilancarkan dan Buna bisa memberikan dan menampilkan yang terbaik saat lomba 😊🙏

Syukron jazakumullah ✨🤍


Continue Reading

You'll Also Like

7K 803 47
"Apa aku bisa menjadi seperti Sayyidah Fatimah untuk seseorang?" "Kamu tidak perlu menjadi Sayyidah Fatimah hanya untuk mendapatkan seseorang, karena...
191K 15.6K 25
DILARANG COPAS!MURNI DARI PIKIRAN AUTHOR! (TRANSMIGRASI 1). SEBAGIAN PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN. DI BACA LEBIH DARI 400K PADA TANGGAL...
542K 11.3K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...
171 45 7
📌 KAWASAN DILARANG PLAGIAT 📌 Dara Putri Aqila & Muhammad Raden Imam Al Ibra. Bagaimana rasanya menikahi seorang gadis indigo seperti Dara? Setiap...