Second world transmigration...

By FitriApri568

3.6K 325 156

Ini adalah kisah seorang gadis yang bernama Adira Carramel Adiatama. Seorang gadis yang terkenal akan kecanti... More

PROLOG
Dunia Novel 01 == Part 01
Dunia Novel 01 == Part 02
Dunia Novel 01 == part 03
Dunia Novel 01 == part 04
Dunia Novel 01 == part 05
Dunia Novel 01 == part 06
Dunia Novel 01 == part 07
Dunia Novel 01 == part 08
Dunia Novel 01 == part 09
Dunia Novel 01 == part 10
Dunia Novel 01 == Part 11
Dunia Novel 01 == Part 12
Dunia Novel 01 == Part 13
Dunia Novel 01 == part 14
Dunia Novel 01 == Part 15
Dunia Novel 01 == Part 16
Dunia Novel 01 == Part 17
Dunia Novel 01 == Part 19
Dunia Novel 01 == Part 20
Dunia Novel 01 == Part 21
Dunia Novel 01 == Part 22
Dunia Novel 01== Part 23
Dunia Novel 01 == Part 24
Dunia Novel 01 == Part 25
OPEN PO

Dunia Novel 01 == Part 18

84 6 10
By FitriApri568

Dunia Novel 01 == Part 18

Apa yang kita lihat belum tentu benar benar terjadi.
___By : Adira Carramel Adiatama ___

=======

Happy Reading...



lanjut alangkah lebih baiknya kita kenalan dulu sama sahabat sahabatnya Maira atau pun sahabat sahabatnya Key, dan juga sahabat sahabatnya Ana.

( Sahabat sahabatnya Maira )

1.) Muthia Atthohiroh

2.) Calista Evania

3.) Dania Beach with

( Sahabat sahabatnya Keisha )

1.) Jessica Kumala Sari

2.) Saskia Oktaviani

3.) Dewi Lestari

(Ana dan Sahabat sahabatnya )

1.) Elana Putri

2.) Danie Fanya Aunika

3.) Selina Amora

=======

Di sepanjang Koridor sekolah Maira dan Ana mereka berdua menjadi pusat perhatian warga sekolah. "Mereka kenapa ngeliat kita kaya gitu Ana, " bisik Maira tepat di depan telinga Ana.

"Dih ngeliat lo yah bukan gue, abisnya lo jadi cewe cantik banget, jadi gini kan lo, " balas Ana dengan berbisik juga.

"Ihk apa sih Ana, " Ucap Maira dengan menahan salting itu.

"Cieee salting nih, " ledek Ana kepada Maira.

"Udah ihk Ana kamu jangan ledek aku terus ihk, "rengek Maira dengan bibir yang di kedepankan membuat siapa aja yang melihat itu gemes sendiri.

'Ihk anjirrr gemes banget gue, sama dia, '

'Iya anjirrr pengen gue karungin rasanya, '

'Karung Woy karung dimana, '

'Ehk iya cantik banget sampai insingkur gue, '

'Insinyur bego, '

'Insecure tolol, lu kalau ngasih tau yang benar dikit ngapah, '

'Terpeleset lidah gue, yey maaf en, "

'Cantik juga gue kemana-mana, '

'Pake dukun kali dia buat bisa jadi cantik, '

Dan masih banyak lagi memuji Dan ada juga yang mencibir, akan tetapi itu di hiraukan oleh Maira karena telinganya di tutup oleh Ana, "Jangan pernah lo dengarin perkataan mereka Ra, " Ucap Ana.

"Hah apa Ana kami bilang apa tadi, " tanya Maira lagi karena ia tidak dapat mendengar ucapan Ana.

"Budeg yah lo gue bilang lo gak u______, " Ucapan Ana terpotong karena tangan Ana yang ada di telinga Maira di tarik dari belakang.

"Bukan Maira yang budeg, tapi lo yang bego Ana, " Ujar Selin sambil melepaskan tangan Ana yang ada di telinga Maira, karena ia mendengar semua percakapan mereka berdua dari belakang.

"Lah lupa gue dari tadi nutupin telinga Maira, " Kata Ana sambil cengengesan tidak jelas.

"Huh dasar pikun lo, " Ucap Ane yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka.

"Mendadak bego lo na semenjak ada Maira, " celetuk Selin kepada Ana.

"Gak taulah gue, gue juga binggung sendiri ahkirnya, " Ucap Ana dengan nada di sedih sedihkan.

"Sutttt, kalian jangan bicara terus, dari tadi kita diliatin terus siketos, " Beritahu Ane kepada mereka berdua.

"Hhee okey gak lagi, diam lo Selin, " Ucap Ana.

"Lo juga yah, " Ujar Selin tidak mau kalah.

"Ihk udah kalian jangan banyak bicara diam, " Kata Maira kepada kedua orang itu yang langsung diam saat mendapatkan Pelototan dari Ane. Mereka pun terdiam, karena mereka takut dengan kemarahan seorang Ane. Setelah beberapa menit kemudian, Upacara telah selasai mereka pun kembali ke kelas masing-masing. Di pertengahan jalan mereka berpapasan dengan Muthia dan juga Calista.

"Ehk Maira, bisa gak istirahat kita ke kantin bareng, " tanya Muthia.

"Iya nih udah lama juga kita gak makan bareng, " Timbal Calista.

"Hmmm boleh, kalian tunggu aja di kantin nanti aku sama yang lain akan samperin kalian ko, " Ucap Maira dengan senyum halsunya itu.

"Yaudah kita ketemu di kantin aja ya Ra, " Ujar Muthia.

"Iya gays kalau gitu kita duluan ya dahhhh, " pamit Maira sambil menarik tangan Ana dan mereka berempat pergi dari sana.

"Maira ko jadi berubah ya Mut, " Tanya Calista.

"Maira gak berubah Cal, hanya saja mungkin kita jarang ketemu, lagi pula kita juga beda kelas jadi bisa aja karena jarak dan jarang bertemu membuat kita agak canggung kalau ketemu, " Ucap Muthia memberikan pengertian kepada Calista agar tidak ada kesalahan faham.

"Hmmm gitu ya, " Ujar Calista dengan pelan.

"Yaudah Yu kita ke kelas takut ada guru mapel lagi, " kata Muthia kepada Calista.

"Ehk iya Ayo, " Ucap Calista dengan semangat.

'Lebih baik seperti ini di bandingkan Maira harus bersama kita yang nantinya akan menyakiti Maira sendiri, ' batin Muthia merasa bersalah.

=======

Di perjalanan Maira dan ketiga temanya berbicara banyak hal, mengenai hal yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai, tak terasa ahkirnya mereka sudah sampai di depan kelasnya, mereka pun langsung saja berjalan menuju bangku masing-masing, dan menundukkan bokong mereka di bangku masing-masing. Setelah semuanya sudah hadir dan mereka duduk dengan nyaman ketua kelasnya mulai meminpin doa dengan kepercayaan masing-masing. Setelah itu mereka siap belajar. Tak lama dari itu guru mapel yang mereka mulai memasuki kelas 11 IPA 2, mapel apa yang kelas itu benci, tebakan kalian benar mapel yang mereka benci adalah mapel Matematika yang banyak akan rumus itu.

"Selamat pagi anak anak, " Sapa guru mapel Matematika yang bernama Bu Siti itu.

"Pagi buuuu, " dengan serempak para murid menjawab sapaan dari Bu Siti.

"Sebelum kita memulai pelajaran, saya dengar di kelas ini ada murid baru, acungkan tanganmu dan maju kedepan perkenalkan dirimu kepada teman teman sekelasmu. " Panggil Bu Siti.

Kemudian Maira dia mengangkat tangannya dan maju kedepan, dengan grogi Maira dia mulai memperkenalkan dirinya.

"Haii semuanya, perkenalkan nama aku Maira Andinindiya M Alexander panggil aja Maira pindahan dari sekolah Argantara High School, semoga kita bisa berteman dengan baik yah semuanya. " Ucap Maira, yang membuat mereka kaget, karena sekolah AHS terkenal dengan biayanya yang bukan main main dan pasilitasnya sangat sangat lengkap.

"Haiii juga Maira semoga betah yey dikelas ini, " jawab teman sekelas Maira serempak.

"Haii juga Maira, semoga kita bisa jadi pacar yah, " celetuk salah seorang cowo disana dia bernama Bobby.

"Huhu lo mah mikirin pacar mulu, tuh urusan pacar pacar lo yang banyak itu, " timpal cowo yang di sebelah Bobby dengan menyentil kening Bobby dengan keras, dia bernama Ari.

"Sakit bego, " ucap Bobby sambil mengusap keningnya yang sakit, tetapi ari dia mah bodoamat.

"Neng Maira mending sinih sama aa Bima dari pada sama Sikutukupret, "

"Sudah sudah, kalian ini suka banget godain anak orang, okey Maira perkenalkan nama saya Bu Siti disini saya mengajar mapel Matematika, sekaligus wali kelas ini semoga kamu betah yang dikelas ini, " Ucap Bu Siti kepada Maira dan dibalas dengan teriak dari teman teman sekelas Maira.

"Yo pasti dong Bu Maira bakalan betah di kelas kita iya gak gays, " Ujar seorang cowo Siapa lagi bukan Ari.

"Yoi bu neng Maira pasti bakalan betah soalnya ada Bima disini, "Cetus Bima dengan percaya diri sambil menepuk-nepuk dadanya bangga.

"Huhhhh mimpi lo bim, " Surak seluruh murid di kelas itu.
"Bim lo belum minum obat yah, " Celetuk seorang cowo yang duduk di sebelah bangku Bima sambil menaruh telapak tangannya dikening cowo itu takutnya panas hihihi. Dia bernama Gio.

"Apa sih lo gi, main sentuh sentuh kening gue, emangnya gue cowo apaan, " Ucap Bima dengan menepis kasar tangga Gio yang ada di keningnya itu.

"Yey lo kira gue gaya gitu, dih sorry gue masih suka cewe yah, " Ujar Gio dengan dramatis yang mana membuat mereka hanya bisa menghela napasnya pelan.

"Lo bisa diam gak, jangan buat nama kelas kita jelek hanya karena lo yah, " Kata Ana dia sudah sangat jengah karena perkelahian dia orang yang tidak pernah akur itu.

"Yeh, siapa juga yang mau buat nama kelas kita jelek orang_______" ucapan Bima terpotong karena mendapatkan tatapan tajam dari seorang gadis.

"Berisik diam lo semua, " potong seorang gadis dengan nada dingin andalannya panggil dia Ane.

"Ampun suhu, " Ucap Bima dan Gio secara bersamaan.

"Digituin sama Ane lo berdua langsung diam, kaya kucing, " Ceplos Selin, memang teman sekelasnya ini paling takut sama Ane, tidak tau kenapa, karena saat Ane marah tidak ada orang yang bisa menahannya, karena itu semua teman sekelasnya takut sama Ane. Saat Bima akan berbicara lagi, tetapi tidak jadi karena mendengarkan ucapan dari bu Siti.

"Sudah sudah kalian ini, Maira kamu bisa duduk kembali ketempat dudukmu, kita akan memulai pelajarannya sekarang," Ucap bu Siti yang langsung di turuti oleh Maira, dia langsung duduk dibangunnya. Dan pelajaran pun dimulai.

Jam sudah menunjukkan 11 : 25, Jam sudah berlalu begitu cepat jam pelajaran pertama dan kedua sudah usai digantikan dengan jam Istirahat yang ditunggu tunggu para murid.

Kringgg... Bel istirahat telah berbunyi kepada siswa siswi SHS di persilahkan untuk makan dan sebagai, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya Terima kasih.. Kringgg....

Tak terasa jam Istirahat sudah berbunyi membuat seluruh siswa/I pun berbondong-bondong keluar dari kelas, termasuk Maira dan teman teman barunya pergi ke luar kelas.
"Ehk Maira nanti gue pinjam buku lo dong, gue belum selesai nulis tadi, " Ucap Ana kemudian mengambil buku Maira setelah mendapat izin dari sang empun.

"Kuylah kantin yu, " Ujar Selin.

"Bentar ya aku mau tunggu kak Key dulu bentar, " Ucap Maira yang pokus kepada ponsel yang ada di tangannya.

"Udahlah nanti juga kita ketmu di kantin iya gak gays, " Kata Ana meminta persetujuan temannya itu.

"Hmmm benar tuh yang di katakan Ana, " Timbal Selin.

"Hmmm yaudah deh yu kita ke kantin, " Ucap Maira dengan pasrah ia ketika tangannya di tarik oleh Ana keluar dari kelas.

=======

Sedangkan dikelas Key, mereka sudah siap keluar dari kelas tetapi terhenti ketika mendengarkan ucapan key.

"Ehk gays kita langsung ke kantin aja Adik gue dia udah duluan sama teman temannya. " beritahu Key.

"Yaudah Yu gasken lah, " Ucap Saskia dengan sangat antusias.

"Kaya nya seneng banget lo sas, " Tanya Jessica kepada Saskia.

"Gak juga sih, " jawab Saskia.

"Hayo ada apa lo, " Ucap Key dengan sangat penasaran.

"Gak ada apa apa gays, " Elak Saskia.

"Hmmm bukannya lo baru di tembak sama si gio kan Sas, " Ceplos Dewi dengan sangat polosnya.

"Seriously, Gio anak Basket itu kan, " Tanya Jessica dengan tidak percaya.

"Gio, Gio, Gio Si anak tengil itu bukan sih, " Ucap Key spontan.
"Yaps benar banget, " Jawab Dewi.

"Wah gak nyangka banget gue, mau maunya lo sama anak itu, " Ucap Jessica.

"DEWI, mulut lo ember banget yah hmm, mau gue lakban hah,
"Teriak Saskia, membuat Dewi sadar bahwa ia sudah membocorkan rahasia Saskia.

"Aduh maaaf sas, serius gak sengaja gue, " Ucap Dewi dengan membengkap mulutnya sendiri.

"Owuh jadi lo mau main rahasia rahasia di belakang kita sas, okey kalau gitu, kita juga bisa rahasia rahasia dari lo sas iya gak Key, " ujar Jessica kepada Key meminta persetujuannya.

"Yaps benar banget, " timbal Key dengan sangat yakin.

"Yah yah jangan gitu dong, iya gue ngaku salah maafin yah gays, " Sesal Saskia.

"Kalau gitu lo harus traktir kita makan sekarang, " Ucap Jessica dengan sangat antusias.

"Ya gak bisa gitu dong, " protes Saskia.

"Yaudah kalau gitu ki______, " Ucap Jessica terpotong karena dengan cepat Saskia memotong Ucap Jessica.

"Iya okey okey gue traktir lo bertiga, "Pasrah Saskia karena tidak ada pilih lain lagi.

"Nah gitu dong, " ucap Jessica dengan penuh kemenangan.
Key yang melihat kelakuan mereka pun hanya bisa menggelengkan kepalanya heran, mereka dari keluarga yang berada tetapi mereka sangat suka gratis katanya. 'Yang gratis itu selalu enak karena kita tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun hanya untuk jajan atau belanja,' Itu yang selalu di katakan oleh Jessica. Setelah sampai di kantin Key mencari keberadaan Adiknya akan tetapi dia tidak juga menemukan dimana pun, saat ia akan melangkahkan kakinya keluar dari kantin ada seorang gadis yang menghampirinya.

"Kak, kak pasti lagi cari bangku Maira kan kak, " Tanya Ana, ya gadis itu adalah Ana.

"Iya Maira dia dimana ya, ko gak kelihatan, " Ucap Key sambil mencari cari keberadaan Maira.

"itu kak dimeja paling pojok masa gak kelihatan sih, "Celetuk Ana sambil melihat di meja paling pojok dapat dilihat disana ada Maira teman temannya dan juga jangan lupakan Geng Elang Tough One, yang bergabung bersama adiknya. Kemudian key berterima kasih kepada Ana dan berjalan mendekati meja Adiknya itu.

"lo semua ngapain ganggu adik gue, " tanya Key tiba-tiba membuat semua orang melihat kearah meja yang mereka yang sedari tadi menjadi pusat perhatian.

"Weh santai dong neng Key kita kita gak gangguin neng Maira ko, kita mau ikutan makan bareng aja iya gak teman teman, " Ucap panji meminta persetujuan dari kawan kawannya, akan tetapi mereka malah terdian hanya ada suara jangkrik yang memenuhi area kantin.

Krik krik krik krik

"Lo kenapa diam aja sih, bantuin gue sesekali apa, " guman panji kepada Zaki dia menyenggol tangga Zaki. Sedangkan Zaki dia hanya mengangkat bahunya bodoamat membuat panji kesal setengah mati.

"Udahlah kalau mau gabung tinggal duduk apa susahnya sih, " Ujar Gilang yang masih saja pokus dengan buku yang dia bawa.
Kemudian key dan kawan kawannya duduk di bangku yang masih kosong disana, Setelah itu key menyuruh Dewi dan Saskia untuk memesan makanan.

"Kalian mau pesan apa, " Tanya Saskia yang peka dengan tatapan Key.

"Seperti biasa, baso, dek kamu udah pesan, " Ucap key kemudian dia bertanya kepada adiknya yang dibalas dengan anggukan kepada.

"Udah kak, tadi nitip sama Ana, iya gak Lin, " Ujar Maira dia menyenggol tangga Selin yang sedari tadi pokus dengan Henponnya.

"Iya, yang dikatakan Maira benar ko, kita udah pesan, " Sahut Selin sambil menyimpan ponselnya.

"Lo jess, pesan apa, " tanya Saskia kepada jessica.

"Samain aja biar lo gak pusing sas, " Ujar jessica pengertian.

"Okey kalau gitu kita kita pesenin dulu yah, " Pamit Saskia kepada semua orang, saat beberapa langkah terhenti mendengar ucapan dari seorang cowo disana.

"'Ehk Ehk kita nitip bareng lo boleh, " tanya Zaki.

"Gak, gak ada pesen sendiri, punya tanggan dan kaki kan gunain dengan Baik dong, main suruh suruh orang, lo bukan raja yang harus dilayani, bayyy, " Ucap Saskia dengan sinis, setelah itu dia menarik tangan Dewi yang sedari tadi diam tidak menyauti pembicaraan mereka, Dewi yang bengong pun kaget kala ada seseorang yang menarik tangganya tiba-tiba.

"Ehk, Ehk sas bisa gak kalau narik itu bilang bilang dulu kaget gue, " Ujar Dewi sambil memukul tangan Saskia membuat Saskia meringis kesakitan.

"Awsss, yah abisnya dari tadi lo diam mulu mikirin apa sih Wi, " tanya Saskia penasaran, karena jarang kawannya ini seperti ini sebelumnya.

"Ahk engga ko sas, gue lagi mikirin itu hmmm, Ahk yah ulangan fisika G-gue pusing mikirin itu yah itu hehehe, " Ucap Dewi membuat Saskia heran karena ulangan fisika baru aja tadi ia dan kawan kawan mengerjakan Ulangan kenapa Dewi memikirkan ulangan fisika, ada yang tidak beres, 'batin Saskia.

'Hampir aja buat Saskia curiga, kenapa sih gue ceroboh banget Dewi, gimana kalau rencananya gagal bisa gawat kan, " 'batin Dewi. Setelah kepergian mereka berdua di meja paling pojok masih saja berisik karena ulah Zaki dan Panji.

"Udahlah lo berdua jangan kaya anak kecil deh, gini aja di debatin, lo berdua aja sana yang pesen dari tadi gue denger denger gak ada yang mau ngalah apa udah sana lo berdua aja sonoh pusing gue dengerin bacitan lo berdua, " Keluh Key kepada teman teman abangnya ini.

"iya nih udahlah lo berdua aja pusing juga gue dengerin bekicotan lo berdua, nih gue tambahin deh, " Gilang sambil memberikan uang berwarna merah dia lembar di hadapan mereka berdua yang langsung saja dia di serbu keduanya.

"Di beri yang merah aja lo berdua langsung binar, " Celetuk Gilang yang mana membuat mereka tersenyum sambil menampilkan gigi putihnya.

"Hehehe usahlah lo pada mau pesan apa, " Tanya Zaki kepada kawan kawannya.

"Kaya biasa samain aja semuanya, " Ucap Rendi kepada mereka dan membuat mereka mengerti dan mengangguk kepalanya lalu pergi dari sana.

"Teman teman lo membuat gue pusing bang, " Keluh Key kepada abangnya.

"Yah mereka emang gitu. " Ucap Rendi dengan santainya.

"Ehk iya de Kenapa mereka bisa satu meja sama kamu, " tanya Key yang berbisik kepada Maira.

Gilang Nicky Alvino Panji Rendi Randi Maira.

________________________________________________Key
Mutia Calista Jessica Saskia Ane Selin Ana

(Anggap yang dj tengah itu meja yang gays karena mereka sengaja menyatukan dua meja jadi panjang gitu yah hihihi.Okey lanjutttt.) Maira pun menceritakan sejak awal.

== Flashback on ==

Saat mereka keluar dari kelas tatapan semua siswa/I disana tertuju kepada Maira dan kawan-kawan, tetapi mereka semua hanya sibuk bercanda ria tanpa memperdulikan sekitar, saat sampai dikantin mereka binggung mau duduk dimana soalnya semua bangku sudah penuh dengan penghuni kantin.

"Yah udah penuh gimana dong, mana udah laper banget lagi, " keluh Selin yang dapat didengar oleh mereka semua.

"Sabar dong lin, kita juga lagi cari tempat ini, emang lo doang yang laper kita kita juga laper kali, " Ucap Ana.

"Mmm dimana yah, " Ujar Maira sambil mengetuk ngetuk dagunya dengan jari, dan saat mereka akan berjalan kedepan tanpa sengaja Maira menabrak seseorang.

"Ehk, Ehk maaaf aku gak sengaja, " Sesal Maira kepada orang itu, saat orang itu mengangkat wajahnya dia melihat Muthia yang sudah dia tabrak. 'Yah tapi gue sengaja gimana dong, 'Batin Maira.

'Sialan nih si Maira liat aja apa yang bakalan terjadi selanjutnya, ' Batin seseorang membuat Maira tersenyum dalam diam.

'kebongkar juga kan Ahkirnya hahaha, gimana misi gue berhasil tem, ' tanya Maira kepada sistem Berhasil dong nona, anda memang sangat hebat saat berakting nona.

"Ehk kamu mut, maaf yah gak sengaja aku tabrak kamu, " cicit Maira kepada Muthia, sedangkan Muthia hanya memandang Maira dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Gak papa, ko Ra, lagipula gue juga salah karena gak liat jalan, " Ucap Muhtia menegangkan Maira yang merasa sangat bersalah kepada Muthia.

"Serius mut, tapi baju kamu basah mut, "tanya Maira.

"Gak papa ko nanti juga kering, " ujar Mutia sambil tersenyum hangat kepada Maira, dan saat itu pula calista muncul.

"Ehk mut baju lo kenapa, ki basah gini, " tanya calista kepada Mutia tanpa menyadari kehadiran Maira dan kawan-kawan.

"Gak papa ko cal, cuman basah dong nanti juga kering, " jawab Muthia. Sambil mengibas bajunya yang basah. Saat Calista akan memarahi orang itu dia melihat bahwa yang membuat Muthia, Calista kaget mendapati Maira dihadapannya sekarang.
"loh Maira, " ucap Calista kaget.

"Kamu mau marah kan, sama aku marahin aja aku Cal, karena aku gak hati hati dan gak sengaja nabrak Muhtia. " Ungkapan Maira dengan menundukkan kepadanya.

"Ehk udah gak papa ko Ra, yaudah yu kita cari tempat aja biar bisa makan bersama, " Usul Calista membuat Maira bersemangat.

"Ayo mmmm dimana yah, Ehk Ehk, " ucap Maira saat seseorang dengan sangat tiba-tiba menarik tangannya menuju mejanya dan kawan kawannya. Dan kalian mau tau siapa pelakunya siapa lagi kalau bukan Randi. yah Randi yang tidak tega melihat adiknya kebingungan pun langsung saja berjalan dan membawa Maira dan kawan-kawan kemeja mereka,dan tidak lupa teman teman Maira pun mengikuti langkah Maira. Dan itu menjadi sorotan bagi warga kantin, karena baru pertama kali nya seorang Randi menarik tangan seorang cewe yang tidak lain dan tidak bukan adalah Adiknya sendiri.

'Uhhh gue mau ada di posisi cewe itu woy, '

'Beruntung banget sih tuh cewe bisa di tarik tangannya sama ayang gue, '

'Mimpi lo ketinggian coy, mah bersanding dengan Randi hello sadar kali,

'Dasar mubar lo jangan seneng dulu deh, dasar mubar Kecentilam, bisa bisanya rebut ayang gue, '

'Udahlah gue mundur kalau saingannya sepek bidadari seperti dia. '

'Lah benar itu, mundur alon alon gue. '
Dan masih banyak lagi cibiran, hinaan, dan pujian yang dilontarkan para penghuni katin kala melihat itu.

"Duduk " Ucap Randi tanpa mau dibantah, dan itu langsung saja di turuti oleh Maira.

"Kalau kita kita gimana, " tanya Ana menyadarkan mereka semua dari Kekagetannya.

"Kalian juga duduklah, tapi kalau mau berdiri juga gak papa, " Ujar Panji dengan santai.

"Yaudah lo duduk aja kita mau pesan makan dulu lo mau pesan apa Ta, " tanya Ana.

"Mmm, aku pesen basok aja deh, minumannya jus mangga aja. " Ujar Maira sAt berpikir terlalu lama.

"Kalau lo Ne, apa, " tanya Ana pada Ane.

"Samain ajalah, " Jawab Ane kepada Ana.

"Iya bener samain aja kita mah, " timbul selin.

"Lo mau apa Mut, " tanya Calista.

"Samain aja, deh, " ucap Muthia dengan senyuman nya itu.

"Okey kalau gitu kita duluan ya gays, yu Cal, " Ujar Ana sambil menarik tangga Calista. Dan mereka pun pergi untuk memesan makanan dan tanpa sengaja bertemu dengan Key yang sedang mencari meja Maira dia pun memberi tahu Key dan berjalan tempat mereka memesan makanan.

== Flashback off ==

"Makanan sudah siap gays, "Ucapan mereka bertiga serempak, siapa lagi kalau Ana, Saskia, dan Zaki, yah Mereka datang secara bersamaan, mereka mulai membagikan makanan masing-masing Kemudian mereka bersiap untuk makan tetapi di kejutan dengan seseorang yang tiba-tiba datang dan menumpahkan kuahnya ke tangan Maira membuat semua orang terkejut.

Brukkkk

Prengggggg


[[[[[[[ ...Bersambung... ]]]]]]]

See You Next Time

Semoga suka dengan ceritanya.

Dahhhhhh







To be continued

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 113K 64
‼️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ‼️ Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo nyuruh gue buat berhenti ngerokok...
545K 6.7K 93
"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal tersebut me...
MIRACLE By Ara

Teen Fiction

321K 11.7K 45
"My mother named me Miracle, but I am anything but a miracle in her and our family's life. I am a mistake. I am a product of a heinous crime." Miracl...
7.5M 210K 21
It's not everyday that you get asked by a multi-billionaire man to marry his son. One day when Abrielle Caldwell was having the worst day of her life...