Stay With You ✅️

Da renkechan

27.5K 3K 1.2K

Kisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang men... Altro

PROLOG
Those Eyes
MY WISH
MY WISH pt 2
GIFT (?)
TAK ADA YANG BEDA, HANYA ...
RAHASIA (?)
KENAPA HANYA KAMU..(?)
Self
DIA MILIKKU (!)
DIA MILIKKU (!) 2
DIA MILIKKU (!) 3
KERAGUAN
PERJALANAN BARU DIMULAI
LIKU-LIKU
KUNCI
APA INI KEGELISAHAN?
NOT YOU
NOT YOU (2)
NOT YOU (3)
YES I'M
IKAN
YOONMIN
HARI BAHAGIA
PRESENT
PRESENT 2
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
MABA VS MASA
JADI....
💜
IS IT FINE (?)
IS IT FINE (?) pt 2
IS IT FINE (?) pt 3
NO, IT IS NOT FINE
🖤
🖤🖤
🖤🖤🖤
🖤🖤🖤🖤
ME, YOU + (SHE)
ME, YOU+ (SHE) 2
ME, YOU + (SHE) 3
ME, YOU+(SHE) 4
THE SISTER
THE SISTER (2)
JUST WE ARE
JUST WE ARE (2)

RAHASIA (2)

510 64 17
Da renkechan















"Kooookkiiiiieeeeeeee!!!"

"Mini stop! Dilarang alay, dilarang lebay, dilarang ganjen dan gak boleh teriak-teriak!"

"Bawel ya Kook."

Pagi ini Jimin datang. Ia sengaja mengunjungi sahabatnya untuk mengetahui bagaimana keadaan lelaki itu setelah dua minggu bekerja sebagai promotor (badut jalanan). Tak lupa ia menyiapkan makanan kesukaan si badut yaitu roti isi-isian dan juga susu pisang kemasan.

"Ya habisnya kamu tuh selalu deh, gak bisa apa kalau ketemu aku gak pakai teriak?"

"Gak bisa Kookie! Kan kamu sayangnya aku. Jadi aku seneng kalau ketemu kamu!"

"Halah."

"Nih aku bawain makanan. Gimana kerjaan kamu? Aman kan?"

"Aman kok mini."

"Oh iya tadi om aku nitipin ini buat kamu."

Jimin menyerahkan sebuah amplop coklat berisi uang. Tidak begitu tebal namun saat dibuka ternyata nominalnya cukup banyak. Jungkook memang mempunyai perjanjian di awal. Ia menginginkan gaji dibayarkan setiap dua minggu sekali. Dan hari ini adalah jadwal untuk Jungkook menerima gaji pertamanya. Sungguh diluar dugaan karena Jungkook mendapatkan upah yang sangat fantastis. Sepertinya benar kata Jimin. Adik dari ibunya itu sangat baik. Apalagi beliau tau kalau Jungkook bekerja memang untuk membiayai kuliahnya.

"Mini ini gak salah?"

"Apanya? Gajinya? Gak sesuai ya Kook? Duh jangan-jangan kasir om aku salah kasih gaji. Bentar ya aku telepon om aku dulu."

Jimin mengambil ponsel dan menghubungi nomer pemilik tempat makan yang tengah viral dikalangan remaja.

"Halo om."

...

"Ini gak salah? Kayaknya gajinya gak sesuai deh. Jimin kan udah bilang sama om kalau Kookie ini sahabatnya Jimin yang mau kerja buat biayain kuliahnya. Tapi om malah ngegaji semena-mena."

Jungkook yang mendengar omelan Jimin kepada atasannya, langsung merebut ponsel tersebut dari tangan si mini dan mengambil alih pembicaraan.

"Selamat siang pak. Maaf bukan begitu. Ini Mini salah. Maksudnya begini. Jadi ini gajinya memang tidak cocok tapi bukan karena gajinya yang kurang pak."

...

"Gajinya terlalu banyak. Ini banyak sekali pak. Apa ini gaji pertama sekaligus yang terakhir ya? Apa barangkali saya dipecat? Maaf pak kalau kerja saya kurang bagus tapi saya mau berubah kok pak. Tolong beri kesempatan. Jangan pecat saya."

...

"Loh, jadi ini bukan gaji sekaligus pesangon?"

...

"Tujuh ratus ribu won pak."

...

"Jadi beneran ini gaji saya selama enam hari bekerja?"

...

"Tidak tidak !! Ini bahkan jauh dari ekspektasi saya. Terimakasih pak. Maaf ya atas celotehan Jimin. Bapak kan omnya, jadi bapak pasti tau kan Jimin memang orangnya seperti itu?"

...

"Baik pak. Sekali lagi saya minta maaf dan mengucapkan banyak terimakasih sama bapak."

...

"Selamat siang pak."

Setelah panggilan terputus, Jungkook kembali menyerahkan ponsel pada pemiliknya. Kedua bola mata besar itu menatap sang sahabat dengan berkaca-kaca. Jungkook tak tau, apa kalimat yang lebih baik dari sekedar ucapan terimakasih pada sahabatnya itu.

"Jadi gimana sih Kook? Gajinya kurang atau enggak?"

"Mini, ini tuh gajinya gak sesuai bukan karena kurang tapi karena terlalu banyak. Ini lihat! Tujuh ratus ribu won. Ini bahkan mungkin sama kayak gaji kakak aku sebagai kuli selama sebulan penuh."

"Ya ampun! Kamu cuma dikasih tujuh ratus ribu won padahal udah panas-panasan kayak gini? Emang bener-bener ya om aku ini. Bentar deh Kook!"

Jimin kembali membuka lipatan ponselnya dan berniat menghubungi pamannya kembali. Namun tentu saja hal itu segera dicegah oleh Jungkook.

"Kamu jangan macam-macam ya mini. Aku cuma kerja enam hari dalam seminggu dan itu pun gak lebih dari tiga puluh lima jam. Mungkin buat kamu ini kecil tapi buat aku ini luar biasa mini. Aku cuma tinggal kerja selama satu bulan dan habis itu aku pasti bisa beli sepatu teater sendiri. Setelah itu baru aku bisa bantu kakak aku buat biayain kuliah aku."

"Tapi Kook ini gak sepadan!"

"Mini diam ya. Kalau kamu macam-macam, aku gak mau temenan sama kamu lagi. Udah! Ini udah cukup. Sangat-sangat cukup mini."

"Hfftt, yaudahlah terserah kamu. Nih makan dulu! Buruan! Jam istirahatnya udah mau abis tuh."

"Hehe iyaa. Makasih ya udah dibawain bekel hehehhe."

Sungguh persahabatan antara dua strata yang berbeda satu sama lain. Si miskin dan si kaya yang terjebak dalam simbiosis mutualisme. Dan semoga saja persahabatan itu akan selamanya begitu. Tak ada yang berubah. Tak ada yang merasa dirugikan dan tak ada yang merasa dilebihuntungkan dari hubungan keduanya.









































____

Hari-hari berlalu seperti biasa. Namun beberapa saat terakhir, Seokjin mendapati wajah kekasihnya yang terlihat layu seperti orang yang sangat kelelahan dan banyak pikiran. Seokjin juga beberapa kali merasa ada yang kurang sebab Jungkook tak lagi bermanja padanya. Tak ada rengekan menginginkan sesuatu (walaupun bukan hal yang besar atau membutuhkan biaya yang banyak). Padahal setiap kali Seokjin mendapatkan gajinya, biasanya Jungkook akan merengek ingin jalan-jalan lah, ingin naik bianglala lah, ingin makan kembang gula atau hal lain seperti yang diinginkan seorang anak kecil. Tak hanya itu, bahkan sudah tiga kali Jungkook menolak untuk pergi bermain di game center favoritnya saat Seokjin menawarkan.

Awalnya pria tampan paripurna tersebut tak ambil pusing sebab  mungkin saja memang Jungkook sedang banyak tugas. Memaklumkan tugas anak kuliahan. Namun saat melihat keadaan sang kekasih yang semakin hari semakin terlihat begitu kering membuat Seokjin bertanya-tanya. Apakah memang sebanyak itu tugas kegiatan yang dilakukan mahasiswa?

Lalu akhir pekan ini Seokjin kembali peruntungan untuk mengajak si manis pergi makan di kedai ramen kesukaannya. Mungkin dengan sedikit pendekatan, kekasih kecilnya itu akan mau bercerita keluh kesah yang tengah dihadapinya saat ini.

"Kook, besok kakak ada jatah libur dari Yoongi karena udah dua minggu ini kakak belum libur. Kita pergi beli ramen yuk. Katanya lagi ada promo gitu di kedai biasanya kita sering kesana."

Jungkook yang saat itu tengah memejamkan mata dan merebahkan dirinya di atas spons kecil di depan televisi, menjawab ajakan Seokjin hanya dengan gumaman.

"Kookie gak bisa kak. Kookie ada kerja kelompok."

Jungkook menjawab secara ogah-ogahan dan berbalik membelakangi Seokjin. Ia lelah sekali dan ingin tidur di Sabtu malam ini sebab kemarin, ia harus lembur sampai pukul sebelas malam karena harus menyebarkan selebaran di acara festival kembang api yang diadakan oleh pemerintah setempat dibantaran sungai Han.

"Besok hari Minggu Kook. Istirahat dulu gak apa-apa kan? Belakangan ini setiap akhir pekan pasti kamu isi dengan kerja kelompok. Kasihan juga badan kamu butuh istirahat dan sedikit hiburan."

Kalimat yang keluar dari mulut Seokjin sungguh lembut dan penuh kehati-hatian. Ia tak ingin jika ada perkataan darinya yang akan menyinggung perasaan si manis karena, sejatinya Seokjin tak pernah merasakan bangku kuliah. Itu sebabnya ia tak ingin menghakimi Jungkook. Ia hanya ingin Jungkook tidak terlalu memforsir tubuhnya. Setidaknya sehari dalam seminggu Jungkook harus menyempatkan untuk membahagiakan dirinya sendiri.

Namun beberapa detik berlalu dan tak ada jawaban dari lawan bicara. Malahan kini terdengar dengkuran halus yang Seokjin tau pasti darimana datangnya. Jungkook tertidur dan Seokjin tak mungkin membiarkan sang kekasih tidur di atas spons yang tak begitu besar. Bisa dipastikan keesokan harinya pasti badan Jungkook akan pegal-pegal. Jadi, mau tak mau Seokjin harus menggendong si manis untuk dipindahkan ke dalam kamar. Sebab jika ia memaksa membangunkan Jungkook, maka akan percuma. Jungkook itu kalau sudah tidur, rasanya seperti orang pingsan. Mau ketarik badai tornado pun ia pasti takkan terbangun.


































___

"Selamat pagi sayangnya Jungkook!"

Matahari masih malu untuk muncul namun siapa sangka Jungkook sudah terbangun dan mengucapkan sebuah kalimat godaan (sayang) pada sang kekasih. Pasalnya sampai detik ini, Seokjin sama sekali tak pernah memanggilnya dengan sebutan sayang, padahal Jungkook sering memancing dengan candaan.

"Tumben udah bangun?"

"Kan mau kerja."

Seokjin menghentikan kegiatannya memotong wortel dan beralih menatap tajam ke arah Jungkook.

"Kerjaaaa kelompokkkkk!"

Berpura-pura saja kalau kalimat yang tadi ia ucapkan belum selesai sampai titik.

"Wah, harum banget. Masak apa nih?"

"Kemarin ada sisa ayam potong dari kedai dan boleh kakak bawa pulang. Jadi kakak bikin yangnyeom kesukaan kamu."

"Lagi banyak pesanan ya kemarin kak?"

"Iya. Terakhir, Yoongi berani bayar selebgram buat promosiin kedainya jadi sekarang kedai lagi ramai-ramainya."

"Kak Yoongi hebat banget ya."

Jungkook mencuri sesuap ayam yang Seokjin potong kecil untuk dijadikan yangnyeom.

"Ini belum selesai Kook!"

"Aw."

Seokjin menepuk pelan punggung tangan Jungkook menggunkaan sendok makan.

"Mandi dulu. Nanti selesai mandi baru makan."

Jungkook beranjak dari tempat duduk. Bukannya pergi kekamar mandi, ia malah mendekat pada yang lebih tua. Memeluk erat perut Seokjin dari belakang dan menghirup aroma tubuh kekasihnya yang selalu menjadi candu. Jungkook sudah dewasa, ia sudah tak malu lagi dan lebih berani untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan. Tak terkecuali rasa cintanya pada Seokjin.

Hal seperti ini sudah sering Jungkook lakukan dan selalu berhasil membuat lelaki berbahu lebar yang sejak petang sibuk berkutat dengan peralatan dapur, tersenyum manis saat mendapatkan perlakuan yang ia sendiri bahkan tak berani memulai. Seokjin mencintai Jungkook, hanya saja semakin lama ia semakin sadar bahwa ia tak pantas mendapatkan cinta dari adik kecilnya. Jungkook itu sempurna. Ia pintar, berbakat dan berpendidikan tinggi. Jadilah Seokjin semakin menekan perasaannya sebab ia tak ingin patah hati jika suatu saat Jungkook menemukan tambatan hati yang sesungguhnya.

"I love you."

Sebuah kalimat yang selalu Jungkook ucapkan setiap kali datang momen romantis. Namun Seokjin seakan tuli dan tak pernah membalas ucapan Jungkook.

"Cepat mandi atau kamu akan telat pergi belajar nanti."

"Ck."

Si manis melepaskan pelukannya dan berjalan lunglai. Menghilang dari pandangan ketika pintu kamar mandi tertutup kembali.





































___

"Bosen. Kemarin rencananya mau pergi sama Kookie tapi ternyata dia ada kerja kelompok. Mending bersih-bersih rumah deh."

Seokjin itu orang yang tak bisa diam. Selalu ada saja hal yang ia lakukan. Pria rajin yang biasanya bekerja dari dini hari hingga tengah malam tentu tak punya banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Meski begitu, Seokjin tak pernah menjadikan alasan untuk menyuruh Jungkook melakukan pekerjaan yang tak seharusnya Jungkook kerjakan. Tugas Jungkook itu hanya membantu mencuci piringnya sendiri dan membersihkan kamar tidur kedua penghuni rumah kontrakan mungil tersebut. Selain itu, pekerjaan yang sedikit berat hanya boleh Seokjin yang melakukannya. Seperti mengepel dan mencuci pakaian juga memasak dan mencuci piring bekas masakan.

"Udah satu minggu aku lihat debu di meja kamarku belum juga bersih. Kayaknya Jungkook masih belum sempat beresinnya. Aku yakin pasti di dalam kamarnya jauh lebih berantakan."

Seokjin berjalan menuju kamar dekat ruang tamu dan membuka pintunya perlahan.



"Berantakan banget. Kasihan pasti dia capek jadi gak sempat beresin kamar."

Pria itu memulai pekerjaannya pagi ini dengan mengganti sprei dan selimut Jungkook. Ia tersenyum kecil saat mencium aroma tubuh Jungkook yang melekat disana. Bagaimana tidak? Jungkook tak pernah bisa tidur dengan pakaian. Ia paling tak tahan dengan suhu ruang yang panas.

Satu-persatu sarung bantal dan guling juga selesai ia ganti. Dan saat bantal terkahir ia pungut dari tempatnya, Seokjin menemukan sesuatu yang mengejutkan.







































































































-tbc-

Continua a leggere

Ti piacerà anche

49.3K 2.5K 15
Sekuel dari Book I Still Want You Semoga semuanya suka..enjoy 😊
24.7K 1.9K 26
Kim Seokjin adalah seorang tentara Korea Selatan yang sudah menikah karena perjodohan dan mempunyai seorang putri. Namun kim Seokjin tidak pernah sed...
26K 3.3K 37
Seokjin bertemu dengan Jungkook di penjara dan setelah bebas, ia ingin memulai kehidupan barunya yang lebih bahagia #season 1 [2023, Nov 27 - Des 9 ]...
58.5K 4.4K 39
Jungkook hidup sebatang kara setelah kecelakaan mobil itu merenggut nyawa orang2 terdekatnya , appa , eomma dan jeong hyung . Jungkook kini tinggal b...