Frost Flower in the Palace

By kietzyQS

17.9K 2.7K 710

(English vers.) a story about a little frost flower with courage, intelligence and wisdom. She join the selec... More

Conference Room
Conference Room (Part 2)
Chapter 1 : The Birth of a Flower
Chapter 2 : Flower without Leaves
Chapter 3 : The Growth of a Wildflower
Chapter 4 : The Life of Young Flower
Chapter 5 : The Battle Shield
Bonus Chapter : Character in the Harem
Chapter 6 : The Selection
Chapter 7 : The Blooming Time
Chapter 8 : The Girl On My Sight
Chapter 9 : Uninvited Guess
Chapter 10 : The Queen's Favorite
Chapter 11 : The Harem
Chapter 12 : The Missing Gems
Chapter 13 : Deep of the Sea
Chapter 14 : Wild Flower
Chapter 15 : Bird Box
Chapter 16 : Revolution
Chapter 17 : The Grace
Chapter 18 : The Choosen One
Chapter 19 : Little Tiger
Chapter 20 : Small Wave
Chapter 21 : Little Sparks
Chapter 22 : One Pair of Heart
Chapter 23 : The name you wanna hear
Chapter 24 : When the wind blows
Chapter 25 : I've Lost
Chapter 26 : Too Hurt to Let Go
Chapter 27 : The Protector
Chapter 28 : The Only Hope
Chapter 29 : Flower in the desert

Chapter 30 : The Wind brought me to you

197 27 10
By kietzyQS

.Chapter 30.

.TheWind brought me to you.


              "aku ingin pergi ke ibu kota" ujar Sooji begitu saja masih menatap lekat pada papan pengumuman itu.

"apa? kau ? kenapa?" tanya temannya dengan begitu polosnya.

"aku ingin menyembuhkan Jungjeon mama . . " jawab Sooji.

"kau yakin? Kau pernah bilang bahwa kau tak akan menjadi tabib bagi orang luar selain untuk orang-orang di desa kita" ujar temannya.

"apa kau percaya jika aku bilang, aku merasa déjà vu setelah mendengar seseorang menyebut 'Ratu' ?" tanya Sooji dengan mata yang kini tertuju pada temannya itu.

"apa? tapi itu tidak mungkin Sooji-ya, kau tidak mungkin berasal dari istana" ujar temannya membantah.

"aku tahu, aku bahkan tidak mengingat masa laluku selain fakta bahwa namaku adalah Sooji. Namun ini pertama kalinya aku merasa seperti ini. . . aku yakin, aku memiliki hubungan dengan Jungjeon mama. Entah apapun hubungan itu" tutur Sooji dengan ekspresi yakin diwajah cantiknya.

"Sooji, apa kau tahu betapa bahayanya ibu kota? Apa kau yakin akan menempuh jalan seperti ini?" tanya temannya ragu. Sooji mengangguk dengan sangat yakin.

"mungkin, Jungjeon mama bisa membuatku mengingat siapa keluargaku dan kehidupanku sebelum aku melupakan semua hal seperti sekarang" timpal Sooji.

"baiklah, aku tak bisa lagi menahanmu. Aku hanya bisa berharap agar kau segera menemukan masa lalu yang kau lupakan dan bersatu kembali dengan keluargamu" ujar temannya dengan senyum tulusnya. Sooji membalas senyum itu dan mengangguk.

"terima kasih" ujar Sooji.

0.0

Setelah perjalanan selama beberapa hari. Sooji akhirnya tiba di gerbang ibu kota. Sooji mengenakan Chima berwarna cream dengan jeogori berwarna senada, ia juga mengikat rambutnya berbentuk kepang mengikuti tradisi untuk gadis yang belum menikah.

"apa keperluanmu kemari?" tanya penjaga gerbang istana dengan tegas.

"aku kemari untuk mengobati Jungjeon mama" jawab Sooji.

"buka barang bawaanmu" titah penjaga gerbang.

Sooji lantas membuka kain putih yang ia bawa dan menunjukkannya pada penjaga gerbang itu. Penjaga gerbang itu mengangguk dan mempersilahkan Sooji masuk ke istana. Tepat pada saat Sooji melangkah masuk ke gerbang, kuda yang Lee Geum tumpangi melewati Sooji seperti sebuah adegan slow motion.

Tidak seperti selama di desa, Sooji tidak mengenakan cadar karna harus mengikuti aturan kerajaan. Sooji melangkah memasuki istana megah itu dengan dibimbing oleh seorang dayang istana. Entah bagaimana, tetapi dinding tinggi di sekitarnya terasa familiar untuknya.

Sooji tiba di depan Aula Kerajaan, ia berbaris sesuai antrian. Beritanya setiap tabib yang ingin mengobati Permaisuri harus menerima berbagai tes lebih dulu baru di persilahkan untuk mengobati Permaisuri.

Setelah menunggu sangat lama, saat gilirannya hanya berjarak 2 orang lagi. Tiba-tiba saja suara meja yang dibanting kencang membuat Sooji serta semua barisan para tabib terkejut. Sooji mengerutkan alisnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Tak lama kemudian seorang prajurit keluar.

"Proses seleksi tabib hari ini cukup sampai disini saja!! proses ini akan dilaksanakan 1 minggu lagi!!" tegas prajurit itu dengan lantang.

"apa? 1 minggu lagi?!" Sooji lantas terkejut.

"sekarang bubar?!! Bubar?!!!" teriak prajurit itu. Kini Raja mereka sangat marah karena kebanyakan dari para tabib yang datang hanyalah seorang tabib palsu yang hanya mengharapkan imbalan.

Sooji melangkah pergi tetapi ia menahan langkahnya. Tiba-tiba terpikir olehnya sebuah ide, ia memperhatikan banyak pelayan yang berlalu lalang. Sooji sontak melangkah ke tempat terpencil dari istana itu. Sooji berhasil setelah menghindari banyak prajurit yang ada disepanjang jalan hampir di setiap sisi.

Sooji tak tahu kenapa ia merasa familiar dengan wilayah istana yang sekarang ia pijaki. Sooji masuk ke sebuah bilik kamar kecil dan mendekati seorang pelayan yang ada disana. Sooji mencipratkan air ke pakaiannya.

"permisi . . bolehkah aku meminjam pakaianmu? Pakaianku basah" ungkap Sooji dengan mata berbinar-binar penuh harap. Pelayan itu terkesima dengan kecantikan gadis dihadapannya itu, namun berusaha tetap terlihat biasa saja setelahnya.

"pelayan dari mana kau berasal? Kenapa kau mengenakan pakaian kumuh seperti ini?" tanya pelayan itu menatap Sooji curiga.

"ah . . tadi . . seragamku sudah rusak . . aku berasal dari istana Ibu Suri . . aku akan segera membayarmu!" ungkap Sooji dengan yakin.

"dari kediaman Ibu Suri? Kalau begitu . . baiklah . . tunggu disini . . aku akan membawakannya tapi ingat . . kau harus membayarku seperti yang kau janjikan!" ungkap pelayan itu. Sooji tersenyum dan mengangguk yakin.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pelayan tadi kembali dengan seragam dayang istana. Sooji segera mengenakan seragam itu kemudian menyembunyikan pakaiannya di dalam tanah yang ada dibalik pepohonan belakang bilik disana.

Sooji melangkah sembari menunduk menuju aula utama Raja. Sooji tak tahu kenapa tetapi ia seperti mengetahui istana ini lebih baik dari yang ia kira. Sooji akhirnya tiba digerbang aula utama kerajaan.

"apa yang pelayan rendahan sepertimu lakukan disini?" tanya prajurit penjaga pintu pada Sooji.

"hamba ingin mengatakan sesuatu yang penting kepada Jeonha" ungkap Sooji dengan wajah tertunduk.

"hamba bisa menyembuhkan Jungjeon mama!!" teriak Sooji dengan sengaja agar suaranya terdengar.

"beraninya kau berteriak seperti itu! Apa kau tak takut mati?!! Jeonha sudah sangat marah karena banyak penipu yang mengaku sebagai tabib . . sekarang dayang rendahan sepertimu dengan lantangnya menyerukan bisa menyembuhkan Jungjeon mama?" bentak prajurit itu.

"Jeonha?! Hamba benar-benar bisa menyembuhkan Jungjeon mama!" ungkap Sooji dengan sangat keras meski wajahnya masih tertunduk.

"Kasim Hong, selesaikan keributan yang ada didepan!" titah Raja sembari memegang kepalanya yang terasa pusing akibat darah tingginya.

Kasim Hong keluar dan mengangkat tangannya, seketika prajurit itu menyingkir. Kasim Hong menatap gadis yang menunduk itu dengan tatapan curiga.

"angkat wajahmu" ucap Kasim Hong.

"ye?" Sooji terkejut, tetapi ia hanya menurut dan mengangkat wajahnya untuk menatap Kasim Hong.

Mata Kasim Hong terpana melihat wajah itu, ia merasa familiar dengan wajah ini tetapi yang lebih membuatnya terkejut adalah kecantikan gadis ini. Kasim Hong mengerjap untuk menetralisir rasa terkejutnya.

"kenapa kau seyakin itu bisa menyembuhkan Jungjeon mama?" tanya Kasim Hong sinis. Tidak sedikit pelayan dari yang berpenampilan menarik sampai dengan berpenampilan biasa berusaha keras menggoda Raja-nya dengan berbagai cara, sehingga Kasim Hong sudah terbiasa akan hal itu.

"hamba menyukai ilmu obat-obatan . . hamba juga sudah menjadi tabib selama beberapa tahun di desa Myeongjeon . . " jawab Sooji seadanya.

"gadis muda sepertimu? siapa yang akan percaya?" ungkap Kasim Hong tak percaya.

"biarkan dia masuk?!" suara dari dalam Aula membuat Kasim Hong tertegun, ia menggerakkan tangannya dan seketika prajurit membuka kan pintu aula untuk pelayan itu.

Sooji melangkah masuk sembari menundukkan wajahnya, Sooji kemudian bersujud dihadapan Raja dan memberi hormat sesuai aturan yang berlaku. Raja mengernyit memperhatikan gadis ini, suara gadis ini terasa familiar baginya.

"kenapa kau yakin bahwa kau bisa menyembuhkan Jungjeon mama?" tanya Raja, matanya masih memicing memperhatikan gadis itu.

"hamba menyukai ilmu obat-obatan, dan . . hamba ingin menyembuhkan Jungjeon mama karena rakyat memerlukan seorang Ibu Negara untuk melindungi mereka" ungkap Sooji. Suara ini, meski menjadi lebih dewasa tetapi tidak pernah luput dari ingatan Raja.

"baik, kalau kau begitu percaya diri .. . . aku ingin menguji pengetahuanmu. Apa kau tahu resep untuk menyembuhkan keadaan tidak seimbang antara Yin dan Yang pada tubuh seorang anak kecil?" tanya Raja lagi.

"tanaman Yeogjjanghwa adalah obatnya" jawab Sooji.

Raja tertegun, jika dugaannya benar, gadis ini adalah pelayan yang menyembuhkan putra ke-duanya kemudian hilang seperti hembusan angin 4 tahun yang lalu.

"bawakan tulisan kertas, tinta dan pajanganku" ungkap Raja. Kasim Hong terkejut, tetapi ia hanya menuruti perintah rajanya.

"bisa kau jelaskan apa itu Yeogjjanghwa?" tanya Raja menatap Sooji ingin tahu.

"Yeogjjanghwa adalah salah satu tanaman langka yang tumbuh di daerah Gunung Sewol, umumnya tanaman ini terkenal sebagai tanaman beracun . . hal yang tak diketahui banyak orang bahkan para tabib adalah selain racun, tanaman ini adalah obat yang paling mujarab untuk segala macam penyakit" jelas Sooji dengan yakin.

"racun dari tanaman ini terletak di bagian bunga dan daunnya tetapi jika berhasil melepas akarnya dari dalam tanah dan membuang daun serta bunganya . . anda hanya perlu merebus batangnya selama delapan jam dan membiarkan pasien untuk mengkonsumsi tanaman itu setiap hari selama 1 minggu . . hamba bisa jamin pasien itu akan sembuh dengan total!" ungkap Sooji dengan penuh keyakinan.

Raja tertegun, ia menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Tak lama Kasim Hong membawakan kertas, tinta dan pajangan milik Raja. Raja menatap gadis itu dengan tatapan lembutnya.

"kemarilah!" ucap Raja. Sooji tertegun, ia masih menunduk tak berani beranjak.

"kemari dan tuliskan kata Yeogjjanghwa . . baru setelah itu aku akan percaya bahwa kau bisa menyembuhkan Jungjeon" ucap Raja dengan mata yang tak lepas menatap Sooji.

"maafkan kelancangan hamba Jeonha" ungkap Sooji gugup kemudian bangkit berdiri dan melangkah menaiki anak tangga yang mengantarnya mendekati singgasana Raja.

Raja memperhatikan wajah gadis itu yang berusaha keras ia sembunyikan. Gadis itu akhirnya berdiri tepat dihadapan Raja. Raja menatap wajah gadis itu dengan tatapan penuh harap, apakah gadis ini benar-benar gadis yang menghilang bagaikan angin itu? Jika benar, untuk apa ia kembali?

"Jeonha . . hamba tidak berani melangkah lebih dekat . . " ucap Sooji dengan gugupnya.

"aku tidak bisa memindahkan tinta ini hanya untukmu . . jadi kenapa kau tidak berani kemari dan menulis di sebelahku?" tanya Raja dengan mata yang tak lepas menatap gadis itu.

"Jeonha . . hamba . . "

"Jeonha . . hamba akan membantumu memindahkan tinta ini" ujar Kasim Hong.

Raja memutar wajahnya menatap Kasim Hong dengan tatapan membunuh. Kasim Hong lantas terdiam seribu bahasa, ia tak mampu melakukan apapun kecuali menunduk dan mengunci rapat bibirnya.

"kemarilah! Bukankah kedatanganmu adalah untuk menyembuhkan Jungjeon mama?" tekan Raja.

"Ye, kalau begitu . . maafkan kelancangan hamba Jeonha" ungkap Sooji kemudian melangkah mendekati Raja, ia berdiri disamping Raja yang masih duduk disinggasananya.

Raja terdiam saat ia bisa melihat kecantikan gadis itu dari jarak yang sangat dekat. Gadis ini memiliki raut wajah tenang meski keringat dingin tampak membasahi pelipisnya. Sooji meraih kuas itu dan mengukir tinta ke atas kertas putih itu.

"Jeonha . . hamba telah selesai" ucap Sooji kemudian mundur beberapa langkah.

Baru mundur satu langkah, tiba-tiba saja Raja menahan pergelangan tangan Sooji hingga Sooji sontak mengangkat wajahnya menatap sang Raja dengan ekspresi pucat pasi. Raja kembali dibuat tertegun, ketika ia berhasil menatap wajah wanita itu secara langsung.

Gadis ini, bagaimana mungkin gadis ini adalah calon menantu yang telah hilang 4 tahun yang lalu? bagaimana mungkin? Pegangan Raja di pergelangan tangan Sooji langsung terlepas dengan bibir yang sedikit terbuka menatap Sooji.

"Bae Sooji!" panggil Raja dengan tatapan tak percaya untuk Sooji.

0.0


To be continue . .  . 

Continue Reading

You'll Also Like

1M 93.2K 71
Seorang gadis berumur 17 tahun. meninggal karena tertabrak Lamborgini. ya, sangat elit memang. bisa bisanya ia tertabrak dengan Lamborgini. gadis itu...
168K 10.2K 37
🜲 "𝐀𝐤𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐫𝐨𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐤𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢" #1 in pangeran [04-06-2024] #1 in tuan putri [07-06-2024] #2...
Anak Buangan Duke By Luna

Historical Fiction

34.1K 6.1K 17
[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montros...
1.5M 110K 73
(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel...