Stay With You ✅️

By renkechan

27.5K 3K 1.2K

Kisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang men... More

PROLOG
Those Eyes
MY WISH
MY WISH pt 2
GIFT (?)
TAK ADA YANG BEDA, HANYA ...
RAHASIA (2)
KENAPA HANYA KAMU..(?)
Self
DIA MILIKKU (!)
DIA MILIKKU (!) 2
DIA MILIKKU (!) 3
KERAGUAN
PERJALANAN BARU DIMULAI
LIKU-LIKU
KUNCI
APA INI KEGELISAHAN?
NOT YOU
NOT YOU (2)
NOT YOU (3)
YES I'M
IKAN
YOONMIN
HARI BAHAGIA
PRESENT
PRESENT 2
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
MABA VS MASA
JADI....
💜
IS IT FINE (?)
IS IT FINE (?) pt 2
IS IT FINE (?) pt 3
NO, IT IS NOT FINE
🖤
🖤🖤
🖤🖤🖤
🖤🖤🖤🖤
ME, YOU + (SHE)
ME, YOU+ (SHE) 2
ME, YOU + (SHE) 3
ME, YOU+(SHE) 4
THE SISTER
THE SISTER (2)
JUST WE ARE
JUST WE ARE (2)

RAHASIA (?)

574 64 23
By renkechan









"Bukannya aku masuk universitas ini pakai beasiswa ya? Tapi kenapa masih ada biaya ini itu? Mana biayanya gak sedikit. Hfft."

Keluar dari salah satu ruang dengan membawa secarik kertas berisi detail rentetan angka dengan nominal yang tak sedikit. Disana tertulis beberapa tagihan yang harus Jungkook bayar untuk semester depan. Masih dua bulan lagi sebenarnya, tapi tiga juta won tentu bukan uang yang sedikit. Entah sekeras apa Seokjin bekerja, pasti dua bulan tak akan cukup untuk melunasi itu semua. Beruntunglah Jungkook terdaftar sebagai murid berpretasi, jadi keistimewaan itu dapat Jungkook gunakan sebagai senjata agar ia mendapat keringanan untuk membayar beberapa tagihan dengan sistem menyicil dalam tempo yang cukup panjang hingga kelulusan nanti. Meskipun begitu, sama saja bukan? Intinya setiap satu semester sekali, paling tidak tiga juta won bahkan bisa lebih di saat semester akhir akan sangat membebani Seokjin. Belum lagi semalam Jungkook mendapat pesan dari kakak tingkat bahwasanya ia lolos menjadi kandidat salah satu peserta festival teater yang mewakili kampusnya.

Berbeda dengan Jimin yang mengambil fakultas seni jurusan tari dan modelling, Jungkook adalah mahasiswa fakultas seni jurusan teater. Kebutuhan Jungkook untuk praktikum jelas lebih banyak dibanding Jimin. Seperti kelas ekstra yang ia ikuti saat ini yang mengharuskan Jungkook memiliki sepasang sepatu khusus sebab tema perlombaan tahun ini adalah drama dewa yunani.

Setelah melihat beberapa foto rekomendasi sepatu yang diberikan oleh kakak tingkat, kepala Jungkook seketika berdenyut pening. Bagaimana mungkin sepasang sepatu yang hanya untuk latihan saja bisa seharga setengah dari biaya kuliahnya selama satu semester? Ini cukup gila untuk Jungkook. Tapi mau bagaimana lagi? Cita-cita Jungkook bisa dimulai dari sini. Bahkan ia yakin, jika saja ia menceritakan pada sang kakak ehm maksud author sang kekasih, pasti prianya itu akan menyetujui keinginan Jungkook untuk mengikuti acara festival dan dengan senang hati Seokjin akan berusaha bagaimanapun caranya agar Jungkook bisa mendapatkan sepatu itu dalam waktu dekat.

"Aaaa, tidak tidak !! Udah cukup aku sakit hati liat kak Seokjin yang secara diam-diam kerja jadi kuli bangunan sepulang menyelesaikan pekerjaannya di kedai kak Yoongi. Kalau aku sampai cerita soal ini, entah pekerjaan apalagi yang akan dia lakukan."

"Kooooookiiieeeeeee!"

Saat Jungkook tengah sibuk bergulat dengan pemikirannya, tiba-tiba saja si mini datang dan berteriak kencang sekali didekat telinga kanan Jungkook.

"Astaga mini! Kamu jadi sub itu yang kaleman dikit kenapa sih? Pusing aku denger teriakan kamu!"

"Ish ngapain bawa-bawa sub? Sensi banget kamu Kook. Lagi dapet? Hahaha."

"Mulutmu itu."

Jimin melirik secarik kertas dalam genggaman Jungkook lalu mengambilnya tanpa permisi.

"Oh, lagi mikirin ini? Udah jangan dipikirin. Aku ada sedikit tabungan kamu pakai aja dulu Kook. Nanti bayar kapan-kapan deh kalau kamu udah jadi aktris terkenal, gimana?"

"Jangan ngawur ya mini! Aku gak mau. Ini tuh bukan uang sedikit. Jangan macam-macam kamu!"

"Terus gimana dong?"

"Cariin aku kerja dong mini, aku mau kerja aja."

"Eh gara-gara kamu ngomongin kerjaan, aku jadi inget. Om aku lagi buka cabang baru buat kedainya. Letaknya gak jauh dari stasiun. Terus om aku lagi buka lowongan nih. Cuma itu Kook lowongannya buat jadi badut dan nyebarin brosur promo grand opening gitu."

"Aku mau!"

"Ini musim panas loh Kookie. Capek dan gerah banget pasti kalau pakai pakaian badut siang-siang. Soalnya tuh kerjanya dari pagi sampai sore. Enam jam non stop."

"Aku mau mini aku mau!"

"Kamu serius Kook?"

"Iya serius. Berapapun gajinya aku mau!"

"Soal gaji sih tenang aja. Nanti aku bilang deh ke om aku kalau kamu temen aku yang lagi butuh uang buat bayar kuliah. Om aku orangnya baik kok. Pasti nanti dibantu."

"Mini! Aku mau ih mini kamu emang sahabat terbaik aku!"

Jungkook memeluk Jimin begitu erat. Hampir saja ia menangis jika saja celotehan Jimin tak menghancurkan momen harunya.

"Udah-udah ih! Kamu tuh makanya kalau ada apa-apa cerita! Jangan diem-diem aja gitu. Aku pasti bantu kamu Kook. Kamu tau kan temen aku cuma kamu."

"Hu'um. Jimin ganteng deh."

"Kalau ada maunya aja manggil Jimin."

Keduanya lalu tertawa dan menikmati moment senja di halaman kampus fakultas seni.


























_____

Beberapa hari kemudian, Jungkook memulai pekerjaannya di akhir pekan. Dimulai pada Jumat sore dan penuh waktu di hari Sabtu juga Minggu.



Di hari pertama Jungkook bekerja, sungguh adalah hari yang sangat berat baginya.

"Capek. Padahal baru dua jam. Aku gak bisa bayangin rasanya badan kak Seokjin kerja pergi pagi pulang tengah malam."

Seketika Jungkook teringat sang kekasih. Satu bulan paling banyak Seokjin hanya akan mengambil dua kali jatah libur. Jungkook tak dapat membayangkan seberapa remuknya tubuh Seokjin selama ini.

Jungkook menyeka keringatnya dan mengambil ponsel. Melihat apakah ada pesan atau panggilan masuk. Takut saja jika ada kabar penting dari kekasih tercintanya. Dan benar.. Sebuah pesan masuk sejak satu jam yang lalu.

"Kook, hari ini pulang jam berapa dari kampus? Mau kakak jemput? Gaji kakak turun dari Yoongi dan diijinkan pulang lebih awal. Gimana kalau kita pergi nonton. Mau?"

Jungkook tersenyum girang dan jari-jarinya tanpa sadar mengetik "aku mau." Sebelum kembali menghapus tulisan tersebut saat mengingat bahwa pekerjaannya di hari Jumat baru selesai pukul tujuh malam. Kalaupun Jungkook  bergegas naik bus menuju universitasnya setelah pekerjaannya selesai, pasti akan membutuhkan waktu hingga tiga puluh menit lebih. Lalu kampus mana yang mengharuskan kelas belajar mengajar hingga malam hari? Ya mungkin ada. Tapi di kampus Jungkook, kelas malam tak pernah diijinkan kecuali beberapa kelas ekstra saat ada kegiatan atau pelatihan saat hendak mengikuti kompetisi.

"Kak maaf, Kookie gak bisa. Kookie ada tugas dan harus dikerjakan secara berkelompok. Jadi Kookie akan pulang lebih malam. Tapi gak akan sampai jam sembilan kok. Gimana kalau acaranya kita ganti minggu depan? Hari ini aku mau makan malam aja di rumah sama kakak. Mmm, karena kakak lagi banyak uang, gimana kalau malam ini kakak buatin aku ramen seafood?"

"Yah, lagi banyak tugas ya? Capek gak? Jangan terlalu diforsir Kookie. Ingat kesehatan juga ya. Ya udah, jadi kamu mau makan malam sama ramen seafood buatan kakak?"

"Mau dong! Mau banget!"

"Baiklah pangeran, akan segera disiapkan tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?"

"Kamu harus sampai di rumah tepat jam delapan malam. Gak boleh lebih dari itu. Bahaya berada di luar malam-malam kecuali sama kakak. Dan udara malam juga bikin kamu gak sehat nanti. Jangan lupa pakai terus jaketnya biar gak flu."

"Iyaaaaa kakak sayang."

"😳."

"Kenapa tuh? Hahaha. Udah ah Kookie mau lanjut kerja. Bye kakak."

"Kerja?"

"Maksud Kookie mau lanjut kerjain tugasnya. Hehe. Udah ya. Bye. Kookie sayang kakak."

"Kakak juga sayang Kookie. Sampai ketemu di rumah. Hati-hati nanti pulangnya."

Percakapan pun berakhir setelah Jungkook tak membalas pesan terakhir dari Seokjin. Kalau keterusan basa-basinya, bisa-bisa Jungkook tak jadi bekerja. Makan gaji buta dong namanya.

Jungkook memakai kostum kepala badutnya dan kembali menyebarkan brosur yang sebelumnya ia letakkan dalam saku depan baju badut bonekanya. Kini tenaganya kembali terisi. Dapat sedikit bercengkrama dengan sang kekasih, mampu membuat energi Jungkook kembali pulih. Kini Jungkook siap untuk melanjutkan pekerjaannya agar selesai tepat waktu dan ia bisa segera pulang untuk menikmati malam bersama prianya.






















































-tbc-

Continue Reading

You'll Also Like

8K 462 10
Mereka tidak mengatakan apa-apa lagi saat Seokjin dengan cepat membuang kondom di tempat sampah dan keluar dari ruang ganti. Dia menemukan rekan seti...
6.9M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
4.6K 555 9
Patah hati membawa Jungkook pergi jauh dari Korea untuk menyembuhkan luka bathinnya. Jungkook tak menyangka, ia justru di pertemukan dengan laki-laki...
Restu By Zelene

Fanfiction

25.8K 2.9K 42
Seokjin dan Jungkook dipertemukan oleh takdir karena merasa 'dibuang' oleh keluarganya di Swiss. Ketika keduanya kembali ke Korea, hubungan keduanya...