AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

4M 310K 320K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Menciptakan Kenangan
(49.) Ditinggal Sementara
(50.) Long Distance Marriage

(5.) Zeya Ngidam?!

111K 7K 3.4K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3 RIBU VOTE AND 3 RIBU COMMENT?! SETELAH TEMBUS AKU AKAN LANGSUNG UPDATED LAGI YA SENGKU.

ABSENN DULUU, YANG UDAH NUNGGUIN ASKARAZEY, SPILL BENDA YANG NGGA BISA KETINGGALAN KLO KALIAN PERGI DUND?!

MAKASIHH BNYAKK YG UDH MERAMAIKAN BAB SEBELUMNYA YA🥹💓SEMOGA KALIAN TETAP SETIA SMA ASKARAZEY SAMPE ENDING. ANW JANGAN LUPA NABUNG YA, HIHI SIAP2 TAHUN DEPAN

••••••••••••••••

"Sebahagia apapun di masa lalu membawa diri ini, tetap saja yang terbaik adalah sosok yang ada di masa kini."
-Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

"Nih minum." Suara itu datang dari Agaskar yang membawakan segelas susu varian vanilla kepada Zeya untuk pertama kalinya.

"Pas banget gue belum beliin lo susu, ternyata Mamoy sama Papoy udah duluan."

Belum sempat Zeya menyambutnya, kedua kaki perempuan itu sudah lemas duluan. Bagaimana tidak? Ia benar-benar syok begitu mengetahui kedua mertuanya membelikan stok susu sebanyak itu yang bisa saja cukup untuk 9 bulan ke depan.

Pandangan Zeya tak hentinya melihat beberapa orang yang keluar masuk rumahnya untuk menurunkan berkotak-kotak dus susu hamil untuk diletakkan di bagian belakang rumahnya sebagai persediaan.

Agaskar mendecak, karena Zeya belum juga mengambil susu yang ia buat itu dari tangannya. "Sayang? Kenapa, sih? Cerita coba kalau ada apa-apa."

Zeya menunduk lesu dan sendu, seharusnya bukankah Zeya senang karena mendapatkan sosok mertua yang sangat perhatian dengannya? Agaskar menoleh, ia baru sadar jika Zeya meneteskan air mata.

Agaskar lalu meletakkan susu tersebut ke atas meja, dan mendekati Zeya ke tengah-tengah sofa yang sedang duduk. "Kenapa nangis? Gue ada salah, bilang aja gue harus gimana biar lo tenang, Zey."

Mendengar itu, Zeya spontan menggeleng dan menepis kedua tangan Agaskar dari pundaknya, perempuan itu beralih menggenggam tangan suaminya erat.

"Lo sayang nggak sih, Kak, sama gue?"

Satu detik, dua detik, tiga detik, Agaskar terkekeh mendengarnya. "Udah ribuan kali lo nanyain hal yang sama, Zeya. Harusnya gue yang nanya lo sayang nggak sama gue?"

"Sayang, kok. Sayang banget," jawab Zeya menatap nanar Agaskar.

"Kalau sayang, minum susunya sekarang. Gue bentar lagi mau rapat ke kampus, kebetulan hari ini juga rapat terakhir," celetuk Agaskar.

Setelah Agaskar menyodorkan segelas susu itu kesekian kali pada Zeya, barulah Zeya mau mengambil dan menyeruputnya perlahan-lahan.

"Makasih ya, Kak, selama ini udah perhatian dan selalu menuhin keinginan gue."

Ucapan Zeya itu lantas membuat hati Agaskar menghangat, terlebih telapak tangan Zeya memegangi punggung tangannya. Sangat jarang istrinya itu bersikap seperti ini, biasanya selalu Agaskar yang memulainya.

"U're welcome, babe," balas Agaskar mengecup punggung tangan Zeya singkat. "Emang udah seharusnya kewajiban gue sebagai seorang suami ke lo gitu, kan? Apalagi kita bakal punya anak, pasti peran gue nambah bakal jadi seorang ayah."

Zeya tersenyum kecil. "Gue cuman terharu, punya mertua sebaik Mamoy dan Papoy. Sedangkan lo punya mertua dari gue yang bener-bener hancur dan nggak jelas, Kak."

"Babe...." Agaskar membaguskan posisi duduknya dengan merangkul Zeya. "Lo nggak usah mikirin itu, gue terima bagaimana pun kondisi keluarga lo, sayang."

"Tapi bokap gue napi, Kak, sedangkan bokap lo polisi. Gimana gue nggak malu?"

Agaskar terdiam dalam beberapa detik. "Itu juga nggak selamanya, kan? Ada waktunya Ayah Heru bebas dari penjara dan ada waktunya juga Papoy Hugo pensiun, nggak ada yang abadi, Zeya."

Disaat yang bersamaan, ketika segelas susu itu langsung dihabiskan oleh Zeya, ia langsung memeluk erat Agaskar. Tak peduli seberapa banyak orang bolak-balik yang membantu membereskan barang melihatnya.

"Kak Agaskar, makasih untuk semuanya, mungkin kalau nggak ada lo di hidup gue, gue bakal hancur, Kak..." Tangis Zeya pecah seketika.

"Semenjak Ayah masuk penjara, Bunda depresi, gue cuman anak perempuan yang kehilangan arah tanpa lo hadir di hidup gue."

"Gue nggak punya tempat mengadu, Kak, cuman lo satu-satunya tempat gue pulang. Gue sendirian, gue nggak punya siapa-siapa, gue takut...."

"Ssssstttt! Ada gue disini, ada gue, Zeya." Agaskar mempererat pelukannya ketika Zeya semakin terisak, ini memang bukan pertama kali Agaskar menenangkan Zeya yang sedang overthinking.

Tetapi, saat perempuan itu overthinking, justru Agaskar menyukai keadaan tersebut. Bukan karena Agaskar senang setiap kali melihat wanitanya menangis, tetapi begitu Zeya down Agaskar merasa ia dapat menjadi rumah terbaik untuk istrinya.

Karena disaat seperti inilah, sosok Zeya yang 'sok kuat' itu hilang, dan berubah menjadi sosok yang paling membutuhkan seorang Agaskar dalam kehidupannya, itulah yang memang Agaskar inginkan sedari dulu.

Agaskar lalu menangkup kedua pipi istrinya. "Jangan ngerasa sendirian, ada gue yang siap sedia buat lo setiap waktu, Zeya."

"M-maaf ya, Kak, gue belum bisa jadi istri yang baik buat lo."

"Ssssstttt!" Jari telunjuk Agaskar mendarat di bibirnya. "Lo udah jadi istri yang terbaik buat gue dalam segi apapun, lo nggak bisa masak? It's okey, lo nggak bisa ngerjain pekerjaan rumah? It's okey, nggak ada paksaan karena lo ratu bukan pembantu."

Zeya menghela napas pelan. "Gue banyak jadi beban lo doang, Kak."

Agaskar menggeleng. "Nggak ada, gue seneng direpotin istri gue. Apalagi lo sekarang udah nggak sendiri, ada bayi dalam perut lo. Gue yang harusnya berterima kasih karena lo mau ngorbanin seluruh tubuh lo untuk anak kita nanti."

Tangan Agaskar kemudian mengusap lembut kepala Zeya sembari tersenyum tipis, guna agar sang istri bisa lebih tenang.

"Udah ya, jangan overthinking lagi. Lo mau ke kantor kan, hari ini? Nanti ditanyain karyawan lo kenapa mata lo bengkak, tuh."

"Apaan sih lo, Kak. Reseeee!!" sahut Zeya membuat Agaskar tertawa geli mendengarnya.

Agaskar memperhatikan jam yang melilit di tangannya. "Udah jam 10 lewat, gue mau pergi dulu ke kampus ya, sayang. Kalau lo mau pergi ke kantor jangan lupa kabarin, nggak ada notifikasi yang berharga selain dari istri gue sendiri."

"Okey." Zeya mengusap wajah dan pipinya lebih dulu yang penuh air mata sebelum bersalaman dengan sang suami. "Hati-hati ya, Kak. Jangan lupa beliin gue buah kayak biasa."

"Siap Bu Negara!!" jawab Agaskar mantap saat sudah mengenakan helm dan bersiap pergi menggunakan motor ke kampusnya.

Terakhir, perpisahan sementara mereka ditutup dengan lambaian tangan sebelum akhirnya punggung Agaskar menghilang dari pandangan Zeya.

Perempuan itu pun berbalik, melangkahkan kaki untuk masuk dan berniat untuk bersiap-siap pergi.
Saat tiba di ambang pintu, tiba-tiba ponsel yang dipegangnya itu berdering, menampilkan sebuah notifikasi pesan.

Zeya pun langsung memeriksanya, barang kali ada yang penting untuk memberikan informasi.

Jujur, ekspresi Zeya selama membaca maupun membalas pesan itu hanya bisa mengernyit heran, bingung, sekaligus penasaran.

Siapa klien ini? Biasanya, jika ada yang ingin menyewa jasa bisnis yang dimiliki Zeya, tidak mungkin ia tidak tahu.

"Siapa sih? Ngeri banget deh, tiba-tiba bilang sekalian makan bareng," gumam Zeya dengan benak yang penuh tanda tanya.

•••••••••••

Zey's Wedding Organizer—adalah sebuah bisnis yang sudah dijalankan Zeya selama hampir dua tahun lamanya semenjak dia lulus SMA. Saat itu, Zeya belum terpikirkan untuk kuliah karena sedari dulu ia hanya ingin membuka bisnis.

Namun, karena bujukan dari Agaskar yang masih ingin mengulang masa SMA mereka seperti berangkat dan pulang bersama ke kampus itulah yang membuat akhirnya Zeya mau mengikuti keinginan suaminya.

Terlebih lagi, Agaskar adalah inverstor utama terhadap bisnis-bisnis yang sedang Zeya jalankan. Tak hanya WO, Zeya juga memiliki bisnis kuliner meskipun sebenarnya bisnis ini milik Syima, ibunya.

Tetapi karena banyaknya masalah yang menimpa Syima, membuat dirinya tidak kuat menjalani sebagaimana mestinya.

Maka dari itu, daripada rugi dan bangkrut, mau tidak mau Zeya lah yang memegang, karena semua yang dibangun sudah dimodal dari suaminya, Agaskar beserta keluarganya.

"Bunda Zeya, kami udah cek kok data klien ini tidak ada masuk di daftar orderan jasa kita," ucap Nurida—salah satu tim ZWO.

"Hah? Masa, sih?" tanya Zeya tak percaya kemudian mendekati Nurida dan komputernya. "Tapi beneran loh dia bilang udah transfer juga ke kita."

"Disini memang tidak ada riwayat kredit yang masuk, Bun. Jadi, kita sama sekali tidak ada menerima orderan jasa ZWO dari nomor yang bersangkutan," sambung Dindau—tim ZWO yang lain.

Zeya terdiam sejenak untuk mencerna semuanya. "Duh, mana saya lupa lagi buat nanyain nama klien nya siapa."

"Nah itu, Bun, masalahnya. Kita nggak tau siapa nama klien yang ngechat Bunzey, tapi kalau dari nomor yang tertera sama pengurusan saldo rekening itu nggak ada yang masuk dari minggu lalu sampai minggu sekarang," ujar Nurida.

"Betul," sanggah Dindau. "Terakhir ini orderan yang mau berlangsung minggu depan itu acara pernikahan, dia udah lunasin pembayaran 9 hari yang lalu. Itu terakhir kalinya rekening masuk kredit, Bun."

Zeya menggaruk, perempuan itu mengambil posisi duduk di sofa. "Demi apa? Terus ini orang siapa, ya? Mana udah nggak aktif lagi."

"Bunzey kena terror? Atau gimana?" tanya Nurida mendekat. "Bisa jadi itu penipuan deh, Bun. Takutnya sih, untungnya Bunzey nggak ngapa-ngapain."

Dindau mendecak pelan. "Ya mau ngapain juga Nurid, orang dia cuman ngechat pengin konfirmasi kita yang belum juga dekor orderannya katanya. Padahal kan emang nggak ada orderan pesta ulang tahun, bulan ini kita full pernikahan."

"Mungkin sih, orang iseng doang atau salah sambung entahlah," final Zeya pusing dan tak ingin memikirkannya.

"Minum dulu Bun, minum." Nurida lalu memberikan secangkir air putih pada bos nya. "Kasian nanti debay nya ikut kepikiran Bun, jadi jangan cape-cape."

"Bener tuh, nanti Pagas marah sama kita kalau sampai Bunzey kenapa-napa, loh," lanjut Dindau langsung diangguki oleh Nurida.

Zeya tak menggubris ucapan tim nya, ia hanya fokus menenangkan pikirannya. Baru saja tadi di rumah ia overthinking tentang kehidupannya pada Agaskar, kini di kantor lagi-lagi bertemu hal yang membuatnya pusing.

Padahal, sebagai ibu yang hamil muda, tidak disarankan untuk stress dan banyak pikiran seperti ini. Namun bagaimana? Semuanya tidak bisa Zeya hindari, rasanya ia sudah berusaha menyelesaikan masalah.

Agaskar Vakenzo
12:21
Masih di tempat gym

Agaskar baru saja mengirimkan foto dengan perpindahan tempat di waktu yang cukup singkat, bagaimana tidak? Dua jam lalu ia mengabari istrinya bahwa dirinya sudah tiba di kampus dan akan melangungkan rapat bersama anggota BEM lainnya.

Namun, sekarang ia sudah mengabarkan jika dirinya berada di tempat gym. Rutinitas yang ia lakukan ketika ada waktu luang demi mengembalikan tubuh atletisnya seperti dulu sesuai keinginan Zeya yang ingin punya suami spek fiksi.

"Tumben lo berdua cepet, tadi bukannya janjiannya jam dua?" Itu adalah suara Arhez yang baru saja tiba di ruangan gym.

Tepukan tangan sekali pun terdengar. "Nah itu dia, suatu kejadian yang tidak disangka, Hez, asal lo tau makanya kita langsung ajakin lo kesini. Rapat kita cuman satu jam, bayangin aja. Mana rapat terakhir, ya kan, Kar?"

Agaskar berdeham dan memutar bola matanya malas, ia hanya fokus memainkan ponselnya untuk memberikan Zeya kabar.

"Emang biasanya berapa lama?" tanya Arhez lagi.

"Satu, dua, tiga—" Savion menghitung dengan jarinya. "Minimal enam jam, lah rapat itu. Tadi beneran cuman satu jam karena bahas soal panitia terakhir waktu PKKMB ntar."

Mendengar itu, Arhez speechless. Ia sudah terbayang bagaimana pusingnya menjalani itu semua, maka dari itu ia memilih untuk bekerja dibanding kuliah. "Nggak heran gue, Presma sama Wapresma nya lo berdua."

"Anjing lo, Hez," cibir Agaskar sembari tertawa. "Nasib doang nggak sengaja kepilih jadi Wapresma, gue sebenarnya juga males."

Arhez menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jadi penasaran gue, kenapa lo berdua bisa tiba-tiba kepilih jadi pasangan presma sama wapresma kampus."

"Seminggu lagi kita bakal ke nikahan Dedek Javas nih, OMG. Partner jomblo gue bakal punya istri," seru Savion. "Gue masih nggak nyangka, hati dan jantung gue berdebar-debar bagaikan jatuh cinta."

"Apasih goblok, alay banget lo!" Agaskar melemparkan sapu tangan keringatnya pada Savion.

"Biasa, Kar. Namanya juga orang HTS-an, suka stress," sambung Arhez.

"Anying, renyah banget lo berdua ye, ngetawain gue. Mentang-mentang lo udah nikah, Kar, lo juga Hez napa coba nggak halalin Sonia? Udah tunangan juga," celetuk Savion tak ingin kalah.

Arhez menghela napas panjang sebelum menoleh. "Justru karena gue mau nikah, gue harus kerja keras dulu ngumpulin uang buat halalin dia. Daripada lo, udah nggak ada hilal, nggak ada kepastian lagi."

"Anying!!! Anying lo semua," maki Savion karena jika berlawanan dengan Arhez, ia selalu salah, berbeda saat ia dengan Galen. "Gue jadi kangen kembaran gue, deh, Galenupin. Hadir nggak ya, dia di pernikahan Dedek Javas."

"Udah mending lo lanjut gym, Sav daripada bacot," ujar Agaskar menepuk pundak temannya itu.

Arazey Helthea
12:29
Omeigat, liat lo gym gue jadi pengen elus abs nya Kak Savion

"What the fuck?!" Agaskar mengernyitkan dahinya hingga membentuk garisan kecil. "Apa-apaan anjing?!"

Agaskar benar-benar tak habis pikir dengan apa yang baru saja ia baca dari pesan istrinya, seketika pandangan Agaskar pada Savion berubah menjadi sinis, meskipun lelaki itu tidak salah dan hanya fokus bermain dengan salah satu alat gym disana.

Agaskar Vakenzo
12:30
Savion gapunya abs, gausah alesan ngidam!

"Sav!" panggil Agaskar menghampiri Savion. "Bilang ke gue sekarang lo nggak punya ABS?"

"Kannn kannnn." Savion kemudian menghentikan aktivitasnya. "Masa Savion ganteng nan mempesona ini harus berbohong, Kar? Inget kata dedek Javas, nggak boleh bohong."

"Bacot," sahut Agaskar, raut wajahnya benar-benar datar seakan siap menerkam Savion detik ini juga. "Buruan bilang lo nggak punya ABS."

"Punya, lah. Anying, gila aja cowok semacho gue nggak punya perut kotak-kotak," ucap Savion berbangga diri dengan membuka baju lapisnya. "Ada 8 kotak-kotak nih, hasil nge-gym WO bertahun-tahun."

"Anjing, lo!!!" Umpatan Agaskar itu seolah benar-benar dalam dikatakan untuknya membuat Savion membeku dalam beberapa detik, apalagi lelaki itu langsung pergi menjauh darinya.

Savion menggaruk pelipisnya. "Lah? Salah gue apaan?"

"Salahnya lo napas, Sav," jawab Arhez asal tanpa menoleh padanya.

"Sialan lo, Hez. HARUS BANGET GUE NAPAS DARI OTAK BIAR MASUK KEAJAIBAN DUNIA?!" final Savion emosi menggebu-gebu.

Agaskar yang ingin pergi ke toilet itu mendadak menghentikan langkah begitu memperhatikan seseorang yang dilihatnya tidak asing baru saja keluar dari salah satu toilet. Dengan sigap, Agaskar langsung bersembunyi di balik salah satu tiang.

"Wave? Gue nggak salah lihat?!"

••••••••••

"Mulai lagi deh dia mau nyogok gue," gumam Zeya menggeleng yang setiap harinya tidak habis pikir dengan kelakuan Agaskar.

Sembari membalas pesan suaminya itu, Zeya beranjak menuju dimana mobilnya terparkir di garasi kantor. Kantor WO nya itu memang bersebelahan dan tidak jauh dengan restoran yang merupakan bisnis kuliner miliknya.

Dan semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh Zeya beserta tim dan karyawan yang tentunya diawasi oleh beberapa orang suruhan keluarga Vakenzo.

Zeya pun memasuki mobilnya sembari terus berbalas-balasan pesan dengan Agaskar yang kabarnya sudah di rumah. Ketika menyalakan mobil, Zeya tak sengaja menangkap pemandangan yang tak asing.

Lelaki berambut gondrong dengan tubuh tinggi tegap, tubuh yang nampaknya dulu selalu melindungi, dada yang selalu jadi tempat bersandarnya.

Jantung Zeya seketika berdegup lebih kencang dari biasanya saat kedua matanya melihat sosok itu lewat di hadapannya, beruntungnya lelaki itu tidak melihat dirinya yang sudah berada di dalam mobil.

Zeya meneguk salivanya kasar. "K-Kak Wave?!"

Terlihat Wave dengan penampilan lusuhnya, sangat berbeda dari Wave yang pernah menjadi kekasihnya dulu. Zeya paham, mungkin itu adalah penampilan pertamanya setelah bebas keluar dari penjara.

Walau, Zeya sendiri tidak dapat memastikan kapan lelaki itu bebas, karena semenjak menikah dengan Agaskar, ia sudah benar-benar lost contact dengan Wave, tidak tahu lagi bagaimana kabar lelaki itu hingga kini.

Tanpa ragu, Zeya pun menelepon seseorang. "Hallo, bisa nggak kalian kasih free makanan apapun yang dia mau, orangnya ada di depan deket halte itu. Tolong, cepet kasih tau dia. Anggep aja restoran kita lagi ada free biar dia nggak curiga."

"Yang di depan itu, Non?"

"Iya, nggak usah tanya namanya siapa, cowok gondrong yang brewokan pakai tas baju hitam polos itu maksud saya. Sekarang ya, kasih dia makanan apapun yang dia mau. Tapi, jangan kasih tau ke dia kalau saya yang minta, mengerti?" final Zeya.

Telepon pun terputus, Zeya memantau dari kejauhan bagaimana usaha karyawannya membujuk Wave agar mau diajak makan di restoran miliknya secara gratis meskipun tanpa sepengetahuan lelaki itu, Zeya rasanya tidak tega.

Daripada berlama-lama, Zeya pun memutuskan untuk langsung menjalankan mobilnya pulang ke rumah, ia tidak ingin pikirannya justru bertambah atau malah menambah masalah yang tidak seharusnya, ia sudah terlalu lelah.

Beberapa menit kemudian....

Zeya akhirnya tiba di rumah, mobil pun langsung diambil alih oleh Mang Roki untuk di parkirkan dengan rapi di garasi. Dan benar, Agaskar suaminya sudah tiba di rumah itu lebih dulu, namun ada yang aneh setelah diperhatikan cukup lama.

Bagaimana tidak? Ada tiga orang asing di rumahnya tengah berdiri seolah menyambut Zeya, apakah pembantunya? Bukan, ART? Apalagi, Zeya sama sekali tidak mengenali sosok orang-orang berbaju putih ini.

"Kak Agaskar?!" panggil Zeya dengan nada tinggi agar ia tak perlu lama memanggilnya. "Kak, lo dim—"

"Sayang? Udah pulang?" Agaskar muncul dari ruang tengah dan langsung berlari menyusul Zeya disana. "Udah baca pesan gue, kan?"

"Buah pesenan gue lo bawa, kan, Kak?" tanya Zeya.

Agaskar mengangguk. "Tenang, udah gue bawa."

Zeya terlalu salah fokus dengan tiga orang asing yang berdiri di ruang tamu dengan jas putihnya yang benar-benar membuat dirinya bingung. "Mereka siapa sih, Kak?" bisik Zeya.

"Oh ini, gue lupa ngenalin," ucap Agaskar. "Silahkan Bu."

"Hallo selamat siang menjelang sore, Mbak Zeya. Saya Nisya, dan ini kedua rekan saya ada Tiara dan Iza. Kami disini adalah ahli gizi yang diminta oleh Mas Agaskar untuk mengawasi pertumbuhan gizi Mbak Zeya dan janinnya," ucap Nisya—salah satu ahli gizi yang di undang Agaskar secara pribadi.

Mendengar itu, jelas Zeya syok sekaligus bingung ingin menjawab apa. "K-Kak? Lo sewa ahli gizi ini?"

Agaskar dengan senyum sumringahnya itu pun mengangguk cepat. "Iya buat lo, biar kandungan lo tetap sehat, terjaga, dan nutrisi serta gizi nya terpenuhi."

"Jadi lo nggak perlu ke puskesmas lagi, Zey. Biar mereka yang dateng seminggu sekali ke rumah buat kontrol keadaan lo," lanjut lelaki itu.

Kedua mata Zeya mengerjap beberapa kali untuk bisa mencernanya dalam beberapa detik. "Lo bayar mereka berapa, Kak?"

"Bertiga ini sudah seratus juta untuk 4 kali konsultasi, jadi hitungannya sebulan. Dan selama sembilan bulan ke depan lo bakal dipantau kondisi dan nutrisi buat bayi kita juga biar sehat dan persalinan lo nanti aman," ucap Agaskar.

"Kalau ada apa-apa, baik Mbak Zeya atau Mas Agaskar bisa langsung kontek kami. Kapan pun kami akan bersedia datang untuk memantau kondisi kehamilan Mbak Zeya dan janin yang dikandungannya," ucap Nisya.

"Kami siap memperhitungkan gizi yang akan dikonsumsi oleh Mbak Zeya agar selaras dengan bayinya," ujar Tiara.

"Benar, kalau begitu, kami permisi dulu ya, Mas Agaskar dan Mbak Zeya, terima kasih," imbuh Iza.

"Baik, terima kasih kembali, Bu. Terima kasih karena sudah mau berkenalan sama istri saya, maklum istri saya masih malu-malu," ujar Agaskar.

Sementara Zeya hanya diam, ia ingin tertawa namun tidak bisa karena otaknya benar-benar masih loading. Suaminya itu sepertinya sudah benar-benar gila karena selalu melakukan hal yang diluar nalar pikiran Zeya sendiri.

"Babe, lo nggak papa, kan? Kok ngelamun mulu? Kalau ada masalah cerita, jangan dipendam gitu," ujar Agaskar memegangi tangan Zeya.

"Kak, kayaknya pas lo datengin ahli gizi, anak lo jadi pengin sesuatu," sahut Zeya membuat Agaskar tersenyum kecil.

"Apa, tuh? Kan pasti gue bakal nurutin ngidam lo, Zey."

Zeya lalu menatap intens suaminya. "Gue pengin ketemu Gabriel Prince, Kak."

"WTF?!"

••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

NGGA MERTUA NGGA SUAMI SMA SMA EFFORT GASIE?!😭💓SAMPE BAWA AHLI GIZI BIAR NUTRISI ISTRI DAN ANAKNYA SELLAU TERPENUHI DAN TERATUR BIAR SEHAT SEMPURNA LAHIRNYA

HAYOLOH KIRA KIRA SIAPA KLIEN MISTERIUS YANG JAHILIN ZEYA YA?!

SIAP SIAP NIH SEMINGGU LAGI KE KONDANGAN DEDEK JAVAS EAAAKSS

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

Apa yang mau disampaikan sama Javas?

SIAP MENUNGGU AGASKAR MENDERITA DI BAB-BAB SELANJUTNYA? SPAM "💫" SEBANYAK 2rb UNTUK LANJUT, MAU LIHAT ANTUSIAS KALIAN NIHH. CEPAT LAMBATNYA UPDATED BERGANTUNG DI TARGET YAAA...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Sabtu, 21 Oktober 2023 (2467 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 383K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
NAJESA By 세이시

Teen Fiction

188K 11K 41
Ke mana pun mereka pergi, rumah dan keluarga adalah tempat untuk kembali. Tapi, kehangatan dan keramahan rumah, tak berlaku baginya. "Karena rumah, t...
32.9K 4K 18
Soal bagaimana Jennie ga bisa lirik cewek lain selain Jisoo
10.8K 758 13
---- Sistem Akhir Anjing Tunggal ---- Qin Lang adalah presiden yang menyendiri, berpenampilan serius dengan kaki panjang dan bernilai tinggi. Ada nak...