AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

3.9M 304K 314K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Kenangan 1 Minggu Kita
(49.) Ditinggal Sementara

(2.) Cuddle, Babe!

171K 8.1K 6K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3k VOTE AND 5k COMMENT?! SETELAH TEMBUS AKU AKAN LANGSUNG UPDATED LAGI YA SENGKU.

ABSENN DULUU, YANG UDAH NUNGGUIN ASKARAZEY, PALINGG SUKA SAMA WARNA APAAA?

TERIMA KASIH YG SUDAH MERAMAIKAN BAB 1 KEMAREN MASYA ALLAH BIKIN TAMBAH SEMANGAT😭🖤HAPPY READING YAA!!! WAJARKAN APABILA ADA TYPO, SEMOGA SUKA...

••••••••••••••••

"Semasa SMA aku sudah menyembunyikan perjodohan, apakah sekarang juga harus menghilangkan status pernikahan?"
-Agaskar Vakenzo Delvan-
••••••••••••••

"GUE TRAKTIR SEMUANYA, KITA PARTY DADAKAN MALAM INI!!"

Itu adalah suara Agaskar yang lantang menggelegar ke seluruh penjuru markas ketika baru saja tiba ditempat, tentunya hal itu membuat semua anak Wolviper pada anggota umum bersorak bahagia.

"Serius, Bos? Apapun ditraktir, nih?" tanya salah seorang anggotanya.

Agaskar mengangguk cepat. "Iya lah, buruan catet aja semua makanan dan minuman, atau jajanan yang lo semua mau. Nggak usah segan-segan, semua biaya gue yang nanggung."

"Makanan mahal nggak papa nih, Bos?" tanya yang lain lagi masih ragu.

"Perlu dikasih emas atau berlian di atas makanannya biar kelihatan mahal?" sahut Agaskar.

"BUSSYEEEETTTT!!!!"

Savion dan Arhez yang mendengar kegaduhan dari ruang tengah markas lalu menghampiri, mereka menemukan Agaskar yang sibuk mengarahkan anggota-anggotanya untuk memesan makanan apa yang mereka mau.

Arhez and Savion

"Bah, elo Kar. Gue pikir siapa heboh-heboh di ruang tengah," celetuk Savion. "Ini nyatet apaan, sih?"

"Ey buruan catet makanan apa aja yang lo mau, Sav. Mumpung semua biaya ditanggung sama Bos Agaskar, gue sih sekalian ngebawa pulang 10 bungkus buat keluarga," imbuh Irham menepuk pundak Savion.

"Anying, udah kayak hajatan aja lo bawa makanan sebanyak itu, Ham," balas Savion tertawa geli.

Irham pun ikut tertawa. "Jangan dilewatin lah kesempatan, selagi ada gratisan tinggal gas bawa pulang apalagi ini makanan enak yang jarang dibeli karena mahal."

"Nice, bro!" puji Arhez menyunggingkan senyum lalu melakukan 'tos' solidaritas mereka.

"Eh lo berdua, nggak mau catet buat pesen makanan juga? Nggak laper, lo?" Agaskar menghampiri kedua intinya yang masih diam di tempat, di tengah-tengah keramaian orang yang tengah berpikir akan makan apa malam ini.

Savion menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. "Dalam rangka apa nih, Kar. Kita satu markas dapet gratisan makanan dari lo? Mana bebas pilih lagi mau makanan apaan."

"Yaelah masa lo lupa? Kan gue udah ngabarin di grup," jawab Agaskar menaik turunkan alisnya pada Savion.

Tentunya hal itu membuat Savion tertegun sejenak, ia kemudian melirik Arhez yang berada di sebelahnya untuk berbisik. "Hez, lo inget, nggak? Apa yang di omongin Agaskar kenapa dia bahagia?"

Arhez menatap Savion beberapa saat, kemudian menggeleng. "Gue juga lupa, emang apaan?"

"Bangke, lo!" cibir Savion pada Arhez, niat ingin mendapatkan jawaban ternyata sama saja tidak berpengaruh apa-apa.

"Tau kan lo berdua?" tanya Agaskar lagi, raut wajahnya penuh antusias. "Atau lo berdua lupa? Kan udah gue kasih tau lo di grup inti lebih dulu."

"Waduh... Dari tatapan Agaskar kayaknya siap menyerang kalau gue lupa sama apa yang dibahas di grup, saking banyaknya grup kampus di hp gue sampai lupa kabar apa yang Agaskar sampein anying... Ini gimana astaga, mau buka hp ntar ketara banget kalau lupa."

Savion berpikir keras, ia sedikit panas dingin. Namun berbeda dengan Arhez yang masih santai, meskipun memungkinkan sekali jika lelaki di sebelahnya itu ikut lupa terkait hal tersebut.

"Eh, Kar, tumben nggak bawa sekalian Bu Negara kesini kan mumpung makan-makan besar," ucap Irham menegurnya. "Udah ada hilal punya baby wolvi belum, nih?"

"NAHHHHH ITUUUUU ANJINGGG!!" seru Savion menunjuk ke arah Irham yang seketika membuat sang empu kebingungan.

"Mana anjing, Sav?" tanya Irham mencari-cari hewan yang disebut oleh Savion.

"Lo lah anjingnya," jawab Savion.

"Babi lo!" balas Irham lagi yang membuat Savion tertawa ngakak.

"Kita bentar lagi bakal jadi uncle, guys..." ujar Savion mengelus perut Agaskar dengan lembut. "Dedek bayi penerus dedek Javas, semoga cepet lahir, ya."

Agaskar seketika langsung menepis tangan Savion menjauh darinya. "Bangsat, bukan gue yang hamil."

"Kan bibitnya dari lo, Kar. Salah nggak gue?" sahut Savion terkekeh.

"Ya tapi nggak perut gue juga yang di elus bangke, geli banget gue."

Savion mengangguk cepat. "Oh gue paham, berarti nanti perut Zeya aja yang gue elus dan gue cium-cium."

Mendengar itu, Agaskar tak bersuara. Namun pandangan dan lirikannya pada sang inti satu menajam sudah seperti elang yang siap menerkam mangsanya, Arhez sendiri yang melihat tingkah laku kedua temannya tak habis pikir.

"Hehehe, Kar. BERCHANDYAAAA... BERRCHAANDYAAA...." lanjut Savion dengan menggoyangkan pinggulnya.

"Lo semua nggak mau kepo apa kenapa Agaskar nge traktir dan bikin party dadakan?" Suara Arhez mendadak menjadi pusat perhatian, anak-anak Wolviper yang tadinya sibuk langsung teralihkan.

"Kenapa, tuh?"

"Iya juga, sih. Ada apa?"

"Eh iya lupa, kenapa? Ngerayain sesuatu? Perasaan Agaskar nggak lagi ulang tahun."

"Kepo, kan? Kepo, kan? Ekhem-ekhem...." Savion bersiap dan menyiapkan suaranya lebih dulu. "Jadi begini—"

"Istri gue hamil." Agaskar lebih dulu menjawab dibandingkan Savion yang ingin mengumumkannya dengan drama permainannya lebih dulu.

"WOI? AGASKAR JUNIOR MAU LAUNCHING NIH CERITANYA?"

"BABY WOLVIPER BAKAL HADIR?"

"ANJAY KITA BAKAL PUNYA BAHAN UNTUK JADI SUMBER TANGISAN."

Spontan usai mendengar pernyataan langsung dari mulut Ketua mereka, semua anggota umum Wolviper bersorak antusias seakan benar-benar menunggu kehadiran anak dari ketua mereka yang sangat dinanti.

Terdengar banyak ucapan selamat yang terlontar untuk Agaskar dari anak buahnya, yang pasti membuat Agaskar sangat amat bahagia dengan kabar menyenangkan ini. Kini, ia tinggal mengumumkannya pada keluarga.

"Coba aja ada Galenupin sama dedek Javas disini, pasti tuh dedek Javas yang bakal ngejampi-jampi anak lo, Kar," imbuh Savion mendaratkan kedua tangannya di pinggang.

"Maksud?" Agaskar tak mengerti.

"Maksud gue di jampi-jampi itu dibaca-bacain gitu loh, anying. Aelah jangan nethink dulu bisa nggak sih lo, sama gue?" timpal Savion menjawab.

"Nggak bisa, soalnya lo itu aura-aura vibes negative." Agaskar kemudian berlalu pergi dari hadapan Savion setelah mengatakannya.

"Anying sia..." Savion mengerjapkan matanya beberapa kali. "Masa iya orang seganteng gue ini negative vibes, lo setuju nggak, Hez?" tanya Savion.

Arhez mengangguk cepat. "Sure, sejujurnya gue udah dari lama pengin ngomong ini."

"BANGKE SAMA AJA LO SEMUA GINIIN GUEH!"

••••••••••

"Good morning, Kak..."

Bisikan pelan terdengar di indera pendengarannya, Agaskar yang masih tertidur lelap itu mulai menyadari hari yang sudah pagi. Ketika sinar pencahayaan matahari menembus jendela kamarnya.

Kedua mata Agaskar mengerjap beberapa kali, ia berusaha membuka matanya untuk mendapatkan pandangan yang bersih. Meskipun kantuk masih sangat melanda, lelaki yang mengenakan kaos itu mencoba meregangkan sendi-sendinya.

"Guten morgen, babe... How are you?" tanya Agaskar, matanya menyipit dan menggaruk-garuk tangannya seperti monyet.

"I'm fine, Kak. Ayo bangun cepetan," ujar Zeya. "Lo siap-siap cari studio foto buat nanti sama Kuceh."

Mendengar itu, Agaskar yang masih menggeliat di atas kasur karena ngantuk, seketika menjadi segar. Ia menatap Zeya dengan seksama, kemudian meringis setelahnya. Agaskar menghentak-hentakkan kakinya beberapa kali seakan ingin menangis.

"Argghhhhhhhhh!!!!" teriak Agaskar sekencang-kencangnya, namun suaranya meredam karena ia tutupi dengan bantal. "Kenapa harus diingetin segala."

Zeya tertawa kecil, ia lalu duduk di sebelah Agaskar di atas ranjang itu. "Ya kan emang harus diingetkan, masa lo harus lupa, sih."

Agaskar menghela napas panjang, ia mencoba berpikir jernih dan menenangkan diri dahulu, terlebih istrinya sedang hamil. Tidak mungkin ia menolak permintaan istrinya itu apalagi ia sudah berjanji.

"Cuddle babe, pwease...."

Suara Agaskar mengecil, seraya mengeluarkan puppy eyesnya ketika memposisikan diri untuk menenggelamkan pelukannya di dada Zeya.

Suara yang tadinya berat dan bisa membuat bulu kuduk merinding, kini hilang tergantikan dengan suara manja yang menggemaskan. Agaskar memang diibaratkan Zeya seperti bunglon, ia bisa berubah dalam hitungan detik.

"Ih Kak, lo udah mau punya anak masa masih mau cuddle, sih?" sahut Zeya yang tetap membalas pelukan sang suami.

Agaskar mendongak sekilas. "Emang nda boyeh agi, heum?"

"B-boleh, kok. Tapi nanti kan kalau kita udah punya anak, gue bakal lebih utamain anak kita buat dikelonin, dong," jawab Zeya membelai rambut suaminya.

"Anjir? Terus gue gimana, Zey?" Agaskar seketika panik mendengar jawaban sang istri. "Masa gue nggak dapet cuddle lagi?"

"Dapet kok, tapi kan—"

"Nggak mau! Gue harus duluan gue harus utama duluan baru anak kita," celetuk Agaskar memotong ucapan Zeya.

Zeya mengernyit heran, dahi nya sampai membentuk garisan kecil karena mendengar pernyataan Agaskar yang menolak mentah-mentah akan jawabannya.

"Mana bisa gitu, Kak. Kan harus utamain anak dulu—"

CUPPPPPPP!!!

Agaskar langsung mengecup singkat bibir Zeya yang terlihat natural tanpa ada balutan lipstick atau pelembab bibir pagi ini, lelaki itu menatap intens perempuan di hadapannya dengan belaian lembut di area tungkai lehernya.

Jemari jempol Agaskar mengusap benda kenyal yang biasa sering diraup olehnya untuk membuka suatu permainan di malam hari, sejujurnya tidak niat, namun entah mengapa hanya dengan menatap sejenak ini Agaskar jadi menginginkan Zeya di pagi hari.

"Kak?" tegur Zeya memegangi lengan Agaskar. "What happen?"

Tanpa menjawab, Agaskar lalu mendorong tubuh perempuan itu untuk berbaring di atas kasur. Zeya yang merasa tubuhnya dijatuhkan itu pun masih diam dan tak berkutik, ia masih membiarkan Agaskar berada di atas tubuhnya.

Pertama-tama, Agaskar mengecup jidat Zeya, lalu turun ke kedua pipinya, beralih ke tungkai hidung gadis itu hingga menurun ke bagian utama yang sering ia raup yaitu bibir.

Tak hanya mengecupnya, Agaskar juga menghisap kecil dan menggigitnya lembut. Zeya pun terbawa suasana akan permainan tersebut, kedua tangannya tanpa ia sadari sudah dikalungkannya pada leher lelaki itu.

Detik berikutnya, Agaskar mencoba membuka kancing kemeja tidur yang Zeya kenakan.

PLAKKKKKKKK!!!

"Ih lo mau ngapain, Kak?" tanya Zeya setelah menampar tangan Agaskar yang ingin membuka kancing bajunya.

Agaskar menatap nanar. "Nggak mungkin lo nggak tau yang gue mau, sayang."

Zeya menggeleng pelan, kini kedua tangannya sudah beralih dengan menahan dada bidang Agaskar agar tidak bertindak lebih lanjut terhadapnya. "Lo lihat jam, deh."

Mendengar itu Agaskar kemudian menoleh pada jam dinding yang terpasang di pojok kamarnya. "Jam delapan, why babe?"

"Tadi malam lo bilangnya jam 9 ada rapat BEM lagi di kampus. Siap-siap sana, nanti lo telat, inget lo tuh udah jadi Wakil Presiden Mahasiswa, Kak!" celetuk Zeya mendaratkan jari telunjuknya di dada Agaskar.

"Bentar aja, sayang. Pweasee..... gue mau diri lo pagi ini," ucap Agaskar memohon.

"Nggak, Kak. Lo main itu mustahil sebentar pasti lebih dari tiga jam dan bakal cape," sahut Zeya. "Jadi sekarang lo mending mandi dan siap-siap pergi."

"Pweasee.... Sebentar aja, transfer 100jt gimana buat shopping hari ini, hm?"

Zeya tetap menggeleng, kedua tangannya bahkan masih setia menahan pergerakan Agaskar di atas tubuhnya. "Gue lagi nggak bisa disogok pake uang."

"Pwease....."

Namun apa daya, sebagaimana pun Agaskar meminta lalu memohon atau memberikan sogokan berupa hal-hal yang Zeya inginkan tetap saja jika gadis itu tidak mau tidak akan pernah terjadi. Lagipula, benar apa yang Zeya katakana.

Saat mereka bermain, durasi itu tidaklah sebentar. Agaskar selalu meminta lebih dan bonusnya, ia tidak ingin permainan itu berakhir hanya dalam sekejap. Harus ada rintihan bahkan teriakan untuk penyemangatnya agar berkesan, itulah kata Agaskar.

Dan pagi ini, Agaskar memang ada jadwal untuk rapat di aula kampus. Bagaimana bisa lelaki itu meminta permainan pagi hari sedangkan kehadirannya begitu berpengaruh besar terhadap rapat yang dilangsungkan?

Zeya lalu mendorong Agaskar untuk berbangun, hingga lelaki itu terjatuh terlentang lagi di atas kasur karena gagal bermain.

"Udah deh, Kak. Nggak usah drama sok galau dan sedih gitu, nanti malem kan, bisa."

Agaskar menghela napas panjang, menatap langit-langit kamar. "Gue maunya pagi."

"Jangan ngadi-ngadi, kalau aja lo nggak rapat BEM gue juga nggak akan nolak. Lagian buat kebaikan lo juga, wahai Tuan Agaskar. Nanti lo telat bahaya, lo tuh wapresma harus jadi contoh buat anak-anak lain," ucap Zeya bersiap-siap untuk mandi.

"Kan ada Savion, dia kan lebih utama karena Presma nya."

"Tetep aja peran lo sebagai wapresma juga berpengaruh disana," sahut Zeya.

Agaskar mengerang layaknya anak kecil hanya karena gagal meminta permainan, Zeya sendiri tak menggubris dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Membiarkan Agaskar membuat drama kesedihan pagi hari.

DDDRRRRTTTT DDDRRRTTTT

Di tengah kepasrahan, Agaskar mendapatkan panggilan telepon dari Savion yang langsung ia angkat. "Hallo, Sav."

"Weh, Kar. Lo dimana? Buruan ke kampus ini rapat udah siap-siap mau mulai, kita juga dipanggil rektor kan hari ini diminta ke ruangan Pak Demiar."

Kedua mata Agaskar membelalak sempurna, karena ia baru mengingat hal itu. Tadi malam, sepulang dari markas Wolviper, Agaskar memang mendapatkan pesan dari rektor kampus, bahwa ia dan Savion dipanggil hari ini ke ruangan beliau.

Telepon terputus begitu saja, tanpa ada jawaban maupun sahutan dari Agaskar yang masih syok karena baru mengingatnya.

"Anjing, bisa-bisanya gue baru inget."

"ZEYAAA BUKA PINTU GUE MAU MANDI BARENG SAMA LO BIAR CEPET!!"

••••••••••••


Universitas Scorpion—adalah suatu kampus populer yang menyediakan 15 fakultas dan 25 program studi berhasil menggaet posisi sebagai salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia yang tak kalah akan fasilitasnya.

Menampung ribuan mahasiswa dari berbagai kalangan, menerima lulusan-lulsan terbaik terbaik pada SMA-SMA Favorit seperti SMA Sagitarius. Agaskar dan Savion adalah salah satu mahasiswanya yang kini sudah menginjak semester 5.

Ada banyak cerita yang nantinya di uraikan dalam lembaran terpisah tentang bagaimana Savion bersama Agaskar bisa dipaketkan menjadi Presma dan Wapresma Uniscop tahun kerja 2023/2024.

Padahal, bagi mereka yang satu alumni dengan dua lelaki ini pasti tahu bahwa dulunya mereka adalah anak nakal yang tergabung dalam geng motor Wolviper.

Apalagi Agaskar berposisi sebagai ketua, dan Savion berposisi sebagai inti satu yang kurang lebih tentunya pasti dekat dengan sang ketua.

Sementara wakil mereka, yakni Adzavas dikabarkan juga menempuh semester yang sama di Al-Mahzuz University, Tarim, Yaman.

Sedangkan untuk Galen sendiri sebagai inti dua, yakni wakil ketua Wolviper pertama sebelum digantikan oleh Javas, tidak mengambil pendidikan perkuliahan umum.

Lelaki itu menempuh jalur pendidikan akademi kepolisian dan sudah resmi menjadi taruna, tahun kelulusannya pun kemungkinan diperhitungkan sama dengan Agaskar, Savion dan Javas.

Lalu untuk Arhez sendiri, sama seperti Galen yang tidak menempuh perkuliahan umum namun bedanya ia tidak juga menjalani perkuliahan khusus.

Arhez satu-satunya inti Wolvi lebih memilih bekerja dengan melanjutkan perusahaan tambang batu bara milik mendiang Ayahnya yang cukup terkenal bernama PT. RITZ AJEGRANTORA.

Dan kini sudah hampir pukul 9 pagi, Savion sudah menunggu nyaris satu jam lamanya akan kehadiran Agaskar di dekat aula kampus. Sampai di menit berikutnya, hilal kemunculan Agaskar pun akhirnya tiba.

"Anying lama banget, lo. Mana gue telepon tadi nggak dijawab, gue telepon ulang malah nggak diangkat lagi, tai banget lo, Kar," cibir Savion kesal.

Agaskar yang baru saja datang hanya terkekeh pelan sembari menggaruk pelipisnya. "Ini kita langsung ke ruang Pak Demiar rektor?"

Savion mengangguk cepat. "Iya lah, apalagi? Nanti Pak Demiar nya hilang lagi sibuk."

"Tapi kenapa ya kira-kira gue dipanggil ke ruangan, Sav?" tanya Agaskar.

"Mau di kasih uang kali lo," duga Savion langsung ditepisnya.

Agaskar mendecak pelan. "Ngawur lo. Soalnya tadi malem itu Pak Demiar nanyain status gue, udah nikah apa belum ya gue jawab aja udah nikah akhir Desember 2022 kemarin pas masih semester 4."

"Lah seriusan, lo?" Savion ikut mendadak bingung.

Tanpa menunggu waktu lama, Agaskar dan Savion pun beranjak pergi menuju ruang rektor yang memang memiliki Gedung tersendiri. Keduanya dapat leluasa menginjak Gedung tersebut, karena Savion dan Agaskar sudah dikenal sebagai Presma Wapresma kampus.

"Permisi, Pak...." Savion mengetuk pintu, diiringi oleh Agaskar di belakang.

"Oh, langsung masuk aja..." ucap Pak Demiar dari dalam.

Savion dan Agaskar sempat saling pandang satu sama lain, karena aslinya mereka sendiri sedikit gugup karena ini adalah kali pertama mereka dipanggil. Namun hal itu berusaha ditepis sebelum mereka tau apa maksud dan tujuan yang sebenarnya.

"Saya tidak banyak waktu, saya akan berbicara secara to the point pada kalian berdua," ucap Pak Demiar setelah Savion dan Agaskar duduk di hadapannya.

"Jadi begini, minat BEM, DPM dan UKM-UKM lainnya menurun, karena kurangnya kinerja dari Presma dan Wapresma terdahulu dalam promosi. Jadi saya harap, kalian yang sudah dilantik menjadi Presma dan Wapresma kampus 2023/2024 dapat melanjutkan dan meningkatkan kesejahteraan mahasiswa jadi lebih baik, itu harapan saya," ujar Pak Demiar terdengar serius.

"Dan saya lihat dari keantusiasan para mahasiswa baru maupun semester-semester lainnya, minat BEM, DPM, maupun UKM itu jadi meningkat setelah kalian dapat posisi ini. Itu berarti, daya tarik mahasiswa ada di diri kalian."

"Lalu, maksudnya apa ya, Pak?" tanya Savion masih belum mengerti apa-apa.

Pak Demiar tertawa kecil. "Saya pikir mereka tertarik lebih ke diri kalian, jadi saya ingin minta bantuan ke kalian untuk terus menarik minat para mahasiswa agar aktif dan terus berkembang dalam keroganisasian kampus. Ini juga akan membantu rangking kampus sebagai universitas terbaik di Indonesia, saya tidak mau jika sampai tergeser."

"Contoh bantuannya seperti apa, Pak? Apakah kinerja kami dalam mempersiapkan acara PKKMABA juga dinilai kurang?" tanya Agaskar lagi.

"Oh, tidak sama sekali. Justru saya suka akan kinerja kalian, dan contoh bantuannya ini seperti status kamu Agaskar. Dari awal kamu maba, saya sudah memantau kamu yang punya banyak penggemar di kampus, jadi saya pikir jika mereka tau kalau kamu punya istri mereka akan kecewa."

Agaskar terdiam, ia masih mencoba mencernanya dengan baik. "Lalu, Pak?"

"Saya mau, status kamu di sembunyikan. Kalau bisa, status kamu yang udah menikah jangan sampai tersebar. Apalagi istri kamu mahasiswi baru, bukan?" lanjut Pak Demiar. "Saya khawatir, jika mahasiswa lain tau soal ini, mereka tidak akan antusias lagi terhadap organisasi dan jadi pasif, karena semangat mereka ada dari kalian berdua."

"M-maksudnya saya harus mengakui saya belum menikah gitu, Pak?"

Pak Demiar mengangguk mantap. "Benar sekali, Agaskar. Anggap saja kamu jomblo, atau kamu memiliki pacar itu mungkin tidak akan terlalu berpengaruh. Karena pasti menarik minat mahasiswa untuk bergabung ke organisasi BEM yang kalian pimpin."

"Sebentar, Pak. Kenapa harus digantungkan ke statusnya Agaskar? Kan kampus melegalkan pernikahan bagi mahasiswanya, nggak ada larangan untuk menikah, kan?" sanggah Savion masih tak habis pikir.

"Benar, Savion. Tapi seperti yang saya bilang, Agaskar ini posisinya sekarang adalah Wapresma. Dan salah satu tujuan kampus untuk meningkatkan budidaya mahasiswa aktif, dengan menarik minat mereka untuk bergabung dalam organisasi yang ada di kampus. Saya yakin jika mereka tau Agaskar sudah menikah akan kecewa."

"Jika kamu bersedia melakukannya, Agaskar, kamu bisa TTD ber materai di surat perjanjian ini. Dan kamu Savion, sebagai saksi yang siap menepis semua tudingan bahwa Agaskar telah menikah, bagaimana?"

Beberapa menit kemudian, setelah selesai berdiskusi, Savion dan Agaskar keluar dari ruangan rektor. Dengan raut wajah yang sama-sama bingung sekaligus heran, namun mengerti akan keadaan. Tetapi, tetap saja mereka seakan berat.

Ketika berada di depan pintu ruangan, Savion dan Agaskar kembali memasang jaket jeans yang berlogo Wolviper di punggung mereka, keduanya sempat melepaskannya tadi saat masuk ke dalam ruangan.

"Anak Wolviper...."

Disaat yang bersamaan inilah seorang pria kisaran berumur 25 tahunan berjalan melewati mereka, namun anehnya tatapannya pada Savion dan Agaskar seolah tak biasa yang membuat mereka heran.

"Mungkin akan lebih baik jika mahasiswa belum menikah, agar dia bisa lebih berfokus pada tujuan kesuksesan dengan menikmati serunya organisasi," ujar pria tersebut lalu pergi meninggalkan keduanya disana.

"Lah anying sewot, bilang aja situ jomblo abadi makanya sok-sok an bijak. Kampus aja melegalkan, lo malah ngelarang aneh bener!" cibir Savion berkacak pinggang terlihat kesal.

"Siapa sih, dia?" tanya Agaskar menaikkan salah satu alisnya.

Savion menoleh. "Lo belum tau, Kar? Itu Pak Vanoris, dosen Fakultas Kesehatan di Prodi Psikologi. Katanya sih khusus ngajar maba doang."

"Terus kenapa dia ngeliatin kita gitu banget? Apa karena pakai jaket Wolviper?" duga Agaskar. "Lagian kan kita bukan maba."

Savion mengedikkan kedua pundaknya, kemudian merangkul Agaskar. "Udah lah nggak usah dipikirin, mending kita ke aula sekarang anak-anak BEM udah nunggu buat rapat."

Agaskar dan Savion pun beranjak dari tempat dengan penuh tanda tanya yang berusaha mereka tepis, dari kejauhan sosok seorang pria tinggi tegap, yang berpenampilan layaknya dosen lainnya disana tengah memperhatikan mereka dengan seksama.

"Akhirnya... Kita bertemu kembali, Wolviper."

••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

Hayolohhhhh, waktu SMA Agaskar nyembunyiin perjodohannya, sekarang pas kuliah diminta buat privasiin pernikahannya. Kira kira kenapa ya gaes?

WHO'S VANORIS?! YG UDAH BACA NOVEL AGASKAR PASTI NOTICE NAMA YANG SEMPAT MUNCUL DI SALAH SATU SCENE NYA🤫KIRA KIRA SIAPA YA DIA INI? APAKAH ADA HUBUNGANNYA SAMA TERROR WOLVIPER WAKTU LALU

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

Apa yang mau disampaikan sama Vanoris?

SIAP MENUNGGU AGASKAR MENDERITA DI BAB-BAB SELANJUTNYA? SPAM "🐾" SEBANYAK 3k UNTUK LANJUT, MAU LIHAT ANTUSIAS KALIAN NIHH. CEPAT LAMBATNYA UPDATED BERGANTUNG DI TARGET YAAA...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Sabtu, 7 Oktober 2023 (3108 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

NAJESA By 세이시

Teen Fiction

188K 11K 41
Ke mana pun mereka pergi, rumah dan keluarga adalah tempat untuk kembali. Tapi, kehangatan dan keramahan rumah, tak berlaku baginya. "Karena rumah, t...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

932K 52.2K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5.9K 1.2K 16
[ON GOING] Mereka harus berpisah selama 3 tahun karna ada masalah yang harus dilakukan terlebih dahulu, tetapi setelah pertemuan pertama mereka untuk...
69.7K 6.9K 35
Sarocha Chankimah, adalah seorang model yang harus merelakan karirnya karena menikahi seorang pengusaha kaya raya yang usianya terpaut jauh darinya...