1000% GENGSI

By ceyberryaa

873K 54.6K 2.1K

[TAMAT] Bersama Adinata, Ayyara menyadari satu hal. Bahwasannya, menjalani hubungan tanpa cinta bukanlah sebu... More

sedikit cerita tentang pasutri
resepsionis baru
Adik
sentuh-sentuh
Hama
Bersama Rosa
Paket
Suami siaga
Kabar surat cerai
Welcome to Duda~
What's wrong with Nata?
a sweet night>>>
Dirumah juga bisa, katanya
Hadiah
Aneh
Aneh part2
Kekuatan Syndrome Couvade
sekarang giliran temen-temennya
MAS, DIA SIAPA?!
Giliran istrinya
Singa Juna
Jazziel's cafe
Si gede gengsi
Spesial suami dan istri
Dua malaikat kecil Ayah
Keinginan Nata yang terpenuhi
Family time in Basel City
On the way
Finally
say goodbye
Extra chapter-- Teenager
Extra chapter-- what if sequel?
Extra chapter-- little story of them
visualisasi
CERITA BARU?!
BYE!
Instagram
INFO!!

Menghadapi Adinata

21.8K 1.2K 34
By ceyberryaa

surpriiiiiiiise!!! kaget gaaa? lama gaaa? maaf ya kalo kelamaan':

sekarang, selamat berpusing ria~

***

Adinata sehari tidak aneh-aneh sepertinya kurang afdol. Selalu ada aja tingkah nya tuh.

Entah itu, monday tuesday wednesday thursday friday saturday sunday, seven days a week! Every hour, every minute, every second, you know night after night ... Udah jangan nyanyi!

Pokoknya si Nata nyebelin! No kecot! No bacot!

Pagi ini, setelah melibatkan semua pekerja juga Jerry dan Juna, akhirnya bubur kacang ijo yang dijual pake gerobak kuning pun di dapat. Dan yang dapat itu Jerry.

Dengan lebay nya, Jerry bilang, bubur kacang ijo itu dia beli di ujung dunia. Saking jauhnya! Demi agar keponakannya gak ngeces, Jerry rela muter-muterin Jakarta cuma buat nyari kacang ijo pake gerobak kuning. Applause dulu untuk musuh si Tom ini.

Bahkan Juna yang sempet putus asa aja dengan nekat minta bantuan Seno yang tinggal di Bandung. Pusingnya kepala Juna ngadepin Adinata yang nyebelin nya melebihi keong racun.

Nah, masalah kacang ijo selesai. Snack Sukiyaki juga Alhamdulillah Ayyara dapat. Dia datengin setiap Indomaret, Alfamart, Hypermart, Alfamidi— ah pokoknya banyak. Tapi gak dapet satupun. Jalan akhirnya demi melaksanakan keinginan Nata, Ayyara rela belusukan kemana pun. Dan ternyata si snack bersarang di warung-warung.

Jangan pikir Ayyara cuma beli satu bungkus atau satu pak. Karena nyatanya Ayyara sampe beli berpuluh-puluh pak. Dia embat setiap warung cuma buat nanyain snack Sukiyaki terus di borong. Buat jaga-jaga katanya. Kalo nanti seandainya Nata bosen, bisa di jual lagi whehehe.

Selesai dah tuh masalah snack yang bungkusnya mirip ikan buntal itu. Sekarang giliran sate delima.

Tau repot nya Diana dan art yang dia bawa dari rumah buat nusukin satu-satu biji delima?

Kalo ditanya repot enggak nya, katanya repot begete. Begitu menurut review Bapak Setya. Jangan tanya Ibu Diana, soalnya doi kalem-kalem bae. Meskipun dalam hatinya pasti ngedumel juga.

Mana bijinya kecil-kecil, pas di tusuk muncrat lagi.

Parahnya lagi, si buah delima tidak didapatkan dengan semudah nyari kutu kucing. Susahnya nyari itu buah, sebanding dengan susahnya nyikat panu di punggung dinosaurus. Begitu kata Rachel. Double kill ajalah.

Tapi, seluuuuuruh rakyat Mahdhava wajib berterimakasih kepada Naufal. Si penyelamat yang rela pergi ke Bandung ke rumah Kakek Ayyara— ini beneran ke Bandung ya, gak kayak Juna yang cuma tanya-tanya. Udah jadi mantu idaman Mahdhava banget inimah, Rachel aja makin kelepek-kelepek.

Itu belum seberapa.

Sebab ... Tadi malam, setelah maghrib tepatnya— Nata tiba-tiba pengen di beliin sendal swallow. Tau buat apa?

Buat di ciumin!

Iya di cium.

Saking ngebet nya pengen nyium aroma sendal swallow, tuh sendal sampe di bawa tidur. Di simpen deket mukanya. Di atas bantal.

Apa gak melongo Ayyara. Udah mah di ciumin, di bawa tidur lagi. Ya otomatis dia di anggurin. Asem!

Terus tanpa dosanya, si Adinata itu bilang; "Nanti kalo baunya udah ilang, beli yang baru ya."

Bukan lagi pengen tak hiiiih, sekarang Ayyara jadi pengen tak geplak ndase!

Jika begini, jangan tanya seberapa lapangnya dada Ayyara.

***

Adinata itu dasarnya memang nyebelin. Udah nyebelin, datar pula. Kayak gak punya emosi.

Tapi semenjak Ayyara hamil dan dia terkena syndrome couvade, nyebelin nya jadi tingkat dewa. Alias plus plus.

"Wanjeeeeng! Setan! Jancooooook!"

Juna menghempaskan tubuh lunglai nya ke atas sofa ruang tamu. Rambutnya yang sudah mulai gondrong itu terlihat begitu lepek. Keringetan. Capek ngeladenin kemauan Nata yang gak ada abisnya.

"Mendadak gue nyesel nyuruh dia punya anak lagi." dengus Juna. Jika tau akan menyusahkan begini, dulu Juna gak akan mau maksa-maksa sepupunya itu buat program hamil lagi. Udah cukup aja si Ziel. Adem.

"Capek ya, Mas?"

Juna melirik sinis pada Rachel yang beruntung hari ini. "Nanya lagi Lo!"

"Makanya, lain kali kalo Mas Nana ngidam terus minta dicariin, harus gercep! Nyari dengan sepenuh jiwa." cerocos Rachel. "Sistemnya, siapa dapat dia selamat."

"Selamat dari bencana ngidam selanjutnya, maksudnya." lanjut Rachel lalu terkikik geli.

Juna bangkit. Tangan besarnya mulai memijat kakinya yang selonjoran diatas sofa. Lebih baik turun ke lapangan untuk survei proyek dari pada harus keliling mall cuma buat nyari boneka singa.

Iya, seharian ini setelah gagal— lebih tepatnya, keduluan Jerry— mendapatkan bubur kacang ijo, si nyebelin Adinata itu dengan entengnya pengen di cariin boneka singa sama Juna.

Katanya karena Juna tidak berkontribusi besar dalam pencarian bubur kacang ijo.

Kesel? Enggak kok. Juna sabar.

Juna kira, tuh si boneka singa gampang di cari. Nyatanya tidak semudah itu ferguso! Padahal Juna rasa setiap dia pergi ke mall, dia sesekali akan mendapati seonggok boneka singa di store mainan dan juga boneka. Tapi hari ini, boneka-boneka itu mendadak raib.

Otak kriminal Juna mulai bekerja. Dia jadi curiga, bisa saja Nata nekat menyewa orang untuk melenyapkan semua boneka-boneka itu agar menyusahkan dirinya. Bukannya suudzon, tapi ... JUNA EMANG MIKIR GITU!

Gak ada yang tau kan, sama isi kepala si Adinata Bangsat Mahdhava itu?!

"Geser!"

Juna yang tengah memijat pelan kakinya merengut saat tiba-tiba gadis berambut panjang dan berponi secara kasar menepuk kakinya. "Apa sih?!"

"Geser!" dengus Eliza. "Saya pijitin, Pak."

Jangan salah, jangan kira juga karena mereka sempat satu sekolah dan sudah lama tidak bertemu mereka akan kalem macam bertemu rindu. Yang ada sama saja. Sama seperti dulu. Gelut everywhere everytime. Tapi meski begitu, Eliza tetap tau norma kok. Meskipun Juna nyebelin nya pake banget, Eliza tetap berusaha menghormati sebab laki-laki itu adalah atasannya.

"Udah gue bilang jangan panggil Pak!" sinis Juna. Telinga Juna rasanya gatal sekali dan merasa geli saat Eliza harus memanggil nya dengan embel-embel 'Pak'. Padahal dulu mereka sering mengumpat nama binatang kepada satu sama lain.

Eliza menuangkan minyak pijat ke telapak tangannya lalu mulai memijat pelan betis laki-laki itu. "Ya terserah saya dong, Pak. Mulutnya kan mulut saya."

"El, lo ngeselin nya masih sama ya?!" sarkas Juna. "Malah makin ngeselin."

"Bapak juga masih sama kok." Eliza tersenyum manis dengan deretan gigi putihnya. "Sama-sama bikin saya puyeng."

"Lo—"

"Jangan ribut dong, ah." itu suara Rachel. Sedari tadi dia hanya menonton pertikaian antara Juna dan Eliza sembari menyeruput jus mangga nya. "Gak lucu kalo nantinya malah dari benci jadi Cinta."

"Idih?!" Juna berjingkat geli. Sedangkan Eliza hanya mendengus.

Rachel tertawa melihat keduanya. Dia melipat tangannya diatas dada, mata besarnya bergulir memperhatikan interaksi menggemaskan keduanya. Iya menurut Rachel itu menggemaskan.

"Hm, sepertinya jika di comblangkan akan seru." gumamnya dengan cengiran lebar. Otaknya sudah bekerja dengan cepat, memikirkan berbagai macam cara. Dan dia sudah mendapatkan penerangan perihal siapa yang akan menjadi partner nya.

Dua orang itu masih sewot. Dengan Eliza yang sebisa mungkin sabar menghadapi semua bentuk protesan Juna. Si duda satu itu selalu saja mengomentari cara Eliza memijat. Entah itu terlalu pelan, terlalu banyak minyak atau juga ...

"Anjing! Kekencengan bego!" semprot nya sembari meringis.

Eliza mengedikan bahu.

"Jun! Jun!"

Juna menoleh saat namanya dipanggil oleh Ayyara. Mata Juna yang pada dasarnya sudah bulat semakin membulat kala melihat Ayyara berlari menuruni tangga dengan cepat. "Mbak jangan lari-lari!"

Terlambat. Karena sekarang Ayyara sudah sampai dihadapannya dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan. "Jun, tolong pesenin tiket ya."

"Tiket?" beo Juna.

Ayyara mengangguk. "Gue bisa aja sih beli sendiri, tapi gue harus packing. Jadi tolong bantuin beliin tiket ya!"

"Hah? Tiket buat apasih?" tanya Juna.

"Tiket pesawat." jawab Ayyara.

"Buat—"

"Ke Malaysia. Sekalian cariin hotel buat nginep disana nya, ya. Cuma tiga hari kok." sela Ayyara dengan cepat.

Juna menggaruk tengkuknya. Kepalanya makin pusing. "Ngidam lagi?"

Ayyara mengangguk.

"Mas Nana?" kini giliran Rachel yang bertanya.

Dan Ayyara lagi-lagi mengangguk. "Sebenernya gue juga pengen liburan sih. Kebetulan juga Mas Nata pengen ke Malaysia. Sekalian juga nepatin janji ke Ziel buat quality time. Yaudah deh, deal kesana."

"Cuma liburan doang apa emang Bang Nata lagi ada maunya juga?" Juna sepertinya sudah semakin hapal dengan otak kriminal Nata.

"Dia pengen ini sih, egg waffle gitu." Ayyara merogoh ponselnya dan menyodorkannya kepada Juna. "Nah ini bentukan egg waffle, dan adanya emang di Malaysia."

"Gak ada gitu di Jakarta?" gumam Eliza.

"Gak tau sih." Ayyara mengedikan bahu. "Tapi Mas Nata emang pengen makannya di Malaysia langsung."

Ingin rasanya Juna menenggelamkan diri ke dasar rawa-rawa yang empangnya kering. Ada yang mau ikut?

***

cey, 21 September

-see u-

Continue Reading

You'll Also Like

589K 76.9K 78
Hanya berisi tentang bagaimana kehidupan sepasang suami istri Relin dan Kavi dalam membesarkan kedua anak kembarnya, Dirgatama Reviano Abiputra dan E...
483K 70K 33
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
159K 9.1K 53
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
829 90 11
Yusi adalah seorang gadis cantik . ia adalah orang yang tidak mudah percaya dengan perkara mistis, tapi apalah daya semua perspektifnya berubah ketik...