Ganendra POV
Sudah satu minggu aku kembali kekota A setelah berada diluar negeri selama dua bulan penuh. Dan selama itu pula aku belum bertemu dengan jagoanku. Awalnya aku ingin langsung menuju kota B begitu aku smapai disini, namun ada kendala perusahaan yang harus cepat aku tanggani. Membuatku terpaksa harus kembali menunda bertemu Leo.
Aku menghentikan ketukan jariku diatas keyboard, lalu mendesah pelan. Aku menyenderkan pugungku dikursi dan mendesah lirih.
Aku meraih telpon genggamku dan mencari kontak Arini, lalu mengesernya ke menu panggilan. Menunggu dengan tenang panggilan diangkat oleh Arini
" Halo... Ganendra? Apa yang kamu lakukan menelpon ditengah malam seperti ini ? " ucap Arini dari sebrang telpon.
" Maaf mengganggu mu tengah malam seperti ini " ucapku sedikit bersalah karena membangunkan Arini tengah malam seperti ini. Salahku menelponya tanpa melihat jam.
" Lupakan, kenapa kamu menelponku ? "
" Tidak ada hanya ingin menelponmu saja. Leo sudah tidur ya ? " ucapku lirih.
" Tentu saja sudah, pikirmu ini jam berapa ? " ucap Arini sedikit kesal karena tidurnya tergangu. Padhal besok pagi dia ada meeting peluncura produk baru.
Aku terkekeh pelan menyadari kebodohanku, " Maafkan aku aku hanya ingin mendengar suara kalian saja " ucapku sambil meringis
" Kamu masih dikantor ya ? " tanya Arini sambil melirik jam yang menempel didinding.
" Iya, ada sedikit masalah dikantor pusat yang harus aku kerjaan. Aku ingin secepatnya menyelesaikannya dan bertemu kalian disana " ucapku jujur.
Aku terdiam, begitu pun dengan Arini. Aku bisa mendengar deru nafasnya ditelpon.
" Jangan terlalu sering lembur, kerjakan saja jangan terlalu diforsir. Toh kami tidak kemana-mana kan ? " ucap Arini membuat hatku sedikit menghangat.
" Tidak apa. aku tahu kondisi tubuhku. Mudah-mudah lusa aku bisa bertemu dengan Leo "
" Baiklah, akan aku sampaikan kepada Leo. "
Lagi-lagi kami hanya terdiam.
" Baiklah, kamu lanjutkan tidurmu. Maaf sudah membangunkan ditengah malam seperti ini "
" Hemm, selamat malam "
Aku mematikan sambungan telponku dan meletakkan benda pipih itu diatas meja. Aku kembali menatap layar monitor komputerku sebentar.
" Tinggal sedikit lagi, aku harus menyelesaikannya malam ini, agar aku bisa mengunjungi Leo lebih cepat " ucapku
Aku pu kembali mengerjakan pekerjaanku dengan semangat. Bayangan Arini dan Leo mampu membuatku kembali mengerahkan kemampuanku untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaanku.
Setelah berkutat didepan komputer, akhirnya aku mampu menyelesaikan pekerjaanku saat hampir menjelang pagi.
" Akhirnya selesai juga, aku bisa ke kota B pagi ini juga " ucapku tersenyum sambil meregangkan badanku.
Aku memundurkan kursiku dan bangkit menuju kamar pribadi didalam ruanganku.
Aku membasuh wajahku dan berjalan menuju kranjang dan merebahkan tubuhku sebentar. Rasa kantuk dan lelah mendera tubuhku. Tak lama kemudian aku terlelap karena kelelahan.
Aku meregangkan badanku saat mataku separuh terbuka. Aku mengucek mataku agak terbuka lebar, dan melihat jam tangan yang melingkar dipergelanganku. Pukul delapan pagi. Sepertinya tidur dua jam cukup untukku kembali bugar.
Aku menyeret kakiku melangkah kekamar mandi, aku menguyur kepalaku dengan air dingin agar tubuhku segar kembali. Aku sudah tidak sabar untuk segera berngkat menuju kota B bertemu dengan Leo dan Arini.
Aku keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar dan sudah berpakaian lengkap. Aku merapikan mejaku dan mengecek kembali oleh-oleh untuk orang tersayangku.
Aku keluar dari ruanganku dan melihat Desta tengah fokus didepan komputernya. desta menoleh saat melihatku mendekat kearah mejanya.
" Desta, aku akan ke luar kota dalam beberapa hari kedepan. Tolong kamu handle dulu masalah disini. Semua dokumen yang kita perlukan sudah aku selesaikan dan menaruhnya diatas mejaku. Tolong kamu periksa kembali sebelum membawanya keruang meeting " pesanku
" Baik Bos, salam untuk Ibu dan Leo " ucap Desta sambil mengangguk.
" Iya. Saya pergi dulu. Kalau ada apa-apa kamu kabari saja ke nomor pribadiku "
" Siap Bos."
" Hemm "
Aku berlalu meninggalkan Desta menuju Basement dimana mobilku terparkir disana.
Aku mengendarai mobilku menuju bandara setelah meminta Desta memesankanku tiket pesawat ke kota B.
Aku memarkirkan kendaraanku diparkiran bandara dan bergegas menuju lobi bandara. Aku mengecek jadwal penerbangatku , masih ada setengah jam sebelum pesawat diberangkatkan. Aku memesan kopi dicafetaria bandara untuk menyegarkan mulutku. Aku hanya memakan sebungkus roti untuk menganjal rasa laparku.
Aku mengamati rumah yang terkahir kali ku datangi dua bulan lalu dengan seksama. Tidak ada perubahan yang berarti. Rumah yang terlihat asri dan rapi. Tak ada satupun sampah atau rumput yang belum terpotong.
Aku melangkahka kakiku mengetuk pintu rumah Arini. Aku berdiri beberapa saat sampai pintu dibuka oleh Sari.
" Apa kabar Sari, Leo sudah pulang sekolah kan ? " Aku menyapa Sari
" Eh Pak Ganendra, kabar Sari baik pak. Leo ada Pak, baru saja pulang sekolah. Mari masuk Pak " ucap Sari sambil membuka lebar pintunya mempersilahkanku masuk.
Aku masuk kedalam rumah dan mendudukkan pantatku diatas kursi. Aku meletakkan barang bawaanku dilantai sebelah kakiku.
" Bapak Mau minum apa? sekalian Sari panggilkan Leo. sepertnya dia masih ganti baju " ucap Sari.
" Gak usah repot Sari. Kalau haus nanti saya ambil sendiri. Boleh saya masuk kekamar Leo ? " tanya ku meminta ijin. Meskipun aku sudah terbiasa berkeliaran dirumah ini saat ada Arini. Namun aku tetap harus meminta ijin, bagaimanapun aku adalah tamu disini.
" silahkan saja Pak, saya kebelakang dulu mau menyiapkan makan siang untuk Leo. Bapak mau kan makan siang disini sekalian "
" Tentu, terima kasih banyak sebelumnya "
Sari tersenyum dan mengangguk. Gadis itu kemudian berlalu menghilang kearah dapur.
Aku berdiri dan bergegas menuju kamar Leo lalu mengetuknya dengan perlahan.
Tok..
Tok..
Aku meraih knop pintu dan memutarnya, perlahan aku mendoorng pintu kamar Leo dengan perlahan.
Dan tersenyum melihat Leo yang sedang merapikan meja belajarnya sendiri.
" Kejutan " ucapku sambil tertawa lebar sambil merentangkan kedua tanganku.
Leo terperajat kaget mendengarku berteriak kencang, anakku menjerit kegirangan dan berlari kearahku dan memelukku erat.
" Ayah.... Leo Kangen " teriak Leo kegirangan.
" Hai anak Ayah, Ayah juga kangen sama Leo " ucap ku sambil mendekap Leo erat. Aku memeluk tubuh Leo sesaat kemudian mengecupi seluruh wajahnya hingga membuat Leo tertawa terpingkal karena risih dengan janggut dan kumis tipis diwajahku.
" Hahaha.... ayah ampun. Leo geli dengan janggut dan kumis Ayah " mohon Leo sambil tertawa.
" Benarkah, maaf ya Ayah belum sempat bercukur, Ayah buru-buru kesini begitu pekerjaan Ayah sudah selesai. Karena Ayah sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Leo " ucapku llau mengelus rambut Leo dengan lembut.
" Leo juga tidak sabar bertemu dengan Ayah, tapi kok Ayah sudah disini sekarang? Tadi pagi Bunda bilang Ayah datang besok " tanya Leo.
" Tadinya seperti itu. Namun ternyata pekerjaan bisa selesai lebih cepat, jadi Ayah putuskan untk secepatnya kesini, Kenapa Leo tidak suka Ayah kesini sekarang? " tanyaku pura-pura merajuk.
" Tidak kok, Leo senang Ayah disini sekarang " ucap Leo lalu melingkar kedua tangannya dileherku. Memeluk erat.
Aku tersenyum lebar dan membalas pelukan Leo dengna tak kalah eratnya. Sunguh kehadiran Leo membuatku menjadi sangat berarti. Aku mengecup sekali lagi pucuk kepala Leo dan mengajak untuk keluar kamar dan makan siang bersama dan menunggu Arini sampai pulang kerja.
Ganendra POV End
***