Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

De Pamelaa_kim

1M 32.3K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... Mai multe

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 32

18.6K 648 3
De Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.


Udara pagi begitu segar hari ini. suara-suara kepakan sayap burung  terdengar begitu merdu mendominasi area taman rumah sakit itu. butiran-butiran air embun pun masih tersisa dan menempel di dedaunan akibat hujan deras yang mengguyur semalam. untung aja kondisi listrik baik-baik saja. jika mati, maka bisa dibayangkan bagaimana ketakutan gadis bermarga Alber itu nanti.

Berbicara tentang sang permata hati keluarga Alber, gadis itu sekarang sedang merengek kepada sang ayah mengenai hal yang diinginkannya.

" Dad, kapan kita kembali ke Dubai? " tanya Xavia dimana sepertinya gadis itu sudah begitu merindukan negara yang menjadi tempat dibesarkannya.

" Tunggu beberapa hari lagi sayang "

" Tidak mau. aku mau sekarang, " tolak Xavia begitu keras kepala.

" Masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan disini, " balas Anthony.

" Dad, aku tidak ingin sampai bertemu mereka. aku takut, aku ingin selalu bersama daddy, " ucap Xavia lirih dan jari-jemarinya bergerak gelisah.

Anthony menatap nanar putrinya. ia tertegun dengan ucapan Xavia. gadis itu masih meninggalkan ketakutan pada dirinya bahkan tak segan-segan memintanya untuk menemani putrinya. hal ini pernah terjadi sebelumnya, hanya saja Anthony merasa tidak berguna menjadi seorang ayah karena hal tersebut terulang lagi pada putrinya.

" Hey sweety, look at me! "

Xavia menatap mata sang ayah. kedua pasang itu saling bersirobok lurus menyelami indahnya netra cokelat itu.

" Daddy akan bersama kamu selamanya. daddy tidak akan membiarkan mereka mengganggu ketenangan kamu lagi. daddy tidak akan membiarkan kamu merasakan kejadian ini lagi. maaf jika daddy lalai menjagamu. jika seandainya daddy tidak mengirimkan mu ke pesantren, mungkin sekarang kamu tidak mengalami semua itu, " ujar Anthony dengan menggenggam erat kedua tangan lentik milik putrinya.

" Dad, i'm okay "

" Itu sudah jalan takdir yang Xavia punya. semua kejadian yang telah dialami pasti ada suatu hikmah yang tersembunyi di dalamnya. aku tidak apa, hanya saja Xavia ingin selalu bersama daddy. hanya daddy yang Xavia punya dan bisa melindungi Xavia, " jawab Xavia dengan begitu lembut menatap sang ayah.

" Putriku, " lirih Anthony dengan tangannya yang sudah tergerak menyentuh pipi mulus Xavia.

Anthony tersenyum simpul, hatinya mencelos mendengar perkataan putrinya. ia sangat menyayangi Xavia melebihi segalanya bahkan dirinya sendiri. ia lemah jika berhubungan dengan putrinya. tapi bisakah ia mengabulkan permintaan putrinya untuk selalu bersama dengannya. karena bagaimanapun darah lebih kental daripada air.

Keadaan Gus Mahen dan Ning Kirana pun tak kalah sendu. mereka berpikir, sebegitu besarnya kah kasih sayang yang dilimpahkan Anthony kepada putri mereka.

Mereka berdua begitu bersyukur karena putri mereka jatuh ke tangan orang yang tepat dan memberikan banyak kasih sayang didalamnya.

" Daddy jangan menangis! jangan pernah menyalahkan diri sendiri! "

" Musibah akan menjadi ladang pahala jika kamu ridho dalam menerimanya. dan aku sedang melakukan hal itu, " ujar Xavia menenangkan sang ayah yang terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi pada Xavia.

" Daddy beruntung memilikimu sayang, " sahut Anthony tersenyum hangat kepada putrinya.

" Xavia lebih beruntung memiliki daddy. terimakasih sudah berada disisi Xavia, membesarkan Xavia, dan membuat Xavia berada di dunia ini, " ucap Xavia dengan membalas senyuman yang diberikan oleh sang ayah.

" Andai kamu tau jika daddy bukanlah orang tua kandung kamu sayang. apa kamu akan membenci daddy nantinya? " batin Anthony bergumam akibat perkataan terakhir putrinya.

Anthony menegakkan tubuhnya. ia akan membawa Xavia pulang ke Jakarta hari ini juga. dan setelah itu, Anthony bertekad akan menyelesaikan para biang masalah yang dengan beraninya telah berurusan dengan putri semata wayangnya.

" Kita pulang hari ini, " ujar Anthony dengan nada kembali dingin seperti sebelumnya.

" Ke Dubai? " tanya Xavia dengan begitu antusias.

" Jakarta, " jawab Anthony singkat.

" Huh, kenapa? "

" Bukankah daddy bilang jika harus menyelesaikan sesuatu terlebih dahulu? hanya beberapa hari, " tutur Anthony begitu lembut.

" Dan setelah itu kita pulang ke Dubai bukan? " tanya gadis bermarga Alber itu.

" Memangnya kamu tidak jadi menikah dengan Gus Varo? " tanya Anthony balik namun hanya dibalas tatapan heran dari gadis itu.

Gadis bermarga Alber ini teringat sesuatu. ia sempat saja melupakan calon imam nya itu.

" Menikah, sayang. apa perlu diperjelas lagi, hm? " balas Anthony berdehem pelan.

" Aku lupa, " jawab Xavia dengan menampilkan cengiran tak berdosa miliknya.

" Akan kita bicarakan hal ini lagi nanti. sekarang bersiaplah untuk pulang ke Jakarta, " titah Anthony kepada Xavia.

" Kalian serius ingin langsung pergi ke Jakarta? " tanya Ning Kirana.

Ning Kirana sudah tau mengenai hal ini, hanya saja ia memastikannya kembali. berharap jika Anthony merubah keputusannya.

" Keputusan saya sudah bulat Ning, " jawab Anthony dengan formal tanpa embel-embel kakak.

Anthony hanya tidak ingin Xavia kebingungan karena ia memanggil Ning Kirana dengan sebutan kakak. biarkan Xavia tidak tau apa-apa saat ini.

Jika waktunya tiba, ia akan mengatakan segalanya kepada permata hati nya.

" Nak, kamu tidak ingin ke pesantren terlebih dahulu? " tanya Gus Mahen ikut menyahuti mereka.

Sontak Xavia menundukkan kepalanya akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh Gus Mahen.

" Saya tidak bisa kembali kesana lagi Gus. saya takut, " cicit Xavia.

" Maaf nak, " sesal Gus Mahen.

Xavia hanya diam dan menganggukkan kepalanya pelan.

" Xavia, pergilah ke mobil terlebih dahulu! daddy ingin berbicara sesuatu kepada Ning Kirana dan Gus Mahen. didepan juga sudah ada John yang sudah menunggu, " titah Anthony dengan cepat tanpa mengulur banyak waktu lagi.

" Daddy cepatlah menyusul! " sahut Xavia.

" Hm, tidak akan lama "

" Kalau begitu saya permisi Ning dan Gus. terimakasih sudah menemani saya disini semalaman dan merepotkan waktu anda, " pamit Xavia kepada sepasang suami-istri tersebut.

" Kami sama sekali tidak merasa direpotkan nak. jangan mengatakan hal seperti itu lagi! " jawab Ning Kirana tidak setuju dengan ucapan Xavia.

" Syukron, " ucap Xavia.

" Wa iyyaki, " jawab kedua orang tersebut.

" Dad, Xavia pergi terlebih dahulu, " pamit gadis itu.

" Iya sayang, " balas Anthony dengan tatapan lembutnya yang tak lepas untuk putri semata wayangnya.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumussalam, " jawab ketiga orang dewasa itu secara serentak dan menatap kepergian Xavia.

Setelah dipastikan bahwa Xavia sudah benar-benar pergi dari ruangan tersebut, ketiga orang dewasa itu mulai fokus terhadap tujuan mereka yang sebenarnya.

" Maaf kak, aku harus membawa Xavia pulang ke Jakarta. kalian tidak perlu khawatir jika aku akan membawa Xavia pergi dari kalian. bagaimanapun kalian berdua tetaplah orang tua kandungnya, " ujar Anthony memulai pembicaraan kepada dua orang manusia didepannya.

" Kami mengerti, Ghifari. boleh saya memanggil seperti itu? " tanya Gus Mahen dengan sedikit ragu.

" Tidak apa Gus. jangan terlalu sungkan! panggil saja seperti bagaimana kak Kirana memanggil saya, " jawab Anthony dengan memberikan sedikit senyuman kepada ayah biologis putrinya.

" Setelah mengantar Xavia pulang, aku akan mengurus para pelaku itu. setidaknya mereka harus diberikan pelajaran, " sambung Anthony.

" Ghifari, jangan macam-macam! jangan pernah mengotori tanganmu untuk hal seperti itu! " sahut Ning Kirana memperingati karena khawatir akan apa yang akan dilakukan oleh Anthony.

Walaupun baru bertemu dengan Anthony setelah puluhan tahun lamanya, tapi Ning Kirana sangat mengerti bagaimana tabiat pria bermarga Alber itu.

" Aku tidak pernah mengotori tangan ku. aku punya cara sendiri untuk memberikan mereka pelajaran karena sudah berani mengusik putri ku, " ketus pria itu.

•••

Disisi lain, di pesantren milik keluarga Gus Mahen beberapa orang dewasa sedang terduduk manis disebuah sofa lembut yang terletak di ruangan dengan desain ala timur tengah itu. aroma semerbak dari bukhur sedikit menenangkan pikiran mereka.

" Saya meminta maaf atas kekacauan yang telah terjadi kemarin, " ujar kyai Alif dengan sedikit sungkan terhadap kedua orang tua Gus Varo.

" Kyai, semua yang terjadi kemarin tidak dapat diperkirakan. itu semua bukan kesalahan anda. jadi anda tidak perlu sungkan kepada saya dan juga keluarga saya, " jawab abi Adrian selaku ayah dari Gus Varo.

" Kyai Alif, kami sungguh tidak mempermasalahkan kejadian itu. kami juga akan menutup rapat tanpa membocorkan semua kejadian buruk yang terjadi kemarin, " sambung umi Laila.

" Terimakasih telah mengerti nak "

" Tidak apa-apa kyai. kita akan menjadi sebuah keluarga. bukankah sepatutnya kita saling membantu kedepannya, " sahut abi Adrian mulai menyinggung masalah mengenai Xavia dan juga Gus Varo.

Kyai Alif tersenyum tipis. ia tau apa maksud dari pemilik pesantren Al-Abqary tersebut. ia juga sebenarnya ingin membahas hal itu agar cepat terselesaikan. tapi apa daya jika tokoh utama yang dibicarakan sedang tidak berada ditempat ini.

Dan yang terpenting, hal besar seperti ini juga harus mendapatkan campur tangan dari kedua orang tua Xavia. atau mungkin kita bisa mulai menyebut Xavia sebagai Ning Ziya seorang putri sulung dari pesantren Al-Hafiz.

" Saya sebenarnya ingin membicarakan hal besar itu. namun alangkah baiknya jika kita menunggu yang lain juga. karena hal ini memerlukan pendapat dari orang tua Ziya sendiri, " ucap kyai Alif.

" Apa Ning Ziya sudah mengetahui kebenaran tentang siapa dia sebenarnya, kyai? " tanya Abi Adrian penasaran.

" Saya tidak tahu. mungkin semua akan terjawab jika mereka sudah kembali nanti, " balas kyai Alif.

Abi Adrian hanya menganggukkan kepalanya paham. ia sangat mengerti bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang sederhana dan pastinya membutuhkan waktu untuk menerimanya. ia berpikir bagaimana reaksi Xavia jika mengetahui kebenaran besar mengenai dirinya yang telah tersembunyi selama bertahun-tahun itu.

Tak lama setelah perbincangan mereka, suara sahutan terdengar dari luar ruangan. tak ayal gesekan telapak kaki dengan lantai ruangan itu pun terdengar sampai ke dalam. jangan heran, keluarga ini sangat menerapkan kebersihan. jika memasuki rumah, mereka akan meninggalkan sandal atau sepatu mereka diluar. dan mungkin beberapa dari mereka akan mengganti nya dengan sandal yang biasa dipakai ketika didalam rumah.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, " jawab mereka secara bersamaan.

" Mahen, Kirana, " sahut kyai Alif dengan cepat karena memang sengaja menunggu kedatangan kedua orang tersebut.

" Xavia? dimana dia? " batin seorang pria bertanya-tanya. tak lain adalah Gus Varo sendiri.

Semua orang di ruangan itu celingukan menatap kearah depan. mereka mencari sesosok gadis cantik yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya.

Gus Mahen yang mengerti kebingungan mereka pun memberikan respon dengan cepat.

" Ziya tidak ikut bersama kami "

" Apa maksud mu Mahen? " tanya kyai Alif dengan keterkejutannya yang belum hilang.

" Ghifari membawa Ziya pulang ke Jakarta, " jawab Gus Mahen dengan menampakkan muka sedikit sedih karena mulai berbicara mengenai putri sulungnya.

" Bagaimana bisa? " tanya kyai Alif penasaran.

" Ziya trauma. ia tidak ingin menginjakkan kaki di pesantren lagi, " jelas Gus Mahen.

Mereka semua terkejut dengan jawaban yang dilontarkan oleh Gus Mahen. memang benar jika mereka sudah mengetahui mengenai trauma yang dimiliki oleh gadis itu. tapi hanya sebatas trauma masa lalunya. ternyata karena kejadian itu, gadis bermarga Alber itu memiliki trauma baru dan tidak mau lagi menginjakkan kaki di nama nya pesantren.

" Ya Rabb, kenapa menjadi seperti ini, " lirih Gus Varo didalam batinnya.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continuă lectura

O să-ți placă și

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ] De bubu

Ficțiune generală

694K 27.4K 46
Romantic - spiritual : [BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Menikah muda bukan lah wish list yang ada dalam daftar impian Zara. Me...
196K 12.6K 52
PLAGIAT JANGAN MENDEKAT, ALLAH LIHAT LOH!! FOLLOW NYA JANGAN LUPA UKHTY!! -Ketika senyummu menjadi candu ku Di jodohkan dengan dokter muda tidak ad...
87.9K 7K 28
ini cerita pertama maaf kalo jelek atau ngga nyambung SELAMAT MEMBACA SAYANG(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
HAPPIER Woongri De bbebe

Ficțiune adolescenți

21.3K 2.9K 32
Lika liku Ricky dalam berusaha melupakan jiwoong