KKN 110

By Elsabet09

113K 10.9K 4.2K

Sebenernya KKN itu apa sih? Kuliah Kerja Nyata? Kenalan Ketemuan Ngilang? Kisah Kasih Nyata? atau Kejebak Ken... More

0.0 UDARA⭐
1.1 Pengumuman
1.2 Kesan Pertama
1.3 Survei
1.4 KKN, is begin?
1.5 Kekuatan Doa
1.6 Hari Pertama Kerja
1.7 Traktiran Januar
1.8 Kedatangan Tamu
1.9 Cerita Malam
2.1 Free Day
2.1.1 Asing
2.2 Hari Sendu
2.2.1 Haidar dan Dhisti
2.3 FGD
2.4 Dejavu
2.4.1 Agenda Malam
2.5 Rukun Tetangga
2.6 Nervous
2.6.1 Sosialisasi
2.6.2 Who dis?
2.7 Hari Raya
2.8 TTS
2.9 Accident
2.9.1 Girls Talk
2.9.2 Rapat
3.0 Posbindu
3.1 Guest Star
3.1.1 Cilok or Cinlok
3.2 Sakit
3.3 Minggu Kerja
3.4 Ada apa?
3.4.1 Makan Siang
3.4.2 The Truth Untold
3.5 Invisible
3.6 Yang Tak Terucap
3.7 Calon Mantu
3.8 Pasar Malam
3.9 K-Fest
4.0 Sepenggal Cerita Hari Ini
4.1 Diskusi & KRS
4.2 Grocery Shopping

2.0 Posyandu

2.4K 270 132
By Elsabet09

Haechan ganteng banget ya Allah :(((((

****
Happy reading & sorry for typo.
****

We are reading, We are reading
You are drawing, You are drawing
What are you doing now
What are you doing now
I'm playing
I'm playing

She is cooking, She is cooking
He is eating, he is eating
What are you doing right now
What are you doing right now
I'm singing
I'm singing

Gerakan tangan dan kaki mengiringi nyanyian Lita dan Raihan diikuti oleh murid-murid kelas 4. Mereka menyanyikan lagu 'We are drawing' yang memakai nada lagu 'Are you sleeping' (tone Kpop : reff lagu Young, Dumb, Stupid - NMIXX, tone Jawa : ayo ngi*sing) kalian pasti familiar sih sama nada lagunya. Cek aja di mulmed.

Lagu tersebut juga masuk dalam pelajaran bahasa inggris kurikulum merdeka.

Iya Raihan ikut ke sekolah untuk mengajar hari ini dengan tujuan simbiosis mutualisme. Semalam Raihan meminta Lita untuk menemaninya ke rumah RT 15 & 16 guna membicarakan program individualnya lebih lanjut.

Sebagai gantinya Lita meminta Raihan untuk menjadi partner mengajarnya hari ini. Karena hari ini dia cuma mengajar sampai jam 9. Jadi sekalian setelah selesai mengajar bisa langsung berangkat. Sama-sama diuntungkan kan?

"Good job, class!" ucap Lita setelah menyelesaikan lagu yang dinyanyikan.

"Well everybody, let's stop here. Kalian boleh istirahat." sambungnya.

Semua anak muridnya serempak menyerukan kata "yeayy" karena akhirnya mereka bisa istirahat juga.

"Wassalamu'alaikum warrahamtullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumsalam warrahamtullahi wabarakatuh."

"Stand up, please!
Say greeting to our teacher, good morning miss!" ucap ketua kelas.

Itu adalah salah satu sapaan yang di ajarkan Lita pada anak muridnya disetiap akhir kelas. Di awal kelas pun mereka juga harus memberikan salam pembuka.

"Kalian mau pulang?" tanya Naura saat dia juga baru keluar kelas.

"Mau ke RT 15, Nau. Bahas soal proker gue." jawab Raihan.

"Oh, hati-hati ya. Aku sama Samuel ada rapat sama guru, jadi kalau pulang lebih dari biasanya bilangin temen-temen ya." ucap Naura memberi pesan.

"Oke, Nau." Naura meninggalkan dua biji kecambah itu untuk pergi ke ruang guru.

"Haus nih, beli es kelapa dulu kuy?" ajak Lita setelah keluar kelas. Kebetulan di dekat sekolahan ada penjual es kelapa.

Lita pernah membeli juga disana saat pertama kali pindah posko.

"Masih pagi udah minum es aja. Ketahuan Gauri kena omel lo!" Gauri memang anggota paling strict soal kesehatan, apalagi teman-temannya itu kalau makan suka enggak diatur dan sembarangan. Maklum anak KesMes.

"Ya asal lo enggak cepu dia enggak bakal tau. Ayolah, gue traktir." ajaknya seraya menarik tangan Raihan.

"Cieee, miss sama mister pacaran cieeee pake pegangan tangan. swiittswittt" sorakan tersebut berasal dari anak-anak murid nya yang lagi jajan di depan sekolah.

Ternyata aksi tarik menarik itu disaksikan oleh murid-muridnya, aduh Lita jadi malu sendiri.

"Eh enggak, ibu sama bapak kan temen." kilah Lita sembari melepaskan tangan Raihan yang tadi ia tarik.

"Emang kalo temen boleh ya bu pegang-pegang begitu, kan bukan muhrim?" tanya Riki polos. Dia jadi salah satu murid yang ikut menyoraki kejadian tadi.

Lita jadi kikuk sendiri mendengar ucapan Riki.

"Jajannya udah pada selesai belum? Cepet masuk gih, bentar lagi bel masuk." ucap Raihan lembut dengan tujuan mengalihkan pembicaraan. Dan terbukti para murid itu langsung berlarian memasuki area sekolah lagi.

Raihan tuh soft banget kalau sama anak kecil, terbukti tadi waktu ngajar pun dia selalu senyum, ketawa dan becanda. Aura Raihan kaya maung dan debt collector mau nagih utang tidak ada sama sekali. Malah tadi jatuhnya dia kaya bayi yang gemesin, kata Lita bahasa koreanya 'KiyoWoK'.

Lita saja dari tadi mencoba menahan diri buat tidak mencubit pipi Raihan, takutnya aura maungnya keluar lagi malah nakutin para muridnya kan bahaya.

Lita menghembuskan nafasnya lega setelah anak-anak muridnya kabur begitu aja, "Huffftt, merasa berdosa gue."

"Dah yuk." Kini giliran Lita yang dibuat terkejut karena tiba-tiba Raihan menarik tangannya, kaya mau nyebrang aja, batin Lita berucap.

Tapi ada rasa dugeun-dugeunnya dikit sih, dikitttt banget kok.

Setelah selesai membeli es kelapa mereka melanjutkan rencana mereka untuk mengunjungi rumah pak RT 15 & 16.

"Jadi begini mas, warga bisanya malam minggu abis maghrib untuk ikut sosialisasinya. Soalnya banyak yang kerja sampe sore. Kebetulan saya semalam juga sudah berkoordinasi dengan ketua RT 16 dan warga mereka juga bisanya malam." ucap pak RT 15.

Jadi rencananya Raihan akan mengadakan Sosialisasi tentang bank sampah sebelum mengajarkan praktik langsungnya. Dan sebelumnya dia dan ketua RT 15 & 16 membuat rencana bahwa sosialisasinya akan diadakan hari Sabtu siang dan praktik langsungnya hari Senin sore.

Kan untuk mengadakan acara bank sampah warga harus mengumpulkan sampah rumah tangga yang bisa mereka konversikan menjadi uang dan itu butuh waktu. Kalau praktiknya hari minggu takutnya kecepetan.

Raihan sendiri sudah mengatur kerja sama dengan Bank Sampah terdekat untuk dukuh Sukamulya, dan mungkin siapa tahu kegiatan ini bisa merambah ke dukuh-dukuh yang lain nantinya.

Tapi memang untuk sekarang kelompok 110 memprioritaskan proker ini untuk dukuh Sukamulya, supaya setiap dukuh mendapat jatah program kerja dari kelompok mereka. Adil juga kan kalau semua RT yang mereka ampu mendapatkan hak mereka. Jadi program kerja mereka tersalur dengan merata.

"Gimana dong, Lit? Malam minggu kan prokernya Haidar juga?" bisik Raihan pada Lita yang ada di sebelahnya. Padahal biasanya bisa cepet tanggap kalau urusan begini, kenapa dia mendadak bego ya?

"Ya mau gimana lagi? Ya entar kita bagi tim aja, sebagian di proker Haidar, sebagian di proker lu." usul Lita dan diangguki oleh Raihan.

"Baik pak kalau begitu, saya akan membicarakan ini dengan rekan-rekan saya. Tapi kalau boleh tau, nanti kita sosialisasinya dimana ya pak?"

"Kalau tempatnya sudah kami siapkan mas, ada di RT 16. Itu aula yang biasa buat acara luas kok."

"Baik kalau begitu pak, saya percayakan kepada bapak. Kalau begitu kami pamit dulu ya pak, terimakasih atas waktunya." pamit Raihan sembari menyalami pak RT 15 dan diikuti oleh Lita.

"Iya mas, hati-hati."

"Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Raihan segera mengendarai motor beatnya untuk kembali ke posko.

***

Beralih pada mahasiswa yang bertugas di kelurahan yaitu Kirana dan Yeshika tadinya, namun sekarang nambah Nadhif dan Januar. Januar hari ini tidak ada jadwal mengajar, jadi nganggur di posko.

Ternyata di kelurahan lagi ada acara posyandu balita dan lansia. Makanya tadi Kirana meminta bala bantuan kepada anak-anak yang di posko karena mereka pastinya akan sedikit kewalahan nantinya kalau hanya berdua + ibu-ibu PKK yang hanya 3 orang itu.

Sebetulnya tadi Nadhif dan Januar juga ikut di acara posyandu balita dan lansia di RT 14 dekat poskonya bersama Dhisti, Gauri, Aji, dan Haidar. Namun karena Kirana meminta bantuan akhirnya mereka membagi tugas, dan jadinya Nadhif dan Januar ikut yang di kelurahan.

"Adiknya namanya siapa ini, gemas sekali" tanya Kirana. Di depannya ada ibu-ibu muda yang menggendong anak bayinya yang terlihat menggemaskan. Kebetulan dia mendapat tugas mencatat nama-nama balita yang akan di timbang, kaya daftar hadir gitu. Disampingnya juga ada ibu-ibu PKK yang bertugas menulis perkembangan berat badan si balita di buku yang khusus mencatat perkembangan balita itu sendiri.

"Muhammad Athaya Ghiffari."

"Umur berapa bu?"

"5 bulan mbak." Kirana mencatatnya dengan baik.

Yeshika kebagian tugas untuk membantu menimbang dan mengukur tinggi badan. Lalu Nadhif menjalankan tugasnya yaitu sie dokumentasi. Dan Januar sendiri kebagian tugas membagikan snack yang biasa dibagikan saat di posyandu.

Setelah posyandu balita selesai kini berlanjut posyandu lansia. Ternyata lebih banyak lansia nya daripada balita.

Ngomong-ngomong yang di kelurahan itu ternyata posyandu untuk RT 1-5 dimana itu harusnya wilayah jangkauan KKN 109.  Namun karena yang bekerja di kelurahan hanya kelompok KKN 110 saja jadi yang ikut membantu ya KKN 110.

Tidak papa juga sih biar KKN 110 lebih dikenal di seluruh desa Sukasitu.

"Pelan-pelan, Kek." ucap Nadhif seraya menuntun kakek-kakek yang akan mengikuti posyandu lansia untuk di periksa tekanan darahnya oleh Yeshika.

"Matur suwun, Le."

"Sama-sama, Kek."

"Tangannya jangan kaku ya Kek, rileks aja." pinta Yeshika sekaligus memberi arahan.

"130/90 ya Kek tekanan darahnya, silahkan berdiri saya akan lihat timbangannya." ucap Yeshika, sedangkan Kirana langsung menulis hasil yang dikatakan Yeshika.

Semakin siang semakin banyak lansia yang datang untuk ikut periksa rutin. Di dominasi kakek-kakek yang kebanyakan diantar oleh anak ataupun cucunya, tapi malah ditinggal pulang begitu saja.

Nadhif yang merasa kasian, menawarkan untuk mengantarkan pulang. Jadi seperti ojek dia bolak-balik mengantarkan lansia.

"Cah KKN podo apik tenan." ucap salah satu lansia disana.

"Iyoyo, bagus-bagus karo ayu-ayu sisan." sahut lansia lain.

"Tole cah bagus, gelem dadi mantuku ora? Aku ijeh nduwe anak wadon siji, ayu kok (Anak ganteng, mau jadi mantuku ndak? Aku masih punya anak perempuan satu, cantik kok)" tawar lansia A yang memakai baju bunga-bunga pada Nadhif yang membantu para lansia itu.

Nadhif tersenyum pepsodent, "Waduh, emang putrine ibu purun kalih kulo? (Emang putri ibu mau sama saya?)" balasnya.

"Karo putuku wae mas, anake ibu kuwi wes tuo. Putuku jeh SMA (Sama cucuku aja mas, anaknya ibu itu udah tua. Cucuku masih SMA)" sahut lansia B lainnya tak mau kalah.

Nadhif berasa kaya Reza Rahardian direbutkan jadi calon menantu idaman ibu-ibu.

"Ijeh cilik putumu. Putuku wes kuliah, karo putuku wae mas (Masih kecil cucumu. Cucuku udah kuliah. Sama cucuku aja mas)" ucap lansia C tak mau kalah menawarkan.

"Lah Sumi ki pie? Putumu kan lanang. Mosok arek digatukne karo mase iki, malah adu banteng mengko (Lah Sumi ini gimana? Cucumu kan cowok. Masak mau dipasangkan sama mas ini, malah adu banteng nanti)" celetuk lansia B. Waduh, diluar nulur sekali. Nadhif jadi merinding.

"Weh iyo, lali aku. Yowes ojo karo putuku. Karo aku wae pie mas? Aku rondo kok (Oh iya, lupa aku. Yaudah jangan sama cucuku. Sama aku aja gimana mas? Aku janda kok)" Nadhif melotot mendengar ucapan lansia itu. Tak habis fikri sekali.

Iya sih tau dia tampan, tapi dia masih normal alhamdulillah.

Kirana dan Yeshika yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak. Kasian sekali Nadhif jadi bahan rebutan para lansia itu.

Jangan-jangan Januar yang di dalam ruangan itu mengalami hal yang sama seperti Nadhif. Kirana segera bangkit melihat temannya itu.

Dan benar ternyata memang tak jauh beda, malahan yang mendekati Januar ibu-ibu muda yang tadi mengantar anaknya di posyandu balita.

"Masnya asli mana tho? Kok kayaknya bukan dari Jawa." tanya ibu A.

"Saya dari Jakarta bu." jawab Januar mencoba ramah dengan senyum matanya yang menyipit.

"Panggil Mbak aja mas, saya masih muda." pinta Ibu A. "Woo pantesan aurane wong kuto banget. Bagus, putih, sipit." lanjutnya.

"Eling, Sur. We wes nduwe bojo. Ojo menel." peringat ibu B yang sedang menggendong anaknya sambil nyusu itu.

Astagfirullah mata Januar sudah tidak suci lagi mamah🌚

Januar rasanya ingin pergi dari sana tapi tidak tahu pamitnya gimana. Mana samping kanan kiri depan belakang ada ibu-ibu yang mengerubungi duduknya.

"Lha nopo to? aku kan mung takon."

"Wes ndue pacar durung mas?" tanya ibu C.

Belum sempat menjawab Kirana sudah menghampirinya, "permisi, saya izin bawa temen saya ya buibu. Ada yang harus dibantu di luar. Mari." Kirana menarik tangan Januar untuk membawanya keluar aula balai desa atau kelurahan itu. Dan Januar menurut sembari menganggukkan kepalanya sebagai salam pamit.

Akhirnya Januar lega, bisa keluar dari kerubungan buaya betina.

"Apa yang perlu gue bantu?" tanya Januar setelah keluar dari aula itu.

"Enggak ada." jawab Kirana singkat.

Januar mengernyitkan keningnya bingung dengan jawaban Kirana.

"Tadinya gue mau ngecek lo ngapain di dalem, takutnya lo mengalami hal yang sama kaya Nadhif. Gue rasa lo tadi enggak nyaman, dan yaudah gue lakuin ini." lanjut Kirana menjawab kebingungan Januar.

"Emang Nadhif kenapa?"

"Tuh direbutin nenek-nenek." Kirana menunjukan pandangannya pada Nadhif. "Tapi lebih mending sih dia bisa nanggepin omongan nenek-nenek itu. Lah lu tadi ngapain cuma senyam senyum doang? Harusnya kalo enggak nyaman langsung pergi aja. Malah makin menjadi kan itu ibu-ibu."

"Gue enggak enak aja. Tapi thanks udah bantuin gue." ucap Januar tulus dengan senyumnya.

Baru kali ini dia melihat Januar tersenyum seperti itu. Biasanya mukanya cuek dan datar, dan menurutnya Januar terlihat tampan dengan senyum matanya itu. Ya walaupun biasanya dia sudah tampan, tapi kalo tambah senyum tampannya bertambah 1000x lipat

"My pleasure." jawab Kirana dengan senyumnya juga.

***

Sementara itu di posyandu RT 14 tidak seramai posyandu di kelurahan, karena hanya meliputi dua RT saja, 13 & 14. Tepatnya di rumah pak RT 14 alias pak Kadir Posyandu Kenanga di adakan. Begitulah nama posyandu nya.

"Adiknya lucu banget, boleh saya gendong enggak bu, bayinya?" tanya Dhisti pada ibu-ibu yang menggendong bayi berusia 7 bulan itu. Dia terlampau gemas dengan bayi perempuan di gendongan ibu-ibu itu.

"Boleh mbak," jawab ibu itu seraya menyerahkan bayinya untuk digendong Dhisti.

"Namanya siapa bu?" tanya Haidar ikut mendekat. Dia tadi bertugas membantu mengukur tinggi badan anak-anak balita disana.

"Shaila mas."

"Halo Shaila, ini kakak Dhisti. Cantik banget sih kamu." Dhisti menimang-nimang bayi yang baru bisa mengeluarkan suara erangan khas bayi.

"Chindo banget mukanya." kata Haidar sembari memperhatikan bayi itu.

"Saya dulu waktu hamil suka nonton drakor mas, jadi saya berdoa supaya anak saya mirip oppa-oppa korea, hehehe. Alhamdulillah terkabul" sahut ibu dari bayi itu.

"Emang ngefek ya begitu?" bisik Haidar pelan.

"Tau dah, gue kan belum pernah hamil." balas Dhisti.

"Wahhh udah cocok mbak Dhisti jadi ibu. Pinter banget ngemong kayaknya" ucap bu Aya yang baru muncul dari dalam rumahnya.

"Iyaya, padahal anak saya rewelan kalo sama orang baru, tapi tadi langsung mau aja digendong mbaknya, mana ketawa-tawa juga." sahut ibu bayi.

Gauri yang tadi sibuk mengukur tensi lansia mengalihkan perhatiannya kepada Dhisti yang berjarak 7 meter dari depannya.

Di posyandu itu lansia balita campur jadi satu jamnya. Kalau di kelurahan kan balita dulu baru lansia.

"Setuju bu. Haidar yang jadi suaminya." sahut Gauri yang langsung mendapatkan tatapan maut dari Haidar dan Dhisti.

Aji yang bertugas jadi sie dokumentasi menggantikan Gauri juga tak lepas mengabadikan moment itu.

"Cocok lu berdua" celetuk Aji.

Bu Aya dan beberapa ibu-ibu disana juga mengangguk setuju.

Dhisti yang tadinya sibuk menimang-nimang dan Haidar yang sibuk menoel-noel pipi bayi itu lantas menghentikan aksinya.

Sedangkan Haidar hanya mengumamkan kata 'anjing lu' pada Aji dan Gauri secara komat kamit.

"Bu Aya bisa aja. Saya belum sejago itu bu, masih harus banyak belajar lagi. Lagian saya masih terlalu muda buat jadi ibu" kilah Dhisti dengan senyum paksanya.

"Sekarang kan udah banyak mbak anak muda yang nikah muda jadi ibu-ibu muda juga, tenang aja nanti kalo udah punya anak sendiri bisa sambil belajar juga. Dulu saya juga begitu kok mbak, pas baru punya anak apa-apa belum bisa, tapi dari situ saya belajar sendiri juga" sahut ibu-ibu PKK yang tadi bertugas menimbang.

"Ibu-ibu zaman kita sama mereka udah beda, anak muda sekarang masih pada pengen belajar, kerja terus sukses. Baru mikir nikah dan punya anak. Ndak kaya kita dulu, abis lulus sekolah malah nikah, dan orang tua ndak mampu secara materi malah anaknya yang dinikahkan. Sekarang zaman sudah berubah buibu, perjalanan yang ingin mereka capai masih panjang." ucap bu Bidan disana. Ibu-ibu yang disana juga mendengar dengan seksama.

Haidar mengangguk sangat setuju dengan apa yang dikatakan bu bidan, "Nah betul ibu-ibu, baik saya maupun rekan-rekan saya masih ingin menikmati masa muda saya, perjalanan untuk berumah tangga juga masih jauh. Kita masih butuh belajar banyak. Apalagi soal parenting itu bukan hal yang sepele lho ibu-ibu. Kalau kita enggak tau ilmunya dan asal-asalan dalam mengurus anak dan keluarga apa enggak amburadul itu nanti keluarganya? Kasian nanti yang jadi korban anaknya juga. Jadi kalaupun ingin berumah tangga dan punya anak sebisa mungkin kita juga sudah ada kesiapan mental, psikis, fisik maupun materil untuk menghindari hal-hal yang sekiranya akan merusak keharmonisan keluarga. Nanti kan kasian, anak juga akhirnya yang menjadi korban." ujarnya tiba-tiba memberi kuliah pada ibu-ibu di posyandu.

"Wah saya suka pemikiran masnya, dewasa sekali. Bener apa kata masnya ini." puji bu bidan itu.

Semuanya yang disana nampak diam setelah mendengarkan penuturan Haidar. Memang benar menikah dan punya anak itu perkara simpel yang dapat dijalani seseorang. Butuh banyak persiapan untuk dapat melakukan hal itu.

"Menikah dan punya anak itu tanggung jawabnya bukan satu hari dua hari, tapi panjang bahkan selamanya. Jadi kalau bisa sebelum memutuskan mengambil tanggung jawab itu kita juga harus sudah punya persiapan." tambah Aji. Dia sendiri juga tidak ada niatan nikah muda. Bahkan dulu orang tuanya menikah di usia hampir 30an, jadi sepertinya dia akan mengikuti jejak kedua orang tuanya.

"Bagus, anak muda memang harus punya pemikiran seperti itu mas. Nikah itu dan punya anak itu isinya ndak cuma enak doang, ada juga pahitnya. Jangan terburu-buru, nikmati masa muda saja dulu. Cari pengalaman yang banyak dan pacar yang banyak dulu, hahaha" sahut bapak-bapak yang tadi di periksa tensinya oleh Gauri.

"Pak Ismail ini malah ngajarin jadi ndak bener, saya adukan ke ibu Meimunah lho." canda salah satu ibu PKK.

"Silahkan, Meimunah sudah cinta mati sama saya, dan begitupun saya. Dia itu rumah terakhir saya. Dia akan selalu sama saya" So sweet sekali, Gauri jadi iri.

Kapan ya dia dipertemukan dengan cinta sejatinya sama Tuhan? Kalau Tuhan tidak bisa mempertemukannya, sharelok aja, biar Gauri nemuin sendiri.

Setelah selesai di posyandu mereka kembali ke posko jalan kaki. Dekat soalnya, hitung-hitung olahraga.

"Eh lu mau kemana?" tanya Gauri setelah melihat Haidar mengeluarkan motor milik Nadhif. Dia sama Dhisti jajan dulu tadi di rumah bu Aya. Ternyata bu Aya jualan semacam es marimbak / es teh, sosis goreng, dan siomay. Sedangkan Haidar dan Aji sudah duluan jalan pulang.

"Gue mau ke rumah pembina karang taruna RT 12."

"Sendiri?" lanjut Gauri.

"Sama gue." ucap Dhisti seraya siap menaiki jok motor yang di naiki Haidar.

"Lah gue sama siapa di posko?"

"Aji kan ada. Lagian masih siang juga. Bentar lagi anak-anak yang lain juga pada balik. Selow."

Gauri malah terlihat panik, "Eh, Dar mending lo sama Aji aja dah. Dhisti biar dirumah aja sama gue." pintanya memohon.

"Enggak bisa. Lagian kelamaan nunggu Aji, dianya aja lagi mandi. Keburu dhuhur nanti." tolak Haidar. Sekarang masih jam setengah 11 siang jadi masih keburu pikirnya untuk bertamu. Nanti sore kan ada agenda bimbel yang ditunda gara-gara kemarin ngerjain prokernya Yeshika.

"Tap-"

"Dadah, Gau. Baik-baik dirumah, jangan berantem sama Aji." pamit Dhisti setelah dengan tidak sopannya Haidar menjalankan motornya.

"Ah sial."

Gauri memutuskan untuk memasuki rumah dan memilih mendekam di kamar saja dan bertukar pesan dengan mamanya.

Gauri
Ma, lagi ngapain nich?

Mama❤️
Lg nyantai aja nich, lg nggk ada kerjaan, km lg ngpain? dh mkan blum?

Gauri
Lg nyantai aja. Blumzzz, temen Nia yg biasa masak blm pulang lg kegiatan di kelurahan.

Mama❤️
kok km gk ikut?

Gauri
Tadi Nia juga ada kegiatan sendiri ma, ini baru pulang.

Mama❤️
Owh,, ywdh smngt ya kak. Ini mama dipanggil tmen mama. dilnjut nnti yh❤️

Gauri
Ok ma❤️

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka.

"Aaaaaaaaaaa" teriak Gauri.

"KELUAR ENGGAK LO!!!"

Sang tersangka pembuka pintu langsung menutup kembali pintu itu.

"Lo mau ngapain gila? Jangan macem-macem ya mentang-mentang kita berdua doang di posko" teriak Gauri heboh dari dalam kamar.

"Gue cuma mau ambil baju doang di tas astaga."

"Bohong, modus ya lo. Dasar mesum!" hardik Gauri.

"Sumpah, Gau. Gue lupa tadi enggak bawa baju ke kamar mandi. Lagian lo ngapain sih dikamar diem-diem. Gue kira lo masih belum balik sama Dhisti dan di kamar ini enggak ada orang. Makanya asal masuk aja gue." tutur Aji memberi penjelasan.

Sang tersangka yang membuka pintu kamar tadi adalah Aji yang hanya memakai handuk dililitkan di tubuh bagian bawahnya saja. Sehingga memperlihatkan otot-otot tubuh bagian atasnya termasuk perutnya yang terlihat kotak-kotak itu.

"Bohong. Gue enggak percaya!" kekeh Gauri.

"Astaga, bodoamat mau percaya apa enggak. Gue mau masuk."

"Heh lo berani masuk gue teriak lebih kenceng lagi ya!!" ancam Gauri.

Sebenarnya dia percaya sih sama Aji. Tapi dia malu saja harus melihat tubuh Aji yang errrrr🌚 bgs bgt. Apalagi abs yang tercetak diperutnya tadi amat sangat menggoyahkan iman Gauri.

"Ya terus lo biarin gue gini doang sampe nanti? Dingin anjir."

"Pake baju lo yang tadi aja napa sih?"

"Udah gue cuci. Ayolah, Gau." ucap Aji dengan nada bicara semakin lembut.

Anjingg batin Gauri berteriak. "Sebentar, sebelum gue kasih aba-aba jangan masuk dulu!"

"Oke sekarang lo boleh masuk. 1 menit aja. Ganti baju di kamar mandi aja lo!" ucap Gauri. Kini dia sudah menghadap ke tembok yang membelakangi pintu.

"Yakali gue ganti baju disini. Kesenengan lo." cibir Aji seraya mencari baju gantinya.

"Brisik. Cepetan!"

"Bawel lu." Setelah menemukan bajunya Aji segera keluar dari kamar itu dan kembali ke kamar mandi.

"Hufttt, emang brengsek si Aji. Bikin ketar-ketir aja." ucap Gauri seraya mengelus dadanya dimana dari tadi jantungnya berdetak dengan tidak selow.

***

"Sam aku tadi udah bilang ke Lita sama Raihan kalo kita ada rapat dan pulangnya mungkin enggak kaya biasanya." ucap Naura saat Samuel dan dia hendak menuju ruang rapat guru.

"Oke, thanks." balas Samuel. "Eh, Nau nanti sepulang rapat beli pentol cibuk yang di alun-alun itu yuk."

Naura menampilkan wajah bingung, "Hah? Tumben banget? Orang galau lagi ngidam ya?" ledek Naura.

"Iya nih, anterin yaya??" bujuk Samuel dengan muka memelas.

Naura dibuat tertawa dengan tingkah Samuel yang kelihatan seperti kelinci sedang meminta wortel pada majikannya saat membujuknya, "Iyaiya. Lagian aku kan nebeng kamu. Tinggal duduk manis aja kan di jok belakang. Alias ngikut pak sopir aja."

"Oke sip entar gue traktir." kata Samuel dengan senang.

"Iya makasih, yuk udah ditunggu di ruang rapat."

***

Gauri yang selesai mengambil air minum di dapur dikejutkan dengan kehadiran Aji yang sepertinya hendak mengambil air minum juga. Aji juga tak kalah kagetnya dengan keberadaan Gauri.

Situasi yang terjadi sebelumnya sudah canggung kini semakin canggung.

Aji mau balik badan juga percuma karena Gauri juga sudah melihatnya.

"Gau, tunggu dulu." ucap Aji seraya menahan tangan Gauri yang hendak pergi dari hadapannya.

"Apasih pegang-pegang! Lepasin!" titah Gauri.

Namun Aji tak mengindahkan perintahnya.

"Bisa enggak lo bersikap kaya orang normal biasa?" tanya Aji.

Gauri membulatkan matanya, 'lah terus maksud lo gue selama ini enggak normal gitu?' batinnya hendak berucap namun Aji melanjutkan perkataannya.

"Anak-anak pada curiga. Lo seolah bersikap antipati dan canggung sama gue. Selama ini mereka merhatiin kita."

Saat Gauri hendak membalas perkataan Aji, lagi-lagi Aji masih melanjutkan perkataanya.

"Kita udah sama-sama dewasa Gau, bukan anak SMP atau SMA lagi. Gue harap lo lebih bisa menempatkan diri entah di hadapan anak-anak ataupun di depan gue." pintanya pada Gauri.

Gauri yang akan membalas perkataan Aji lagi-lagi terinterupsi dengan suara orang dari luar posko mereka.

"Assalamu'alaikum everybody. Nana in the house nihhhhh."

Ternyata itu teman-teman mereka yang baru pulang dari kelurahan.

Gauri segera melepaskan tangan Aji yang daritadi masih menahan lengannya. Dan berlalu keluar menyambut teman-temannya. Dan meninggalkan Aji yang masih setia ditempatnya berdiri tadi.

"Eh udah pada pulang. Bawa apa tuh?" tanyanya seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Nih beb, gue bawain snack tadi di kasih ibu PKK dari posyandu. Perhatian kan gue." tutur Nadhif menunjukkan beberapa plastik berisi snack sisa tadi di posyandu. Mereka sekarang lagi pada duduk di ruang tamu.

"Widihh, makasih. Tau aja gue laper."

"Tadi disana emang enggak dapet jatah lu Gau?" tanya Kirana.

"Dapet sih, tapi cuma biskuit sama pisang."

"Tuh kan, makanya gue bawa pulang ini buat lo." ucap Nadhif dengan senyumnya.

"Tau enggak sih, Gau. Nadhif tadi jadi rebutan nenek-nenek." cicit Yeshika memulai obrolan.

Dan setelah itu keempat mahasiswa itu mulai mengobrol diiringi tawa karena menceritakan kejadian tadi di posyandu.

Januar yang hendak ke kamar mandi memergoki Aji yang masih terbengong di dekat dapur, "ngapain, Ji?"

Seakan tersadar akan lamunannya, Aji berakting seolah tak terjadi apa-apa, "enggak kok. Tadi abis minum aja. Gue ke depan dulu" jawabnya.

Januar menampilkan raut wajah tak mengerti, 'aneh' batinnya. Tapi setelah itu dia melanjutkan rencananya untuk ke kamar mandi.

***

Menurut kalian, sejauh part ini, cerita nya ngebosenin enggak? Review jujur dong

Continue Reading

You'll Also Like

Rumah Cair By Jani

General Fiction

4K 1.9K 16
Segala yang terindra adalah cair. Dan waktu ikut mengalir di dalamnya. Entah ke hulu mana yang dituju, entah di tepian mana kelak bertemu. Tapi sejat...
4M 311K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
CROSSROAD By Nish

Fanfiction

760 108 20
(On-going/slow update) Local Fanfiction Cast : Hoshyer & Eungyu Romance | Love Triangle | Teen-age CROSSROAD Tentang mereka berempat yang dihadapka...
8.1K 1K 45
[ completed + extra ] 5 sekawan dan segala drama yang dateng ke idup mereka. Ada si Cewek Femes yang paling suka bikin baper anak orang tapi benci di...