Dipagi hari, dikota Toronto, Kanada. Terdapat gadis berusia 18 tahun sedang bersiap-siap untuk kuliah di Universitas Toronto.
"Ashley... apa kau sudah siap?" Isabela, sahabat Ashley dari sekolah menengah pertama.
Ashley keluar dari rumah dengan keadaan sudah rapi. "Aku sudah siap, ayo pergi."
Selama diperjalanan Ashley dan Isabela sibuk berbincang dan sedikit bercanda. Singkat waktu, Ashley dan Isabela sampai di kampus dan berpisah untuk ke kelas masing-masing. Ashley menuju ke kelas bertepatan sebentar lagi dosen akan memasuki kelas.
Selama perjalanan semua berjalan dengan baik hingga Ashley dan Isabela pulang dari kampus.
Di perjalanan pulang, terjadi perampokan di bank umum Kanada. Ashley yang melihat salah satu perampok berhasil kabur dari kejaran polisi berlari untuk mengejrnya hingga ke gang yang sepi.
Perampok itu berbalik dan mengarahkan pisau ke Ashley dan menyerangnya. Ashley yang memiliki reflek bagus, menghindar serangan perampok itu dan memukul tenguknya hingga pingsan.
Ashley segera mengambil ponselnya dan menelfon polisi dan mengatakan alamatnya. Polisi dengan cepat datang ke lokasi yang di katakan Ashley dengan Isabela yang menerima pesan singkat dari Ashley.
Perampok itu dibawa ke kantor polisi untuk di periksa lebih lanjut. Isabela dengan panik menghampiri Ashley dan menanyakan banyak hal, Ashley hanya bisa tersenyum dan menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Isabela
Ashley berusaha menenangkan Isabela dan mengajaknya untuk segera pulang. Isabela mengangguk dan pulang bersama Ashley setelah Ashley berbincang dengan polisi.
Jam 21:56, Ashley sedang duduk di meja belajarnya sambil mengerjakan tugas kuliah. Ashley berhenti fokus dari labtopnya dan mengingat kembali dengan kejadian tadi sore dan menyadari suatu hal.
"Bagaimana para perampok itu memiliki senjata berbahan kimia berbahaya itu? Aku tidak habis fikir, dengan teganya mereka menggunakan Tetrotoxin kepada orang-orang yang tidak bersalah."
Ashley kembali melanjutkan tugas kuliahnya dan memikirkan kembali tentang kejadian itu di lain waktu.
------------------------------------------------‐--
Keesokan harinya. Sudah menjadi hal yang biasa Isabela datang ke rumah Ashley untuk berangkat kuliah bersama. Tapi kali ini Isabela tidak datang untuk mengajaknya pergi bersama.
"Hmm... tumben Isabela tidak datang untuk mengajakku pergi bersama. Apa terjadi sesuatu dengannya?"
Ashley menyingkirkan pikiran negatif itu dan berharap Isabela sudah ada di depan kampus dan menunggunya datang.
Setibanya di kampus, Ashley melihat Isabela akan masuk di gerbang. Ashley mempercepat langkahnya dan menemui Isabela. Ashley meminta alasan Isabela tidak datang tadi pagi.
Isabela sedang berusaha mencari alasan dan mengatakannya kepada Ashley dengan gugup. Ashley yang merasa ada yang aneh dengan Isabela terlihat dibuat-buat pun mulai curiga. Ashley hanya menghelah nafas dan meminta Isabela untuk melupakan itu dan masuk karena sebentar lagi jam masuk.
Jam 12:27. Ashley dan Isabela sedang berada di cafetaria dan menikmati makan siang bersama sambil berbincang.
Ditengah perbincangan, perhatian Ashley teralihkan dengan siaran berita yang tayang di tv yang memberitakan penjualan kimia berbahaya ilegal. Sedangkan pelaku yang menjual kimia ilegal itu masih dicari.
Isabela berhenti berbincang dan ikut menatap apa yang dilihat oleh Ashley. Terlihat di berita tersebut memperlihatkan jenis kimia yang sama dengan para perampok gunakan saat mencuri bank kemarin.
"Tetrodotoxin? Bukankah itu sangat berbahaya ya?" Ashley hanya mengangguk dan menatap dengan serius berita itu. Sedangkan Isabela kembali menikmati makan siangnya.
Jam pulang pun tiba, kali ini Ashley pulang sendiri karena Isabela memiliki kesibukan lain dan harus segera pulang lebih awal.
Setibanya di rumah, Ashley segera membuka labtopnya dan sibuk mencari sesuatu. Ashley sibuk melacak seseorang yang tidak lain adalah Isabela. Mengingat tingkah lakunya yang aneh sejak pagi membuat pikiran negatif Ashley kian membanyak.
Ashley masih terus fokus ke layar labtopnya hingga pelacak itu berhenti di area terpencil. Ashley memindahkan pelacak itu ke hpnya dan menutup labtobnya dan bersiap-siap dengan pakaian serba hitam dan menutup wajahnya dengan master hitam.
Ashley menuju titik dimana Isabela berhenti dengan cara mengendap-endap, berjaga-jaga jika ada penjaga yang berada di sekitar area tersebut. Ashley menemukan gedung kosong dan memasukinya secara diam-diam.
Didalam gedung kosong itu, terdapat Isabela dengan beberapa orang lainnya sedang berbincang tentang suatu hal. Ashley berusaha untuk mendengar apa yang mereka perbincangankan tapi hal itu membuat Ashley hampir ketahuan dan memilih untuk pergi dari tempat itu.
Ashley kembali kerumahnya dengan perasaan terkejut dan kecewa kepada sahabatnya. Ashley terus berfikir dan mempertanyakan alasan mengapa Isabela tega melakukan tindakan kriminal seperti itu.
Setelah beberapa saat, Ashley mulai tenang dan pergi untuk membersihkan diri dan tidur karena lelah dengan kejadian hari ini.
Beberapa hari berlalu, di hari-hari sebelumnya Ashley tidak ada jadwal kuliah jadi memiliki waktu untuk istirahat setelah kejadian waktu itu. Hari ini Ashley kembali kuliah dan bertemu dengan Isabela.
Ashley bertemu dengan Isabela dan berekspresi seperti biasanya agar tidak ketahuan. Hari-hari mereka berjalan seperti biasanya. Isabela sama sekali tidak menyadari apapun dan mengira Ashley tidak mengetahui kejadian waktu itu.
Sepulang Ashley dari kuliah, Ashley segera ke ruangan bawah tanah setelah mengganti pakaian dan mandi. Ashley membuat alat berupa kamera kecil yang berbentuk nyamuk dan lalat.
Alat itu dapat di kendalikan dengan jarak tertentu sejauh 100 km. Jarak yang cukup jauh untuk memata-matai orang. Ashley menyembunyikan kedua alat itu di masing-masing jam digital miliknya yang dibuat sendiri oleh Ashley.
Ashley dikenal sebagai mahasiswi jenius di Universitas Toronto dengan IQ di atas rata-rata dengan jumlah IQ 220 dan selalu mendapatkan peringkat pertama di hampir semua mata pelajalan.
Tidak hanya unggul di bidang pendidikan, Ashley juga berbakat di bidang lainnya yaitu bela diri, merakit alat teknologi canggih, mendesain pakaian, dan drama. Itu juga menjadi alasan mengapa Ashley bisa selamat dari Isabela dan berhasil menipunya karena bakat yang Ashley kembangkan.
Sudah banyak teknologi canggih yang di ciptakan oleh Ashley dan di sembunyikan dari Isabela beserta pemerintah demi menjaga teknologinya tidak disalah gunakan oleh berbagai pihak.
Ashley membuat pakaian yang menyatu dengan dengan kegelapan dan menciptakan beberapa alat teknologi canggih beserta beberapa senjata yqng mudah di bawa kemana-mana. Ashley menguatkan tepatnya untuk melawan sahabatnya sendiri demi kedamaian.
Hari demi hari berlalu, penjualan teknologi itu terus melesat. Ashley memutuskan turun tangan dan ikut dalam masalah ini secara diam-diam. Disaat itu juga, Ashley dikenal sebagai pahlawan dan tidak sedikit orang yang penasaran dengan identitas aslinya dari pahlawan mereka dan mereka memanggilnya The Shadow.
Isabela yang rencananya terus gagal karena The Shadow pun sangat kesal dan mulai mengubah rencananya. Sedangkan Ashley masih memantau pergerakan Isabela secara diam-diam.
Hari berikutnya, Ashley dan Isabela bertemu di gerbang kampus. Hubungan mereka masih baik-baik saja, asalkan selama Isabela tidak menyadari bahwa Ashley adalah The Shadow.
Hubungan mereka masih sama saja, bersahabat dan melakukan kegiatan yang sama. Membaca buku, makan bersama di cafetaria dan menghabiskan waktu bersama di luar kampus.
---------------------------------------------------
Jam 19:49 tanggal 16 Juni 2024. Ashley sedang mengejar bawahan Isabela, saat para bawahan Isabela berhenti di reruntuhan gedung dan jauh dari keramaian. Ashley mengambil tempat yang tepat untuk bersembunyi dan menjatuhkan satu persatu bawahan Isabela.
Setelah menjatuhkan satu persatu bawahan Isabela. Ashley segera menelfon polisi dan mengubah suaranya agat tidak ketahuan dan terus menjaga penyamarannya.
Tidak lama setelah Ashley menelfon polisi, tiba-tiba Ashley diserang dari belakang. Beruntung Ashley segera menghindar dan mengalami luka sayatan dibagikan lengannya. Ashley menoleh dan mencari siapa yang menyerangnya, Ashley menemukan sosok yang asing baginya karena wajahnya yang ditutupi topeng berwarna hitam dan bermata merah.
Ashley terus menatap sosok itu sambil menganalisis siapa dari sosok misterius yang membantu bawahan Isabela. Sedangkan sosok yang ditatap oleh Ashley melempar bom asap ke arah yang dan membuat jarak pandangan Ashley menurun
dan meningkatkan kewaspadaannya.
Sosok misterius itu mengambil kesempatan untuk membawa kabur bawahan Isabela. Akan tetapi di hadang oleh Ashley dan sosok misterius itu hanya membawa dua orang saja dan yang lainnya tidak sempat karena Ashley yang tiba-tiba muncul dan memukulnya mundur.
Setelah saat itu, sosok itu pergi di ikuti Ashley yang pergi kearah berlawanan dan memutuskan untuk tidak mengejar sosok misterius itu. Beberapa menit sebelum itu, polisi datang dan membawa bawahan Isabela untuk di introgasi.
Sesampainya di rumah, Ashley beristirahat dan mengobati luka sayatan yang berada di lengannya. Ashley membaringkan dirinya di kasur sambil berfikir tentang siapa sosok dibalik topeng itu.
Ashley memilih untuk memikirkannya diesok harinya saja karena Ashley tidak punya jadwal besok. Mengingat sosok misterius itu membuat kepalanya pening.