RETIRED PSYCHOPATH

By itzmeenad

803K 68.6K 3.2K

DI UNPUB SETELAH ENDING! Ariska Putri Maheswara. Gadis yang bodohnya melebihi seorang autis. Gadis itu terjun... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

09

21.9K 2K 48
By itzmeenad

Tandai typo✓
Happy reading~
____________________________

Drtt Drtt

"Ck" Jessie berdecak kesal saat Calvin terus saja menelfon nya.

Tanpa menjawab panggilan dari pemuda itu, Jessie beralih membuka aplikasi gojek.

Saat ini, Jessie sedang berjalan entah dimana. Yang jelas, di sepanjang ia jalan, tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Begitupun dengan manusia.

Walaupun seperti itu, bukan Jessie namanya jika ia takut.

Dia menghentikan langkahnya, lalu berjongkok di pinggir jalan sembari memesan taxi online. Tapi sudah sejak tadi, dia masih belum mendapatkan taxi. Entah karna drivernya sibuk atau karna sudah terlalu malam.

"Kejar dia!"

Jessie tersentak kaget saat mendengar teriakan kencang itu. Dia menoleh ke sampingnya dan melihat seorang pria bersetelan jas, sedang berlari kearah nya.

Jessie berdiri dari duduknya. Dia hanya menatap dalam diam, saat pria itu berlari melewatinya.

Namun sedetik kemudian, Jessie dibuat heran saat pria itu berbalik dan menghampirinya.

"Ken-

Ucapan Jessie terhenti saat pria itu beralih melepaskan jas nya lalu membuangnya asal. Dia menatap lekat Jessie hingga membuat sang empu risih.

Jessie langsung menatap was was pada pria itu yang kini mulai melepaskan kancing kemejanya.

Karna cahaya yang temaram, Jessie tidak bisa melihat wajah pria ini dengan jelas.

Dia melangkah mundur saat pria itu berjalan mendekat.

"Jangan macam macam ya om!" Sentak Jessie, namun tidak bisa menghentikan langkah pria itu.

"Saya butuh bantuan mu"

Jessie menelan ludahnya susah payah saat mendengar suara berat yang begitu candu di telinganya.

"Gak- emph!"

"Dimana dia?! Cari!"

Jessie menatap tajam pria itu yang kini sedang membekap mulutnya.

Tanpa menghiraukan Jessie yang berontak, pria itu membawanya ke dinding jalan lalu mengurungnya dengan kedua tangannya.

"LO-

"Sorry, lady"

Cup

Jessie syok.

Tubuhnya menjadi kaku begitu saja.

Gadis itu terbelalak kaget saat pria gila di depannya ini beralih mencium bibir suci nya.

Seakan tersadar dari syok nya, dengan cepat Jessie berontak. Dia memalingkan wajahnya guna melepaskan ciuman sialan ini!

Namun sayang nya dia tidak berhasil. Pria itu malah menahan tengkuknya dan memperdalam ciumannya.

Jessie murka bukan main!

Dia menatap tajam pada pria yang kini sedang menutup matanya, seakan menikmati ciuman mereka.

Jessie mengepalkan kedua tangannya saat merasakan ada sesuatu yang mencoba menerobos masuk ke dalam mulutnya.

Jika dia tidak bisa lepas, maka tidak ada cara lain lagi selain menendang masa depan pria ini.

Jessie mengangkat kakinya dan berniat menendang selangkangan pria itu menggunakan lututnya.

Namun sial nya, pria itu sadar lebih dulu. Dan sekarang, kaki Jessie sudah berada di pinggang pria tersebut.

"Ugh" ringis Jessie teredam, saat bibirnya di gigit oleh pria itu hingga tanpa sadar, dia membuka mulutnya.

Jessie reflek menutup matanya saat lidah pria itu masuk ke dalam mulutnya.

"Oh shit" umpat seorang pria, tidak sengaja melihat kedua pasangan yang sedang bercumbu di pinggir jalan. Siapa lagi jika bukan Jessie dan pria asing itu.

Dia mengalihkan pandangannya dari mereka saat teman temannya menghampirinya.

"Ketemu?" Tanya nya yang mendapatkan gelengan dari teman temannya.

"Sialan! Cari pria itu sampai ketemu!" Titah nya murka. Lalu mereka pun pergi dari sana, melewati kedua pasangan yang sepertinya masih menikmati ciuman mereka.

Tidak! Tidak!

Jessie tidak menikmatinya sama sekali!

Rasa amarahnya kian memuncak saat pria gila ini masih melanjutkan ciumannya setelah kepergian segerombolan pria tadi.

Jessie tidak bodoh.

Dia tau, pria di depannya ini adalah orang yang sedang dicari oleh mereka.

Jessie berontak, namun tidak bisa. Gerakannya dikunci oleh pria itu.

"Sial! Sial! Sial! Putus dari Calvin, malah dapet pelecehan! Bangsat!" Umpat Jessie dalam hatinya.

Dengan murka, dia menggigit bibir pria itu hingga berdarah. Perlakuannya, berhasil membuat pria tersebut melepaskan ciumannya dan meringis.

"Apa-

Plak!

Jessie tidak memberikan kesempatan pada pria itu untuk berbicara. Dia langsung menamparnya hingga membuat sang empu tertoleh ke samping dengan jejak kemerahan di pipi nya. Hal itu dapat membuktikan seberapa kuat tamparan dari Seorang Jessica Geslyn Aera.

Gadis itu mengusap bibirnya dengan kasar. Lalu menunjuk pria iu tepat di depan wajahnya dengan tatapan murka.

"Lo sakit jiwa ya?!" Bentaknya.

"Tiba tiba cium orang! Lo sakit?!"

"Ini namanya pelecehan tau gak!"

"Cowok sialan lo!"

Pria itu hanya diam dengan wajah datarnya saat gadis itu mengumpatinya.

Jessie yang kesal karna tidak mendapatkan respon, beralih menarik kerah baju pria itu dengan tatapan tajamnya.

"Jangan lo pikir lo cowok bisa buat gue takut sama lo! Bajingan kaya lo ini cocok nya dapat pukulan!"

Jessie mengangkat kepalan tangannya, berniat untuk memberikan sebuah pukulan pada wajah datar itu.

Namun belum sempat dia melayangkan pukulan, tangannya terhenti dan mengudara begitu saja saat pria itu memberikannya selembar kertas.

Jessie mengerutkan dahinya saat menyadari jika kertas tersebut adalah Cek.

"Tulis berapa pun nominalnya" ujar pria itu datar yang sukses membuat nafas Jessie kian memburu lantaran terlalu murka dengan sikap kurang ajarnya.

Dia dibayar?

Dia bukan jalang!

Pria sialan ini!

Bugh!

Bugh!

Dugh!

"Shh" pria itu hanya meringis pelan saat wajahnya mendapat 2 pukulan dan 1 tendangan di perutnya.

Dia beralih menatap tajam pada gadis di depannya ini.

Berani sekali gadis itu memukul nya.

"Lo bayar gue?" Tanya Jessie tidak habis pikir.

Kemudian merampas Cek tersebut, lalu merobeknya tepat di depan wajah pria itu.

"GUE BUKAN JALANG BRENGSEK!" Teriak Jessie murka sembari melemparkan robekan Cek tadi, ke arah wajah pria itu.

Sedangkan pria tersebut hanya diam. Dia menatap penampilan Jessie dari atas hingga bawah.

Gadis itu buka jalang?

Tapi pakaian-

"Liat apa lo hah?! Lo pikir dengan gue pake baju kaya gini, gue jalang gitu?! Otak lo dangkal amat om! Cowok bajingan lo! Ngenilai orang cuma dari penampilannya aja! Sinting ya lo?!" Sentak Jessie seakan mengerti tatapan pria itu.

"Maaf, nona. Saya tidak tau jika-

"Bullshit lo brengsek! Kalo gak tau kenapa lo langsung nyosor anjing?! Lo bolot atau dongo?! Sampe gak sadar tadi gue berontak?!"

Pria itu memejamkan matanya dengan tangan yang terkepal.

Sungguh!

Baru kali ini ada yang berani menghinanya.

"Saya benar benar minta maaf atas kesalahan ini, nona. Saya bisa memberikan apa pun yang anda mau sebagai penebus kesalahan saya" ujarnya tenang.

Percaya lah.

Itu adalah kalimat terpanjang yang ia keluarkan untuk orang asing.

Jessie tidak menjawab.

Nafas gadis itu masih memburu.

Tin tin

"Jessie!"

Kedua manusia yang masih berusaha mengendalikan emosi itupun menoleh pada sebuah mobil yang berwarna dark silver.

"Bara" gumam Jessie saat melihat orang yang mengendari mobil tersebut.

"Ayo naik" titah pemuda itu, tanpa mengalihkan tatapannya dari pria yang saat ini hanya menatapnya datar.

Jessie menatap pria itu sebentar lalu mengambil ponselnya yang sempat terjatuh di aspal.

Kemudian, gadis itu masuk ke dalam mobil Bara.

Sedangkan pria tadi hanya diam. Dia menatap rumit pada mobil yang ditumpangi oleh gadis itu. Hingga mobil tersebut berjalan, dia masih menatapnya.

Tangan kekarnya beralih ke pipi yang sempat mendapatkan tamparan. Lalu mengusapnya pelan.

Kemudian, ibu jari nya beralih menyentuh bibir nya.

Ingatannya kembali disaat dia kehilangan kendali atas dirinya setelah merasakan bibir gadis itu.

Awalnya dia terpaksa melakukan hal itu, karna sedang dikejar oleh suruhan musuh bisnisnya.

Tidak ada cara lain lagi. Dia tidak bisa terus berlari sedangkan jalan di depannya itu adalah jalan buntu.

Hingga matanya tidak sengaja menangkap keberadaan seorang perempuan yang berpakaian cukup minim.

Dia mengira itu adalah jalang. Apa lagi di sekitar jalan tersebut ada sebuah Club.

Jujur saja, ciuman itu adalah ciuman pertamanya. Tapi yang anehnya tadi, dia menjadi lihai, seakan sering melakukannya. Terlebih lagi, reaksi tubuhnya yang berlebihan saat bibirnya menyentuh bibir gadis itu.

Seringaian kecil, perlahan muncul di bibir pria tampan itu.

Entah apa yang ada di pikirannya.

"Tuan, maaf saya terlambat"

Pria itu kembali mendatarkan wajahnya saat beberapa bawahannya menghampirinya.

"Bereskan mereka" titahnya dingin, lalu pergi begitu saja.

"Baik tuan"

****

"Makasih Bar" ujar Jessie, tersenyum tipis pada Bara yang hanya menatapnya.

Kemudian, gadis itu membuka pintu mobil.

Dahinya mengerut, saat pintu tersebut tidak terbuka karna terkunci.

Dia kembali menatap Bara yang masih menatapnya lekat.

"Buka. Gue mau masuk" ujarnya, namun tidak mendapatkan jawaban dari pemuda itu.

Jessie beralih menghadap Bara sembari bersedekap dada.

"Apa mau lo?" Tanya nya yang membuat Bara tersenyum manis.

Pemuda itu membuka seatbelt nya, lalu mendekat ke arah Jessie yang kini hanya diam dengan tenang.

"Lo sebenarnya siapa Jessie?" Tanya nya pelan yang membuat Jessie menatapnya rumit.

Apa ini?

Kenapa Bara menanyakan hal itu?

Apa dia menyadari tentang transmigrasi nya?

Tapi apa mungkin?

"Gue mau peluk lo, boleh?" Tanya Bara yang membuat Jessie membuyarkan pikirannya.

"Apa?" Tanya nya guna memastikan pendengarannya tidak salah.

"I want to hug you" bisik nya yang membuat Jessie terdiam.

"Can i?" Bara menatap netra Jessie begitu lekat.

Tanpa sadar, Jessie mengangguk kaku.

Dan sedetik kemudian, tubuhnya ditarik oleh Bara ke dalam dekapannya.

Jessie membalas pelukan tersebut.

Sedangkan Bara, pemuda itu beralih mengusap kepala Jessie dengan lembut. Dia memejamkan matanya sembari mengeratkan pelukan mereka.

Membutuhkan waktu 3 menit untuk Bara melepaskan Jessie dengan terpaksa.

Mereka berdua hanya diam dan saling tatap.

Jessie tidak bisa menebak arti tatapan Bara padanya.

"Lo gak mau masuk?" Tanya pemuda itu yang menyadarkan lamunan Jessie.

"Atau mau ke hotel sama gue?" Tawar nya, tersenyum miring pada Jessie yang kini memutar bola matanya malas.

"Halu lo" ujarnya sinis yang membuat Bara terkekeh.

Pemuda itu kembali ke tempat duduknya dan menatap santai Jessie yang saat ini telah membuka pintu mobil, setelah ia membuka kuncinya.

"Don't want to kiss me, girl?" Tanya Bara yang membuat Jessie berdecih sinis.

Pemuda itu hanya terkekeh sembari menatap Jessie yang kini sudah berjalan masuk ke dalam kost nya.

Bara beralih menatap bangunan kost gadis itu.

Menurutnya, tempat ini tidak layak untuk Jessie tinggali.

Kemudian dia terdiam.

Ingatannya tertuju pada saat ia menemukan keberadaan Jessie setelah bersusah payah mencari gadis itu.

Bara jelas tau, siapa pria yang bersama dengan Jessie tadi.

"William Delano Aderion" gumam nya rumit.

Kenapa Jessie bisa bersama dengan pria berpengaruh seperti William?

Ada apa dengan mereka?

Sebenarnya apa yang ia lewatkan?

Bara mendatarkan wajahnya.

Jika pria itu sampai berani menyentuh Jessie, dia akan berhadapan dengannya.










__________________________
Bersambung...

Bara ini diam diam menghanyutkan ya ges ya wkwk

Vote and komen ny dong kakak

See you~

Continue Reading

You'll Also Like

644K 75.6K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
654K 52.2K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1.2M 54.8K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.2M 121K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...