Dark Princess (End)

By Nifah_hamid

128K 7.2K 133

Disarankan untuk membaca cerita sebelumnya. "THE SECRET OF ANAYLA" Agar bisa lebih memahami jalan ceritanya... More

Prolog
1. New generation
2. Hari pertama
3. Sama seperti kemarin
4. Achernar
5. Teka teki
6. Persahabatan
7. Drama baru
8. Babu
9. Sagara
10. Siapa 'dia'?
11. Fakta baru
12. Mikhael
13. Cemburu
14. Caper
15. Musuh lain
16. Target terkunci
17. Kalah saing
18. Persiapan
19. Ultah sekolah
20. Dugaan pengkhianat
21. Rumah hantu
22. Penghianat
23. Pacaran
24. Hah?
25. Penyusup
26. Emosi lea
27. Mansion Chavez
28. Kekesalan azeyla
29. Siswi baru
30. Toxic
31. Misi penyelamatan
32. Misi part 2
33. misi part 3
34. Di hukum
35. Musuh azeyla
36. Posisi teratas
37. Acara formal
38. Acara part 2
39. Kepergian hanna
40. Adiva
41. Balapan
42. Penyerangan
43. Kebingungan
44. Bencana
45. Nanazka
46. Aga
47. Diyah palsu
48. About hanna
49. Pick me girl
50. Kekacauan
51. Kekacauan 2
52. Seno dan dea
53. Problem Seno
54. Mencari kebenaran
55. Kecelakaan
56. Problem baru
57. Kisah baru
58. Berusaha
59. Malam yang panjang
60. Part 2
61. Terbongkar
62. Rencana licik
64. Maaf
65. Terkejoed
66. Sial beruntun
67. Leader
68. Lah??
69. Zea it's me
70. Akhiri semuanya
๐Ÿ’™END๐Ÿ’™
Extra chapter 1
Ekstra chapter 2
Sesi tanya jawab

63. rencana achernar

1.1K 72 1
By Nifah_hamid

🧡Happy Reading🧡

"Bang ael!"

Mikhael yang merasa ada yang memanggilnya pun menoleh ke belakang namun ia tak menemukan apapun.

"Bang ael!"

Sekali lagi mikhael mencari sumber suara namun ia masih tidak menemukannya.

"BANG AEL!"

Suara itu semakin jelas dan mikhael langsung menengok ke atas.

"Queeny?" lirihnya saat melihat adik kesayangannya tengah melambaikan tangan ke arahnya seraya tersenyum tipis.

"QUEEN! KAMU MAU KEMANA?" teriak mikhael.

"Aku mau pergi, tapi aku gak bisa pergi dengan tenang"

Mikhael menyerit tak paham.

"Bantu queeny!"

Mikhael meneteskan air mata saat melihat wajah teduh azeyla.

"Bantu queeny abang"

"QUEENY!!" tiba-tiba mikhael terbangun dari mimpinya dan mengagetkan keempat sahabatnya.

Keempat pemuda di sana menatap boss mereka dengan bingung. Mereka bangun begitu saja saat mikhael berteriak memanggil nama queeny.

"Boss, lo kenapa?" tanya tije.

"Queeny" gumam mikhael berusaha menormalkan napasnya.

"Lo pasti udah mulai gila" ujar alan.

Avan yang berada di sebelahnya langsung menyenggol kembarannya itu agar menjaga perkataannya di depan boss kejamnya.

Mikhael mengusap kasar wajahnya. Tepat saat ia membuka kembali matanya ia langsung melotot melihat ke arah jendela ruangan.
"I-itu"

Alan yang tadinya akan kembali tidur, membuka matanya dan menatap bingung ke arah mikhael.
"Apa lagi?"

Iqbal, avan dan tije kembali membuka mata mereka.

"I-itu" mikhael menunjuk ke arah belakang mereka.

"Apa sih?" iqbal yang bingung langsung menoleh.

"WAAAAAAAAAAAAAAAAAA" teriak iqbal. Ia langsung lari begitu saja meninggalkan keempat temannya.

Sedangkan mikhael masih diam terpaku ke arah jendela.

"Iqbal kenapa? Kayak abis liat setan aja" tije pun ikut menoleh.
"ANJENK! KABUUUR COK"

Alan dan avan saling menatap kemudian menoleh ke belakang. Keduanya langsung melotot tak percaya.

"Astagfirullahalazim" Alan mengusap dadanya agar tenang.

"Anj beneran cok lari woy LARI!" avan pun meninggalkan mereka.

Brukh
Praaaaang

Terdengar bunyi seseorang terjatuh di dalam sana serta beberapa benda kaca yang pecah.

"A-azeyla?" gumam alan.

"Tolong" ucap azeyla tanpa mengeluarkan suara.

Alan masih tidak bisa mempercayainya. Ia berbalik menatap mikhael yang saat ini juga menatapnya.

Tepat saat mereka kembali menatap jendela, sosok azeyla hilang begitu saja.

"Gue pasti udah gila" gumam alan.

"Tadi itu--" ucapan mikhael terpotong.

"WAAAAAAAAAAANJEEEENK PERGI GAK LO SETAN!"

"AAAAAAAAAA SETAN SIALAN!"

BRUKH
Praaaaang
Dugh
BRAK
Traaaaang
GUBRAK
Bruk

Mikhael dan alan saling menatap satu sama lain kemudian mereka langsung menyusul ke arah berisik itu.

"Apa apaan nih?" tanya mikhael dengan kesal melihat seisi dapur menjadi seperti kapal pecah.

"El! Alan! Markas kita banyak hantunya! Tadi... Tadi... Tadi gue liat achernar lagi duduk di sana" tije menunjuk ke arah meja makan.

"4 eh 5 iya 5 orang achernar, sumpah gak boong! Mereka... Mereka tadi natap gue dengan tatapan minta tolong, sumpah el lo percaya kan sama gue" lanjut tije dengan penuh ketakutan.

Mikhael dan alan menyerit bingung namun mereka paham inti dari cerita tije.

"Avan sama iqbal mana?" tanya alan.

Seakan mengingat sesuatu tije menepuk keras jidatnya.
"Tadi avan jatuh, dia pingsan di depan kamar mandi, kalo iqbal gue gak tau soalnya tadi kita lari sembarangan arah"

Mikhael menghela napas lelah.
"Gue cari iqbal, kalian urus avan!"

Alan mengangguk paham. Tije pun langsung menempel pada Alan seakan meminta perlindungan.

"Lebay lo anj!" kesal alan berusaha menjauh dari tije namun tije kekeuh ingin menempel pada alan.

Mikhael pun langsung pergi mencari keberadaan iqbal yang entah menghilang kemana di markas sebesar ini.

"IQBAL!"

"IQBAL!"

"JAWAB GAK LO!"
Mikhael sudah tampak sangat kesal saat ia tak mendengar sahutan apapun dari iqbal.

"Ck kemana sih"

Mikhael pun memilih untuk mencari ke tempat lain karena sedari tadi ia tidak mendengar suara iqbal.

Tanpa mikhael ketahui, ia sudah masuk ke perangkap tikus milik achernar.

Dea, ve dan hanna tersenyum lebar di balik tembok saat mikhael berjalan ke tempat yang mereka inginkan.

Ketiganya pun tos bersama dan terkikik kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

~Di sisi lain

"IQBAL!"

"IQBAL!"

Iqbal menoleh saat mendengar suara mikhael yang memanggilnya. Tepat saat ia membuka mulut untuk berteriak, ia langsung mematung saat merasa ada tangan yang memegang bahunya.

"S-siapa?" tanya iqbal sedikit ragu.

Iqbal perlahan berbalik dan wajahnya langsung berhadapan dengan alin yang seakan ingin mencekiknya.

-padahal alin cuma natap doang gak ada niat lain, sumpah gaada!

"A-alin kan?"

Alin mengangguk mengiyakan.

"Am-pun lin! Jangan ganggu ya... G-gua kan gak pu-nya salah apa apa s-sama lo" iqbal terus mundur kebelakang seakan menjauh dari alin.

"Gue mau minta tolong" ujar alin dengan nada pelan yang membuat bulu kuduk iqbal meremang.

Saat alin maju satu langkah, iqbal pun mundur satu langkah.

"Lo mau gue tolong apaan? Gue bakal tolongin tapi " tanya iqbal dengan satu napas. Iqbal menatap kaki alin yang terus melangkah mendekat dan itu membuat ia semakin ketakutan.

"Tolong--" ucapn alin terpotong, ia melotot melihat iqbal yang sebentar lagi akan jatuh.

Namun iqbal yang melihat alin melotot justru semakin menyeramkan, ia pun reflek berbalik dan lari. Namun saat baru 2 langkah berlari ia langsung--

Brukh

"Anjir! Gue belum jelasin apa-apa" kaget alin.

Dari arah belakang alin ada lea, alma dan diyah yang menyusul.

"Lo apain weh?" kaget alma.

"Gak gue apa apain sumpah" jujur alin.

"Masih hidup gak sih itu?" tanya diyah.

Lea mendekat dan melihat lebih teliti ke arah bawah.
"Masih napas kok, tuh perutnya naik turun" ujar lea.

"Syukur deh" gumam diyah.

"Yaudah yuk tinggalin aja" ajak alma.

Alin mengangguk dan berbalik pergi.
"Cepet sebelum ketahuan"

Lea, alma dan diyah pun menyusul alin yang pergi meninggalkan TKP.

~Di tempat lain

"IQBAL!"

"IQBAL!"

Masih tidak ada jawaban sama sekali. Mikhael merasa ada yang aneh namun ia menepis segala pikiran buruk itu dan fokus mencari iqbal.

Mikhael masuk ke ruang latihan dan mencari iqbal namun ia tetap tidak menemukan apapun.

"Bang ael"

Mikhael reflek berbalik saat mendengar suara yang tak asing di telinganya. Namun, ia tak melihat siapapun di sekitarnya.

"Bang ael! Tolong!"

Mikhael memutar tubuhnya ke segala arah berusaha mencari sumber suara itu.

"Bang ael! Bunuh mereka!"

"Bunuh mereka? Mereka siapa?" batin mikhael.

"Bang ael, mereka jahat!"

"Siapa? Siapa itu? Siapa yang jahat?"

"Bang ael! Tolong!"

BRAKH

Mikhael tersentak saat seluruh pintu ruangan dan jendela tertutup rapat serta cahaya lampu yang mati menyala berulang kali.

"Ini kenapa?" gumam mikhael.

Tiba-tiba lampu ruangan kembali menyala dengan normal membuat mikhael sedikit kebingungan namun jantungnya berdegub sangat kencang.

"Saya memohon agar Tuhan mengampuni dosa saya yang teramat banyak, ampunilah Tuhan. Dalam nama Tuhan yesus saya berdoa, amin" gumam mikhael seraya menautkan kedua tangannya.

Detik berikutnya mikhael berbalik dan--
"ASTAGFIRULLAHALAZIM SETAN!"

Mikhael bahkan tidak ingat lagi apa agamanya sehingga ia beristigfar tepat di hadapan azeyla.

Hampir saja azeyla dan diva (yang berada di luar ruangan) menyemburkan tawa mereka namun azeyla masih berusaha untuk tetap mendalami perannya dan diva yang menutup rapat mulutnya.

"Bang ael"

Mikhael terdiam mematung.

"Tepat di saat siang menjadi gelap gulita, datanglah! Bantu bintang untuk tetap bersinar... Genggam tangan mereka dan selamatkanlah"

Mikhael menyerit bingung. Ia baru saja melihat adiknya dengan wujud yang sangat pucat serta tubuh membiru. Terlebih lagi ia tiba-tiba mendapatkan teka teki yang sangat membingungkan.

"Apa yang--" ucapan itu terpotong.

"Temukan kebenarannya, bang ael akan mengerti" azeyla tampak tersenyum tipis.

BRAKH

Pintu ruangan di dobrak dan mengagetkan mikhael yang berada di dalamnya.

"El! Lo baik-baik aja?" tanya alan si pelaku yang mendobrak pintu.

"Gue--"
Mikhael berbalik menatap azeyla namun yang ia lihat hanyalah kekosongan.

"Lo kenapa?" tanya iqbal.

Mikhael kembali menatap mereka.
"Iqbal? Lo gapapa?"

"Gue tadi jatuh dari jendela lantai 2, luka dikit sih tapi gue gapapa" jawab iqbal.

Mikhael mengangguk paham.

"Mending kita balik sekarang, gue ninggalin avan sama tije di sana" ujar alan.

Mikhael kembali menatap ruangan itu berharap melihat sosok azeyla lagi, namun ia tak menemukan apapun.

"Ayo el!" ajak iqbal karena mikhael hanya terdiam.

Mikhael mengangguk kemudian berjalan keluar bersama mereka.

Lain halnya dengan azeyla yang saat ini menggelantung di jendela. Ia mendengar percakapan ketiga orang itu dan terkekeh kecil.
"Ini sangat menyenangkan, seharusnya gue ngelakuin ini dari dulu" batin azeyla sebelum melompat ke bawah dan pergi begitu saja.

.
.
.

~Pagi hari

07.15
Mikhael dkk terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.

Setelah kejadian semalam dan avan yang terbangun dari pingsannya, mereka masih merasa bingung dengan yang mereka alami semalam.

"Apa cuma gue doang atau kalian juga ngerasa kalo semalam kita di gangguin sama arwahnya achernar?" tije membuka obrolan di dalam keheningan.

"Gue juga ngerasa njir" gumam avan.

"Sama" sahut alan dan iqbal.

Alan melirik mikhael yang hanya diam menatap kosong ke arah lantai.
"El!"

Mikhael yang merasa di panggil pun menoleh.
"Apa?"

"Lo kok bisa kekunci di ruang latihan semalam? Apa yang lo lakuin?"

Pertanyaan itu juga mengalihkan atensi iqbal, avan dan tije.

"Gue ketemu queeny" jawab mikhael.

Seketika ruangan menjadi terasa dingin dan bulu kuduk mereka meremang.

"Gue merinding" bisik avan.

"Azeyla ada bilang sesuatu gak sama lo?" tanya iqbal ragu.

Mikhael mengangguk kemudian ia menceritakan secara detail mengenai teka teki yang di berikan azeyla padanya dan hal itu membuat keempat sahabatnya menjadi bingung.

"

Gimana sih, saat siang menjadi gelap gulita? Gue agak bingung deh" avan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Siang menjadi gelap gulita? Mungkin maksudnya gerhana matahari, iya gak sih" ujar iqbal.

Mikhael mengangguk setuju.

Alan pun langsung meraih ponselnya dan melihat berita mengenai gerhana matahari.
"Dua hari lagi!"

"Apanya?" tanya tije.

"Gerhana matahari" jawab alan.

"Apa yang bakal terjadi di dua hari lagi?" gumam mikhael berusaha untuk mencari titik terangnya.

Iqbal meraih kertas di meja yang bertuliskan teka teki dari azeyla.

"Datanglah! Bantu bintang untuk tetap bersinar... Genggam tangan mereka dan selamatkanlah" gumam iqbal.

"Bantu bintang? Bukannya dulu dea pernah cerita kalo achernar itu nama bintang ke 9, sesuai dengan personel mereka yang berjumlah 9" pekik avan.

Mikhael dan Alan mengangguk setuju.

"Genggam tangan mereka dan selamatkanlah, itu agak aneh!" ujar iqbal.

"Mereka bukannya udah gak ada ya?" gumam tije.

Alan menyerit merasa kurang yakin.
"Entah kenapa gue merasa mereka masih hidup"

"Trus yang semalam itu apa?" tanya avan dengan nada kesal.

"Lo lupa, di agama kita udah mengajarkan kalo orang yang udah tiada, gak mungkin arwahnya gentayangan! Yang ada itu jin yang menyerupai wujud mereka" jelas alan.

"Emang iya ya? Berarti semalam kita di gangguin jin dong" ujar tije.

Iqbal mengingat kembali peristiwa semalam saat ia bertemu alin.
"Emang boleh senyata itu?"

"Kenapa?" tanya mikhael.

"Semalam gue ketemu alin, dia nyentuh bahu gue dan lagi, gue ngerasa kakinya napak deh di lantai" ujar iqbal.

Mikhael dan Alan saling menatap dengan bingung.

"Lo yakin?" tanya alan.

Iqbal mengangguk dengan yakin.
"Gue inget banget semalam gue sempat liat kakinya alin yang mendekat ke arah gue, cuma karena gue ketakutan jadi pikiran gue yang penting dia gak nyentuh gue aja, dan kalo gue pikir-pikir lagi kakinya dia itu nyentuh lantai, gak melayang"

Hmmmmmm
Mikhael terdiam memikirkan apa yang ia lihat dan apa yang di alami iqbal semalam.

Tok tok tok

Atensi mereka teralihkan pada ketukan pintu.

"Masuk!" ujar mikhael.

Ceklek

"Misi boss" ujar seorang bawahan mikhael.

"Kenapa?"

Pemuda yang merupakan bawahan mikhael itu terlihat ragu ingin mengatakn sesuatu.
"Itu, anu boss... Di luar, ada geng agarlex pengen ketemu"

Brak

Reflek mikhael dkk langsung berdiri kompak.

"Mau apa mereka?" tanya alan.

Pemuda itu merasa takut.
"S-saya gak tau! Mereka datang pengen ketemu sama boss"

Mikhael dkk pun keluar bersama tak lupa pemuda tadi yang mengebor dari belakang.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 121K 47
~Just Fiksi~ **** Buruan baca sebelum author unpublish ceritanya! Soalnya author suka rada rada orangnya๐Ÿคง jadi cepetan baca ntar nyesel huhu GAK USA...
179K 6.1K 27
Menceritakan seorang gadis cantik yang telah dibuang oleh keluarganya hanya karena kesalah pahaman yang telah terjadi. "Jangan pernah mencari dan mem...
1M 72.4K 39
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] ......... Teka-teki, fuzzle Queen Jeros bukan berarti dia adalah pemimpin suatu gank bukan juga kekasih seorang ketua Genk...
17.8K 870 39
Sebagian cerita dirombak, tapi alurnya tetap sama kok. Mungkin ada sebagian bakal ada yang gak nyambung karena dirombaknya kan dari chapter awal tanp...