happy Reading.
.
.
.
2 bulan sudah berlalu, Umur kehamilan Kenzi udah beranjak sekitar 6 bulan, dan arjuna juga sudah selesai melaksanakan terapinya dan sudah bisa di bilang bahwa ia sudah sembuh total.
Suasana pagi yang masih cerah, Kenzi yang baru bangun, langsung beranjak turun dari ranjangnya, menyingkirkan tangan Arjuna yang sedang memeluknya erat dari belakang.
memperbaiki posisi nya menatap ke arah wajah Arjuna yang masih tertidur, lalu ia tersenyum.
mengelus rambut pria itu sebentar, lalu segera bangkit dari tidurnya.
dengan tubuh nakednya ia pun memungut pakaian yang tergeletak di lantai kamar, lalu memasukkannya ke dalam keranjang baju kotor.
setelah selesai, masuk kedalam kamar mandi, lalu melaksanakan ritual mandinya.
setelah selesai, dengan handuk piyama yang di kenakan di tubuhnya, Kenzi melihat ke arah ranjang dimana Arjuna masih tertidur lelap di atas sana.
menggeleng tak habis fikir, pria itu masih tidak terganggu dan tidak berniat untuk bangun.
berjalan ke arah lemari, lalu ia pun mengambil Kemeja Arjuna dan memasangkannya di tubuhnya, kemeja yang kebesaran pun bisa menutupi tubuhnya sampai paha.
setelah itu, ia pun beranjak keluar kamar, berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan Minum untuk pria pemalas yang masih tidur di kasur yang sayangnya adalah suaminya.
saking asyiknya menunggu air mendidih, Sebuah tangan melingkar di Perutnya membuat Kenzi sedikit kaget, tetapi Karena tahu siapa yang melakukannya ia pun tersenyum singkat.
"selamat pagi, mandi dulu. lalu sarapan."
Arjuna yang masih memeluk pinggang Kenzi erat dari belakang pun merebahkan kepalanya di bahu kanan Kenzi sembari masih mengecup pipi kanan pria itu dari samping.
"huamm, pagi sayang."
"Mandi sana."
Arjuna menggeleng."masih ngantuk, yuk tidur lagi."
"yaudah sana."
Arjuna cemberut."sama kamu, yuk." ajaknya tanpa melepas pelukannya dari kenzi
Kenzi menggeleng dengan tangan yang masih bermain dengan gula untuk di masukkan ke gelas."trus nanti siapa yang bakal siapin sarapan?."
Arjuna berdecih."bisa pesen kok, lagian aku masih ngantuk. tidur lagi yuk." ajaknya dengan rengekan kecil.
"kalau masih ngantuk, kamu tidur aja."
"cihh,, nggak asik." ucapnya sembari tangan nakal yang sudah menjalar di sekitar tubuh bagian depan Kenzi.
"tangannya jangan nakal."
Arjuna terkekeh."siapa suruh cuma Makai baju, celana nggak di pakai, ya jadi gampang kan masuknya."
tangan Arjuna mulai menjalar lagi, bermula dari puting Kenzi, kini sudah turun mencoba meraba sesuatu di anta selangkangan Kenzi, menyelipkan salah satu jarinya di antara celana dalam pria itu.
"kecewa, kenapa celana dalamnya di pakai?."tanyanya.
Kenzi memutar bola matanya malas."sekali mesum tetap aja mesum."
Arjuna lagi lagi terkekeh, tangannya mulai naik dan mengelus perut buncit Kenzi dengan lembut."pakai pakaian yang lengkap sayang, kalau bayi kita masuk angin gimana coba, trus kamunya juga nanti sakit gimana."
Kenzi tersenyum singkat, mematikan kompor yang di gunakan untuk memasak air panas tadi, merubah posisinya untuk berhadapan ke arah Arjuna.
mengalungkan tangannya di antara leher Arjuna, lalu tersenyum manis menatap pria itu.
Arjuna membalas senyum itu dengan tak kalah manisnya, menatap ke arah mata Kenzi lembut dengan penuh kasih sayang tanpa melepaskan lingkaran tangannya di pinggang pria di depannya itu.
"kalau aku sakit, berarti giliran kamu yang rawat aku penuh kasih sayang."ucap Kenzi mencoba menggoda Arjuna.
Arjuna menggeleng."nggak perlu tunggu kamu sakit dulu biar di rawat penuh kasih sayang. kamu sehat pun aku masih bisa rawat kamu. kamu mau kasih sayang berapa? seberapa banyak pun kamu minta, aku akan berikan semuanya, jadi nggak usah sakit." ucapnya melepaskan satu tangan nya dari pinggang Kenzi lalu meraba pipi kenzi lembut dengan tersenyum.
hal yang di katakan Arjuna membuat ia tercenung, dengan pipi merah ia mengalihkan pandangannya.
melihat reaksi Kenzi, Arjuna pun terkekeh."ciahh, Malu malu." ucapnya mencubit hidung kecil Kenzi untuk menghadap ke arahnya.
"is sakit."
mengecup singkat hidung yang sudah memerah itu arjuna pun tersenyum. "sudah sembuh bukan?."
Kenzi mencubit perut yang tidak memakai apa apa itu pun dengan kuat.
"haa sembuh." ejeknya lalu membalikkan badannya lagi membelakangi Arjuna.
Arjuna mengaduh kesakitan, melihat punggung Kenzi ia pun tersenyum.
bisa di pastikan pria ini sedang berusaha mengatur dirinya untuk tidak memperlihatkan wajah merahnya.
padahal, wajah merah itu adalah salah satu hal yang paling di sukainya.
sayang sekali bukan?.
"Sana duduk, aku siapin sarapannya, tunggu di sana."
tanpa memperdulikan perintah Kenzi, ia pun kembali memeluk Kenzi dari belakang dengan erat.
"sayang."
Kenzi diam sebentar."apa?."
mendengar respon Kenzi, Arjuna pun kembali memasukkan tangannya ke dalam pakaian Kenzi, memilin pentil pria itu, lalu melepaskannya.
"shh." dan tanpa sadar, suara itu benar benar terdengar.
tak berhenti di situ, tangan Arjuna semakin turun ke bawah, mengusap ngusap lembut perut buncit Kenzi, lalu turun ke ke arah selangkangan Kenzi.
"tidur lagi aja yuk, ayo kita lanjutin yang kita lakukan semalam."ucapnya dengan tangan yang sudah meraba benda yang di tutupi celana dalam itu.
Kenzi dengan wajah yang sudah memerah pun seketika semakin kaget Ketika tangan Arjuna mencoba untuk menyelip kedalam celana dalamnya.
mengambil sendok di atas rak piring di sampingnya, dengan sekali Ayun, pukulan itu tepat di kepala pria yang sedang berada di bahu sebelah kananya.
"aduh, sakit sayang." ucapnya dengan refleks menghentikan aktifitasnya.
"ahhh iyakah?."dengan sebelah tangan mengambil pisau dapur yang kebetulan ada di sampingnya, ia pun memegang sembari menyatukan pisau itu dengan sendok di tangan satunya lagi.
meneguk salivanya kasar, Arjuna pun mengangkat kedua tangannya dan mulai mundur dari Kenzi dengan langkah lambat.
"nggak sayang, nggak."
Kenzi tersenyum puas, meletakkan pisau itu kembali ia pun mulai melangkah ke arah lain untuk menyiapkan sarapannya.
berbeda dengan Kenzi, Arjuna yang sudah duduk di meja makan pun menatap ke arah benda yang sudah berdiri tegak di antara selangkangannya.
meneguk ludahnya Kasar ketika menatap ke arah punggung Kenzi yang mana pakaiannya kadang tersingkap ulah angin yang dari jendela dapur yang sudah di buka Kenzi.
gawat ini benar benar gawat yang semalam benar benar tidak bisa membuatnya puas.
apalagi tubuh menggoda Kenzi yang tidak bisa dia abaikan, dan perjanjian konyol yang di putuskan Kenzi secara sepihak bahwa hanya bisa melakukannya ketika malam libur.
dan pastinya setiap malam Minggu.
kalau malam biasa, besok nya ia harus sekolah, dan pastinya itu akan menganggu sekolahnya itulah yang di fikir Kenzi
bayangkanlah, betapa tersiksanya ia ketika harus menahan itu ketika kenzi dengan godaannya berada di depannya.
sungguh benar benar sulit.
"sayang."panggilnya lagi dengan rengekan nya.
Kenzi mendongak, menatap ke belakang ke arah Arjuna."Hmm?."
"Adikku bangun, Tolong."
TBC.
HAI
Udah 200 vote ya? Jihan nggak tau..jadi maaf sedikit telat ya.
200 vote kita lanjut lagi oke.