KKN 110

By Elsabet09

113K 10.9K 4.2K

Sebenernya KKN itu apa sih? Kuliah Kerja Nyata? Kenalan Ketemuan Ngilang? Kisah Kasih Nyata? atau Kejebak Ken... More

0.0 UDARA⭐
1.1 Pengumuman
1.2 Kesan Pertama
1.3 Survei
1.4 KKN, is begin?
1.5 Kekuatan Doa
1.6 Hari Pertama Kerja
1.8 Kedatangan Tamu
1.9 Cerita Malam
2.0 Posyandu
2.1 Free Day
2.1.1 Asing
2.2 Hari Sendu
2.2.1 Haidar dan Dhisti
2.3 FGD
2.4 Dejavu
2.4.1 Agenda Malam
2.5 Rukun Tetangga
2.6 Nervous
2.6.1 Sosialisasi
2.6.2 Who dis?
2.7 Hari Raya
2.8 TTS
2.9 Accident
2.9.1 Girls Talk
2.9.2 Rapat
3.0 Posbindu
3.1 Guest Star
3.1.1 Cilok or Cinlok
3.2 Sakit
3.3 Minggu Kerja
3.4 Ada apa?
3.4.1 Makan Siang
3.4.2 The Truth Untold
3.5 Invisible
3.6 Yang Tak Terucap
3.7 Calon Mantu
3.8 Pasar Malam
3.9 K-Fest
4.0 Sepenggal Cerita Hari Ini
4.1 Diskusi & KRS
4.2 Grocery Shopping

1.7 Traktiran Januar

2.9K 290 115
By Elsabet09

Sorry for typo.

---

Hari Jumat pagi ini kelompok 110 sedang kalang kabut karena berebut kamar mandi. Tadi malam jam 12 lebih kelompok KKN 109 mengabari bahwa hari ini kelompok KKN 109 & 110 diajak untuk mengikuti jalan sehat sekaligus senam yang diadakan satu bulan sekali di desa Sukasitu.

Semalam para perempuan sudah tidur dan tidak membuka ponsel. Dan yang diberi tahu adalah Samuel yang tidak langsung membuka ponsel. Karena dia tidak sholat, dia bangun jam setengah 6. Dan baru mengetahui pesan yang dikirim ketua kelompok sebelah.

Alhasil teman-temannya yang habis subuh tidur kembali misuh-misuh kepada dia, apalagi ke ketua kelompok sebelah. Ngasih info mendadak banget kayak tahu bulat.

"Eh nitip setrikain kaos gue dong." ucap Aji kepada entah Naura maupun Dhisti yang sedang menyetrika kaos KKN dari kampus untuk dipakai nanti.

Mereka tadi habis subuh tidak tidur lagi. Dhisti memilih nyuci piring dan dibantu oleh Naura. Kebiasaan kalau dirumah habis bangun pagi, sholat terus nyuci piring. Dan setelah itu mereka bergantian mandi.

Dan keputusan yang tepat di ambil Dhisti, karena biasanya dia tidak akan mandi pagi-pagi buta kecuali ada urgent. Tetapi tadi melihat Naura mandi dia jadi pengen mandi juga. Dia sudah punya firasat sepertinya akan terjadi huru hara pagi di kelompok mereka seperti saat ini.

"Bayar." balas Dhisti.

"Yee perhitungan banget, enggak inget lu kemarin malam itu siapa yang nyisirin dan ngekuncir rambut lo?" seru Aji.

Dhisti cengengesan, "oh iya, hehe." Dhisti mengambil kaos Aji untuk disetrikanya. Untung kelompok mereka yang membawa setrika dua orang, yaitu Naura dan Dhisti. Jadi tidak akan rebutan.

"Siapa yang mau disetrikain kaosnya sekalian?" tanya Naura. Dia baru saja menyelesaikan setrikaan kaosnya.

"Gue dong, Nau." ucap Samuel, dia masih mengantre kamar mandi.

"Gue sekalian juga." tambah Nadhif.

"Dhis, nitip." Haidar memberikan kaosnya untuk Dhisti setrika.

Dia sama Naura jadi kaya babu saja sekarang. Huft, untung teman sendiri.

Untuk kaos punya Gauri, Kirana, Lita, Yeshika, dan Raihan sudah disetrika dari rumah. Kalau Januar kaosnya masih baru di dalam plastik, belum ia cuci juga, karena belum ia buka sama sekali.

"Lita lama banget sih." gerutu Nadhif.

"Cewek emang kebiasaan, apa-apa lama." sungut Raihan, dia sudah rapi. Karena dia tadi orang pertama yang masuk kamar mandi.

"Jam berapa sih emangnya acaranya?" tanya Haidar.

"Katanya jam 6 udah mulai sih." balas Samuel.

"Lah ini aja udah jam 6 lebih 5 menit." ucap Nadhif.

"Udah telat dong, apa gak usah berangkat sekalian aja?" usul Dhisti.

"Heh, jangan. Enggak papa telat, daripada enggak dateng sama sekali. Enggak enak juga kita udah diajak." balas Naura.

"Lagian enggak jelas banget si Riska, ngabarin udah malem banget pas kita udah pada molor. Dikira kita kalong apa 24 jam megang hp terus." sungut Haidar. Siska itu ketua kelompok KKN 109.

"Lupa katanya." balas Sam, dia sempat mengagumi ketua KKN kelompok sebelah itu sebelum mengetahui bahwa cewek itu sudah cinlok dengan wakilnya. Jadinya mundur alon-alon Samuel.

"Ya gitu kalo KKN malah pacaran terus. Jadi lalai sama tugas." tambah Raihan. Dengar-dengar ketua KKN kelompok sebelah sudah cinlok dengan wakilnya. Padahal KKN dimulai belum ada seminggu.

"Yang belum mandi sana mandi di mushola." ucap Yeshika. Yeshika dan Kirana sudah kembali dari mushola. Mereka mandi di kamar mandi mushola tadi.

Haidar dan Aji segera melesat ke kamar mandi mushola. Dan pas juga Lita keluar dari kamar mandi. Samuel segera melangkahkan kakinya yang panjang menuju tempat sumber inspirasinya itu.

"Asem, diduluin Sam." gerutu Nadhif.

"Udahlah enggak usah mandi. Toh nanti keringetan lagi. Udah telat juga ini kita." usul Kirana.

"Iya juga, yaudah deh enggak usah mandi, cuci muka aja gue. Masih ganteng juga." Nadhif segera melangkahkan kakinya ke mushola untuk cuci muka saja. Tentu saja dia menggeret sahabatnya juga alias Januar untuk mengikuti jejaknya.

"Heh Januar lu enggak mandi? Kaos belum dicuci dan lu juga enggak bakal mandi?" tanya Dhisti heran.

"Masih ganteng gue, mau mandi ataupun enggak sama aja." ucap Januar dengan percaya diri. Sepertinya tingkat kepedean Nadhif sudah menular ke Januar.

"Setuju sih gue. Emang ayang Januar tetep ganteng di situasi apapun." sahut Gauri yang baru keluar dari kamar setelah dandan.

Yang lain hanya menyoraki. Januar pun cuek dan mengikuti langkah Nadhif menuju mushola.

---

Setibanya di lokasi yang diberitahu Siska ketua kelompok sebelah, ternyata disana sudah tidak ada siapapun.

"Kok enggak ada orang? Bener enggak sih ini tempatnya?" tanya Kirana heran.

"Ya lu liat jam jubaedah kita dateng jam berapa." sahut Haidar bengis.

"Telat 30 menit sih, tapi kok on time banget mereka. Biasanya gue tiap ikut acara beginian selalu ngaret deh, janjian jam 6 berangkatnya jam 7." ucap Gauri heran, soalnya tau sendiri kan orang-orang di negeri Wakanda ini suka ngaret. Tapi ini kok on time sekali.

"Ya mungkin tadi orang-orangnya udah pada kumpul semua jadi bisa langsung berangkat." asumsi Naura.

"Apa mungkin belum pada dateng?" pikir Lita.

"Enggak mungkin deh kayaknya. Ini dukuh udah sepi banget." sahut Yeshika.

"Lu tau enggak sih Sam rute jalan sehatnya kemana?" tanya Raihan.

"Katanya dari sini ke kelurahan gitu sih, abis itu enggak tau deh kemana lagi, Riska ngasih info gajelas." jawab Samuel yang jujur juga bingung.

"Ya terus ini kita gimana? Pulang atau nunggu aja mereka dateng?" tanya Dhisti.

"Kita tunggu aja dulu deh sampe jam setengah 8. Kalau belum dateng kita pulang." putus Samuel.

Yang lain mengangguk setuju. Dan setelah itu mereka berpencar mencari tempat untuk duduk santai sembari menunggu orang-orang yang jalan sehat kembali.

"Ah tau gitu gue tadi bikin ener*gen dulu tadi. Laper banget." keluh Dhisti.

"Iya ya, toh kita udah telat juga." tambah Lita.

Semuanya fokus ke ponsel masing-masing. Mereka menunggu di sebuah taman dekat posko KKN 109 karena disitulah titik kumpul orang yang jalan sehat tadi.

Dhisti bangkit dari duduknya, "siapa yang mau cari jajan?" tanyanya.

"Lo tau warungnya dimana?" tanya Lita.

Dhisti menggelang, "Enggak, tapi kita cari aja sambil nunggu yang jalan-jalan pulang." lanjutnya.

Akhirnya Gauri, Lita, Dhisti dan Yeshika mengikuti Dhisti mencari jajan untuk mengganjal perutnya. Soalnya mereka kebiasaan sarapan pagi jadi kalau tidak makan apapun di pagi hari pasti akan terasa lemas.

Disisi lain para lelaki yang kin malah pads bertanding mobile legends agak sedikit berisik apalagi Haidar, Samuel, dan Nadhif. Yang lain main pada kalem aja. Tapi khusus Raihan dia tidak main. Takut omongan kebun binatang keluar semua, tidak enak lagi diwilayah orang.

"Mati lu." ucap Haidar mengebu-gebu. Jempolnya sangat lincah menekan keyboard dihpnya itu.

Namun tak lama karakternya yang mati duluan karena ditembaki oleh Januar dan Nadhif.

"Noob." ucap Januar.

"Anjing." Haidar mengumpat.

Tak lama sebuah batu kerikil mendarat di kepalanya. "Adaww, siapa yang nimpuk gue?" tanyanya kesakitan.

"Jangan brisik. Bahasanya tolong dijaga." sahut Yeshika si pelempar batu.

"Ya sorry reflek." kilah Haidar.

Tak lama ada ibu-ibu yang menaiki sepeda motor berhenti di dekat mereka. Ibu-ibu itu ternyata membawa sekantong plastik besar yang berisi buah-buahan.

"Loh mas mbak ini kok disini? Ndak ikut jalan sehat to?" tanya ibu-ibu itu.

Para mahasiswa yang tadinya masih main ML menghentikan permainannya karena di geplak Raihan. Dan para wanita yang sedang asik memakan jajanan yang dibeli tadi menyudahi acara makannya.

"Kita tadi ketinggalan bu, mau menyusul tidak tau rutenya." balas Yeshika jujur.

"Loh emange kalian ndak tinggal di aulane mbak Asri?"

"Ndak bu, itu kelompok lain." timpal Kirana.

"Woo, yasudah. Sini bantu saya menyiapkan buah-buahan buat mereka nanti yang ikut jalan sehat." titah Ibu itu.

Para mahasiswa khususnya para perempuan segera membantu mengupas buah pepaya, mengiris semangka dan menata buah pisang yang dibawa ibu tadi dan memasukan ke satu plastik.

"Mas, bisa bantu panggilkan Mas Andri untuk membuka gudang itu. Soalnya nanti mau buat senam."

"Maaf bu tapi rumahnya dimana ya?" tanya Samuel sopan.

"Itu mas pertigaan depan belok kanan, rumahnya paling ujung. Bilang aja disuruh ibu Risma begitu."

Samuel mengangguk, "Baik bu."

"Dar, ikut gue." lanjutnya.

Haidar bangkit dan mengikuti Samuel.

Dan tak lama riuh suara-suara orang yang mengikuti jalan sehat itu terdengar mendekat.

"Nah itu mereka sudah sampai, tolong nanti taruh dekat tempat duduk itu ya mbak, biar mereka pada ambil sendiri mau yang mana." titah Ibu Risma yang baru mengenalkan namanya.

Setelah itu sang komando jalan sehat aka instruktur senam segera mengajak rombongannya untuk memulai senam. Kebanyakan ibu-ibu sih memang. Laki-lakinya hanya beberapa saja.

"Nu, lo enggak mau maju jadi instruktur senam juga?" tanya Aji pada Januar.

"Enggak." balas Janua singkat.

Semua berbaur dan memberi jarak satu sama lain agar tidak bersenggolan. Ternyata gudang itu lumayan luas juga. Mampu menampung orang hingga 100 an. Memang kali ini tidak banyak yang ikut senam. Karena tadi sebagian setelah jalan sehat langsung pulang.

"Social distancing woy, geser-geser." kata Dhisti pada orang di sebelahnya.

"Lu pikir corona." sahut Haidar.

"Iya soalnya muka lu kaya virus." jawab Dhisti.

"Bacot lu upil tapir." ketus Haidar. Enak saja muka setampan Nicholas Saputra disamakan dengan virus. Minta di sleding saja. Untung Dhisti cewek. Jadi hanya perlu di tendang pantatnya saja.

"Anjir pantat gue." keluh Dhisti.

"Mang enak."

"Syuttt. Jangan brisik." peringat Yeshika dari belakang.

Akhirnya senam dimulai. Para wanita dengan semangat 45 goyang heboh sesuai arahan sang instruktur senam, tak mau kalah dengan kelompok sebelah. Bahkan Lita dn Gauri sudah battle Twerking dengan anggota kelompok sebelah walaupun pantatnya tepos.

Sedangkan para pejantan hanya bergerak dengan malas nan ogah-ogahan. Efek belum sarapan dan gerakannya yang feminim sekali.

Mereka kan cowok macho. Malu.

Setelah senam selesai dilanjutkan acara karaoke. Siapa yang mau menyumbangkan suara emasnya dipersilahkan. Dari kelompok sebelah ada dua orang yang berani maju dengan membawakan lagu 'Kartonyono Medot Janji' milik Denny Caknan.

Tak mau kalah, Naura dan Yeshika ikut menyumbangkan lagu 'Secawan Madu' milik Kristina yang dipopulerkan oleh Via Vallen.

Para anggota lain ikut berjoget, bahkan ada ibu-ibu senam yang ikut menyawer. Namun lagi-lagi para pejantan itu lebih memilih menunggu diluar gudang, bahkan Januar, Aji, dan Nadhif sudah pulang lebih dulu ke posko.

Biarlah nanti temannya-temannya ada yang Boti (Bonceng Tiga) kalau mau pulang karena mereka hanya membawa 6 motor dan 2 motor sudah dibawa pulang ke posko.

---

Sore harinya posko 110 nampak begitu ramai karena kedatangan para bocah yang tinggal disekitar posko. Tapi kebanyakan dari RT 12,13, dan 14. Itupun rata-rata kelas 4, 5, dan 6.

Asal mulanya tadi siang waktu Nadhif dan Haidar beli es di salah satu rumah warga yang ternyata jadi markas kumpul para bocah di daerah sana, dan kedua mahasiswa itu ditanyai sama penjual es & beberapa anak disana.

Karena pertanyaan penasaran mulai banyak, maka Haidar mengusulkan bahwa para bocah itu bisa datang ke posko mereka sore harinya. Namun tidak dikira mereka membawa pasukan lebih banyak lagi. Yang tadi siang hanya para bocah laki-laki sekarang ada perempuannya juga.

"Anjir banyak banget bocahnya. Udah kaya mau demo aja." ujar Dhisti kaget. Dia baru saja selesai buang hajat kaget dengan suara yang saling bersautan di teras posko.

"Nadhif sama Haidar tadi yang ngundang mereka." kata Kirana.

"Eh mau dikasih apa ini para bocil?" tanya Lita. Masak kedatangan tamu enggak disuguhin apa-apa, tidak enak kan.

"Snack kemarin yang kakak gue bawa kemarin masih ada kan, kasihin aja. Besok kita beli lagi." jawab Dhisti enteng.

"Yaudah yok siapin." ajak Lita.

Para mahasiswa lain yang masih diteras sudah seperti narasumber karena para bocil itu jadi kayak wartawan, tanya terus.

"Mas kuliah iku penak ora?" tanya bocah yang memiliki lesung pipi, kalau tidak salah namanya tadi Juno.

"Yo penak, iso ketemu kanca-kanca, kadang iso mlebu awan, sore bahkan bengi." balas Samuel meladeni.

"Wihh penak men, iso turu tekan awan. Bedo karo cah SD kudu mangkat isuk terus, ngasi bunda nesu-nesu yen aku ora ndang tangi." sungut bocah yang memiliki tahi lalat di dagu, Riki namanya.

"La koe ancene ndableg kok, makane bundamu nesu-nesu." timpal bocah yang memiliki bibir agak tebal, kalo tidak salah namanya Iyan.

"Emange podo pengen kuliah tho? Kok aku ora yo. Aku dikon bapakku ngewangi angon wedus." ucap Wawan, bocah yang memiliki pipi rada gembul itu. Gauri saja gemas melihat bocah itu.

"Bapakmu nduwe peternakan wedus tho?" tanya Gauri.

"Ora mbak, mung nduwe wedus 5 tok. Bapake Wawan ternake bebek." sahut Iyan.

"Kok iki seng wedok do meneng wae tho? Luwe tho?" ucap Nadhif.

"Podo isin kui mas, soale weruh wong-wong ayu & ganteng." timpal Juno.

"Halah padahal biyasane ngisin-ngisini." ejek Riki.

"Nopo sih. Brisik wae." sungut Danila bocah yang memiliki poni dan mukanya seperti bule.

"Han kowe ki biasane criwis, ra usah sok kalem ngonoi. Ora patut." ucap Iyan, mencolek teman sekelasnya itu, Hanni namanya.

Namun tak lama Dhisti dan Lita, serta Yeshika dan Kirana membawa beberapa piring snack yang mereka persiapkan tadi dan satu teko air putih biasa. Adanya cuma itu soalnya.

"Widih pada ngomongin apa nih?" tanya Dhisti basa-basi.

"Mbak Dhisti!" panggil salah satu bocah perempuan yang dari tadi hanya diam, walaupun kadang berbisik-bisik dengan teman yang ada disampingnya. Dhisti kenal, itu anaknya pak RT 14.

"Eh Neira."

"Panggil Echa aja mbak."

"Oke, Echa."

Mereka saling mengobrol satu sama lain, walaupun awalnya masih pada malu-malu tapi tidak lama kemudian mereka sudah bisa bercanda bersama. Haidar, Nadhif, Aji dan Samuel selalu berusaha mencairkan suasana. Begitu pun dengan Lita, Kirana, dan Naura. Bahkan sekarang Echa sudah nempel dengan Naura.

"Jadi kalian mau pada les disini?" tanya Raihan lembut. Jarang-jarang kan dia berbicara lembut.

"Kalo diijinin mas, mbak." jawab Gemi, bocah kelas 6 SD, sekelas dengan Juno.

"Tapi kita enggak bisa setiap hari ngajarnya. Mungkin paling banyak seminggu 2x." balas Yeshika. Realistis saja, soalnya masih banyak proker yang belum berjalan, takutnya tidak ada waktu nanti.

"Ndak papa kok." ucap Selly, bocah paling putih diantara yang lain. Mana cantik banget kaya barbie.

"Kalian emangnya enggak ngaji?" tanya Aji.

"Ngaji lah mas." sahut Riki. Agak tengil ini bocah.

"Dimana?" lanjut Naura.

"Nang ngomahe Herin mas, bapake kan ustad." ucap Wawan sambil mencomot kripik dari piring. Bocah yang namanya disebut itu hanya tersenyum kikuk. Sepertinya memang agak pemalu orangnya.

"Oh ya, rumah Herin emang sebelah mana?" tanya Kirana lembut.

"Dekat jalan depan yang agak besar itu mbak." jawab Herin tidak spesifik.

"Itu mbak, yang dekat rumahnya lagi dibangun pondok." timpal Echa menjelaskan.

"Terus ngajinya jam berapa?" tanya Gauri.

"Jam setengah 3 tekan jam 4 mbak." balas Selly.

"Tapi iwak Nila ora ngaji dewe mbak." ujar Riki menunjuk Danila.

"Lah po to koe? Jare ibuku ngajiku neng gereja kok. Bedo karo kowe kabeh." balas Danila.

Para mahasiswa itu mengangguk mengerti, "Owalah. Berati kalian leh les bar ngaji kui wae ya." kata Lita.

"Les e dino opo mbak?" tanya Wawan.

"La kalian isone dino opo?" tanya Haidar balik.

"Rabu karo Jumat wae piye?" usul Samuel.

"Iyo dino kui gak popo mas. Jumat mumpung ngajine prei." sahut Juno.

"Liyane setuju pora?" tanya Aji.

"Setuju." Jawab serempak bocah-bocah itu.

Bersamaan dengan itu, adzan sholat ashar berkumandang.

"Wes adzan, ayo ndang podo nang mushola." titah Nadhif.

"Ayo mas, mbak bareng." ajak Iyan.

"Iyo dhisik o, mas e arep jupuk sarung disik." balas Aji.

Januar yang dari tadi diam saja langsung masuk ke posko untuk mengambil sarungnya. Dia diam daritadi karena tidak terlalu mengerti apa yang dibicarakan bocah-bocah itu dan teman-temannya. Nasib orang perantauan.

---

Selepas isya anggota 110 berkumpul di ruang tengah untuk melakukan evaluasi dan membahas tentang les yang diminta anak-anak tadi sore.

Sebenarnya mereka tidak merencanakan akan membuat program kerja les tambahan untuk anak-anak karena sudah ikut mengajar di sekolahan. Tapi karena dari anak-anaknya yang meminta jadi mau menolak pun tidak enak.

Lagipula kalau les di posko bisa dibantu teman-teman yang lain juga, karena pasti beberapa masih menguasai mata pelajaran SD.

Abang Katanya
Woy dek, lu kata bunda udah berangkat KKN ya? Kok diem-diem aja, gak ngabarin?

Januar
Lupa

Abang Katanya
Sama abang sendiri lupa, kurang ajar bocah

Januar
Krja mlu sih lo. ywdh sih, udh brngkt jg lgian

Abang Katanya
Kalo gue gak kerja siapa yg lo palakin gue tanya?

Januar
Ayah bunda lah

Abang Katanya
Ngejawab aja bocah.
Btw, dimana emng tempat KKN lo?

Januar
Ada. Gk terlalu jauh dr kmpus.

Abang Katanya
Gue kirain lu dibuang dideket hutan apa pedalaman sana biar dapet feel KKN nya. Dah cinlok belum lu?

Januar
G minat

Abang Katanya
Ah cupu lo, masak kalah sama gue, dulu gue aja pas KKN cinlok 2 kali.

Januar
G nnya. mang dasar lu nya aja penjahat kelamin.

Abang Katanya
Asem lu bocah. Gunain noh muka cakep lu. Sia-sia cakep tp gak punya cewek.

Januar
Y.
Bang bagi duit

Abang Katanya
Duit aja cepet lo.
Dah gue tf. Gunain buat yg bermanfaat.
JANGAN BUAT TOP UP GAME MELULU!!!

Januar
SkSk gw. Tq bang😘

Abang Katanya
Jijik gue🤮

Januar
😆

Abang Katanya
Ibadah dek jangan lupa! Jgn smpe berbuat maksiat. Awas lo, gue potong tytyd lo kalo macem-macem!!

Januar
Gw bkn lo yg STMJ

Abang Katanya
Apaan STMJ? Susu Telur Madu Janda?

Januar
Sholat Terus Maksiat Jalan

Abang Katanya
Syaland. Biar seimbang dek hidup😃

Januar
Mw ditimbng pun msih bnykn dosa lu bang

Abang Katanya
Enak aja. Gue rajin ibadah sama sedekah ya. Tetep bakalan beratan amal gue lah.

Januar
y klo ditimbng pke timbngan tomat.

Abang Katanya
Syaland. Enyah lo ferguso!

Januar menutup ponsel pintarnya, sudah malas membahas pesan dari kakaknya. Kakaknya itu kadang sosok yang hebat tapi lebih banyak sesatnya. Januar ini anak tengah. Dia selisih 3 tahun dengan sang kakak. Dia ini 3 bersaudara, dan adik bungsunya masih SMA.

Januar meraih hoodie yang terselampir dibalik pintu dan memakainya.

"Martabak manis apa telur?" tanyanya pada teman-temannya.

"Hah? Apaan?" tanya Dhisti.

Januar berdecak, "Ck, kalian mau martabak manis apa martabak telur?" tanyanya sekali lagi.

"Lu nawarin emangnya mau beliin?" tanya Haidar skeptis.

"Ya gue nawarin berati mau beliin bego." tukas Januar.

"Widihh dalam rangka apa nih Nu tiba-tiba mau nraktir?" selidik Aji.

"Mau berbagi aja sama fakir miskin dan duafa." jawab Januar enteng yang membuat teman-temannya mengumpatinya.

"Kurang ajar lu."

"Pada mau kagak? Cepet pilih!"

"Martabak telur aja, sekalian buat lauk nanti." usul Raihan. Lumayan kan hemat pengeluaran makan hari ini.

"Setuju, gue enggak perlu masak lauk jadinya." ucap Nadhif menyetujui. Dia tidak perlu repot-repot masak makan malam kan jadinya.

"Enak martabak manis enggak sih." ucap Dhisti yang diangguki para anggota perempuan lainnya.

Kini terbagi menjadi dua sekte, martabak manis vs martabak telur.

"Kalo martabak manis mau rasa apa emang?" tanya Samuel.

"Coklat Kacang!" ucap Lita semangat.

"Ih lo juga suka coklat kacang? sama dong." Gauri menimpali.

"Coklat kacang boleh juga." tambah Naura dan Yeshika juga menyetujui.

"Enak coklat keju nggak sih?" ucap Kirana yang memiliki pendapat berbeda.

"Iya deh enak coklat keju." timpal Dhisti.

Januar lelah, mau beli martabak saja ribet, "Jadi mau apa cepet?"

"Martabak Telur!" ujar Nadhif semangat.

"Martabak Manis!" ujar Gauri tak mau kalah.

"Enak martabak telur tauk!" sungut Nadhif.

"Enak Martabak manis, pokoknya martabak manis paling enak. Ya enggak girls?" lanjut Gauri meminta persetujuan para perempuan yang diangguki oleh mereka.

Januar berdecak, kalau tidak ditengahi tidak akan selesai urusan permartabakan ini.

"Udah biar Januar aja yang pilih, dia kan yang nraktir." kata Samuel menengahi.

"Gue bakal beli terserah gue. Dan kalian enggak usah bacot nanti." ucap Januar seraya mengambil kunci motornya di centelan paku khusus kunci motor para anggotanya.

"Eh, Nu lo mau beli dimana?" tanya Kirana menginterupsi.

"Ya di penjual martabak." jawab Januar. Enggak salah sih.

"Ya tau kalo itu. Ngelewatin toko atau indoapril enggak?"

"Enggak tau, gue kan belum berangkat." lanjut Januar.

Memang harus sabar kalau berbicara dengan yth. Januar Athalaric ini.

"ih, gue mau nitip rencananya. Nitip dinginsari sama larutan cap buaya." ucap Kirana. Tenggorokannya sedang tidak dalam kondisi baik maka dari itu dia perlu mengkonsumsi minuman itu.

"Males. Enggak ada nitip. Kalo mau ikut!" balas Januar.

"Dah sana ikut aja. Daripada makin sakit tenggorokan lo nanti." cicit Dhisti.

"Yaudah deh gue ikut. Tunggu sebentar." ucap Kirana bangkit untuk mengambil dompetnya di kamar.

"Pake jaket, Ran!" peringat Yeshika.

Setelah memakai Jaketnya, Kirana segera bergegas menyusul Januar yang sudah menunggu di depan posko dengan Motornya.

cr. on pict.


Motor kawasaki KLX 150 itu mengudara di aspal dengan kecepatan sedang. Andai tidak membonceng Kirana, Januar akan menaikan kecepatan motornya lebih lagi.

Mereka menyusuri jalanan desa menuju kota untuk mencari ATM terlebih dahulu. Januar ingin mengambil uang hasil malak kakaknya tadi untuk menraktir teman-temannya.

Tak tanggung-tanggung, Jeffrian kakak Januar mentransfer 1 juta. Dia sendiri sudah bekerja di salah satu perusahaan multinasional di Jakarta dan sudah memiliki apartement sendiri. Makanya dia tidak mengetahui kabar bahwa adiknya yang merantau sedang melaksanakn KKN karena tidak tinggal dirumah bersama orang tuanya.

"Sariawan lu?" tanya Januar memecah keheningan. Soalnya Kirana daritadi hanya diam. Biasanya kan cerewet. Januar takut kalo ternyata yang dibonceng mbak Kunti alih-alih Kirana.

"Sakit tenggorakan." jawab Kirana. Padahal jelas-jelas tadi dia mau menitip obat panas dalam, masih nanya aja lelaki Jakarta itu.

"Oh, emang habis makan apa?" sejujurnya Januar itu paling tidak bisa basa-basi.

"Gak habis makan apa-apa." Memang Kirana dari kemarin sudah menghindari makan gorengan, mungkin gara-gara dia minum es kemarin sehabis pulang dari kelurahan lalu tadi pagi dilanjut karaoke bersama ibu-ibu senam makanya tenggorokannya sakit.

Setelah kecanggungan perjalanan melanda mereka. Kini Januar memarkirkan motornya di depan indoapril. Pas banget di dalam indoapril ada ATM nya, dan juga di depan indoapril ada penjual martabak.

Segera ia memesan martabak untuk rekan-rekannya. Sedangkan Kirana langsung masuk ke indoapril untuk mencari obat yang dia cari. Di susul Januar yang masuk untuk mengambil uang.

"Pake ini sekalian mbak." ucap Januar di depan kasir.

Kirana yang tadinya hendak membayar belanjaanya jadi terkesiap mendengar suara berat Januar dari belakang.

Januar menyerahkan uang seratus ribuan selembar untuk membayar belanjaan Kirana dan kopinya.

"Eh, enggak usah. Gue ada kok." tolak Kirana halus.

"Simpen aja. Pake uang saya aja mbak." Kekeh Januar. Mbak-mbak kasir di depan tersenyum melihat drama tentang pembayaran itu.

Kirana tidak berani membantah, dia segera memasukan uangnya lagi ke dalam dompetnya.

Januar segera melangkahkan kakinya keluar Indoapril untuk mengambil pesanan martabaknya. Jadinya dia memesan martabak manis 2 dengan topping coklat kacang dan coklat keju, serta 2 martabak telur spesial.

Enak ya punya temen kaya Januar, royal sekali.

Setelah pesanannya selesai dibuat, dia segera membayar dan melanjutkan perjalanan untuk pulang ke posko.

"Doyan wedang ronde enggak?" tanya Januar di tengah perjalanan.

"Hah?"

"Budeg. Doyan wedang ronde kagak lu?" tanyanya sekali lagi.

"Doyan-doyan aja sih." jawab Kirana.

Januar menghentikan motornya di depan gerobak penjual wedang ronde.

"Pak, wedang rondenya 2. Diminum sini"

Kirana sedikit tidak menyangka dengan sikap Januar ini, kirain tadi nanya doang, ternyata beneran dibeliin.

"Pake susu ndak mas?" tanya penjual itu.

"Pake enggak, Ran?" sambung Januar.

"Pake."

"Yang satu pake yang satu enggak ya, pak."

"Siap, silahkan duduk dulu."

Kurang lebih 5 menit menunggu pesanan mereka jadi, tidak ada obrolan yang terjadi diantara mereka. Mereka malah fokus pada ponsel masing-masing, karena di grup KKN mereka udah pada brisik.

KKN 110 SUKASITU SQUAD

Haidar
@Januar @Kirana woy lu pada beli di Jakarta kah?

Gauri
Iya anjir, lama banget

Lita
Taukkk. Udah laper ini woy

Naura
Masih antri mungkin

Yeshika
Lagi perjalanan kali, makanya enggak pegang hp

Raihan
Pacaran kali dua orang itu

Aji
↪️ Sepemikiran

Gauri
Mana mungkin??? @Januar bo'ong kan yank???

Nadhif
Sama gue aja Gau kalo Januar sama Kirana, cekepan gue kok😎 Januar mah kalo tidur mangap.

Gauri
↪️Ogah

Samuel
Kalian enggak kenapa-napa kan? @Januar @Kirana

Dhisti
WOY SEMPAK SIAPA INI DI JEMURAN KAGAK DIJEMBRENG????

Nadhif
Warna apa Dhis?

Dhisti
Abu-abu monyet, sama ijo tai ayam.

Gauri
Iyuhhhhh

Yeshika
Jorok banget sih

Naura
Yang merasa punya cepet dijemur deh.

Aji
Punya lo keknya @Haidar

Haidar
Yang abu emang punya gue tapi yang ijo bukan punya gue.

Dhisti
GUE ENGGAK MAU TAU INI PUNYA SIAPA, POKOKNYA SEKARANG TOLONG DIJEMBRENG ATAU NGGAK SINGKIRIN, GUE MAU JEMUR GAK ADA TEMPAT!!!

Samuel
Yang ijo punya gue kayaknya, lupa tadi😁✌️

Haidar
Tinggal jembrengin napa, Dhis. Mager nih gue.

Samuel
Iya Dhis, sekalian😁✌️

Dhisti
OGAH. CEPET KALIAN KESINI PINDAHIN ATAU GUE BUANG SEMPAK KALIAN KEDALAM SUMUR.

Raihan
Lagian lu napa nyuci malem-malem. Enggak takut setan lu dibelakang?

Dhisti
↪️Gue lebih takut lo ngamuk sih, Han daripada setan

Lita
Oh berati muka lu lebih serem ketimbang setan, Han menurut Dhisti.

Raihan
Bangsat @Dhisti @Lita

Kirana terkekeh geli melihat isi grup chat KKN nya. Perkara dalaman saja heboh sekali. Januar yang melihat itu juga tersenyum tipis.

"Misi mas, mbak. Ini wedang rondenya. Silahkan dinikmati." suara penjual wedang ronde menginterupsi.

"Makasih pak." ucap Kirana sopan.

Mereka menikmati semangkok wedang ronde itu sekitar 10 menit. Masih panas soalnya.

Tenggorokan Kirana rasanya jadi lebih mendingan dari sebelumnya setelah meminum wedang ronde itu.

"Berapa pak totalnya?" tanya Januar.

"14 ribu mas."

"Ini, kembaliannya buat bapak saja." Januar menyerahkan pecahan uang dua puluh ribuan.

"Makasih ya mas, semoga dilancarkan rezekinya selalu."

"Amin."

"Permisi pak." pamit Kirana.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan pulang ke posko. Januar melajukan motornya sedikit ngebut dengan satu tangan Kirana berpegangangan dengan jaket Januar karena 1 tangannya lagi untuk memegangi martabak dan belanjaanya.

Dari tadi teman-temannya sudah menerror mereka, kalau tidak sampai dengan cepat pasti bakal ditanyai macem-macem mereka.

Haruskah mereka jujur darimana saja tadi, atau haruskah mereka memberikan alibi antri lama saja kepada teman-temannya?

Yang tau hanya Januar, Kirana, dan Saya tentunya.

***
Para BoKem (Bocil Kematian)

Jeffrian Adhitama
Role : Kakak Januar
Real Name : Jeong Yunoh / Jaehyun (NCT 127 / DOJAEJUNG / U)


Jidan Ar-Rayyan
Role : Adik bungsu Januar
Real Name : Park Jisung (NCT Dream / U)

---

Posko mereka kayak gini kira-kira dalamnya. Cewek tidurnya di ruang tv, sedangkan cowok di ruang tamu.

Continue Reading

You'll Also Like

164K 23.7K 119
96line🌻 "Saling menghargai adalah kunci hidup damai." -SatuNusa
7.8K 1K 42
"La, lo masih betah punya suami kaya dia?" Giselle bertanya dengan sungguh-sungguh, mukanya bahkan sangat serius. Kala tertawa pelan, "3 tahun cukup...
CROSSROAD By Nish

Fanfiction

762 108 20
(On-going/slow update) Local Fanfiction Cast : Hoshyer & Eungyu Romance | Love Triangle | Teen-age CROSSROAD Tentang mereka berempat yang dihadapka...
8.1K 1K 45
[ completed + extra ] 5 sekawan dan segala drama yang dateng ke idup mereka. Ada si Cewek Femes yang paling suka bikin baper anak orang tapi benci di...