Dark Princess (End)

By Nifah_hamid

128K 7.2K 133

Disarankan untuk membaca cerita sebelumnya. "THE SECRET OF ANAYLA" Agar bisa lebih memahami jalan ceritanya... More

Prolog
1. New generation
2. Hari pertama
3. Sama seperti kemarin
4. Achernar
5. Teka teki
6. Persahabatan
7. Drama baru
8. Babu
9. Sagara
10. Siapa 'dia'?
11. Fakta baru
12. Mikhael
13. Cemburu
14. Caper
15. Musuh lain
16. Target terkunci
17. Kalah saing
18. Persiapan
19. Ultah sekolah
20. Dugaan pengkhianat
21. Rumah hantu
22. Penghianat
23. Pacaran
24. Hah?
25. Penyusup
26. Emosi lea
27. Mansion Chavez
28. Kekesalan azeyla
29. Siswi baru
30. Toxic
31. Misi penyelamatan
32. Misi part 2
33. misi part 3
34. Di hukum
35. Musuh azeyla
36. Posisi teratas
37. Acara formal
38. Acara part 2
39. Kepergian hanna
40. Adiva
41. Balapan
42. Penyerangan
43. Kebingungan
44. Bencana
45. Nanazka
46. Aga
47. Diyah palsu
48. About hanna
49. Pick me girl
50. Kekacauan
51. Kekacauan 2
52. Seno dan dea
53. Problem Seno
54. Mencari kebenaran
55. Kecelakaan
56. Problem baru
57. Kisah baru
58. Berusaha
59. Malam yang panjang
61. Terbongkar
62. Rencana licik
63. rencana achernar
64. Maaf
65. Terkejoed
66. Sial beruntun
67. Leader
68. Lah??
69. Zea it's me
70. Akhiri semuanya
πŸ’™ENDπŸ’™
Extra chapter 1
Ekstra chapter 2
Sesi tanya jawab

60. Part 2

1.1K 72 0
By Nifah_hamid

🧡Happy Reading🧡

~30mnt kemudian

Setelah sekian lama akhirnya Diyah berhasil melumpuhkan semua orang di dalam ruangan dan segera melanjutkan misinya untuk meretas sistem keamanan markas sesuai instruksi dari azeyla.

"Setelah ini apa?"

"Cari tombol SOS dan hancurkan!"

Diyah mencari kesegala arah namun ia tak menemukan tombol yang di maksud.
"Gaada tombol SOS"

"Cari pake mata, jangan pake mulut! Berisik!"

Diyah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian matanya menangkap sebuah kotak kaca berada cukup jauh dari tempatnya berdiri.

"Jauh amat tombolnya! Siapa yg taro situ sih?!" gerutunya.

.
.
.

~Di tempat lain

Di sebuah ruangan tepat di gedung yang sama dengan tempat achernar berada, 2 pemuda yang tak lain adalah zahir dan satu rekannya tengah fokus pada aktivitas mereka masing-masing.

"Sepertinya kita kedatangan tamu" celetuk pemuda yang merupakan rekan zahir.

Zahir menatapnya dengan bingung.
"Tamu?"

Pemuda yang tidak di ketahui identitasnya itu menunjukkan rekaman CCTV di layar laptopnya yang menunjukkan aktivitas yang sama seperti biasanya.

"Gak ada yang aneh" ujar zahir.

"Rekaman yang berulang" ujar rekannya.

Zahir menatap rekaman itu terus dengan lebih teliti. Rekaman CCTV itu benar terus berulang dengan aktivitas yang sama.

"Siapa yang berani menganggu kita? Bukannya achernar sudah mati? Jangan-jangan penyusup semalam" gumam zahir.

"Tenang, keamanan kita sangat mustahil untuk di tembus, mereka pasti kewalahan menghadapi para penjaga di bawah"

Zahir menatap rekannya dengan tatapan tak suka.
"Sama seperti musuh yang tidak bisa meremehkan kita, kita juga tidak bisa meremehkan musuh yang datang! Terlebih lagi lawan kita sendiri yang datang tanpa di undang"

Sejenak keadaan ruangan menjadi hening.

"Apa gak sebaiknya kita menghubungi pe--" ucapan zahir terpotong.

"Jangan! Pemimpin pasti akan marah karena merasa masalah ini hanyalah masalah sepele, sebaiknya kita urus serangga-serangga kecil itu dan usahakan pemimpin tidak tau tentang ini"

Zahir mengangguk setuju.

Kemudian mereka pun keluar dari ruangan dan turun untuk mengecek keadaan di lantai 1.

Ting!

Saat lift terbuka, zahir dan juga rekannya keluar dan menemukan keadaan sangat kacau di sana.

"SETAAAAANNNN"

"TOLONG etdah jangan tinggalin gue napa!"

"AAAAAAAaaaaaaaa"

BRUKH
DUGH
BRAK
Praaaaang
Cliiiiiing
GUBRAK
Trrrraaaaang
BRAKH

Zahir dan rekannya reflek membuang muka saat ada salah satu penjaga yang terpeleset dan jatuh tepat ke jendela hingga kakinya terlihat di atas dan kepalanya berada di bawah.

"Apa apaan ini?" bingung keduanya.

"Bang! Itu bang, ada setan!" adu salah satu penjaga.

Zahir dan rekannya menyerit bingung.

"Semalam juga kalian bilangnya ada setan, tapi mana buktinya? Bahkan bareng ribuan penjaga gak ada tuh kita nemuin si setan setan itu!" kesal rekan zahir.

Zahir mengangguk setuju.
"Sebenarnya kayak apa sih setannya kalian itu? Pocong? Kunti? Atau tuyul?"

Penjaga lain yang menjadi saksi menggeleng keras.
"Setannya itu cewek, serba putih, badannya membiru kayak mayat trus puceeeeett banget, rambutnya panjang bergelombang gitu trus--"

"Tunggu!" tahan zahir. Zahir seakan tau ciri-ciri yang di katakan penjaga di depannya ini.

"Kenapa za?" tanya rekannya.

"Ciri-ciri nya kok kayak gue kenal ya" bingung zahir.

Zahir seakan tau lalu menunjukkan sebuah gambar dari ponselnya.
"Yang ini?"

Penjaga itu melihat di sana ada foto wajah asli dari diyah palsu yang pernah menyusup ke achernar.

Penjaga itu mengangguk cepat.
"Bener bang, ini setannya"

Zahir shock dan langsung menarik kembali ponselnya seraya menatap rekannya. Rekannya yang bingung pun hanya berbicara dengan zahir lewat tatapan mata.

"Mending kita balik sekarang, hawa di sini gak enak cok" bisik zahir.

"Kenap--" belum sempat bertanya, zahir sudah menarik tangan rekannya dan bergegas masuk ke dalam lift.

Saat lift tertutup, zahir tetap masih merasa ketakutan.

"Apaan sih? Emang ada apa, mana setannya?" tanya rekan zahir.

Zahir menatap rekannya dengan sedikit ragu.
"Setan yang mereka maksud itu kaina, mata-mata yang kita kirim ke achernar sebagai diyah palsu itu"

"Halah mana mungkin coba, orang dia jelas-jelas udah mati! Kita semua juga liat kan mayatnya waktu itu"

Zahir mengangguk kecil.
"Tapi gimana kalo itu beneran hantunya kaina?"

"Jangan ngawur gak mungkinlah kalo--" ucapan rekan zahir terpotong saat lift terbuka.

Ting!

"AAAAAaaaaaaa" teriak zahir dan rekannya seraya saling berpelukan.

"Maaf bang, kenapa ya?" tanya bawahan mereka dengan sopan.

Tepat saat lift terbuk tadi, salah seorang bawahan setia mereka berdiri di depan lift dengan pakaian serba putih sehingga mengagetkan zahir dan rekannya.

Zahir dan rekannya yang sadar mereka tengah berpelukan pun langsung melepaskan pelukan mereka dan menjauh.

"Hiiihhh lo ngapain meluk gue?" tanya rekan zahir.

Zahir melotot tak percaya.
"Heh! Lo duluan ya yang meluk gue"

"LO!"

"ELO LAH!"

Keduanya pun saling membuang muka dan keluar dari lift bersamaan meninggalkan bawahan mereka dengan tatapan bingung.

~Di ruangan zahir

"Malu banget gue, depan bawahan masa kayak gitu sih" gumam zahir.

"Penakut!" ejek seseorang di belakangnya.

Brak
"Gue bukannya penakut ya! Gue cuma kaget aja tadi" sentak zahir menggebrak meja di depannya.

Di detik berikutnya zahir merasa ada yang janggal.
"Tadi ada nyaut gak sih di belakang gue? Kyaknya gue halu deh" batin zahir.

Zahir tau bahwa ia tak sebaiknya untuk menoleh ke belakang, tapi jujur saja ia tidak bisa melawan rasa penasarannya.

Perlahan kepala zahir mulai menoleh sedikit demi sedikit berharap yang tadi itu hanya khayalannya saja.

"Heh!" sentak zahir saat tak mendapati apapun di belakangnya.

"Gak ada apa-apa, emang bener nih gue halu"

Detik berikutnya zahir mulai menoleh ke depan dan....

"AAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Teriakan panjang itu bahkan masih berlanjut hingga ia berada di luar ruangannya.

"AAAAAAAAAaaaaaaaaaa" bersahutan dengan teriakan lain dari arah berlawanan.

Keduanya bertemu di satu titik dengan tatapan yang sama, yaitu ketakutan.

"Lo kenapa?" tanya rekan zahir.

"G-gue abis liat setan di ruangan gue anjir" jawab zahir.

"Kok sama? Gue juga abis liat setan! Masa barusan gue di ganggu sama arwahnya kaina"

Zahir menatap rekannya dengan bingung.
"Gue malah di ganggu sama arwahnya azeyla"

"Gak gak gak! Kayaknya kita berdua terlalu overthinking deh sampe ketakutan gini"

"Lo bener, lebih baik kita istirahat aja gak sih"

Keduanya pun masuk ke dalam lift dan turun ke lantai 2 untuk beristirahat.

Ting!

"Keadaan di lantai 2 jauh lebih tenang" ujar zahir.

"Lo bener, gue tidur bareng lo ya"

Zahir mendelik menatap rekannya.
"Enak aja! Tidur sana sendiri"

"Yaelah semalam doang, lagian emang lo gak takut abis di gangguin setan barusan?"

Zahir terdiam menimbang ucapan rekannya itu.
"Yaudah boleh, tapi di kamar lo!"

"Deal"

Keduanya pun berjalan dengan santainya tanpa beban menuju kamar.

Ceklek

"ANJ APA APAAN NIH?!" teriak rekan zahir.

Zahir menatap ruangan penuh darah itu dengan tatapan bingung plus tak percaya.
"Teror kedua, ini udah gawat! Keamanan kita sudah di tembus"

Keduanya saling menatap satu sama lain.

"Lo laporan sama pemimpin dan gue bakal lacak penyusup itu, keamanan kita mustahil untuk di tembus, apalagi dari tadi kita gak denger alarm apapun termasuk alarm SOS dari ruang sistem keamanan" jelas rekannya.

Zahir mengangguk kemudian mereka berpisah ke lokasi tujuan mereka masing-masing.

.
.
.

~Ruang sistem keamanan

Ceklek

Rekan zahir membuka pintu ruangan dan terkejut melihat 21 mayat terduduk rapih di kursi mereka masing-masing seakan mereka pasrah di bunuh di tempat tanpa adanya perlawanan.

"Gak mungkin!"

Ia mengecek satu persatu mayat itu dan sudah di pastikan tidak ada yang selamat.

"SIAL!"

"Siapa yang berani menyusup? Crystalix devils?" batinnya.

"Arghhh awas aja lo semua! Gue bakal bantai kalian" marahnya yang entah pada siapa.

BRAKH

Pemuda itu terkejut, ia berbalik dan mendapati pintu ruangan yang tadinya terbuka lebar kini tertutup rapat.

"Perasaan gaada angin" gumannya.

Ia mendekat ke arah pintu dan ingin membukanya namun suara dari arah belakangnya membuat ia terdiam kaku.

"Tuan muda!" panggil seorang gadis di belakangnya.

"Siapa?" gumam pemuda itu.

"Tuan muda, kenapa anda tidak menolongku? Kenapa anda hanya mempermainkan ku? Aku mencintai anda tuan" gadis itu menangis tersedu-sedu.

Pemuda itu tak berani berbalik, ia benar-benar seperti patung hidup yang tak bisa bergerak.
"PERGI!"

Hiks hiks hiks hiks
Hiks hiks hiks hiks
Hiks hiks hiks hiks
Gadis itu semakin menangis dengan sangat menyedihkan.

"Gak, gak mungkin! PERGI! J-jangan gangguin gue kaina!"

Tiba-tiba pemuda itu merasakan ada tangan yang memeluknya dari belakang.
"Aku sangat mencintaimu... Jadi, matilah bersamaku! HAHAHAHAHAHA"

"AAAAAAaaaaaaaakh"

Brukh

Pemuda itu pingsan begitu saja bahkan tanpa melihat wajah hantu di belakangnya.

"Sialan! Percuma dong gue dandan 4 jam sampe kayak gini tapi ujung-ujungnya gak kepake! Bikin capek aja tau gak" kesal lea.

Yups! Orang yang di tugaskan menakut-nakuti pemuda di depannya ini adalah lea. Ia melakukan tugasnya dengan sangat baik, bahkan make up di wajahnya hanya sia-sia karena pemuda satu itu tidak menoleh sedikit pun ke arahnya.

.
.
.

~2 jam kemudian

Pemuda yang merupakan rekan zahir saat ini di kurung oleh achernar di sebuah peti mati yang di tutup rapat dengan satu lubang udara di sana, ruangan tempat peti tersebut juga terbilang sangat gelap dengan 1 cahaya redup di dalamnya.

"Gue dimana?" gumam pemuda itu.

Beberapa saat kemudian ingatannya kembali ke kejadian 2 jam yang lalu.

"Aku sangat mencintaimu... Jadi, matilah bersamaku! HAHAHAHAHAHA"

Pemuda itu langsung menggeleng kepalanya dengan kuat agar melupakan kejadian itu.

TOK TOK TOK TOK
TOK TOK TOK TOK
TOK TOK TOK TOK

"TOLONG! SIAPAPUN TOLONG GUE!"

"Ck sebenarnya gue dimana sih ini? Sialan!"

TOK TOK TOK TOK
TOK TOK TOK TOK

"WOY SIAPA DI LUAR! iseng banget sih anjenk!"

Pemuda itu merasa kewalahan dan suhu terasa sangat panas.
"Capek banget gue, mana panas lagi"

"Sssstttt jangan berisik" bisik seseorang dari luar peti itu.

Pemuda itu mengenali suara itu, itu suara kaina.
"Kaina? Kaina pliss lepasin gue na! Gue minta maaf na tolong jangan bawa gue ke alam lo!"

Lea yang berada di luar terkikik kecil saat mendengar permohonan pemuda itu.
"Gak bisa! Aku mati demi kamu, sekarang kamu juga harus mati demi aku!"

Pemuda itu semakin panik.
TOK TOK TOK TOK
TOK TOK TOK TOK
"JANGAN! kaina plisss lepasin gue, gue janji akan jadi anak yang baik hati tidak sombong dan suka menolong! Sekarang plisss gue mohon jangan ganggu gue lagi!"

Di luar sana lea melotot tak percaya menatap peti di depannya itu.
"Halah omongan lelaki macam ini mana bisa di percaya" gumam lea.

"GAK! KAMU HARUS IKUT AKU!"

Pemuda itu bertambah takut.
"Lo mau apa kaina bilang sama gue tapi pliss jangan bunuh gue!"

Lea merasa bangga dengan kemampuan actingnya.
"Sebenarnya apasih alasan kamu untuk ganggu achernar? Mereka baik!"

"GAK KAINA! gue udah bilang kan sama lo kalo mereka itu gak sebaik yang lo pikirin!"

Lea menyerit bingung.
"Maksud kamu apa? Achernar itu baik kok, mereka gak pernah mengorbankan nyawa orang lain demi balas dendam seperti kalian"

BRAKH

Lea terkejut saat mendengar gebrakan keras dari dalam peti. Sepertinya lea telah membuat pemuda itu sangat marah.

"LO GAK TAU APA-APA ANJINK! LO GAK TAU APA YANG GUE ALAMIN!"

"Apa maksud kamu?"

Pemuda itu semakin tidak terkontrol.
"Gara-gara mereka! INI SEMUA GARA-GARA MEREKA! ANDAI AJA PASUKAN MILITER Q.Z THE SECRET GAK TERBENTUK, SEMUA INI GAK BAKAL TERJADI!"

"Sebenarnya apa yang--" ucapan Lea terpotong.

"Dulu...

~Flashback

"Kak! Kakak mau kemana?"

Seorang gadis cantik dengan seragam militernya berbalik menatap sang adik.

Gadis itu mengusap lembut kepala adiknya.
"Kakak mau keluar dulu ya, ada misi"

"Kakak kok pergi terus?" sang adik tampak cemberut.

Gadis itu terkekeh kemudian memeluk adik kecilnya itu dengan sayang.

"Dek, mama sama papa udah jahat sama kita, mereka pergi dengan keluarga baru mereka, sekarang kamu hanya punya kakak, jadi kakak harus kerja buat perut kamu, sama buat sekolah kamu"

Anak kecil itu menatap wajah cantik kakaknya yang tampak lelah.
"Kakak gak capek?"

Gadis itu tersenyum.
"Gak dong, kan tiap hari kakak liat senyuman kamu terus"

Anak kecil itu tertawa melihat senyum manis kakaknya.
"Kakak, jimmy janji kalo udah besar jimmy yang bakal kerja buat kakak, nanti kakak di rumah aja ya masakin buat jimmy makan hehehe"

"Hahahaha" gadis itu menggeleng kecil melihat tingkah adiknya.

"Makasih jimmy kecilnya kakak"

Itulah kalimat terakhir yang di dengar oleh jimmy sebelum ia kehilangan kakaknya yang ikut berperang pada malam peristiwa 'lautan darah' dan menjadi salah satu korban meninggal dari kubu achernar.

Flashback off~

Achernar terdiam di luar ruangan mendengar semua teriakan itu. Tak ada yang berani mengeluarkan suara sedikit pun.

Jimmy curvez, ketua OSIS kesayangan WIHS. Pemuda satu itu berjuang sendiri selama masa hidupnya dan menyimpan dendam hingga hari ini.

Continue Reading

You'll Also Like

122K 5.4K 40
"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenan...
[end] Silent Reading By

Mystery / Thriller

218K 26.7K 188
[boyslove] [Terjemahan] Masa kecil, pola asuh, latar belakang keluarga, hubungan sosial, trauma .... Kami tak henti-hentinya mencari dan menyelidiki...
21.7K 821 44
Di saat semua orang mengatakan hidup ini indah, Yerin justru mengatakan hidup ini adalah NERAKA. Bagaimana tidak, hari-hari yang ia lewati sangatlah...
36.1K 4.2K 86
Naura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu b...