After Story [Kuroko no Basket]

By Dantesparda99

12.2K 1.6K 764

Book 1 - Our Story Book 2 - After Story BACA DULU YANG "OUR STORY" NYA DULU YA BIAR GK BINGUNG ! Ini beris... More

Extra Part 1 - Jabberwock
Extra Part 2 - Tim Impian
Extra Part 3 - Tidak Berubah
Extra Part 4 - Tip Off !
Extra Part 5 - Kerja Sama Tim
Extra Part 6 - Pemain Terhebat
Extra Part 7 - Serupa Tapi Tak Sama
Extra Part 8 - Last Game ! Tip Off !
HELP !!!
Akashi Seijuro - Somewhere Only We Know
Akashi Seijuro - Somewhere Only We Know (2)
Kagami Taiga - Born To Make You Happy
Kagami Taiga - Born To Make You Happy (2)
Nijimura Shuuzo - Double Rainbow

Midorima Shintaro - Super Shy

430 45 9
By Dantesparda99

Warning Typo !

"Baiklah, latihan hari ini selesai !" Ucap pelatih Shuutoku.

Takao terjingkat kecil saat Midorima melesat melewati nya dan pergi ke bench, mengambil ponsel nya yang di dalam tas.

"Tingkah Shin-chan beberapa hari ini aneh sekali. Biasanya dia jarang mengecek ponselnya." Ucap Takao pada Miyaji Yuya.

Yuya juga merasakan keanehan itu "Dia seperti bocah yang lagi PDKT AH-" Kedua nya sontak bertukar pandang sesaat sebelum tersenyum misterius.

Sepertinya dugaan mereka benar.

Kalau bukan karena mendekati seorang cewek, buat apa seorang Midorima sering megang ponsel ? Saat latihan dia selalu serius,bahkan ponselnya dia letakan di loker gym seolah-olah tidak mau di ganggu selama sesi latihan.

Tapi tidak hanya pada saat latihan, di luar waktu ekskul pun Midorima sering mengecek ponselnya.

Wajah nya saat menatap layar ponselnya terlihat gugup.

Tentu saja Takao langsung husnuzon (berprasangka baik) kalau Midorima sedang chat an sama perempuan.

Takao tidak perlu capek-capek mencari tahu siapa perempuan itu. Hanya satu perempuan yang tahan dengan teman maniak perbintangan itu.

Takao dan Yuya menghampiri Midorima yang tidak menyadari keberadaan mereka.

"Jadi kapan kau menyatakan perasaanmu ?"

Midorima yang biasa terlihat tenang dan pandai menyembunyikan perasaannya kala itu otak nya tidak bekerja dengan baik.

"A-apa ?! Aku tidak menyatakan apapun pada (name)." Sanggah Midorima tanpa sadar.

Senyuman Takao semakin lebar.

"(name) ? Bukankah dia manager Seirin ?" Tanya Yuya.

Wajah Midorima merah padam "TAKAO !!!"

"Ini bukan salah ku, ya. Aku cuma bertanya kapan kau menyatakan perasaanmu bukan bertanya siapa orang nya."

Midorima langsung pergi dari gym, entah mau pergi kemana. Kali ini dia tidak bisa mengelak lagi, yang ada posisi dia semakin terpojok.

"Dia saja sampai tidak memukulku, baru kali ini dia kalah berdebat dari ku." Takao terpukau sesaat.

"Berarti benar dong kalau dia suka manager Seirin itu ?" Tambah Yuya yang membuat Takao merencanakan scenario di kepala nya.

"Tapi ada sedikit kendala. Yang satu pemalu, yang satu tidak peka. (name)-chan juga punya banyak pengagum rahasia." Takao mendesah kecewa.

"Sudah banyak saingan dan Midorima yang seperti itu, apa dia bisa berhasil ?" Sekarang keduanya meragukan Midorima.

Midorima harus di berikan 'dorongan' untuk membuatnya berani mendekati perempuan itu duluan.

Kata yang lebih tepat adalah Midorima harus lebih agresif dan dominan tapi bagaimana mereka membuat pemuda pemalu itu menjadi sosok seperti itu ?

Perubahan terjadi dari kemauan diri sendiri, kan ?

Tapi beberapa hari kemudian terjadi hal yang tak terduga ....

"Heh ?" Sudut bibir Takao berkedut keatas dan menatap Midorima syok.

Apa dia tidak salah dengar ?

Midorima menghela napas nya lagi, dia tahu ucapan nya terdengar mengejutkan bagi Takao "Aku tahu ini terdengar sulit di percaya-"

Potong Takao cepat "Ahhk tidak perlu kau ulang, aku paham kok. Makanya aku bilang 'heh'. Aku tidak menyangka kau akan meminta bantuanku untuk menyatakan perasaanmu pada (name)-chan.

Shin-chan kau....sudah dewasa. Kau besar begitu cepat hiks." Takao menangis haru.

Midorima menahan diri agar tidak memukul Takao saat ini.

-----------------

"Bagaimana ? Apa pakaian ku aneh ? Sudah rapi kan ?"

"Shin-chan hentikan itu ! Yang aneh itu sikap mu. Ini bukan kali pertamanya kalian jalan, kenapa kau baru gugup sekarang ? Dan lagi mengapa kau bawa lucky item yang besar begini dah ? Masa aku bawa ini selama kita di sini ?" Takao sudah merasa lelah setibanya mereka di tempat rekreasi.

Midorima berencana menyatakan perasaannya di Universal Studio Tokyo. (name) sangat menyukai tempat seperti ini.

"(name) sudah tiba, lebih baik kau sembunyi nanodayo." Midorima membaca pesan di ponselnya.

Takao menarik gerobak mininya yang membawa lucky item Midorima yaitu sebuah patung kucing yang membawa koin emas.

Meskipun kesal, Takao tetap menurut karena dia ingin temannya memiliki hubungan yang normal dengan perempuan.

Dia khawatir Midorima benar-benar menjadi lumut karena kelamaan jomblo.

"Shin-chan ! Maaf aku telat."

"Kau tidak terlambat. Aku juga baru tiba, nanodayo."

(name) menyadari dahi Midorima yang mengeluarkan keringat "Kau yakin ? Kenapa kau keringatan seperti ini ? Rambutmu saja sampai basah."

Midorima tidak menjawab.

Sebenarnya karena saking excited nya, dia datang lebih cepat dari jadwal ketemuan mereka.

(name) mengeluarkan sapu tangannya dari dalam tas lalu diusapnya dahi Midorima yang basah. Melihat (name) kesusahan saat berjinjit, Midorima sedikit membungkukkan badannya.

Di belakang (name), Takao menuliskan sesuatu di buku gambar jumbo nya 'Puji dia !' seraya menunjuk baju nya.

"Terima kasih. Ngomong-ngomong hari ini kau...cantik."

(name) tersedak udara karena tidak siap dengan ucapan Midorima "Terima kasih..." (name) merona hebat. Jarang sekali Midorima memuji penampilannya, sekali Midorima memujinya rasanya hati nya mau meledak.

"Kalau begitu ayo kita pergi."

"A-ayo !" (name) berusaha menenangkan dirinya.

Mereka mencoba beberapa wahana permainan.

Melihat (name) menikmati waktunya membuat Midorima ikut senang. Sudah lama sekali mereka tidak menghabiskan waktu berdua tanpa gangguan seperti ini.

"Kalau kau kelelahan, beritahu aku ya."Midorima ingat kalau keadaan (name) sudah tidak sesehat dulu. Jadi dia harus lebih memperhatikan (name).

"Ok tapi kalau Shin-chan butuh sesuatu atau merasa tidak nyaman,beri tahu aku juga ya ?"

"Mengapa aku merasa tidak nyaman nanodayo ?"

(name) tersenyum kecil dan menatap Midorima "Shin-chan, sebenarnya kau tidak suka pergi kesini kan ? Kau paling anti pergi ke tempat seperti ini."

Midorima terperangah, (name) begitu mengenal dirinya "Tidak suka bukan berarti aku tidak mau pergi nanodayo. Kau suka tempat ini, aku sedang mencoba menyukai apa yang kau sukai."

(name) berpikir keras, mengapa Midorima seberusaha ini untuk membuatnya senang ?

"Tapi aku tidak mau hanya aku saja yang menikmati ini. Aku juga ingin Shin-chan bersenang-senang juga."

"Kata siapa aku tidak menikmati ini ?" Sanggah Midorima cepat.

Mata bulat (name) memancarkan rasa penasaran "Sekarang ini aku menikmatinya, aku senang." Midorima meraih tangan (name) untuk di gandengnya.

"Ini mulai ramai, aku khawatir kau hilang di kerumunan ini." Sambung Midorima lagi seraya membuang wajahnya kearah lain.

Meskipun wajahnya tidak terlihat, daun telinga Midorima memerah.

(name) tersenyum penuh arti dan tangannya pun meremas pelan tangan Midorima yang menggenggamnya.

Takao yang melihat itu sangat lega "Kerja bagus, Shin-chan ! Sekarang aku bisa beli minum dan istirahat dengan tenang." Takao pun pergi kearah lain, memberikan waktu privasi kepada keduanya.

Saat malam sebelum wahana tutup, biasanya mereka mengadakan pesta kembang api.

Saat itu lah Midorima berencana menyatakan perasaannya.

------------------

Kembang api satu persatu bermunculan di langit.

(name) yang melihatnya, sangat senang sekali.

Tidak hanya (name) saja yang menikmatinya, semua orang yang datang ke wahana bermain itu juga terpukau.

Midorima melirik (name) dari ujung matanya 'Kupikir ini saat yang tepat.'

Midorima meraih tangan (name) "Shin-chan ?"

Midorima yang menatapnya untuk beberapa saat, membuat (name) gugup. Kembang api yang masih berlangsung pun seperti tidak terdengar di telinga mereka.

Keduanya terlarut dalam pikiran mereka masing-masing dan melupakan sekitaran mereka.

"(name)."

"Ya ?"

"Aku...-s"

(name) menahan napasnya, saat melihat Midorima yang sangat gugup. Apa ini sesuai dengan apa yang dipikirkan (name) ?

"S-ss-"

Jantung Midorima berdebar-debar tak karuan, wajahnya tidak merona melainkan berubah pucat.

(name) mulai khawatir, mood romantis yang sempat ia rasakan menghilang karena melihat kegugupan Midorima.

Midorima hanya mampu mendesis sebelum kesadarannya menghilang.

"Shin-chan !" Teriak (name) dan Takao bersamaan. Takao keluar dari persembunyiaannya saat melihat Midorima sudah pingsan.

------------------

"Memalukan sekali. Sudah gagal nembak, jadi tontonan para pengunjung, sekarang malah sakit." Takao memakan cemilan yang di suguhkan Ibu Midorima.

Saat ini Takao berada di kediaman Midorima. Temannya itu langsung sakit keesokan harinya.

"Konyol sekali...Shin-chan kau kocak sekali ahahahaha bisa-bisanya pingsan di situasi seperti itu. Pasti gugup sekali ya." Takao tertawa dengan puasnya,tidak peduli ada orang sakit disana.

"Bisakah kau pergi dari sini ? Kau tidak membantu sama sekali nanodayo." Ucap Midorima yang terbaring di kasur nya dengan kompres bye bye fever yang tertempel di dahinya.

Tok Tok Tok

Tawa Takao meredam saat mendengar ketukan di pintu kamar Midorima lalu saat pintu itu terbuka muncul (name).

Midorima tekesiap dan menyembunyikan setengah wajahnya di dalam selimutnya.

Sedangkan Takao berusaha keras agar tidak tertawa terpingkal-pingkal.

"Shin-chan bagaimana keadaanmu ? Sudah baikan ?"

"Ehhh Midorima-cchi bisa sakit juga ternyata."

Midorima berwajah datar saat tahu Kise datang bersama (name).

"(name)-chan duduk disini." Takao mengorbankan kursi yang di duduki nya untuk (name).

(name) mengucapkan terima kasih dan segera duduk.

"Ah mumpung kalian sudah disini, aku ke toilet dulu ya. Tadi aku tidak bisa meninggalkan Shin-chan sendirian." Takao pun segera ngacir.

"Kupikir kau datang dengan Kuroko." Ucap Midorima.

"Tetsuya-kun tidak bisa hari ini. Ryo-tan berkata dia khawatir denganmu, jadi dia ikut bersamaku hari ini."

Midorima melirik Kise curiga, mana mungkin Kise khawatir padanya.

"Nee (name)-cchi tadi aku pesan kursi di D tidak apa-apa ? Kursi C sudah habis ssu."

Hm ?

"Tidak apa-apa. Yang penting kita bisa nonton."

"Ehehe yang penting kencan kita jadi." Kise tersenyum senang.

Tuh kan baru saja Midorima Suuzon (berprasangka buruk), ternyata ada tujuan tersembunyi Kise menjenguknya.

Setelah menjenguknya, kedua nya akan movie time bersama.

"Maaf Ibu ku nelpon, aku keluar bentar ya." (name) segera keluar dari kamar Midorima dan pergi.

Kise tersenyum seraya melambai ke (name).

Saat (name) pergi, Kise melepaskan topengnya "Jadi kenapa kau berwajah seperti itu ? Tidak senang kami akan jalan berdua setelah ini ?"

Midorima menatap kearah lain, tidak termakan omongannya. Mungkin dia akan sedikit menjahili Midorima.

"Aku akan menyatakan perasaan ku ke (name)-cchi ah~"

Sontak Midorima bangkit dari baring nya "Kalau kau hanya mau bermain-main dengannya, lebih baik hentikan itu nanodayo." Midorima memberikan tatapan peringatan.

Kise menaikkan dagu nya dan menatap balik Midorima sengit "Siapa kau yang berani melarangku ? Midorima-cchi kan cuma teman nya (name)-cchi."

Tanpa sadar Midorima meremas selimutnya kuat.

"Kau bukan pacarnya tapi tidak mau (name)-cchi punya pacar. Midorima-cchi aku tidak tahu kau sebrengsek ini."

Midorima tekesiap dengan wajah memerah.

"Midorima-cchi kau suka (name)-cchi kan ssu ?"

"Tidak." Sanggah Midorima cepat.

"Kalau begitu mengapa kau melarangku menyatakan perasaanku pada (name)-cchi ? Kau pasti menyukainya."

"Aku cuma tidak mau dia pacaran dengan playboy seperti mu nanodayo."

"Berhentilah mengelak Midorima-cchi, kau tahu sendiri sejak aku bergabung dengan basket Teiko, aku tidak pernah bermain perempuan lagi. Mengaku saja kalau kau menyukainya ssu~" Kise sudah mulai gemas dengan sikap tsundere Midorima.

Apa susahnya mengakui perasaannya ? Toh Midorima juga tahu kalau Kise menyukai (name) dari zaman SMP.

Mereka bersaing secara sehat.

"Sudah kubilang aku tidak menyukainya !" Midorima juga sudah kesal dengan Kise yang terus memaksa nya mengaku.

"Tapi sebenarnya kau menyukai (name)-cchi kan ?!"

Sekarang Midorima terdiam, rona di wajahnya kembali menyebar. Dia tidak menyanggah atau mengelak lagi.

Itu sudah menjadi bukti yang cukup kalau Midorima memiliki perasaan pada (name).

"Nah gitu kan enak di lihat nya. Sekarang kau bisa tidur tenang, Shin-chan." Ucap Takao menyandar di bingkai pintu kamar.

Di sampingnya ada (name) yang berwajah serius.

Midorima terperangah.

Suara nya nyendat di tenggorokannya.

"Gomen Ryo-tan, jadwal nonton kita bisa di ganti hari lain ? Ada yang harus kubicarakan dengan Shin-chan sekarang."

"Jangan khawatir ! Aku akan menggantikanmu nonton. Ayo Kise, mau nonton apa kita ?" Ucap Takao sumringah seraya merangkul Kise dan menyeretnya dari sana.

"Barbie."

"Pantas pakaianmu dan (name)-chan serba pink."

----------------------

*note : (S/N = son name /nama anak laki-laki)

Beberapa tahun kemudian....

"Begitulah bagaimana Mama bisa bertemu dengan Papa. Memang tidak berawal dengan baik tetapi kami berakhir dengan baik." (name) mengelus surai hijau lumut anaknya dengan lembut.

"Selama ini Mama sangat kesulitan. Mama jangan khawatir, mulai sekarang (S/N) akan rajin minum susu dan makan teratur agar (S/N) cepat dewasa dan bisa melindungi Mama dan adik." Anak kecil berusia 5 tahun itu menempelkan telinganya di perut buncit (name) dan mengelusnya pelan.

(name) menangkup pipi tembem anak laki-lakinya "Jangan. Jangan terlalu cepat menjadi dewasanya. Jadi dewasa itu tidak enak. (S/N) akan banyak begadang, jam makanmu tidak teratur bahkan bisa melewatkan jam makan,banyak orang yang akan berbicara dan bersikap buruk padamu,kedepannya banyak hal yang mengganggu pikiranmu bahkan masalah sepele saja bisa terasa sangat berat."

"Menjadi orang dewasa terdengar melelahkan." Ucapnya dengan mata bulatnya.

"Benar. Jadi selama masih ada Mama dan Papa, pelan-pelan saja tumbuhnya. Nikmati saja setiap momen itu bersama kami, ya ?"

"Iya !"

(name) pun bertukar peluk dengan anaknya.

Tiba-tiba suara pintu terdengar "Ah kira-kira siapa ya yang datang ?~" Ucap (name).

"PAPA !" Anak kecil itu berlari ke pintu depan untuk menyambut Ayahnya.

(name) memperhatikan interaksi kedua orang yang sangat ia cintai itu. Jujur saja ia tidak menyangka akan merasakan kehangatan dari memiliki keluarga seperti ini.

"Tadaima." Midorima menghampiri istrinya lalu mencium dahinya.

"Okaeri." (name) tersenyum seraya merona tipis.

Padahal ini sudah menjadi rutinitas saat Midorima pulang kerja. Tapi (name) masih malu.

Awalnya ini cara untuk Midorima agar terbiasa dengan (name).

Meskipun (name) sudah menjadi istrinya, awal pernikahan mereka sangat canggung. Dari zaman mereka pacaran saat SMA pun Midorima jarang sekali menunjukkan love language nya.

Saat Midorima sudah terbiasa, sekarang malah giliran (name) yang malu. Membayangkan seorang Midorima menjadi orang yang romantis (kalau berduaan), jantung (name) belum terbiasa hingga sekarang.

"Mou Papa, ada (S/N) disini. Apa kau tidak malu ?" (S/N) menggembungkan pipinya.

Kadang-kadang anak mereka itu bisa cemburuan meskipun dengan orang tuanya sendiri.

"Seharusnya kau yang malu dan menutup matamu nanodayo." Dan Midorima masih bermulut pedas seperti biasanya.

"Jatah pudding Papa malam ini (S/N) yang makan !" Anak laki-laki mereka itu pergi duluan ke dapur dengan perasaan kesal karena ucapan Midorima membuatnya speechless.

Midorima mendengus geli sebelum kembali beralih ke kandungan (name) "Bagaimana kabar kalian hari ini ? Kalian tidak merepotkan Mama kalian kan ?" Midorima menurunkan badannya, berlutut agar dapat menempelkan telinga nya ke perut (name).

(name) mengelus kepala Midorima pelan "Kami baik-baik saja. Terima kasih karena selalu ada untuk kami. Ganbatte, Papa !"

Entah mengapa Midorima menjadi melankolis. Dia merasa terharu dan ingin menangis.

"Apa kau bahagia dengan pernikahan ini, (name) ? Apa kau tidak lelah denganku ? Aku memang kurang romantis, tapi aku bisa menjadi suami yang baik."

"Shin-chan, kenapa kau berkata seperti itu ? Tentu saja aku bahagia."

Midorima bangkit dari posisinya, dia meraih kedua tangan (name) di genggamnya pelan "Orang-orang diluar sana meragukan pernikahan kita. Mereka pikir aku tidak mencintaimu."

Sekarang (name) paham.

Ketika mereka di luar, Midorima jarang menunjukkan sikap romantis nya. Seperti berpelukan, berciuman, dan perlakuan layak nya orang pacaran, bahkan dia terlihat masih judes dengan (name) karena sikap tsundere nya belum juga menghilang.

Bahkan teman-teman Kisedai saja kesal padanya karena bagaimana bisa dia masih malu-malu dengan istri nya sendiri ?

Tapi (name) mengerti kalau Midorima anti PDA. Dia tidak terbiasa menunjukkan perhatiaannya di khalayak umum.

Mereka tidak tahu saja saat Midorima dan (name) berdua, Midorima bisa menjadi sosok yang berbeda "Aku tidak peduli dengan mereka karena aku tahu Shin-chan benar-benar mencintaiku."

"Kau tidak malu nanodayo ?"

"Tidak. Aku lebih suka sisi lain Shin-chan yang ini hanya di tunjukkan padaku."

Wajah keduanya semakin dekat dan mata mereka menutup perlahan.

Saat bibir mereka bertemu, keresahan Midorima perlahan menghilang. Biasanya dia tidak pedulian dengan pendapat orang lain tentang dirinya.

Tapi kali ini Midorima tidak bisa masa bodoh karena sekarang ini dia tidak sendirian. Karena nya, (name) jadi terkena imbasnya juga.

Tautan bibir mereka terlepas, meninggalkan embun hangat yang sempat mereka rasakan "Tapi seriusan deh Shin-chan, kau tidak perlu menahan diri sama aku. Kalau kau sedang cemburu atau kau butuh perhatian, beri tahu aku.

Masa harus aku yang inisiatif ? Harus aku yang lebih agresif ?"

Midorima tersentak malu "K-kau belajar dari mana kata itu ?"

(name) menatapnya dengan berapi-api.

"Kalau begitu...malam ini aku mau kau...-" Ucapan Midorima terpotong karena suara benturan sesuatu.

Duagh !

"Enggak ! (S/N) enggak lihat Papa dan Mama ciuman- Sumpah ! Tapi lain kali lakukan saat kalian hanya berdua, ya. Kasihan adik bayi nya jadi melihat hal memalukan seperti itu." Dengan menahan malu, anak Midorima dan (name) itu pergi dari persembunyiaannya.

"Ya sudah, ayo kita ma hmmph- "

Sekali lagi Midorima mencium istri nya.

"Mendengar ucapanmu tadi, aku jadi lega." Midorima membuat janji pada dirinya sendiri saat momen itu.

Dia akan berubah, dan tidak malu menunjukkan perasaannya.

Mereka kan sepasang suami-istri, dan (name) adalah istri nya, mengapa dia harus malu menunjukkan sisi romantis pada istri nya terhadap orang lain ?

Dia akan membuat siapapun yang melihat mereka, iri dengan ke harmonisan rumah tangga mereka.

(name) tersenyum miring "Sekarang sudah tidak malu lagi ?" Ejek nya.

(name) memundurkan kepalanya saat Midorima mendekati wajah nya lagi.

"Tidak. Justru aku mau lagi..."

"EH EH EH SHIN-CHAN !"

----------------END----------------

Inspirasi lagu dari Newjeans - Super Shy

Yang awal nya "Im super shy~ super shy~ but wait a minute while im make you mine~ make you mine~"

Sekarang jadi "NOT SHY ! NOT ME ! ITZZZZYYY !!!"

Next giliran Kuroko Tetsuya !

Continue Reading

You'll Also Like

618K 29.6K 37
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
79.4K 8.2K 39
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...
165K 26.3K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
70.4K 10.5K 25
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...