Hello Brother : Tiga Raga Sat...

By HyejinLee03

84.2K 8.9K 1.4K

Pangeran di keluarga Alexander Rafega itu ada tiga. Namun yang selama ini di ketahui banyak orang hanya si an... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11 (Jayden)
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21 (Nathan)
Chapter 22
Chapter 23 (Hans)
Chapter 24 (Mark & Jayden)
Chapter 25
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29 (END)
Cerita Tak Tersampaikan (Bonus Chapter)
New Story!

Chapter 26

2.1K 247 40
By HyejinLee03

Reyga Dan Hans berjengit kaget begitu dua sosok tegap itu berjalan mendekati mereka.

"P-Paman Sam?"

Ya, kedua orang itu Samuel Dan Jeffryan.

"Kalian ngapain disini? Kamu juga ngapain ngesot di lantai begitu?"

Jujur saja tekanan udara di Sana terasa semakin berat apalagi untuk pernafasan Reyga. Berpapasan dengan dua orang ini di kantor saja sudah mampu membuat panas dingin apalagi disini.

"Kok paman bisa disini?" Tanya Hans.

"Mobi kalian ada di pinggir jalan dan kami liat kalian masuk ke hutan. Jadi kami ikuti." jawab Samuel.

"Iya, repot kalo kalian hilang atau di makan binatang buas disini"

Reyga hanya bisa tersenyum miris dalam hati. Dua adik kakak ini memang selalu sarkas seperti biasa.

"Oh, kalian toh yang ngikutin kita."

Jeffryan hanya menganggukan kepala. Sudah tau juga jika Hans memang pasti akan sadar kalo ada yang mengikuti mereka sedari kantor polisi tadi.

"Jadi, kamu kenapa Hans?"

"Paman, Hans rasa Hans inget siapa dalang yang nyulik Hans waktu itu."

Samuel dan Jeffryan saling memandang?

"Bener kamu?"

"Iya. Hans inget suaranya dan Hans kenal suaranya."

"Siapa?"

"Paman Yoshua. Hans yakin 75%"

Reyga mengernyit bingung. "Kok gak 100%?"

Dan dengan entengnya Hans menjawab "Biar kalo salah gak malu-malu amat"

"Sabar Rey. Tarik nafas, buang. Masih ada om nya disini. Entar aja taboknya pas gak ada orang"

Samuel terdengar menghela nafas. Dia berjalan menuju Hans lalu mengulurkan tangannya, sukses membuat Hans terdiam.

"Ayo bangun."

Meskipun dengen sedikit ragu-ragu Hans menerima uluran tangan itu dan membiarkan Samuel menahan tubuhnya saat tiba-tiba tubuhnya terasa hilang keseimbangan. Sakit di kepalanya masih belum terlalu reda.

"Ya udah. Serahin sisanya ke paman aja. Jangan terus maksain buat inget. Info ini aja udah cukup buat kita."

Hans hanya mengangguk mengiyakan ucapan Samuel.

"Dan Sorry buat yang kemarin" tambah Jeffryan.

"It's okay paman. Itu juga salah Hans."

Dering panggilan telepon di saku jas Samuel mengalihkan perhatian mereka.

"Ya kenapa?"

"Lo lagi dimana?"

"Di jalan mau ke rumah sakit abis dari kantor polisi"

"Ketemu Hans?"

"Lagi sama gue"

"Suruh dia cariin Nathan. Dia abis mukulin Mark terus pergi gak tau kemana"

"Loh? Ada apa?"

"Entar Jayden jelasin semuanya. Tapi anaknya lagi pingsan"

Setelah itu suara panggilan terputus terdengar. Samuel menghela nafas memperhatikan tiga orang lain yang sedang menatap penasaran padanya.

"Hans, kamu cari dimana Nathan. Dia pergi setelah memukuli Mark. Aku dan Jeffryan akan ke rumah sakit untuk mencari tahu apa yang terjadi serta mengecheck kondisi Jayden yang kembali menurun."

Hans terdiam. Nathan bukan orang yang akan sembarang memukuli seseorang tanpa alasan yang besar. Apa yang Mark lakukan sampai membuat emosi Nathan tersulut?

"Okee paman."

♧♧🌼♧♧

Di ruangannya Yoshua nampak terdiam setelah mendapat sebuah pesan dari bawahannya, surat dari Jeffryan dengan lambang kepolisian di kop suratnya.

Seringai kecil terlihat muncul dari wajah dingin itu.

"Jadi kamu lebih memilih mereka daripada orang yang sudah membesarkan mu Mark?"

Matanya kembali menatap layar laptop di depannya. Berisi tentang file-file yang di kirim Jayden tadi pagi. Dia tidak menyangka semua akses yang dia pergunakan diam-diam bisa terlacak dan menjadi peringatan dari Jayden hari ini. Langkahnya ternyata terbaca. Bukti-bukti transaksi yang selama ini sudah yakin ia lakukan sehalus mungkin ternyata tetap bisa Jayden dapatkan dengan mudah.

"Gue kira cuman julukan doang, tapi si anak penyakitan itu emang gak bisa di anggap main-main."

"Diego, lo udah ngancurin hidup adek gue dan sekarang anak lo malah ngerebut ponakan gue dan ngehancurin hidup gue. Bukannya kalo begitu gue juga harus ngancurin hidup anak lo kan? Nganterin dia ke Neraka gitu misalnya."

Suara tawa terdengar menggema di ruangan itu. Para pegawai memang tidak akan mendengarnya namun jika mereka melihat secara langsung, sungguh Yoshua benar-benar layaknya psikopat yang sedang menandai mangsanya. Ah, atau memang iya?

♧♧🌼♧♧

Hans menghela nafas lega saat ia menemukan motor Nathan terparkir di depan markas. Dia dan Reyga benar-benar sudah hampir menyerah mencari si bungsu, mulai dari rumah utama, basecamp anak motor, danau tempat biasa Nathan dan Hans menghabiskan waktu sore, sampai ke makam orang tuannya.

Hans sedikit terhenyak kaget saat melihat Nathan yang sedang duduk di sofa sambil menatap kosong. Tangannya berlumurah darah dengan pecahan vas bunga yang berserakan di lantai.

Namun ia sebisa mungkin menahan diri dan berusaha menjaga emosinya agar tetap tenang. Menghadapi Nathan yang seperti ini sudah pernah ia alami, dan menurut pengalamannya kemarin-kemarin, semakin di tekan semakin Nathan akan berontak.

"Na.."

Nathan tak bergerak. Ia tahu Reyga dan Hans masuk ke dalam ruangan namun ia tak berniat mengalihkan perhatiannya sedikitpun.

Hans duduk di sebelah Nathan, sedangkan Reyga lebih memilih berjalan ke dapur dan mengambil alat untuk membersihkan pecahan vas dan juga noda darah yang berceceran di lantai.

"Na, gue udah tahu semuanya. Bang Jayden jelasin ke gue lewat telpon pas gue jalan ke sini."

"..."

"Gue juga kaget dan jujur gue marah. Dan lo sangat berhak buat ngerasain hal yang sama atau bahkan lebih dari gue. Lo udah terlalu banyak nyimpen semuanya sendiri ternyata selama ini."

Kali ini Nathan mengeluarkan reaksi, meski hanya setetes air mata yang jatuh di pelupuk matanya.

"Kalo lo marah sama keadaan atau bahkan sama Mark, it's okay Na, itu hak lo."

Perlahan Hans mengambil tangan Nathan yang semula berada di atas paha si bungsu dengan pelan lalu mengusap noda darah itu dengan kapas yang sudah di beri alkohol dengan perlahan. Hatinya meringis melihat bagimana luka robekan kecil menghiasi beberapa titik di telapak dan punggung tangan kembarannya.

"Tapi jangan lukain diri lo sendiri,Na".

Akhirnya mata itu mulai melirik Hans yang sedang membersihkan lukanya dengan lembut. Ia pernah mendapat perlakuan seperti ini dari Hans bahkan beberapa kali saat ia lost control dan menghajar siapapun yang menyulut amarahnya.

"Gue gak tahu kalo ayah sebrengsek itu." lirih Nathan pada akhirnya.

Hans sempat menghentikan kegiatannya sejenak, namun kembali membersihkan luka Nathan.

"Yah, kita gak tau juga gimana keadaan ayah dulu. Tapi emang gak ada pembenaran kalo ternyata ayah punya anak dari wanita lain waktu awal2 pernikahan dia sama Mama."

"Gue tadi kalap terus nonjokin Mark."

Hans tersenyum kecil menatap mata Nathan yang kini sepenuhnya hanya memperhatikannya.

"Dia pantes dapet itu karena dia udah bikin Jayden sakit."

"Maaf gue juga mukul lo kemarin."

"Kita udah ngomongin itu dan gue juga salah sama lo, Na."

"G-Gue ninggalin Jayden tadi"

Hans segera merengkuh Nathan dalam pelukannya ketika suara sang adik terdengar bergetar.

"Gak papa. Gue paham dan Jayden juga paham kalo lo butuh waktu sendiri. Dia bahkan bilang sama gue kalo lo belum mau atau belum siap ketemu dia atau Mark lo gak perlu maksain."

"Gue cuman butuh waktu sebentar lagi." Lirih Nathan. Suaranya terdengar pelan karena teredam oleh bahu Hans.

Hans tersenyum sambil mengusap-usap punggung Nathan dengan lembut.

"Okay dan gue bakal nememin lo disini."

Senyum Hans makin lebar begitu merasakan anggukan Nathan yang masih menyembunyikan diri dalam pelukannya.

"Gue beneran bersyukur karena punya Lo di hidup gue Na. Lo hebat. Makasih anak baik, maafin gue yang belum bisa jadi abang yang sempurna buat lo"

TBC
♧♧🌼♧♧

AY-YO LISTEN U!

Halooww halloww semuanyaa?

Gimana hari ini?

Ehh update lagiii 😁😙

Eh yaolo yaolo yaolo 😃

Ayoo apakah ada yang sudah suudzon sama paman Samuel?😃

Jangan lupa vote dan komennya yaaa sayangsayangquuu🌼💙







Gak mau pusing sendirian pokoknya 😝😪🤣

Continue Reading

You'll Also Like

267K 27.8K 30
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
39.4K 3.7K 21
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
91K 11.2K 35
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
109K 8.9K 85
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...