Vampayeer ✅

By SumilLiMiloni

9K 1.3K 384

"100 tahun yang kau lalui dengan banyak penderitaan yang kau alami, ternyata tidak seberat diriku." - Singhan... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh

Tiga Belas

205 34 13
By SumilLiMiloni

Sedikit keluh kesah ku. Aku harap kalian mengerti:( tolong bantu komen dong! Terima kasih...

***
Mohon maaf untuk Typo dan sebagainya, ya? Terima kasih udah nunggu dan baca cerita aku, udah vote juga. Terima kasih banyak!🌻💐

***

Tidak ada hal yang sempurna itu juga berlaku buat aku.....

**🌻**

🤙 Jum'at, 20 Oktober 2023 🤙

Leo tidak dalam kondisi bagus, kehadiran Ningsih membuat perasaannya berantakan.
Bagaimana laki-laki itu masuk kedalam rumah tanpa menyapa Sing yang duduk di sofa.

Sing yang melihat itupun bingung.

"Hei, Leo! Lo mau ngapain? Kemana?" Tanya Davin yang datang itu. Laki-laki itu bersuara keras dan semakin membuat Sing bertanya-tanya.

"Apa yang terjadi? Kemana perempuan itu pergi?"

Davin menggeleng. "Nggak tau gue. Aneh banget si Leo, masa di usir gitu aja."

Davin pergi menuju dapur, sedangkan Sing yang memegang buku itu mendongak melihat lantai atas untuk memastikan Leo baik-baik saja.

Sing menghela napas. Laki-laki itu memilih meletakkan bukunya dan pergi ke atas untuk menemui Leo.

"Sing! Suruh Leo turun buat makan!"

Sing mengerti. Laki-laki berparas tampan itu mengetuk pintu kamar Leo.

Tuk...tuk...tuk...

"Leo. Apa kau baik-baik saja? Apa perasaan mu buruk?"

"Gue nggak mau di ganggu!"

Sing tetap mengetuk pintu. "Turunlah dan ayo makan, berhentilah untuk bersedih. Kau bisa ceritakan apa yang terjadi kepada ku ataupun ke Davin."

"Gue nggak mau! Biarin gue sendiri, Sing!"

Sing mengangguk. "Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Namun, jika kau diam saja, lukamu akan semakin dalam dan tidak akan bisa di sembuhkan,"

"Jangan lupa ada aku dan Davin sekarang, yang ada untuk mu, Leo."

Sing pergi setelah mengatakan kalimat panjang itu.

Laki-laki itu turun dengan lesu.

"Lo turun sendiri? Leo mana?"

"Tidak mau, sepertinya perasaannya buruk. Padahal sebelumnya dirinya begitu bahagia dan tertawa begitu keras, apa yang terjadi?"

Davin juga tidak tau, Leo benar-benar tertutup dan tidak pernah membicarakan kehidupannya meski sedetikpun.

"Eh gue konsultasi ke Dukun,"

"Dukun?"

Davin mengangguk. "Mungkin dukun bakal tau gimana cara lo balik ke masa lalu. Nggak mungkin juga lo disini selamanya, kan? Ini bukan tempat asal lo tinggal. semakin lama lo ada di dunia ini, semakin bahaya buat lo." jelas laki-laki itu.

"Dukun? Emang dukun bisa buat Sing pindah dimensi apa?" Kalimat itu berasal dari Leo yang berada di tangga itu.

"Lo udah nggak apa-apa, kan?" tanya Davin.

Leo turun dan laki-laki itu duduk di sofa dengan napas berat.

"Nggak baik-baik aja. Tapi, yaudah. Mau gimana lagi?"

Davin langsung duduk di dekat Leo.

"Lo nggak mau cerita apa gitu soal hidup lo? Alasan jelas lo sempet mau bunuh diri, sebenarnya apa yang lo lalui?" tanya Davin penasaran.

Terlihat jelas meski Sing terlihat cuek, namun laki-laki itu juga nampak penasaran.

"Apa bunuh diri itu harus ada alasannya?" Pertanyaan Leo membuat Davin memasang muka datar.

"Sialan lo! Btw, cewek itu siapa? Pacar lo? Temen lo? Saudara lo? Atau siapa?"

"Lo kepo banget, Vin! Aelah!!" Leo mengambil camilan yang berada di dalam toples itu.

Laki-laki itu memakannya dengan santai.

"Hei! Kita udah kenal sepekan ini! Kita harus saling terbuka, Leo!"

"Lebih baik buka-buka baju aja, gimana?" Leo benar-benar sangat menyebalkan. Itulah yang dirasakan oleh Sing.

"Apa pertanyaan tulus kita, hanya lelucon untuk mu, Leo?" Sing bersuara.

Nada suara laki-laki itu berubah seperti orang dewasa yang berwibawa. Matanya juga begitu tajam melihat Leo yang berada tepat di hadapannya. Hanya di batasi oleh meja.

"Tatapan mata lo!"

"Menyimpan rasa sakit itu tidak menyenangkan. Kau tau kenapa? Itu menyakitkan. Kau memiliki tempat untuk bercerita, kau memiliki kesempatan untuk membagi luka dan duka mu. Namun apa? Kau menganggap remeh lukamu dan orang-orang yang bersedia mendengarkan mu!" ujar Sing. Laki-laki itu mengucapkan sambil memukul-mukul dadanya dengan keras.

Kalimat yang dikatakan Sing membuat Leo dan Davin terdiam.

"Simpan saja. Kau memang seperti itu!" Sing bangun dari duduknya. Laki-laki itu pergi begitu saja menuju kamarnya dengan rasa kecewa yang besar kepada Leo.

"Dia kenapa?" Tanya Leo.

"Mana gue tau! Lo nyakitin perasaannya!"

"Gue nggak nyakitin pun!"

"Hei! Sing itu dari masa lalu, dia hidup di jaman lalu dan kalo di perkirakan usianya jauh banget sama usia kita. Lo seharusnya memahami dia!"

"Tau ah!" Davin pergi meninggalkan Leo. Bagaimana Davin memilih untuk pergi ke dapur dan membiarkan Leo begitu saja.

Leo merasa sedikit sedih, namun dirinya tidak ingin membagi lukanya dan mendapatkan belas kasihan. Dirinya tau betul, menyimpan semuanya sendirian itu menyakitkan, dan laki-laki itu merasakannya. Itulah mengapa dirinya ingin mengakhiri hidup sebelumnya.

"Leo! Lo mau makan, nggak! Ayo makan!!"

****

[Kehidupan masa lalu, 1900]


Pagi ini Sing tiba di rumah orang tuanya. Laki-laki itu memasuki rumah berbentuk seperti bangunan kas Eropa yang jauh lebih besar dan mewah dari tempat tinggalnya yang berada di pedesaan.

Rumah orangtuanya tepat ada di pusat kota, dan kedua orangtuanya cukup terkenal karena kekayaannya dan juga kebaikannya.

"Sing?" Perempuan berambut pendek berwarna coklat itu mendekati dirinya.

"Ibu?" Sing segera memeluk erat sang Ibu. Perempuan itu adalah orang tuanya.

"Bagaimana kabar mu? Kenapa kau lama sekali tidak kemari?" Tanyanya.

"Maafkan aku, kondisi di kota tidak baik, aku harus melindungi desa ku, aku takut hal buruk terjadi." jelas Sing.

Perempuan itu memeluk erat Sing. Tangannya mengelus lembut punggung sang anak.

"Kau benar-benar sangat baik dan perhatian, anak ku. Ini sangat bangga padamu."

Sing melepaskan pelukan itu.

"Ibu, apa ibu memasakkan mie China untuk ku?" tanya Sing.

"Mie China? Tidak. Bagaimana ibu memasaknya, jika kau tidak mengabari akan datang." ucapnya.

Sing sedikit bingung. "Ayah mengirimkan seseorang kepada ku, bahwa aku di minta datang, karena ibu akan memasak mie China untuk ku." jelas Sing.

"Ayah hanya memancing mu. Kau tidak akan datang jika tidak mengakibatkan bahwa ibumu akan memasak mie China untuk mu." ujar seseorang kepada Sing.

"Ayah!!" Sing berlari memeluk sang Ayah.

Dirinya sangat mengangumi sang Ayah, karena menurutnya ayahnya sangat keren dah berwibawa.

Menjadi satu-satunya anak kedua orangtuanya. Membuat Sing mendapatkan segalanya yang dirinya inginkan, seperti Cinta keluarga dan uang. Namun, bukan berarti laki-laki itu sombong dan tidak bersikap baik.

Sing pikir apa yang dia dapatkan adalah kesempatan untuk berbagi.

"Apa kau baik-baik saja, Sing?"

"Ya. Aku baik-baik saja, Ayah."

"Bagaimana sebaiknya kita pergi makan? Meski ibu tidak memasak mie China, ibu tetap yakin kau merindukanku masakan ibu, bukan?" ujar sang Ibu ke Sing.

Sing mengangguk dengan senyum manis itu.

****

Continue Reading

You'll Also Like

10.6K 1.5K 32
"That day, someone pushed me off a cliff. That day, everyone left me alone." Bukan lapak bxb⚠ Toxic 24/7⚠ Vote & coment!⚠ Jangan jadi pembaca gelap!⚠...
8.8K 952 18
X! beyond the world! Hello, we are xodiac cerita random tentang persahabatan member xodiac di balik layar tanpa sorot kamera. ⚠️ WARNING ⚠️ • Fanfic...
6.1K 793 20
Perjalanan menuju pertemuan kesembilan remaja saat jarum jam telah berhenti berputar. Berada di dunia yang sama namun tidak serupa, membuat kesembila...
18.5K 992 17
Yoonton Blthailand Langsung baca 🔞🔞🔞 Top: Yoon Bot: ton