Vampayeer โœ…

By SumilLiMiloni

9K 1.3K 384

"100 tahun yang kau lalui dengan banyak penderitaan yang kau alami, ternyata tidak seberat diriku." - Singhan... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh

Dua Belas

223 39 0
By SumilLiMiloni

*****

~~~~~~~~

••••💚••••

Terima kasih buat kalian yang masih ada...

****🥀****

🌾 Kamis, 12 Oktober 2023 🌾

***

Satu pekan telah berlalu, bagaimana Sing mulai menikmati dan beradaptasi dengan kehidupan masa kini, apalagi laki-laki itu tinggal di rumah di mana jauh oleh kehidupan luar.

Leo juga menikmati hari-hari yang telah dirinya lalui bersama dengan Sing dan juga Davin, meski tidak lama sebelumnya dirinya hendak ingin mengakhiri hidupnya karena merasa semuanya terasa berat untuk dirinya pikul sendirian.

Bagaimana pagi ini di belakang rumah, Sing dan juga Leo tengah berada di dekat pohon. Bagaimana Leo terlihat begitu senang dan tertawa begitu keras melihat bagaimana Sing yang berada di atas pohon mangga yang cukup besar itu.

Leo bahkan merekam momen Sing yang menurutnya lucu.

"Hahahaha..." Kekeh Leo.

"Bisakah kau membantu ku turun?" tanya Sing.

Leo menggeleng. Laki-laki itu masih tetap merekam Sing yang berada di atas pohon dengan raut yang cukup membuatnya Leo tidak bisa berhenti tertawa.

"Lo aneh! Masa vampir punya kekuatan, nggak bisa turun dari pohon? Lo kayak orang-orang, yang bisa naik nggak bisa turun." Sekali lagi Leo tertawa.

"Coba pake suara monyet dong! Gue harus tunjukkin ini ke Davin ataupun gue post di media sosial."

"Ada seorang cowok yang di duga vampir tidak bisa turun dari atas pohon mangga. Pasti viral!" ujar Leo. Laki-laki itu benar-benar menggoda Sing.

"Berhentilah untuk menggoda ku!"

"Siapa juga yang godain lo? Dih!" Leo menghentikan rekaman itu. Laki-laki itu memilih untuk melihat hasil rekamannya dan tidak mempedulikan Sing yang berusaha untuk turun meski merasa takut.

"Apa aku akan mati jika jatuh?" tanya Sing ke Leo.

Namun Leo tidak menjawab. Laki-laki itu masih asik sendiri dengan ponselnya dan tertawa karena hal yang ada di dalam rekaman itu, hingga dirinya tidak menyadari Sing melompat dan menubruknya.

Bugh..

Suara itu cukup keras dan membuat Leo merasa sakit di punggung dan kepalanya.

Bagaimana Sing berada tepat di atasnya. Keduanya tidak sengaja saling berpandangan, dan angin kencang menerpa keduanya.

Sing dan Leo merasakan sebuah sensasi Dejavu serius.

"Apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan itu menghentikan pandangan keduanya.

Sing segera berdiri dan membersihkan pakaian yang dirinya rasa kotor itu, dan juga Leo yang segera berdiri, meski punggungnya terasa sakit.

"Sialan. Badan gue." ucap Leo.

"Lo emang, ya!" Leo kesal ke Sing.

Laki-laki itu tidak menyadari ada orang lain sebelumnya yang bertanya.

"Leo..."

Panggilan itu membuat laki-laki yang memegangi punggungnya itu menoleh menemukan seorang perempuan yang tidak lagi ingin dirinya temui.

"Ningsih?"

"Leo!"

Perempuan itu segera memeluk Leo kedalam pelukannya. Bagaimana perempuan itu benar-benar memeluk erat dan hangat Leo yang membeku tidak tau.

Sing yang melihat itu juga merasa terkejut.

Disaat itu juga Davin tiba dengan dua kantong plastik penuh.
Laki-laki itu cukup terkejut dengan apa yang dirinya dapati ketika datang.

"Leo. Gue kangen lo!" ucap Ningsih.

Leo merasa tidak enak, apalagi momen ini di lihat oleh Davin dan juga Sing.

"Ningsih, tolong jangan!" Leo mencoba untuk melepaskan pelukan itu.

"Ningsih..."

Ningsih pun melepaskan pelukan itu, bagaimana perempuan yang telah menangis itu mencoba untuk menyeka air matanya.

"Gimana kabar lo? Ternyata lo ada disini selama ini?" Tanya Ningsih.

Leo masih diam. Laki-laki itu melihat Davin dan Sing dengan rasa tidak enak.

"Sing, masuk sama gue duluan, yuk? Bantuin gue." Davin mencoba untuk memahami situasi yang sebenarnya laki-laki itu cukup tidak mengerti dengan pasti.

Bagaimana Davin menyenggol lengan Sing dengan sikunya. Dan itu berhasil membuat Sing tersadar dalam lamunannya.

"Apa?"

"Ayo bantu gue!" ujar Davin.

Sing mengangguk dan keduanya memutuskan untuk pergi dari sana meninggalkan Leo dan juga Ningsih.

"Ningsih, apa yang lo lakuin di sini? Seharusnya lo nggak dateng ke sini." ujar Leo.

"Gue cariin lo semenjak hari itu, gue yakin kalo lo pasti tinggal di daerah ini. Tapi gue nggak tau pasti lo tinggal di mana, gue nggak sengaja denger suara orang ketawa dan gue coba buat cari sumber suara itu dan ternyata disini, dan itu lo, Leo." Jelas perempuan itu.

"Ningsih, gue nggak berharap lo cariin gue."

"Leo!"

"Lo harus hidup dengan baik, dengan masa depan lo yang cerah itu, jangan cari gue ataupun coba buat menoleh ke belakang."

Ningsih mengeleng, perempuan yang sukses menjadi seorang polisi di usianya itu, enggan untuk menyetujui kalimat dari Leo.

"Lo gila?! Gimana gue bisa hidup dengan baik, sedangkan lo, nggak?"

"Kita udah saling kenal dari kecil, dan kita punya hubungan sebelumnya, gue nggak sejahat itu, Leo! Gue selalu khawatir ke lo selama 1 tahun ini, setelah kejadian lo kehilangan semua anggota keluarga lo!"

"Ningsih..."

Perempuan itu sudah cukup berapi-api untuk menjelaskan semuanya ke Leo. Bahwa selama Leo melarikan diri dan bersembunyi, perempuan itu selalu mencarinya dari satu tempat ke tempat lain.

"Leo, lo nggak bisa nyimpen semuanya sendirian. Gue tau seberapa sakit hidup lo, tapi terus lari nggak akan bisa bikin lo tenang."

Leo menggosok kasar wajahnya. Laki-laki itu menghela napas kasar. Bagaimana tidak, dirinya tidak ingin melibatkan seseorang yang pernah mengenalnya, bagaimana pun juga masih ada kesempatan untuk dirinya mengakhiri diri.

Laki-laki itu tidak ingin orang-orang di sekitarnya menjadi penghalang untuk tujuannya.

"Ningsih. Lo harus jauhin gue, mungkin di kehidupan sebelumnya gue juga kayak gini, sakit dan menderita. Jadi, tolong jangan balik lagi ke sini dan khawatir ke gue. Selama beberapa waktu ini, gue baik-baik aja. Jadi, udah, ya?" ujar Leo.

Ningsih menatap lekat Leo dengan tatapan sedih. Dirinya tau betul segila apa Leo saat tau hanya dirinya yang hidup di antara keluarganya.

"Hei! Kalian berdua masuk, yuk? Mau makan bareng, nggak?" Tawar Davin. Laki-laki itu kembali keluar untuk mengajak Leo dan Ningsih masuk.

"Leo! Bawa temen lo masuk!" suruh Davin.

"Ningsih, sebaiknya lo pulang. Gue baik-baik aja." Leo tidak meminta Ningsih untuk ikut masuk, melainkan memintanya untuk pergi.

Leo pergi dengan menunduk itu, laki-laki itu bahkan berjalan cepat meninggalkan Ningsih yang menoleh melihat kepergiannya.

Bagaimana Davin juga merasa heran dengan Leo yang melewatinya dan masuk begitu saja.

"Apaan tu orang?" Pikir Davin.

"Ayo, masuk?" Davin tetap mencoba meminta Ningsih untuk masuk.

"Terima kasih, lain kali. Maaf dan permisi." Ningsih menolak. Perempuan itu memilih untuk langsung pergi meninggalkan Davin yang bingung.

"Ada apaan si, sebenarnya?" Tanya Davin.

****

Tolong banget coba kalo ngevote yang fokus, ya? Acak-acakan:(

***
Mohon maaf untuk Typo dan sebagainya... Terima kasih...

Continue Reading

You'll Also Like

4.2K 498 19
โWain hilang, dan ternyata kepercayaan kita satu sama lain juga hilang.โž
PING! | Xodiac By mala

Mystery / Thriller

14K 1.7K 22
Apa yang akan kalian lakukan jika mendapat pesan mengerikan dari seseorang yang misterius? Dan.... Bagaimana tanggapan kalian tentang pembunuhan anta...
86.2K 747 3
Jan salpak Lapak JENOUKE, JENO HAREM Janlup votmen ny Boypussyโ€ผ๏ธ โš ๏ธ Adegan ๐Ÿ”žโš ๏ธ Cwok bermeki Jenosub Jenobttm
69.1K 3.9K 26
bagaimana jika seorang yang cuek , dingin , rajin , dan pintar ini masuk ke raga seorang Figuran di novel yang ia baca , dan sialnya raga si Figuran...