Vampayeer || Xodiac βœ…

By SumilLiMiloni

7.6K 1K 358

"100 tahun yang kau lalui dengan banyak penderitaan yang kau alami, ternyata tidak seberat diriku." - Singhan... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan

Sepuluh

194 30 2
By SumilLiMiloni

Tolong jangan lupa kasih vote dan komen!

*

*

*

*

*

@ameliarosita7

****

📌 Mohon maaf untuk typo dan sebagainya.... 📌

***

🥀 Minggu, 27 Agustus 2023 🥀

•••~~•••

1 tahun lalu......

Di rumah yang cukup minimalis itu, terdapat hampir 8 anggota. Semuanya cukup ceria pagi itu, mereka semuanya sibuk bersiap untuk pergi.

"Bu, aku hari ini ada lomba!"

"Lomba apa?"

"Minggir, gue mau duduk."

Suasana meja makan pagi itu benar-benar kacau dan berisik. Semuanya terus mengoceh dan beberapa mengambil kerupuk untuk di makan.

Andrea Leo Zerue adalah sosok adik dan kakak. Dirinya memiliki 3 kakak dan empat adik yang masih sekolah. Keluarganya cukup lengkap, dengan masih adanya sang ibu dan sang ayah.

"Bang, lo mau hidup gaya apa si, bang?" tanya seorang perempuan berseragam sekolah menengah atas itu.

"Gue mau hidup sambil kayang dan roll depan!!"

"Mbak Ningsih lho udah jadi polisi. Eh, lo masih nggak jelas mau gimana. Mending jadi perangkat desa aja." ucapnya.

"Tutup mulut lo! Gue sumpel pake sendok!!"

"Duduk!! Ayo, makan." ucap Sang ibu.

Perempuan itu datang dengan lauk dan di bantu oleh anak-anak yang lain.

Semuanya mencoba untuk segera menikmati makanan sederhana itu.

"Enak." Kata si bungsu. Dirinya selalu menghargai masakan sang ibu, ataupun kakak-kakaknya.

"Ayah, gimana kalo aku bantu urus usahanya?" tanya Leo.

"Lo mau bikin kacau usaha Ayah?" Tanya sang kakak pertama.

"Nggak. Gue mau bantu dengan pengalaman gue."

"Udah-udah.... Sekarang di makan, udah jam berapa ini."

Seluruh anggota keluarga Leo benar-benar menikmati makanan pagi itu, namun tidak dengan Leo yang hanya diam, dirinya baru makan sesuap setelah itu, dirinya terdiam.

Laki-laki berusia 22 tahun itu merasa di usianya saat ini, dirinya tidak bisa melakukan sesuatu yang luar biasa.

Tiba-tiba suara panggilan yang keras terdengar di kamar.

"Siapa itu yang telepon? Hp siapa?"

Leo menyadari, bahwa ponselnya tertinggal. Dirinya buru-buru berlari untuk mengambil ponselnya.

"Lagi, gue hampir lupa bawa hp." ucap Leo.

Dirinya segera mengangkat panggilan itu.

"Bentar, gue keluar." ucap Leo.

Laki-laki itu segera keluar dari dalam kamar dan ketika dirinya kembali ke ruang makan untuk mengambil tasnya, dirinya di buat terkejut.

Seluruh keluarganya tidak sadarkan diri.

"Ibu!"

"Ayah!"

"Kak!"

"Bangun!"

"Hei, bangun!!" Leo panik. Laki-laki itu berusaha keras untuk menepuk dan menyadarkan seluruh anggota keluarganya.

Leo segera keluar dan berteriak di luar teras itu.

"Tolong!! Tolong!! Siapapun!!"

Leo kembali dan mencoba untuk membangunkan mereka semuanya, Leo Bahkan mencoba melakukan CPR kepada adik bungsunya yang tergeletak di lantai.

"Bangun! Gue mohon!!" Leo menangis dengan sakitnya.

Tidak ada yang kunjung datang. Napas laki-laki itu sudah tidak teratur. Leo merasakan rasa panas yang luar biasa di dadanya.

Laki-laki itu perlahan-lahan tidak sadarkan diri di samping sang adik bungsunya.

***

"Tolong!!"

Kata itu mengejutkan Sing yang baru bangun dari tidurnya.

Dirinya melihat Leo bangun dari tidurnya dengan napas tersengal-sengal itu.

"Apa kau baik-baik saja? Apa kau bermimpi buruk?" Tanya Sing. Laki-laki itu mencoba untuk mendekati Leo yang tertidur di sofa itu.

Leo menyadari bahwa dirinya bermimpi buruk, laki-laki itu memukul-mukul kecil dadanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sing. Laki-laki itu terlihat cukup khawatir melihat Leo yang nampak berkeringat banyak dan terlihat sedih itu.

"Gue nggak apa-apa," Leo menyingkirkan selimut yang menyelimuti dirinya dan melihat ponsel yang di tinggalkan oleh Davin.

"Gue harus belanja." ucap Leo. Laki-laki itu bangkit untuk mencuci muka.

Setelah itu dirinya pergi meninggalkan Sing begitu saja.

Pagi itu, Leo harus mencari tau sendiri, bagian mana yang akan membawanya ke perumahan yang dikatakan oleh Davin.

"Jalan ini, kan?" pikirnya. Leo mulai menyusuri jalan itu, dan hanya butuh waktu lima menit untuk dirinya menemukan perumahan yang cukup mewah itu.

"Anjir, gue nggak percaya kalo ada perumahan disini, kenapa kemarin gue harus lewat kebun tua itu?"

Leo terus berjalan untuk mencari pedagang sayur, dan dirinya menemukannya.

Banyak orang-orang membeli sayuran, Leo nampak gugup. Karena semuanya yang membeli adalah seorang perempuan.

"Sialan. Emak-emak, apa gue bakal ditanyai tinggal dimana?" Batin laki-laki itu.

Leo merasa gugup sekaligus was-was, laki-laki itu mencoba untuk setenang mungkin dan tidak mencolok, dirinya mencoba untuk tersenyum kepada salah satu orang yang melihatnya.

"Sialan. Gue berasa kayak pelaku pencurian."

Leo tidak ingin lama-lama. Laki-laki itu berusaha dengan cepat untuk mengambil bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak sarapan.

"Bu, saya mau beli ini." ucap Leo. menunjukkan bahan-bahan masakan yang dirinya beli.

Setelah selesai membayar, laki-laki itu buru-buru pergi, rasanya benar-benar menakutkan dan menyesakkan baginya.

Leo berjalan dengan santai karena sudah jauh dari area ibu-ibu tadi.

"Tunggu!! Tempe ku ketinggalan!!" suara itu menggelegar di pagi itu.

Namun, seseorang tidak sengaja menabrak Leo karena terburu-buru.

Keduanya saling melihat satu sama lain.

"Leo?"

"Ningsih?"

Perempuan berambut panjang terurai itu dengan cepat memegangi bahu laki-laki berjaket itu.

"Leo, lo...." Perempuan itu benar-benar nampak tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat di depan matanya.

Perempuan bernama Ningsih itu langsung memeluk erat Leo.

"Gue.... Gue kangen sama lo...."

"Leo, lo dimana aja selama ini?" Perempuan itu tidak sadar mengeluarkan air matanya. Dirinya benar-benar memeluk erat Leo kedalam pelukannya.

Namun, Leo berusaha untuk melepaskan pelukan itu.

"Ningsih, nggak seharusnya kita pelukan!"

Ningsih melepaskan pelukan itu. Perempuan yang masih mengenakan baju tidur itu mencoba untuk menyeka air matanya.

"Maaf."

"Lo tinggal di perumahan ini? Dimana rumah lo?"

"Itu...."

Leo menunjuk bagian belakang Ningsih. Perempuan itu segera menoleh.
Leo tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kabur dari sana. Meninggalkan Ningsih yang kembali menoleh dan tidak lagi menemukan sosok Leo.

Perempuan itu mencoba untuk menelisik. Namun tidak ada tanda-tanda Leo.

Ningsih bahkan tidak sengaja menginjak sesuatu, perempuan itu segera meraih sebuah tempe yang ingin dirinya beli.

"Leo...."

****

"Sial. Kenapa gue bisa ketemu Ningsih?" Pikir laki-laki itu.

Leo berusaha keras untuk berjalan di jalan yang menanjak itu, sembari terus memikirkan kejadian yang baru saja dirinya alami itu.

"Setelah kejadian hari itu...."

"Nggak. Gue nggak boleh ketemu lagi sama dia."

"Nggak boleh!" Leo terus berjalan tanpa melihat sekitarnya dengan seksama.

Laki-laki itu terlalu fokus dengan pikirannya dan setiap langkah yang dirinya ambil.

Hingga seseorang berdiri di hadapannya dan dirinya tidak sengaja menabraknya.

Leo terkejut dan hendak terperosok ke belakang. Namun, dengan cepat seseorang menahannya.

"Kau hampir jatuh, untuk kedua kalinya." ucap Sing.

Leo segera menyingkirkan tangan Sing yang memegang kuat pergelangan tangannya itu.

"Lo ngapain ada disini? Lo hampir bikin gue jatuh!"

"Aku hanya ingin melihat mu, apa kau baik-baik saja, aku takut kau berniat untuk mengakhiri hidup, seperti sebelumnya." ucap Sing. Laki-laki itu mengatakannya dengan dingin, namun ada rasa khawatir.

"Gue cuma mau beli ini! Lo yang kayaknya mau bikin gue mati!" ucap Leo.

Laki-laki itu berjalan pergi meninggalkan Sing. Dirinya tidak ingin lama-lama untuk berbicara dengannya.

Leo harus segara memasak makanan, dirinya adalah manusia normal yang butuh untuk makan.

"Kira-kira, siapa perempuan yang memeluk mu tadi?" tanya Sing.

Leo berhenti melangkah, laki-laki itu menoleh ke Sing yang berjalan beriringan dengannya itu.

"Apa? Gimana lo bisa tau?" Leo gugup.

"Aku bukan manusia, aku memiliki kemampuan yang tidak bisa...."

"Stop!!" Leo membuka tangannya dan mencoba untuk menghentikan kalimat penjelasan dari Sing.

"Lo jangan bilang ke Davin, dan jangan tanya lebih ke gue. Lupain, apa yang lo lihat! Ini bukan sesuatu yang menyenangkan buat gue bicarain." ujar Leo.

"Namun, sepertinya kau merasa sedih." terang Sing.

"Jangan mencoba buat memahami perasaan gue! Fokus lo itu cari cara buat balik ke masa lalu!" Leo memilih untuk pergi dengan cepat meninggalkan Sing di sana sendirian.

"Kenapa aku merasa bahwa Leo seperti seseorang yang aku kenal sebelumnya?" pikir Sing.

*****

Ayu Ningsih

Continue Reading

You'll Also Like

453 71 4
"Gue selamat, karena dengerin bacotan emak gue! ternyata emak selalu bener!"
1K 182 4
❝salah satu dari kalian, dia bukan manusia.❞ start: 2 Maret 2024
PING! | Xodiac By mala

Mystery / Thriller

11.1K 1.3K 22
Apa yang akan kalian lakukan jika mendapat pesan mengerikan dari seseorang yang misterius? Dan.... Bagaimana tanggapan kalian tentang pembunuhan anta...
2.1K 329 15
Disebuah sekolah yang sangat terkenal digemparkan oleh kematian satu per satu murid dari dalam satu kelas. Seseorang membalaskan dendamnya atas kemat...