XABINA

By biy_yourmamagula

53.2K 7K 1.7K

Xabina Magenta Wiraloka, pria berusia 18 tahun ini hidup dalam penjagaan ketat tiga kakak yang super duper pr... More

Pengenalan Karakter
1. Janji
2. Anak Kucing
3. Hukuman
4. Makan Malam
5. Sumber Masalah
6. Peluk Saya
7. Sakit
8. Merawat
9. Rahasia Kakek
10. Cobaan Dari (Calon) Kakak Ipar
11. Cantiknya Saya
12. Saya Tidak Butuh Restu Kalian
13. Hari Pernikahan
14. Aturan Main (M)
15. Pelarian
16. Hadiah
17. Pengganti Obat Tidur (M)
18. Pulang Untuk Disambut
19. Ketahuan Xabina
20. Pecah
22. Bertengkar
23. Mabuk
24. Maaf

21. Kuliah Pertama (Lagi)

1.7K 207 41
By biy_yourmamagula

"Ish.. Bina rindu Nathan." Menyimpan handphone ke dalam tas, Xabina yang duduk sendiri di bangku paling depan nampak tak bersemangat. "Bina malu, Bina gak bisa kenalan sama yang lain. Kalau Bina dicuekin gimana?"

Mau tak mau, kondisi semacam inilah yang harus terjadi pada Xabina di dua semester awal yang diambilnya untuk kuliah. Kembali pada satu pekan yang lalu, kabar tentang kehamilan Nathan cukup ampuh menjadi tamparan bagi Nayya. Andai kata tak ada Jonathan di tempat kejadian untuk melerai, kakak satu-satunya dari Milan itu pasti telah gelap mata dan membunuh sang adik lewat jalur kekerasan.

Sebagai wali dari Milan, Jonathan dan Nayya datang untuk menemui Nathan di kediamannya. Cukup sulit memang. Meski Ayah dan Ibu Nathan berlapang dada untuk menerima keadaan, pihak yang dipersunting justru kukuh untuk menolaknya. Beruntung, Xabina hadir dan meluluhkan Nathan lewat rayuan mautnya.

Pada akhirnya, Nathan menyetujui itu semua dengan beberapa catatan. Satu, pernikahan akan berlangsung setelah anak dalam kandungannya lahir. Dua, ayah dari anaknya, Milan, tidak boleh tinggal bersamanya sebelum berhasil mengucapkan janji suci. Tiga, Nathan dijamin harus diizinkan untuk kuliah lagi pasca cuti hamil selama 1 tahun.

Drama keluarga ini memberi dampak yang signifikan bagi Xabina. Pasalnya, ketiadaan Nathan mendorong Xabina untuk lebih mandiri dalam segala hal. Contohnya ya, hari ini. Bangku depan yang Xabina pilih merupakan zona X. Dengan kata lain, nyaris mustahil ada yang menempatinya. Hal ini hanyalah berlaku untuk jam pelajaran Barat, Si Dosen Galak yang tadi pagi mendapat jatah dari Xabina.

"Selamat pagi, koordinator kelas mata kuliah ekonomi digital silahkan ambil tugas rekan-rekannya dan kumpulkan di meja saya dalam 10 menit." Hanyut dalam lamunan, Xabina terkejut akan eksistensi Barat dalam mode pengajar serius.

"Bina senyum bukannya senyum balik malah cuek. Percuma Bina kasih jatah sampe 3 ronde tadi pagi." Merogoh tas di sampingnya, Xabina menegang saat tak menemukan buku tugasnya. "Eh?? kok gak ada? Bina kan udah—Astaga!"

"Nama lu Xabina, kan? sini kumpulin. Lu udah ngerjain?" Seorang pria yang nampak tak begitu ramah pun berdiri di samping bangku Xabina. "Cepet, itu Pak Barat udah nunggu!" ujarnya lagi.

Xabina bungkam. Ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi yang memiliki tanggung jawab atas keteledorannya.

*

*

*

"Yeayy! akhirnya selesai! terima kasih, Mas sudah bantu-bantu Adek."

"Terima kasih aja? Masnya gak dapat hadiah lain, hm?"

"M—Mas, Mas kenapa cium-cium? ini udah pagi loh, Adek belum mandi."

"Sekali aja ya, Sayang? sambil mandi. Mas janji gak akan lama."

"Benar yaaa? awas kalau lama, Adek gigit itunya Mas."

"Don't bite, Love. Lick it, suck it."

*

*

*

"Woy, mana??"

Xabina mulai panik. Mustahil baginya untuk jujur dan mengatakan hal yang sebenar-benarnya. Tentang nasib dari buku yang tertinggal di ruang belajar, tentang aktivitas seksual yang terjadi, keduanya sama-sama terlarang untuk diketahui orang lain.

"I.. itu.. Bina.."

"Ada apa, Saudara Bihan?" Barat yang sedari tadi diam pun akhirnya bicara. "Kenapa lama sekali? ini sudah lewat 10 menit."

Bihan, Sang Koordinator mata kuliah pun menoleh. "Maaf, Pak. Buku tugas punya Xabina belum dikasih ke saya. Jadinya—"

"Anda biarkan saya menunggu seperti ini hanya karena satu orang?"

Menatap kepergian Bihan, Xabina tak lagi mampu untuk menahan air mata. "Saya.. saya udah ngerjain! t-tapi, tapi, bukunya ketinggalan di rumah. Kalau Bapak izinin saya buat—"

"Saudara Xabina, anda tahu kan kalau saya tidak butuh alasan? ucapan anda terdengar seperti bualan."

Kesal, itulah yang Xabina rasakan saat ini. Ditatapnya Barat dengan harapan, dipupuskan saat pria itu diam seakan asing terpisah jarak. "Tapi saya benar, saya.. saya sudah mengerjakan.. Pak."

Membuka laptop, Barat menghindari kontak mata dengan Xabina. Ia sadar bahwa istri kecilnya terluka. Tapi ya, mau bagaimana? ia harus adil, sikap inilah yang diharapkan Xabina demi merahasiakan status mereka. "Kalau Saudara bersikukuh akan pendirian itu, silahkan keluar." Tak ada respon yang Barat peroleh dari Xabina. Pria manisnya itu keluar dengan cucuran air mata di kedua pipi.

*****

"Nakal!"

"Mas Barat jahat!"

"Bina benci! Bina ingin ganti suami!"

Sibuk menghapus jejak air mata yang tersisa, Xabina tak berhati-hati dalam menatap arah pijakan. Xabina marah, ia juga malu setelah diusir oleh Barat. "Dikasih jatah bukannya.. hiks.. jinak, kenapa malah galak-galak terus. Bina diusir-usir gitu, Bina malu! Bina mau ketemu Ayah!" Belum sempat dirinya melakukan panggilan pada Jonathan, Xabina lebih dulu terkejut oleh suara pria di belakangnya.

"Morning, Lady Boy. Gue kangen sama lu. Kemana aja, sih? liburan? atau jadi lonte pribadi? gue denger-denger, ada sugar daddy yang melihara lu. Bener? wah, gak nyangka. Nyesel deh gue gak 'nyobain' lu pas kita sekolah dulu."

Xabina mual. Suara yang didengarnya benar-benar menjijikan. Terlebih saat
Xabina tahu bahwa kedua pundaknya kini dicengkram oleh pria yang bicara vulgar sedari tadi. "N.. Niko, kamu gak boleh pegang-pegang Bina. Ka.. kalau.. kamu gak lepas, Bina bakal teriak."

"Teriak?" Niko berjalan hingga berdiri tepat di hadapan Xabina. "Teriak buat apa? minta tolong? lu gak diapa-apain dan gue cuman nanya, as a.. friend?"

Meski tahu bahwa kelas tempat Barat mengajar hanya berjarak kurang dari 50 meter dari posisinya, Xabina takut akan memecah keributan. Xabina tak ingin mengambil resiko dari amukan Barat yang overprotective.

"Bina, diantara orang-orang tolol yang ada di kampus ini, lu udah jadi bahan gunjingan. Mereka bilang lu disimpen sama Pak Milan lah, lu pacarnya Bang Okta lah, dan lain-lain."

Xabina tersentak. "M-maksud kamu..? itu gak benar! Om Milan sama Abang Okta itu keluarga Bina, kamu.. kamu, kamu juga-"

"Apa? gue juga apa? tau kalau mereka keluarga lu?" Mendapatkan anggukan kepala sebagai jawaban, Niko tertawa. "Terus kalo gue tau, kenapa? menurut lu, gue bakal ngebelain lu? buat apa?? gue malah seneng kalo mereka ngeliat lu sebagai lonte." Menarik paksa dagu Xabina, Niko ingin tatapnya berbalas.

"Dengerin gue baik-baik, Bina. Hidup lu gak akan tenang selama ada gue di sini. Terserah orang-orang mau salah paham atau ngomongin lu yang jelek, that's none of my business. Kesulitan yang lu rasain itu.. kebahagiaan gue."

Xabina sesak, lupa dirinya bagaimana cara bernafas. Bahkan saat Niko pergi meninggalkannya pun, pria manis itu masih asing dengan udara. "Ugh.. s, s.. sakit.." Tak lagi mampu untuk berdiri, Xabina terduduk di atas lantai sambil memukul dada. "M.. Mas, ugh.. M-Mas Barat.." Ancaman, caci dan maki, juga kilas balik dari perilaku Niko kembali terputar layaknya film lama. Terakhir kali serangan panik menghampirinya, Barat hadir sebagai penyelamat. Tapi sekarang? bisakah ia berharap untuk keajaiban yang terulang?

*

*

*

"Hey, kamu sakit?"

Oh? suara wanita.

Meski bukan Barat, Xabina bersyukur akan fakta bahwa ada seseorang yang hadir untuk memberi peluk beberapa detik sebelum tubuhnya ambruk.

"Astaga!"

Cantik, itulah kata yang tepat sebagai gambaran dari wajah sang penolong. Xabina yakin bahwa ia tak mengenal wanita ini. Tapi entah apa alasannya, ia sadar bahwa tatapan yang didapat tidaklah cocok dengan ujar khawatir yang dibuat-buat. Wanita ini.. tengah berusaha untuk meredam kebencian dalam hatinya.

"Kamu jangan khawatir, Saya Bianca, dosen baru di sini. Saya akan panggil ambulance, bertahanlah."







TBC

Hai-Hai!

See you next chapter! 🫰

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 113K 87
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
8.5M 106K 42
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.1M 96.4K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
182K 13.8K 41
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...