Tujuh Halaman || NCT DREAM

By fluffywoo0

67 7 0

Satu bahagian yang terobek dan terbahagi menjadi tujuh bahagian, tertiup angin melalui dua haluan. "Aku yakin... More

PROLOG
001 [Haluan Pertama]
002 [Haluan Kedua]
003 [Kita Tidak Punya Rumah]
004 [Kita Sudah Hancur]

005 [Pulang]

5 1 0
By fluffywoo0

Hari ini tiba.

Dimana sebentar lagi dua haluan akan menjadi satu, atau kekal menjadi dua haluan?

Jam menunjukkan pukul 20.07 PM, dan di sinilah mereka. Masih di dalam rumah penuh kenangan sejak tujuh tahun silam, mereka sibuk dengan bawaan masing-masing.

"Hyung, ada barang yang berharga lagi tak? Aku tak nak tinggal satupun." sahut Jisung dari lantai atas kepada sang abang di bawah.

"Tak ada! Cuba check bilik Eomma!" jerit Haechan dari lantai bawah, Jisung segera berlari ke bilik bunda sedangkan Jaemin baru saja keluar dari biliknya, erjalan turun denan barang bawaanya.

"Nanti kita di sana tidur hotel dulu, ayah balik esok" ucap Renjun dan diangguki Jaemin dan Haechan.

"Malas betul lah jumpa orang tua tua" ucap Haechan kesal.

"Bapak kau tu" sahut Jaemin

"Yeu, bapak kau lah" balasnya tak mau kalah

"Sudah sudah bapak korang dua, aku anak Eomma" sahut Renjun membuat Jaemin dan Haechan menatapnya tajam.

"Hyung dah siap"

Renjun, Haechan dan Jaemin menoleh ke arah Jisung yang sedang menuruni tangga dengan barang bawaannya. Mereka hanya tersenyum melihatnya.

"Ok jom keluar. Teksi kejap lagi sampai" ajak Renjun membuat yang lain mengangkat barang-barang mereka keluar, dan mereka akhirnya menunggu di depan rumah.

Haechan yang awalnya duduk kembali berdiri dan menjauh sedikit keluar dari pagar, ia menatap rumah yang sudah ia tempati beberapa tahun lalu.

"Hah, berat betul tinggalkan rumah ni, kota ni, lingkungan ni dan harus mengenal tempat baru" ujar Haechan.

"Tak apa, yang penting kita sama sama. Kalau misalnya hyung di sini dan korang di sana baru la kau boleh marah" ucap Renjun yang sudah berdiri di samping Haechan Bersama Jaemin dan Jisung.

"Terima kasih ya Jeju, dah jadi ubat untuk keluarga aku. Aku pasti akan balik" ucap Haechan lirih dengan mata yang memandang ke arah rumah mereka dengan pandangan yang sulit diertikan.

"Tuh hyung, teksi dah sampai" ucapan Jisung membuat mereka menoleh ke arah depan. Dengan segera mereka erlari masuk yang mereka tinggalkan di teras dan memindahkannya di but kereta.

Renjun yang terakhir, ia memegang kunci rumah, ia membuka pintu rumah itu dan melihat ke dalamnya yang sudah gelap dan kosong, sekilas memori-memori mereka terbayang di matanya.

"Eomma, Jisung dah bangun" ujar Renjun kepada sang ibu yang sedang membuat sarapan.

"Iya? Renjun tolong Eomma tengokkan adik-adik ya..." balas sang ibu sambil tersenyum hangat ke arah sang anak.


"HAECHAN!!!"

"JAEMIN!!!"

"BAGI BALIK!! ITU JAEMIN PUNYA!"

"YAA!! JAEMIN KENA MENGALAH DENGAN ECHAN! ECHAN HYUNG!"

"HIKS EOMMA HUWAAAAAA!!!!!"

Renjun hanya pasrah melihat Haechan dan Jaemin yang lagi-lagi bergaduh merebut ayam goreng. Haechan yang suka mengusik dan tak ingin kalah disatukan dengan Jaemin yang kesabarannya setipis tisu yang sudah basah terkena air dan agak sedikit cengeng memang bukan satu kombinasi yang baik.

"Renjun"

Renjun yang ketika itu sedang menyiram bunga-bunga yang ditanam oleh sang ibu menoleh ke arah ibunya yang sedang duduk di meja kecil sambil meminum teh.

"Ya eomma?"

"Sini" panggil sang ibu, Renjun segera menutup pili air dan mengelap tangannya yang basah lalu menghampiri sang ibu dan duduk di depan ibunya.

"Renjun" ujar si ibu seraya menggenggam tangan sang anak dan diletakkan ke atas pahanya.

"Nak, Eomma tak akan menjanjikan banyak hal entah tentang rumah yang penuh dengan fasiliti atau rumah yang nyaman. Ibu hanya mampu berkata apapun nantinya kamu dan saudaramu dapatkan dari Eomma, itu adalah yang terbaik yang mampu Eomma berikan. Kerana Eomma tak pernah setengah-setengah dalam memperjuangkan kebahagiaan dan keberhasilanmu dan saudaramu. Eomma yang menyeretmu dan saudaramu masuk ke dunia ini, jadi segala hal akan Eomma lakukan demi bahagia anak anak eomma. Eomma berhutang banyak padamu, terima kasih sudah lahir sebagai anak eomma dan menjadi abang yang hebat kepada adik-adikmu ya..." ucap sang ibu sambil menatap sang anak dengan senyuman hangat dan lembut membuat mata Renjun berkaca-kaca.



Ia menghela nafas pelan dan kembali menutup pintu tersebut dan menguncinya. Lalu ia menyusul saudaranya ke dalam kereta.

"Eomma, hyung pasti akan balik ke sini lagi"

21.21 PM

Kereta mereka membelah jalanan kota Jeju yang masih sama, iaitu basah kerana hujan baru berhenti sejak beberapa jam yang lalu dan angin sejuk yang berhembus di sekitarnya.

Jisung yang berada di dekat jendela, dapat melihst dengan jelas jalanan yang basah dan menampilkan mirror bagi bangunan-bangunan di sana, malam ini terasa indah dan damai baginya.

Hingga mereka sampai ke lapangan terbang dan memulai penerbangan menuju Seoul dan rasmi meninggalkan Jeju.

Malam, pukul 22.23 PM

Mark berada di biliknya, ia melihat jam dinding sekilas dan kembali menoleh pada jendela biliknya yang terbuka lebar.

Ia kembali mengingat perkataan ayahnya beberapa saat lalu.

'Mereka dalam penerbangan'

Ia menghela nafas dan beranjak dari sana, menuruni tangga, namun kesunyian yang ia dapatkan. Di seluruh penjuru rumah hanya ada kekosongan, tidak ada makhluk hidup satupun di sana.

Ia menoleh ke lantai atas, dimana biliknya dan saudaranya berada, pintu elegan yang tertutup yang dapat ia lihat, selebihnya tidak ada.

"Kalau ada dorang akan riuh atau tetap sepi macam ni?" monolog Mark pada dirinya sendiri.

Mark akhirnya memutuskan untuk kembali ke dalam biliknya, esok ia harus siap-siap entah apa yang akan terjadi.

Seoul...

Di sinilah mereka sekarang

Jaemin memandangi bangunan-bangunan pencakar langit dari dalam kereta, ia menghela nafas sebentar dan kembali menatap pemandangan malam di depannya.

Hingga mereka tiba di hotel, mereka menaruh barang mereka, tidak berniat untuk menyimpannya. Lagipun mereka hanya semalam di sini, berakhir mereka terjun ke alam mimpi masing-masing.

Keesokannya

Waktu menunjukkan pukul 08.45 AM, Renjun menggenggam telefonnya yang berada di samping telinga, ia sedang menelfon seseorang.

"Appah balik petang ni, appa hanya hantar korang dan urus keperluan korang je di sini. Malamnya ayah balik"

"Ya"

Renjun tentu tau dengan keluarga baru ayahnya, tapi ia tak peduli. Ia mematikan sambungan telefonnya dan menatap Jisung sebagai teman sebiliknya yang masih terlelap.

Ia berjalan keluar bilik dan memasuki bilik Jaemin dan Haechan. Ia melihat pemandangan yang sama.

"Oi, bangun"

Tak ada sahutan dari mereka berdua hingga Renjun naik ke bilik dan menggoncang-goncanng tubuh mereka berduaa.

"OI BANGUN, TIDUR KE SIMULASI MATI? AYAH DATANG"

Caranya berhasil, Jaemin dan Haechan langsung terduduk dan menoleh sana sini, namun hanya Renjun yang mereka lihat.

"Aku cekik kau, tapi tunggu nyawa aku kumpul dulu" ujar Haechan kembali merebahkan tubuhnya, diikuti Jaemin.

"Lah?"

Petang hari telah tiba.

Renjun membuka pintu dan menampakkan sang ayah yang berada di depannya. Ia sedikit tersenyum dan di balas senyuman tipis oleh Renjun.

Ia tidak tau saja di belakang Renjun sudah ada manusia manusia julid yang menatap ke arahnya dengan tatapan sinis.

"Korang dah besar ya" ucap sang ayah.

"Iyalah besar, takkan nak kecil je. Ingat orang kerdil ke apa" sahut Haechan dari belakang Renjun diangguki Jaemin.

Renjun yang mendengar itu hanya tersenyum canggung, dan menatap Haechan dengan tatapan tajamnya, sebelum ia kembali menoleh kepada sang ayah yang tergelak.

"Ye lah jom gerak" ucap ayah membuat mereka beranjak dan mengambil barang bawaan mereka lalu menyusul ayah yang sudah turun ke bawah.

Continue Reading

You'll Also Like

801K 57.5K 47
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
808K 84.4K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
39.8K 2.6K 11
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
218K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...