About Us 1 (2Hwang)

By historiachoi_14

5.8K 358 181

Especially for you, penumpang kapal Hwang Yeji & Hwang Hyunjin 😉 - kumpulan cerita 2hwang - More

Midnight Date
Jealous
Best Of Me 🔞
Tears of First Love (1)
Tears of First Love (2)
Tears of First Love (Yeonjun)
Ice Cream
Anamnesis/Pasangan Takdir (Mystery)
Winter Magic (Bitter Chocolate)
A Moment
Future Is Ours (1)
Future Is Ours (2/end)
Destiny (1)
Destiny (2/end)
YOU SAID OUR THIRD PERSON? YOU SURE?! (1)
YOU SAID OUR THIRD PERSON? YOU SURE?! (2/end)
In My Eyes
Move On (My Lucy)
Move On (My Lucy) - end
YEARNING SUMMER (1)
-
Remedy
AT LAST TRAIN STATION
Runaway
The One I Love (1-2)
The One I Love (2-2)
After Party 🔞
No Skin Contact (Special Collab)
Go Away

YEARNING SUMMER (2)

92 10 1
By historiachoi_14

Hari itu keempat sahabat ini menghabiskan waktu dengan bercengkrama setelah mengerjakan tugas musim panas mereka. Banyak pengalaman yang mereka ceritakan ketika mereka tidak bersama seperti ketika Karina yang kaya raya itu diajak kabur seharian ke Jepang bersama Rose kakaknya tanpa persiapan apa pun dan terpaksa mandi di pemandian umum. Atau ketika Jeno leader mereka yang konyol ini menceritakan bagaimana dia menjahili Karina dan beberapa anak perempuan di kelas mereka dengan serangan kodok. Hyunjin sendiri menceritakan pengalamannya ketika ikut Lino sepupunya ke pantai timur. Mereka berbagi cerita dari yang lucu hingga yang serius, sampai larut malam dan Karina memutuskan untuk tidur duluan. Tinggallah Yeji, Jeno dan Hyunjin yang bercerita tentang pengalaman masa kecil mereka dan kemungkinan rencana masa depan mereka yang akan dilakukan berempat. Jeno bertahan sampai pukul 12 malam hingga akhirnya dia tertidur di antara mereka, tepat di depan tv dan Hyunjin memutuskan untuk tidur dan mengangkat Jeno ke kamar.

Yeji kembali ke kamar dimana dia dan Karina tiduri. Karina sudah tidur dengan roll rambut dimana-mana yang membuat Yeji heran bagaimana bisa dia tidak merasa risih tidur dengan roll rambut yang keras? Atau Yeji yang heran melihat selimut polkadot dengan renda-renda berwarna merah masih tersimpan di kamar itu dan menyelimuti tubuh Karina yang kecil. Selimut itu sudah sejak mereka berusia 9 tahun dan sengaja ditinggalkan disini karena mereka sering bermain sampai malam di rumah ini. Yeji menggelengkan kepalanya dan rebahan disamping Karina, mencoba menutup matanya tapi tidak bisa. Akhirnya Yeji hanya bisa menatap langit-langit kamar selama satu jam sebelum memutuskan untuk keluar dan menatap bintang.

"Kau belum tidur Hyunjin?"Yeji menemukan sosok Hyunjin sedang duduk diteras samping rumah. Hyunjin cukup kaget dengan kedatangan Yeji dan sedikit menggeser posisi duduknya.

"Belum. Kenapa kau belum tidur?"tanya Hyunjin sambil menatap bintang.

"Aku ingin curhat denganmu,"jawab Yeji juga menatap bintang.

"Curhat apa? Cerita saja,"jawab Hyunjin.

"Aku...apa aku putus saja dengan Yeonjun oppa?"tanya Yeji. Hyunjin berhenti menatap bintang dan melirik gadis disebelahnya. Yeji tersenyum penuh luka. Hyunjin mulai berpikir macam-macam, takut Yeji disakiti oleh Yeonjun.

"Kenapa?"tanya Hyunjin.

"Karena aku lelah,"jawab Yeji, suaranya lebih meredam.

"Aku capek berusaha menyukai seseorang yang ternyata mustahil aku sukai,"lirih Yeji. Sekarang dia membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Hyunjin yang mulai tertarik dengan percakapan ini menatap Yeji dengan focus mendengarkannya.

"Kupikir kau menyukai Yeonjun sunbaenim,"ucap Hyunjin. Yeji menggeleng.

"Aku ingin tau bagaimana rasanya punya pacar. Aku ingin tau bagaimana rasanya menyukai seseorang,"ucap Yeji, mengangkat wajahnya dan menatap Hyunjin. Hyunjin tertegun mendengarnya dan merasa sedikit jauh lebih lega karena ternyata Yeji belum menyukai siapa-siapa.

"Tapi ternyata aku tidak bisa menyukai orang lain selain kalian bertiga,"Yeji kali ini tersenyum sendu pada Hyunjin. Hyunjin benar-benar memasang telinganya dengan focus kali ini.

"Yeji, suka terhadap teman yang kita sukai beda dengan suka terhadap orang yang kita anggap sebagai lawan jenis kita,"ucap Hyunjin jujur. Dia mengutarakan apa yang dia rasakan.

"Entahlah. Selama ini tidak ada yang lebih kusukai dibanding bersama kalian. Terutama...,"

"Terutama?"tanya Hyunjin penasaran.

"Terutama bersamamu...,"Yeji sedikit berbisik namun Hyunjin sempat mendengarnya walau dengan susah payah memasang telinganya untuk mendengar semua ucapan Yeji.

"Kau paling suka saat bersamaku?"tanya Hyunjin menatap Yeji dengan lembut. Yeji mengangguk.

"Apa itu artinya kau paling menyukaiku dibanding Karina dan Jeno?"tanya Hyunjin. Yeji mengangguk lagi.

"Aku tidak tau. Rasanya kalau denganmu lebih berbeda,"jawab Yeji polos.

"Aku sangat menyukai Hyunjin. Paling menyukai saat bersama Hyunjin,"ucapnya lagi. Hyunjin langsung menarik Yeji ke pelukannya. Yeji tertegun saat Hyunjin tiba-tiba melakukan itu.

"Aku juga paling menyukai Yeji. Sejak dulu Yeji adalah hal yang paling aku sukai. Dan itu berbeda dengan kesukaanku pada yang lainnya,"ucap Hyunjin tidak bisa menahan rasa bahagianya. Hyunjin tersenyum sangat bahagia.

"Aku juga merasa seperti itu. Terimakasih Hyunjin, sudah paling menyukaiku,"jawab Yeji polos. Nampaknya Yeji masih belum sadar bahwa yang dia rasakan adalah cinta.

"Putuskan saja Yeonjun sunbaenim. Kau harus terus bersama orang yang paling kau sukai,"ucap Hyunjin lagi. Yeji lalu mengangguk mantap. Hyunjin sangat bahagia dan masih memeluk Yeji dengan erat. Malam itu dirasakannya malam yang paling indah selama 10 tahun menjalani persahabatan ini. Bintang-bintang yang berkedip di angkasa, bunyi jangkrik yang melatari suasana hati Hyunjin yang sedang berbahagia, dan kesunyian malam musim panas itu adalah hari yang tidak akan dilupakan Hyunjin.

Suka. Ternyata tidak begitu rumit satu kata itu jika saja semuanya jelas dan lancar.

***

Pelajaran olahraga hari itu adalah mengambil nilai lari mengelilingi lapangan sebanyak-banyaknya. Yeji bukanlah tipe gadis yang kuat berlari namun suasana hatinya sedang baik karena setelah putus dari Yeonjun, pemuda itu tetap bersikap baik seperti biasa padanya. Apalagi akhir-akhir ini Yeji sangat bahagia karena sikap Hyunjin yang dinilainya berubah menjadi lebih lembut dan perhatian. Yeji heran dengan apa yang membuat Hyunjin seperti itu tapi yang jelas dia senang dengan perubahan sikap Hyunjin dan dia senang bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan sahabatnya terutama Hyunjin.

"Kau memikirkan apa Yeji? Kau kelelahan?"Hyunjin berhenti setelah berhasil mengejar Yeji yang sekarang menekuk lututnya dan mengatur nafasnya cukup lama. Dia jelas sedang memikirkan sesuatu karena sejak tadi Hyunjin memperhatikannya sambil berlari.

"Hyunjin,"Yeji berdiri tegap dan tersenyum pada Hyunjin, membuat pria itu deg-degan melihat senyum manis Yeji. Beberapa anak cowok menyuiti Hyunjin dan menggodanya karena Yeji adalah primadona di kelas mereka. Ah tidak hanya di kelas, tapi di seluruh sekolah. Terlebih anak-anak cowok itu setiap pelajaran olahraga paling hobi membicarakan betapa excited mereka ingin melihat wajah segar Yeji yang hanya dibaluti kaos tipis dan celana ketat yang pendek bagaikan bunga di musim semi yang menyegarkan, membuat Hyunjin terkadang ingin menonjok wajah mereka satu persatu namun dia sadar bahwa dia tidak berhak melakukannya.

"Kau kelelahan? Kita istirahat dulu yuk,"Hyunjin menarik tangan Yeji namun gadis itu menahannya. Yeji tersenyum lagi kali ini karena tidak biasanya Hyunjin begitu. Biasanya Hyunjin akan tetap berlari dan menyuruh Yeji istirahat saja di pinggir lapangan.

"Aku masih sanggup,"Yeji langsung berlari meninggalkan Hyunjin yang terpesona melihat gadis yang dikuncir sehingga tengkuknya yang indah terlihat jelas itu berlari meninggalkannya. Sambil mengulum senyum bahagia Hyunjin lalu mengejar Yeji.

Di lain tempat, tidak jauh dari lapangan.

"Jeno, kau lihat itu,"Karina menarik lengan Jeno yang sedang berjalan bersama beberapa teman laki-lakinya saat mereka menuju lab biologi. Jeno menatap pada arah yang ditunjuk Karina, lapangan.

"Sepertinya sejak Yeji putus dengan Yeonjun sunbae, Hyunjin mulai gencar mendekatinya,"ucap Jeno.

"Bukan hanya itu, Yeji juga kelihatan beda. Dia...aku tidak pernah lihat dia sesenang itu,"ucap Karina.

"Apa aku yang tidak peka uh?"Karina mengingat-ingat kapan terakhir kalinya dia melihat Yeji sangat senang. Saat ditembak Yeonjun? Ah, Yeji hanya tersipu-sipu sambil senyam-senyum. Saat berhasil menangkap ikan di festival musim panas kemarin? Tidak secerah kali ini. Saat dulu berhasil menangkap ikan di sungai? Itu sama saja saat di festival. Karina benar-benar heran kenapa Yeji bisa sebahagia sekarang.

"Apa Yeji juga menyukai Hyunjin?"tanya Karina.

"Tidak tau. Lebih baik aku mengurusi kodok yang akan kita belah nanti. Yah Karina, kau mau bagian apanya? Hati? Jantung? Kuberikan,"goda Jeno. Plak!! Sebuah buku yang dipegang Karina mendarat mulus diatas kepala Jeno membuat pria berkulit gelap itu meringis.

"Sakit,"gerutu Jeno.

"Urus dulu hasratmu yang kelewat tinggi untuk mengetahui pakaian dalam jenis apa yang dipakai gadis-gadis di sekolah,"Karina bicara ketus lalu meninggalkan Jeno yang mengusap-usap kepalanya.

Kembali pada Hyunjin dan Yeji. Hyunjin mungkin tidak bisa berhenti melirik Yeji yang berkali-kali menegak air mineralnya sehingga terkadang aliran air tersebut lolos melewati leher jenjang Yeji yang diekstensikan. Gadis itu sangat cantik. Kulit putihnya menyejukkan dan wajah baby-nya membuat gemas. Tubuhnya yang tinggi dan langsing membuat semua pria pasti ingin memeluknya. Hyunjin tidak pernah percaya selama bertahun-tahun bersama Yeji, gadis itu sudah tumbuh menjadi seorang perempuan yang sangat cantik.

Sementara itu Yeji juga terkadang melirik Hyunjin. Tubuh yang tumbuh besar dan tinggi, lihatlah lekukan urat yang menonjol kuat di bagian lehernya. Punggung yang tidak terasa makin melebar sehingga otomatis dadanya pun lebih bidang. Tulang rahang yang tegas yang membuatnya sangat manly. Tidak sedikit gadis yang terjatuh pada Hyunjin. Ah salah, sangat banyak yang menjadi pemuja Hyunjin di sekolah itu. Yeji mulai merasakan darahnya berdesir kencang saat mengingat betapa tubuh yang kekar itu pernah memeluknya erat suatu malam beberapa hari yang lalu. Begitu nyaman. Ah tunggu, jangan dengan santainya mengingat kejadian itu. Saat ini ada banyak pasang mata yang menatap tajam pada Yeji dan Hyunjin. Membuat Yeji beranjak dari tempat ia duduk.

"Kau mau lanjut?"tanya Hyunjin melihat Yeji berdiri. Yeji menatap sepatu nike running berwarna kuning miliknya. Dia sudah lelah namun entah kenapa dia ingin berlari.

"Ayo kalau begitu,"Hyunjin menarik tangan Yeji untuk kembali ke jogging track. Yeji ingin melepaskan genggaman Hyunjin karena tidak enak dengan siswi-siswi yang menatapnya namun Yeji lebih tidak enak jika mengecewakan Hyunjin.

"Hyunjin, aku bisa sendiri,"akhirnya Yeji perlahan melepaskan tangan Hyunjin dan berlari menjauhi Hyunjin yang jelas-jelas bisa dengan cepat mengejarnya namun Hyunjin hanya menatap nanar gadis itu.

***

Sore hari di halte bus ketika hujan turun rintik-rintik adalah waktu yang secara tidak sengaja dipilih Hyunjin untuk menyatakan perasaannya selama ini. Hyunjin sudah tidak sanggup menahan perasaannya, dia ingin Yeji tau. Dia ingin gadis cantik itu tau bahwa Hwang Hyunjin ini menyukainya sejak dulu, tidak pernah melirik gadis lain bahkan ketika kata orang-orang anak baru di kelas sebelah yang bernama Ryujin sangat cantik. Dia semakin takut karena kabarnya Soobin, kapten tim basket yang selalu jadi hot trending topic di sekolah naksir berat dengan sahabatnya itu. Selain itu menurutnya pendekatan dia selama satu bulan ini berjalan lancar, Yeji hampir setiap waktu bersamanya baik ketika sekolah maupun di hari libur. Pokoknya, banyak alasan lain yang membuat Hyunjin membulatkan tekad untuk mengesampingkan rasa gugupnya demi menjadikan Yeji pacar resminya.

Hyunjin masih berdiri ditempatnya, tidak jauh dari sosok Yeji yang sedang berteduh dibawah halte bus. Rambutnya yang panjang dan biasanya dikuncir kali ini tergerai indah, hitam mengkilap dan Hyunjin tau pasti betapa lembut rambut itu ketika dibelai. Wajahnya yang cantik menatap langit, sedang mengagumi hujan yang turun rintik-rintik karena Hyunjin sangat mengenal Yeji, gadis itu sangat menyukai hujan. Sebuah senyum tersungging dibibir Hyunjin, mungkin ini memang waktu yang tepat.

Yeji tidak berkedip dan memandang Hyunjin dengan matanya yang seolah menggoda, menggoda pria itu untuk mengecup lembut pipinya yang mulus. Hyunjin menghampiri Yeji tepat di depan halte bus, dibawah payung birunya, menatap Yeji tanpa menunjukkan ekspresi yang bisa ditebak oleh gadis bermata indah itu.

"Hyunjin, kau belum pulang?"Yeji tersenyum lebar dan melangkah ke depan mendekati Hyunjin, tapi Hyunjin tidak berada tepat di bawah atap halte bus. Hyunjin berdiri dibawah payungnya yang dihujami rintik-rintik hujan, membuat Yeji hanya bisa berdiri di pinggir halte bus, menunggu Hyunjin mengajaknya pulang dengan payung tersebut.

"Yeji,"ucap Hyunjin dengan suara yang lembut.

"Eung?"tanya Yeji pelan, menatap Hyunjin yang tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dari wajah cantik Yeji.

"Apa menurutmu, sahabat bisa berubah menjadi lebih special dibanding status sebagai seorang sahabat?"tanya Hyunjin pelan. Yeji memiringkan kepalanya, tidak mengerti maksud Hyunjin.

"Maksudmu, sahabat paling special seperti itu?"tanya Yeji dengan polosnya. Hyunjin menggeleng dan tersenyum kecil.

"Bukan Yeji. Misalnya jika aku memintamu menjadi pacarku, apa itu memungkinkan?"tanya Hyunjin, membulatkan tekadnya agar tidak mundur. Yeji terdiam setelah mendengar ucapan Hyunjin, tubuhnya tidak bisa digerakkan, tenggorokannya terasa kering sehingga dia menelan ludahnya sendiri dan jantungnya berdebar dua kali lipat lebih cepat dibanding biasanya.

"Hyunjin?"

"Aku menyukai sahabatku. Menyukainya sejak dulu. Seperti yang kau katakan, awalnya aku hanya paling suka berada didekatnya dibanding siapa pun. Lalu aku sadar, itu adalah perasaan yang lebih special dibanding yang aku kira. Aku sangat menyukainya. Hwang Hyunjin menyukai Hwang Yeji,"

Yeji bisa melihat kilauan yang hangat terpancar dari mata Hyunjin yang menatapnya dengan lembut. Jika tadi jantungnya berdebar sangat cepat, mungkin sekarang Yeji merasa jantungnya nyaris berhenti. Dunianya seakan sedang berhenti dan hanya ada dirinya dan Hyunjin saat ini. Lalu apa yang selama ini Yeji rasakan? Apa rasa sukanya dengan Hyunjin sama seperti yang Hyunjin maksudkan?

Hyunjin tidak bisa mempercayai apa yang terjadi setelah pengakuan cintanya. Ketika dia merasakan sebuah beban yang tiba-tiba menimpa tubuhnya dari depan, membawanya ke pelukan erat yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, kenyataan mulai menyadarkannya. Yeji tidak bisa berkata apa-apa dan hanya memeluk Hyunjin, turun dari halte bus dan memeluk Hyunjin hingga payung yang dipegangnya terlepas. Sekarang mereka basah kuyup namun keduanya tersenyum bahagia.

"Hyunjin, Hyunjin...,"

"Ya?"tanya Hyunjin, masih tersenyum lebar.

"Aku merasa jauh lebih bahagia dibanding Yeonjun Oppa menyatakan perasaannya. Kurasa, perasaan sukaku kepadamu sangat besar. Hwang Yeji juga menyukai Hwang Hyunjin,"ungkap Yeji sambil tersenyum bahagia, mungkin Yeji berpikir dirinya terlihat konyol tersenyum seperti orang idiot saking bahagianya dan sangat bersyukur Hyunjin tidak melihatnya karena mereka berpelukan.

"Kalau begitu, mulai sekarang kau adalah milikku Hwang Yeji,"bisik Hyunjin dengan lembut ditelinga Yeji. Hyunjin bisa merasakan Yeji mengangguk mantap dan itu membuatnya memeluk tubuh Yeji lebih erat lagi. Bahagia. Bahagia sekali rasanya menjadi Hyunjin. Perasaan yang selama bertahun-tahun dipendamnya akhirnya bersambut juga dan mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Dan bagian terbaik dari cerita ini adalah Hyunjin jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri, hal yang sangat menyenangkan karena mereka hanya cukup menjadi diri mereka apa adanya. Ini hari terbaik dalam hidup Hyunjin, walau pun mereka basah kuyup tapi sore ini terasa sangat indah dan mereka hanya cukup berpelukan untuk merasakan bahwa perasaan mereka saling bersambut.

Tanpa mereka ketahui, dari balik pagar tanaman, Karina sibuk mencubit lengan Jeno dengan gemas sehingga pria itu hampir menangis kesakitan tapi tidak bisa berteriak.

"Jeno-ya, akhirnya cowok tampan dan cewek cantik favoritku jadian juga. Aku ngeship mereka!"bisik Karina tanpa melepaskan pandangannya dari Hyunjin dan Yeji.

"Bodo amat Yu, yang jelas aku ngeship Jeno dan isi rokmu,"

PLAK!!!

Dan Jeno si leader mesum, konyol dan usil yang malang pun pingsan dipukul oleh tas Chanel seberat 2 kilo ke kepala Jeno.

Continue Reading

You'll Also Like

65.1K 1.1K 18
A mixture of one-shots all based around a party in the hidden leaf. There are text one-shots, spin the bottle one-shots, 7 minutes in heaven and a co...
1.1M 49.1K 95
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
309K 6.8K 35
"That better not be a sticky fingers poster." "And if it is ." "I think I'm the luckiest bloke at Hartley." Heartbreak High season 1-2 Spider x oc
6.1K 268 5
🔞 Kejadian tidak sengaja yang menorehkan luka - sempat di post di Blog juga ^_^